Anda di halaman 1dari 71

MODUL 07

DRAINASE SISTEM POLDER


DRAINASE SISTEM
POLDER
• Sistem polder adalah suatu sistem yang
secara hidrologis terpisah dari
sekelilingnya baik secara alamiah maupun
buatan yang dilengkapi dengan tanggul,
sistem drainase internal, pompa dan/atau
waduk, serta pintu air;
DIMANA SISTEM POLDER
DITERAPKAN?

• Daerah rendah;
• Daerah yang terpengaruh pasang surut (rob);
PASANG SURUT
Pasang surut adalah gerakan naik-turunnya muka air laut,
dimana amplitudo dan fasenya berhubungan langsung terhadap
gaya geofisika yang periodik, yakni gaya yang ditimbulkan oleh
gerak reguler benda-benda angkasa, terutama bulan-bumi dan
matahari.
Orbit bumi
(e = 1/60) 365,24 hari

Bumi
APHELION
Matahari APOGEE (bumi terjauh
(bulan terjauh dengan matahari)
dengan bumi)
PERIHELION 2APOGEE
Bulan
(bumi terdekat dengan
matahari)

Orbit bulan
PERIGEE (e = 1/18)
(bulan terdekat
dengan bumi)
SPRING TIDE DAN NEAP TIDE
Pasang surut matahari Matahari

Pasang surut bulan


Bulan Purnama
Bulan Baru/mati

Bmi

Bulan ¼ pertama
Pasang surut bulan Matahari
Pasang surut matahari

Bmi
Bulan baru/mati

Bulan ¼ terakhir
TIPE PASANG SURUT
Tipe pasang surut dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bentuk dasar berdasarkan
pada nilai Formzahl, F yang diperoleh dari persamaan :
+ O1
F = K1
F = nilai Formzahl
M2 + S2
K1 dan O1 = konstanta pasang surut harian utama
M2 dan S2 = konstanta pasang surut ganda utama

1. Pasang surut ganda (semi diurnal tides) : F < 0,25


2. Pasang surut campuran : 0,25 < F < 3,00
• pasang surut campuran dominan ganda (mixed-dominant semi
diurnal) untuk 0,25 < F < 0,50; dan
• pasang surut campuran dominan tunggal (mixed-dominant diurnal)
untuk 0,50 < F < 3,00.
3. Pasang surut diurnal : F > 3,00
TIDAL CONSTITUENTS UTAMA
No Periode Perbanding
Nama Constituents Simbol
. (jam matahari) an (relatif)
1 Tengah harian (semi-diurnal)
• Prinsipal Lunar M2 12,42 100,0
• Pinsipal Solar S2 12,00 46,6
• Lunar Monthly N2 12,66 19,2
• Soli-lunar declinational K2 11,97 12,7
2 Harian (diurnal)
• Soli-lunar Diurnal K1 23,93 58,4
• Principal Lunar Diurnal O1 25,82 41,5
• Principal Solar Diurnal P1 24,07 19,4
• Larger lunar elliptic Q1 26,90 8,0
Periode panjang (long
3
period)
• Lunar fortnightly M1 327,66 17,2
• Lunar monthly Mm 6610,30 9,1
• Solar semi-annual Ssa 2.191,0 8,0
TIPE PASANG SURUT
TIPE PASANG SURUT
Elevasi, cm (MSL + 120 cm) Elevasi, cm (MSL+120 cm)

0
250
300

100
150
200

50
50

0
100
150
200
300

250
01/04/11
01/04/2011
01/04/11
02/04/11 02/04/2011
03/04/11 03/04/2011
04/04/11 04/04/2011
05/04/11 05/04/2011
06/04/11 06/04/2011
06/04/11
07/04/2011
07/04/11
08/04/11 08/04/2011
09/04/11 09/04/2011
10/04/11 10/04/2011
11/04/11 11/04/2011

Pantoloan
11/04/11
12/04/2011
TELUK PALU

12/04/11
13/04/11 13/04/2011
14/04/11 14/04/2011
Donggala

15/04/11 15/04/2011
16/04/11 16/04/2011
16/04/11

Sumber: Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI Angakatan Laut Republik Indonesia, 2011
17/04/2011
17/04/11
CONTOH PASANG SURUT DI

18/04/2011
18/04/11
PASANG SURUT BULAN APRIL 2011

19/04/11 19/04/2011
PASANG SURUT BULAN APRIL 2011

20/04/11 20/04/2011
21/04/11 21/04/2011
21/04/11 22/04/2011
22/04/11
23/04/2011
23/04/11
24/04/11 24/04/2011
25/04/11 25/04/2011
26/04/11 26/04/2011
26/04/11 27/04/2011
27/04/11 28/04/2011
28/04/11
29/04/2011
29/04/11
30/04/11 30/04/2011
01/05/2011
BEBERAPA DEFINISI ELEVASI MUKA
AIR LAUT
MHHWL : Mean Highest High Water Level, tinggi rata-rata
dari air tinggi yang terjadi pada pasang surut
purnama atau bulan mati (spring tides).
MLLWL : Mean Lowest Low Water Level, tinggi rata-rata
dari air rendah yang terjadi pada pasang surut
pasang surut purnama atau bulan mati (spring
tides).
MHWL : Mean High Water Level, tinggi rata-rata dari air
tinggi selama periode 18,6 tahun.
MLWL : Mean Low Water Level, tinggi air rata-rata dari
air rendah selama 18,6 tahun.
MSL : Mean Sea Level, tinggi rata-rata dari muka air
laut pada setiap tahap pasang surut selama
periode 18,6 tahun, biasanya ditentukan dari
pembacaan jam-jaman.
BEBERAPA DEFINISI ELEVASI
MUKA AIR LAUT (lanjutan)

HWL : High Water Level (High Tide), elevasi


maksimum yang dicapai oleh tiap air pasang.
HHWL : Highest High Water Level, air tertinggi pada
saat pasang surut purnama atau bulan mati
(spring tides).
LWL : Low Water Level (Low Tide), elevasi
minimum yang dicapai oleh tiap air surut.
LLWL : Lowest Low Water Level, air terendah pada
saat pasang surut bulan purnama atau bulan
mati (spring tides).
BEBERAPA DEFINISI ELEVASI
MUKA AIR LAUT (lanjutan)

Macam permukaan air laut yang digunakan sebagai titik referensi


PENGAMATAN/PENGUKURAN
PASANG SURUT
Tujuan Pengamatan/pengukuran pasang surut:

1. Menentukan elevasi muka air laut (MHWL, MLWL, MSL)


2. Memberikan data untuk peramalan pasang surut dan arus
serta mempublikasikannya dalam tabel tahunan untuk
pasang surut dan arus
3. Menyelidiki perubahan kedudukan air laut dan gerakan
kerak bumi
4. Menyediakan informasi yang menyangkut keadaan pasang
surut untuk proyek teknik.
5. Memberikan data yang tepat utnuk studi muara sungai
PENGAMATAN/PENGUKURAN
PASANG SURUT (lanjutan)

Pengamatan minimal dilakukan 15 hari, mencakup satu


siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama (spring
tide) dan pasang perbani

Pengamatan dapat dilakukan secara manual dengan tide


staff, atau pengamatan otomatis dengan automatic water
level recorder (AWLR) baik floating gauge, atau pressure
tide gauge

Pengamatan secara manual dilakukan dengan interval satu


jam selama 24 jam/hari
PENGAMATAN/PENGUKURAN
PASANG SURUT (lanjutan)
Penempatan tide staff yang baik:

1. Terletak di daerah terbuka, tetapi terlindung dari hempasan gelombang.


2. Kecepatan arus tidak melebihi 0,25 m/detik.
3. Proses pendangkalan di dekat lokasi harus dihindari.
4. Tidak terletak di daerah akresi maupun erosi.
5. Pada sisi dermaga yang tidak dilewati kapal.
6. Kedalaman air di lokasi harus menjangkau LLWL.
7. Diikatkan ke titik tetap yang sudah ada yang mempunyai ketinggian MSL.
8. Tidak dipengaruhi aliran sungai yang dapat merubah densitas air pada
siklus pasang surut.
9. Tidak terletak di muara sungai.
10. Lokasi tidak dipengaruhi oleh pantulan gelombang oleh adanya struktur
bangunan pantai.
PENGAMATAN/PENGUKURAN
PASANG SURUT (lanjutan)

Alat Ukur Pasang Surut

Muka air tinggi tertinggi (HHWL)

Rambu pasut
Dinding
dermaga

Muka air rendah terendah (LLWL)

Palem Pasut yang Digunakan untuk Mencatat Data Pasang Surut


PENGAMATAN/PENGUKURAN
PASANG SURUT (lanjutan)

Data Pengamatan Pasang Surut


palem otomatis
STASIUN : SEMARANG
PEMILIK : PERUMPEL III Cab. Tanjung Emas SMG BULAN : Desember 1991
WAKTU : GMT + 7 JAM LINTANG : 06-56-30 S BUJUR : 110-25-20 E

Tgl 0000 0100 0200 0300 0400 0500 0600 0700 0800 0900 1000 1100 1200

1 106 116 131 137 140 140 129 115 100 78 62 50 50

2 108 115 117 129 130 130 125 113 105 90 77 66 58

3 107 110 113 113 116 116 116 108 97 89 76 66 60

4 102 100 100 102 105 108 109 108 102 93 88 79 71

5 110 105 100 94 92 94 92 92 90 86 88 86 76

6 124 116 108 100 94 87 87 87 87 86 88 87 80

7 129 126 119 110 99 92 84 77 76 74 72 71 70

8 131 130 129 122 109 94 85 84 81 78 83 83 84

9 117 111 105 100 94 88 83 77 74 78 79 86 88

10 126 122 116 110 102 89 82 74 66 64 64 68 76

11 133 137 136 134 129 120 107 90 73 74 72 69 68


JENIS PASANG SURUT
PETA PASUT DI INDONESIA

Peta pasang surut di Perairan Indonesia (Thabet, 1980)


PEMANFAATAN PASANG SURUT
DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

• Dalam perencanaan bangunan pantai, elevasi muka air laut rencana


merupakan parameter sangat penting.
• Elevasi muka air laut rencana diperoleh dari penjumlahan beberapa
parameter, yaitu pasang surut, tsunami, wave setup, wind setup, dan
perubahan muka air akibat pemansan global

Muka air rencana

pemanasan global Muka air rencana

wave set up
pemanasan global

wind set up
wave set up

tsunami wind set up

MHWL atau HHWL up global MHWL atau HHWL up global

(a) (b)
PENANGANAN BANJIR/GENANGAN
AKIBAT PASANG AIR LAUT
Permasalahan
Pasang air laut banjir

LAUT

Air sungai
melimpah

Pemukiman
kebanjiran

pemecahan

Pembuatan Area sawah


pintu air Pembuatan PEMBUATAN BENDUNG
& pompa air Tanggul sungai GERAK

Pembuatan tanggul ditepi sungai PINTU TANGGUL DAPAT


IRIGASI PINTU AIR sampai dengan pengeruh pasang AIR SEBAGAI PEMECAH
maksimal OMBAK DAN
MENGATASI ABRASI

Pemecahan melalui cara


SUMUR PENYEDOTAN FORMAL
PINTU ARTETIS AIR TANAH
PINTU AIR AIR AGAR DIBATASI TANGGUL
dilengkapi DILENGKAPI
pompa air DENGAN
POMPA AIR

Pengaturan
Air tanah AIR LAUT MASUK PENGHIJAUAN
Pemecahan melalui cara
KEDARATAN BAKAU
FORMAL
Pemecahan melalui cara AGAR DICEGAH
FORMAL
SISTEM DRAINASE DAERAH
RENDAH
Drainase dari daerah yang rendah bisa dilakukan dengan salah
satu atau lebih cara-cara berikut:
1) Pembangunan tanggul pasang di sekeliling daerah rendah
tersebut.
2) Pembangunan tanggul sepanjang sungai dan saluran
drainase yang melewati daerah rendah tersebut.
3) Pembangunan polder (atau kompartemen)
4) Penggunaan pintu pengendali di keluaran dari kompartemen
untuk mencegah aliran balik pada saat pasang naik dan/atau
saat luah air tinggi. Pintu pengendali bisa otomatis atau yang
dioperasikan secara manual, yakni pintu geser.
5) Penggunaan peralatan pompa.
6) Penyediaan suatu cekungan penahan air hujan sementara.
PINTU PENGATUR BANJIR

Pintu air sorong Pintu air klep otomatis

dapat digunakan pada wilayah yang terpengaruh pasang surut, namun


wilayahnya tidak selalu berada di bawah muka air laut, atau pada outlet
drainase yang masuk ke sungai utama dimana pada saat banjir air sungai
lebih tinggi dari wilayah yang di drain.
PINTU PENGATUR BANJIR

Pintu Air Mekanik


POMPA ARCHEMEDIAN
SCREW
POMPA CENTRIFUGAL

Untuk Hulu tinggi dan aliran sedang


POMPA AXIAL

Untuk Hulu rendah dan aliran besar


MIXED FLOW CENTRIFUGAL

Untuk Hulu sedang dan aliran sedang


PEMILIHAN JENIS POMPA
KURVA RATING POMPA
KURVA KINERJA POMPA
SENTRIFUGAL
SISTEM POLDER
Polder didefinisikan sebagai suatu kawasan atau lahan reklamasi,
dengan kondisi awal mempunyai muka air tanah tinggi, yang
diisolasi secara hidrologis dari daerah di sekitarnya dan kondisi
muka air (air permukaan dan air tanah) dapat dikendalikan.
Kondisi lahannya sendiri dibiarkan pada elevasi asalnya atau
sedikit ditinggikan
Timbunan tanah
Muka air tetap Muka tanah asli

(a) Sistem Timbunan

Tanggul keliling
awal Muka air awal
Muka air diturunkan oleh
sistem polder

(b) Sistem Polder


SISTEM POLDER

Polder mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


1) Polder adalah daerah yang dibatasi dengan baik, dimana air yang berasal
dari luar kawasan tidak boleh masuk, hanya air hujan (dan kadang-
kadang air rembesan) pada kawasan itu sendiri yang dikumpulkan.
2) Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah
tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali
pada pembuangannya (dengan penguras atau pompa) untuk
mengendalikan aliran ke luar.
3) Muka air di dalam polder (air permukaan maupun air bawah permukaan)
tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai
berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim, dan tanaman
ILUSTRASI TENTANG SISTEM DRAINASE
POLDER

Badan Air Penerima

Stasiun
Pompa
Daerah polder
Waduk Saluran keliling
(ring-kanal)

Pintu air/
saringan sampah

Saluran drainase
sub makro/internal
Tanggul
keliling

Saluran pembuang
utama /sungai
Sungai
SISTEM POLDER

Komponen-komponen yang harus ada pada sistem


polder meliputi:
1) Tanggul keliling dan/atau pertahanan laut (sea
defense), atau konstruksi isolasi lainnya
2) Sistem drainase lapangan (field drainage system)
3) Sistem pembawa (conveyance system)
4) Kolam penampung dan stasiun pompa (outfall
system)
5) Badan air penerima (recipient waters).
Teknik Drainase Daerah Rendah

39
CONTOH POLDER TAWANG
SEMARANG
Gunung pati
Banyumanik
Mijen Selatan
Gombel/Srondol 12 km
Mijen Utara
Jatingaleh 10 km
Ngemplak
Candi Baru 8 km
Pusat kota
Simpang lima 6,3 km
Daerah 4,5 km
Pantai + 348 m
+ 270 m

Laut Jawa +136 m

+ 91 m

+0 - 0,75 m +2,45 m +3,5 m

Sangat landai Sangat curam

Penurunan tanah & rob  Kuat arus sangat besar membawa debit air dan
sedimen yang sangat banyak
 Erosi dan longsor terjadi di daerah ini
Intrusi air laut  Terjadi degradasi sedimen

 Kuat arus sangat kecil


 v air ke laut kecil
 Terjadi stagnasi air yang menjadi banjir.
 Agradasi sedimen di sungai, muara & laut menjadi dangkal
Daerah Banjir di musim hujan
(Hampir seluruh daerah Kab.
pantai) Demak
Daerah ROB
Kemiringan
i = 0.0 sampai 0.0001

Kemiringan i = 0.002

Kab. Kemiringan Pemukiman


Kendal i = 0.025-0.037

Zona + 300 m
konservasi Zona konservasi
Batas Kota Semarang

Dengan i = 0.025 – 0.037 (terjal) maka stream power


menjadi sangat besar sehingga aliran mengalir dengan
kecepatan tinggi. Kuantitas debit air dan sedimen
Kota Semarang dan Sekitarnya (SMEC et al., 1999) besar dalam tempo singkat
Rencana Induk Sistem Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang

Sistem Semarang Timur

Sistem Semarang Barat

Sistem Mangkang
Sistem Semarang Tengah
Rencana Induk Sistem Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang

1. Perbaikan sungai dan


Pengerukan sedimen.
2. Pembuatan tanggul laut. untuk
menahan air rob yang masuk
melalui daratan.
3. Pemasangan stasiun pompa
dan polder.
4. Pembuatan saluran sabuk.
5. Pembuatan tampungan di hulu
untuk menahan banjir.
6. Meningkatkan pemeliharaan
drainase dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Total Biaya Semarang Timur
Rp. 2,1 Triliun.

Sistem Semarang Timur


Rencana Induk Sistem Penanganan Banjir dan Rob Kota Semarang

1. Perbaikan sungai dan


Pengerukan sedimen.
2. Pembuatan tanggul laut. untuk
menahan air rob yang masuk
melalui daratan.
3. Pemasangan stasiun pompa dan
polder.
4. Pembuatan saluran sabuk.
5. Pembuatan tampungan di hulu
untuk menahan banjir.
6. Meningkatkan pemeliharaan
drainase dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Total Biaya Semarang Tengah
Rp. 8,6 Triliun.

Sistem Semarang Tengah


Rencana Induk Sistem Penanganan Banjir
dan Rob Kota Semarang
1. Perbaikan sungai dan
Pengerukan sedimen.
2. Pembuatan tanggul laut. untuk
menahan air rob yang masuk
melalui daratan.
3. Pemasangan stasiun pompa
dan polder.
4. Pembuatan saluran sabuk.
5. Pembuatan tampungan di hulu Sistem Semarang Barat
untuk menahan banjir.
6. Meningkatkan pemeliharaan
drainase dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Total Biaya Semarang Barat
Rp. 0,6 Triliun.
Rencana Induk Sistem Penanganan Banjir
dan Rob Kota Semarang
1. Perbaikan sungai dan
Pengerukan sedimen.
2. Pembuatan tanggul laut. untuk
menahan air rob yang masuk
melalui daratan.
3. Pemasangan stasiun pompa
dan polder.
4. Pembuatan saluran sabuk.
5. Pembuatan tampungan di hulu
untuk menahan banjir.
6. Meningkatkan pemeliharaan
drainase dengan melibatkan
peran serta masyarakat.
7. Total Biaya Semarang Barat
Rp. 1,1 Triliun.

Sistem Mangkang
Rencana Sistem Penanganan Banjir dan
Rob Wilayah DAS Banger

1. Northern dike (Pembangunan Tanggul


Arteri Utara)  Dit Jen Binamarga
2. Eastern dike (Pembangunan Tanggul
Banjir Kanal Timur)Balai Besar Pemali
Juwana
3. Dam in Kali Banger (Pembangunan
Bendungan K. Banger)
4. Pumping station
5. Retention basin (Kolam Retensi) 
Lahan milik PT. KAI
6. Excavation (Pengerukan) kali Banger
7. Sub system
Implementasi kegiatan penanganan banjir dan rob Kota Semarang memerlukan dana Rp.
12,5 triliun dengan perincian sesuai dengan prioritasnya adalah :

1. Sistem Drainase Semarang Timur Biaya Rp. 2,1 Triliun


2. Sistem Drainase Semarang Tengah Biaya Rp. 8,6 Triliun
3. Sistem Drainase Semarang Barat Biaya Rp. 0,6 Triliun
4. Sistem Drainase Semarang Tugu – Mangkang Biaya Rp. 1,1 Triliun

The total investment costs for Polder Banger are IDR 3.3 billion (USD
350,000).
KELEMBAGAAN POLDER BANGER
KOTA SEMARANG

53
BPP Banger sima
• Badan Pengelola Polder (BPP) Banger SIMA
dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota
Semarang No. 060/89/2010.
• BPP Banger SIMA bertugas mengoperasionalkan
dan memelihara seluruh prasarana Polder Banger
dan pengelolaan lingkungan hidup di sekitarnya.
• Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPP
Banger SIMA bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah dan pemangku kepentingan.
Fungsi BPP Banger SIMA

• Pengoperasian bangunan air yang meliputi


pompa, tanggul, pintu air dan kolam retensi.
• Pelaksanaan pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala dan pemeliharaan darurat terhadap
pompa.
• Pengelolaan sampah di sungai dan saluran yang
berbasis masyarakat.
• Pengembangan Kawasan Polder Banger di
bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
• Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan
penataan pengembangan Kawasan Polder Banger.
SUSUNAN ORGANISASI BPP BANGER SIMA

WALIKOTA

BADAN PENGURUS POLDER BANGER


SIMA

Kepala Pelaksana Harian

PELAKSANA Sekretariat
POLDER BANGER

Bidang Pompa Bidang Sampah dan Bidang Tanggul


Sedimen
Anggota badan PENGURUS
No KEDUDUKAN NAMA INSTANSI
1. Ketua Ir. Suseno Darsono, MSc. PhD UNDIP
2. Wakil Ketua I DR. Bendiktus Danang Setianto, SH, LLM Unika Soegojapranata
3. Wakil Ketua II Sumono Masyarakat
4. Anggota Prof. DR. Ir. S. Imam Wahyudi, DEA UNISSULA
5. Anggota Nik Sutiyani, ST, MT BAPPEDA Kota Semarang
6. Anggota Kumbino, ST Dinas PSDA dan ESDM Kota
Semarang
7. Anggota Sutanto, SH Bagian Hukum Setda Kota
Semarang
8. Anggota Dwi Ratih Santika, ST Masyarakat
9. Anggota Petrus Puji Sarwono Masyarakat
10. Anggota Slamet Riyanto, SE Masyarakat
11 Anggota Sugiyanto PT Tjokro Bersaudara
12 Anggota Jenny Kalalo Toko Oen
BADAN PENGURUS bpp banger sima

• Pengambil keputusan tertinggi dalam BPP Banger SIMA.


• Bertanggung jawab kepada Walikota.
• Bertugas membuat kebijakan umum, pengawasan dan
perencanaan organisasi.
• Berfungsi:
– Merumuskan dan menetapkan visi dan misi organisasi.
– Merumuskan dan menetapkan program kerja organsasi.
– Memilih dan menetapkan pelaksana harian.
– Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
– Memberikan laporan pertanggungjawaban satu kali dalam satu
tahun kepada Walikota.
– Menyelenggarakan rapat pengurus paling sedikit 3 (tiga) kali dalam 1
(satu) tahun.
KRONOLOGIS
PEMBANGUNAN POLDER BANGER
KOTA SEMARANG
TAHAP 1. PEMBENTUKAN
KELEMBAGAAN TH. 2001-2010
1 Juni 2001 1. SK Wlkt. No. 050.051, Tgl 10 -03-2009 ttg
MOU 4 Menteri Penetapan Wil. Banger Perwal No.060/89/2010; Tgl
* Ind : Men.LH & PU; 2. SK. Bappeda No. 050/0416, Tgl. 16 -03- 12_02-2010 Ttg. Org & Tata
Kerja BPPB “SIMA”
* Bld : Men. LH & PU 2009 Ttg. Polder Otority Sementara
ditindaklanjuti Sosialisasi, Participatory plan; Stimulus sampah
SK Wlkt No.050/111/2010; Tgl
6-04-2010 Ttg. Penetapan
SEMINAR SK WALIKOTA Keanggotaan BPPB “SIMA”
No. 050.05/A.0257/2007 Tgl. 5-
Keputusan 10-2007 ttg Tim Pelaksana PB.
1. Sistem Polder PENCANANGAN 9 April 2010
2. Kota Penunjukan Koordinator 1. Peletakan Rumah Pompa
Semarang Perwakilan HHSK 2. Pengukuhan BPPB
“SIMA”
Pembentukan Kelembagaan
3. Penandatangan MOU
18 Feb. 2003 27 Feb 2007 Pembangunan Fisik
TECH. AGREEMENT TECH. AGREEMENT
* Ind : Men.PU & SMG * Ind : Kota. SMG Pembiyaan (80M):
* Bld : Men. PU * Bld : HHSK 21-03 35 % ORIO, 32,5% 1.Tanggul Timur.
Kota, 32,5% Prov 2. Tanggul Utara
merumuskan 2009 3. Dam K.Banger
4. Stasiun Pompa
Penyusunan DED 5. Kolam Retensi
6.Sitem Sekunder
Konsep Otoritas Pemilihan Lokasi
Oleh Witteveen + 7. Pengerukan
Polder ( Kali Banger ) 2007 Bos
TAHAP 2. PENGUATAN
KELEMBAGAAN TH. 2010-2013.

Tugas & 1. Perumusan Dokumen


Indonesia
Fungsi
Facility.
Pedoman/Manual
Pengelolaan Sistem Tata Air 2. Terbentukanya
Pengurus Harian
? & kantor.
Pemeliharaan 1. Peny. Dokumen : 3. Pelatihan , Seminar
BPPBanger * Visi & Misi On the Job training
Peny. Dokumen : * AD & ART

. Pengelolaan
“SIMA” - Visi & Misi
Operasional

Samapah * SOP
BADAN - AD & ART
- SOP * Buku Manual OUTPUT
PENGURUS -Buku Manual 2. Pemilihan Pengurus
- Pemilihan Pengurus harian & Kantor
Harian 3. Capacity Building
- Capacity Building TERWUJUDNYA.
1. PERSONIL YG
HANDAL
Program
SEBRANAS 2. DOKUMEN YANG
LENGKAP
1. Th.2009. Masukan Penyempur 3. SISTEM ADM.
naan dlm Pedoman Inst. Dev 4. SISTEM
2. Th. 2010 Penyempurnaan PEMBIAYAAN
Konsep Model Intitusi Dev.
2. Th. 2012 Perumusan Manual
Polder Perkotaan .
Tahap 3. Pengoperasian Polder Banger
Th.2014 …
Pengoperasional :
1. Stasiun Pompa
2. Pintu Air

Pemeliharaan :
MEWUJUDKAN
BPPB “SIMA” : 1. Tanggul Timur. PRINSIP KERJA :
1. Kesiapan 2. Tanggul Utara VISI :
1. Transparan
Dokumen. 3. Dam K.Banger 2. Efisiensi KAKI KERING
2. Kesiapan Skill . 4. Stasiun Pompa 3. Kebersamaan UNTUK SEMUA
3. Kesiapan 5. Kolam Retensi
Anggaran. 6.Sitem Sekunder
7. Pengerukan

Pengelolaan
Sampah :
1. Stasiun Pompa
2. Kali Banger
3. Kolam Retensi
KEMAJUAN KEGIATAN POLDER BANGER
KELEMBAGAAN ( BPPB “SIMA” )

2010 2011-2013 2014


Penyiapan Sistem Kerja Penyempurnaan Sistem Kerja Pelaksanaan Kerja

1. Penyusunan Visi, AD & ART 1. Penyusunan : 1. Melaksanakan


(FINISH) a. Rencana Strategis. Keg. Kerja :
b. SOP. a. Operasional
c. Buku Pedoman b. Pemeliharaan
2. Koord. Dukungan 2. Capacity Building : c. Penyusunan
Kelembagaan KEG. a. Pelatihan. Data Base.
SEBRANAS. (BALITBANG-PU) b. On the job training d. Monev
STATUS : PEMBAHASAN c. Lokakarya/Seminar 2. Dukungan
LAP. ANTARA
Program dan
3. Pemilihan Pengurus
Kegiatan
Barian :
3. Supervisi Pembangunan Fisik Stakeholder
Rumah Pompa & Pengerukan. 4. Supervisi Pemb. Fisik
STATUS : PROSES LELANG Dam, Tanggul, Kolam
Retensi, pengerukan
saluran sekunder.
KEMAJUAN KEGIATAN POLDER BANGER
PEMBANGUNAN FISIK POLDER BANGER

2010 2011-2013 2014


1. Pembentukan Tim Pelaksana 1. Pemb. Saluran Sekunder oleh Din.
Polder Banger oleh BAPPEDA PSDA&ESDM Kota SMG.. . PENGOPERASIAN
(SK.Wlkt) SISTEM
2. Pembuatan MoD (Perjanjian 2. Pemb. Rumah Pompa oleh Din.
PSDA&ESDM Kota SMG. POLDER
kerjasama) BANGER
oleh BAPPEDA 3. Pemb. DAM oleh PU Ciptakarya
3. Pembangunan Rmh Pompa oleh
Dinas PSDA&ESDM Kota SMG 4. Pengerukan oleh Dinas
CIPKATARU Prov.Jateng .
4. Pengerukan Kali Banger oleh
Dinas CIPKATARU Prov.Jateng 5. Pemb. Tanggul utara oleh Dinas
5. Pembangunan Tanggul Timur oleh CIPTATARU Prov.Jateng.
BBWS
6. Pemb. Perbaikan Sal. oleh Dinas
6. Peyiapan Lahan Kolam Retensi CIPTATARU Prov.Jateng,
oleh PUSAIR BALIBANG-PU.
PT. KAI (TAHAP NEGOSIASI) 7. Pemb. Kolam Retensi oleh PU
Ciptakarya
7. Mekanisme bantuan ORIO
oleh BALITBANG-PU
STATUS : PENILAIAN
KELEMBAGAAN POLDER BANGER
KOTA SEMARANG

65
BPP BANGER SIMA

• Badan Pengelola Polder (BPP) Banger SIMA


dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota
Semarang No. 060/89/2010.
• BPP Banger SIMA bertugas mengoperasionalkan
dan memelihara seluruh prasarana Polder Banger
dan pengelolaan lingkungan hidup di sekitarnya.
• Di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPP
Banger SIMA bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah dan pemangku kepentingan.
FUNGSI BPP BANGER
SIMA
• Pengoperasian bangunan air yang meliputi
pompa, tanggul, pintu air dan kolam retensi.
• Pelaksanaan pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala dan pemeliharaan darurat terhadap
pompa.
• Pengelolaan sampah di sungai dan saluran yang
berbasis masyarakat.
• Pengembangan Kawasan Polder Banger di
bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.
• Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan
penataan pengembangan Kawasan Polder Banger.
SUSUNAN ORGANISASI BPP
BANGER SIMA
WALIKOTA

BADAN PENGURUS POLDER BANGER


SIMA

Kepala Pelaksana Harian

PELAKSANA Sekretariat
POLDER BANGER

Bidang Pompa Bidang Sampah dan Sedimen Bidang Tanggul


ANGGOTA BADAN PENGURUS

No KEDUDUKAN NAMA INSTANSI


1. Ketua Ir. Suseno Darsono, MSc. PhD UNDIP
2. Wakil Ketua I DR. Bendiktus Danang Setianto, SH, LLM Unika Soegojapranata
3. Wakil Ketua II Sumono Masyarakat
4. Anggota Prof. DR. Ir. S. Imam Wahyudi, DEA UNISSULA
5. Anggota Nik Sutiyani, ST, MT BAPPEDA Kota Semarang
6. Anggota Kumbino, ST Dinas PSDA dan ESDM Kota
Semarang
7. Anggota Sutanto, SH Bagian Hukum Setda Kota
Semarang
8. Anggota Dwi Ratih Santika, ST Masyarakat
9. Anggota Petrus Puji Sarwono Masyarakat
10. Anggota Slamet Riyanto, SE Masyarakat
11 Anggota Sugiyanto PT Tjokro Bersaudara
12 Anggota Jenny Kalalo Toko Oen
BADAN PENGURUS BPP BANGER
SIMA

• Pengambil keputusan tertinggi dalam BPP Banger SIMA.


• Bertanggung jawab kepada Walikota.
• Bertugas membuat kebijakan umum, pengawasan dan
perencanaan organisasi.
• Berfungsi:
– Merumuskan dan menetapkan visi dan misi organisasi.
– Merumuskan dan menetapkan program kerja organsasi.
– Memilih dan menetapkan pelaksana harian.
– Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
– Memberikan laporan pertanggungjawaban satu kali dalam satu
tahun kepada Walikota.
– Menyelenggarakan rapat pengurus paling sedikit 3 (tiga) kali dalam
1 (satu) tahun.
Sumber :
• Ir. Anggrahini Syafii, M.Sc
• Dr. Ir. Suseno Darsono, M.Sc
• Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai