Anda di halaman 1dari 14

Makalah Seminar Studi Pustaka

PERAN PEREMPUAN DALAM USAHA


PETERNAKAN
SAPI POTONG
OLEH : RAKYAT.

SUMARNI
I 111 15 009

Dibawah bimbingan :
Dr. Ir. Hj. St. Rohani, M.Si

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN

Kegiatan
Ternak Sapi
usaha produktif sub-
Potong sektor peternakan

Gender
PERMASALAHAN

Bagaimana peran
perempuan dalam usaha
peternakan sapi potong
rakyat yang ditinjau dari
aspek akses, kontrol,
pengambilan keputusan,
dan manfaat?
PEMBAHASAN

1 Usaha Sapi Potong Rakyat

Tenaga Kerja dalam Usaha


2 Sapi Sapi Potong Rakyat

Peran Perempuan dalam


3 Usaha Peternakan
Usaha Sapi Potong Rakyat

Sapi potong merupakan salah satu


ternak penghasil daging di Indonesia.
Namun produksi daging dalam negeri
belum mampu memenuhi kebutuhan
karena populasi dan tingkat
produktivitas ternak yang rendah
(Kariyasa, 2005).

Usaha peternakan sapi potong


dapat dikatakan berhasil apabila
usaha tersebut memberikan
kontribusi pendapatan dan dapat
memenuhi kebutuhan hidup
peternak sehari-hari (Abidin,
2002).
Tenaga Kerja dalam Usaha Sapi Sapi Potong
Rakyat
Pembagian tenaga kerja

merupakan salah satu cara dalam


meningkatkan pendapatan usaha bagi peternakan
dibengkulu, yang pada umumnya memiiki tenaga
kerja keluaraga relatif banyak. (Suherman, 2006).

Kebutuhan Tenaga Kerja

umumnya dipenuhi oleh tenaga kerja


keluarga yang tidak dibayar. Akan tetapi dalam
operasionalisasi usaha peternakan tidak seluruh
anggota keluarga secara otomatis menyumbangkan
waktu dan tenaganya dalam kegiatan memelihara
ternak, atau melakukan kegiatan pasca panen.
Peran Perempuan dalam Usaha Peternakan

Menurut (Ogato dkk, 2009 dalam


(Sumarni, 2014), petani perempuan
menyumbang lebih dari petani pria
dalam produksi tanaman dan
manajemen. Namun, meskipun peran
penting mereka dalam bidang
pertanian, peran petani perempuan
tidak diakui dengan baik dan dihargai
di desa tersebut. Promosi
berkelanjutan pembangunan pertanian
di desa mensyaratkan bahwa
kebutuhan baik laki - laki pedesaan
dan petani perempuan ditangani
secara komprehensif dan sistemik.
Hasil Penelitian (Sukesi dan Ferlinda, 2012),
teknik analisis gender didasarkan pada empat kriteria
metode analisis Harvard, yaitu meliputi :

1 Aspek Pengambilan
Keputusan
2 Aspek Akses

3 Aspek Kontrol 4 Aspek Manfaat


1 Aspek Pengambilan Keputusan

Jumlah PK Pada
Aspek Pengambilan
No Perempuan Persentase (%)
Keputusan
(Orang)
1 Pembelian Bibit Ternak 7 21,8

2 Pembelian Bahan 14 43,7


Pembuatan Kompos

3 Pembelian Bibit Sayuran 32 100

4 Penjualan Sayuran 32 100

5 Penjualan Ternak 24 75
6 Pemanfaatan Uang Hasil 32 100
Produk Pertanian dan
Peternakan
2 Aspek Akses

Jumlah
No Sumber Informasi Persentase (%)
(Orang)
1 Penyuluhan 30 93,75

2 Surat Kabar 2 6,25

Total 100
32
3 Aspek Kontrol

Jumlah
Keterlibatan Persentase
No Aspek Kontrol
Perempuan (%)
(Orang)
1 Membersihkan Kandang 12 37,5
2 Memandikan Ternak 8 25
3 Memberi Pakan dan Minum 19 59,3
Pada Sapi Potong
4 Mengolah Feses Menjadi 31 96,8
Kompos
5 Menanam Tanaman 32 100
(Sayuran dan Rumput)
6 Menyiram Tanaman 32 100
7 Memanen Sayuran 32 100
8 Memanen Rumput Untuk 14 43,75
Pakan Sapi Potong
4 Aspek Manfaat

Peran perempuan dari segi aspek manfaat,


memperoleh manfaat meningkatkan pendapatan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan perempuan memperoleh manfaat berupa ilmu
pengetahuan dan informasi yang lebih banyak
mengenai usaha ternak sapi potong (Bonewati,
2016).
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan


bahwa peranan perempuan dalam usaha peternakan
sapi potong rakyat memiliki kontribusi dan kinerja
yang besar dan dapat meningkatakan perekonomian,
yang dapat dilihat dari beberapa aspek meliputi aspek
pengambilan keputusan, aspek akses, aspek
kontrol,dan aspek manfaat.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai