Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 2

Ketua : Yudistira Putri Pertiwi


Sekretaris : Amina
Anggota :
Prima Fasriantissya U.B
Dwisyasqita F. Pratiwi Yusran
Murniyati Abdul Latif
Gitanurun Ibrahim
Nurul Hidayanti
Grace Inkayanti Labada
Christine B. Piuw
Dewi Itna Wati Sahuleka
Suja’i Rais Adi
Ismail Qafji Puradin
SKENARIO
 Seorang laki-laki 25 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan utama BAB encer yang dialami sejak 1 minggu
yang lalu. Frekuensi BAB 7x perhari dengan konsistensi
lebih banyak air dari ampas, disertai lendir, dan kadang
terdapat warna merah terang. BAB encer juga disertai
muntah 2x perhari. 3 hari sebelumnya sehingga tampak
lemas. Dilakukan pemeriksaan fisik dan diperoleh hasil
tekanan darah 110/60 mm/Hg, denyut nadi 72x/menit,
pernapasan 18 kali/menit, suhu 38ºC. Ditemukan pula
konjunctiva anemis.
KLARIFIKASI KATA SULIT
 Konjungtiva Anemis
Klarifikasi kata/kalimat kunci
 Laki-laki 25 tahun
 BAB encer sejak 1 minggu yang lalu
 Frekuensi BAB 7x perhari dengan konsistensi lebih banyak air
daripada ampas, disertai lendir dan kadang terdapat warna
merah terang
 BAB encer juga sertai muntah 2x perhari
 3 hari sebelumnya penderita mengalami demam tinggi
 Belum pernah berobat sebelumnya sehingga tampak lemas
 Pemeriksaan fisik : TD : 110/60 mm/Hg, NADI : 72x/menit,
Pernapasan : 18 kali/menit, Suhu : 38ºC
 Ditemukan konjungtiva anemis
Pertanyaan-pertanyaan penting
1. Jelaskan anatomi, histilogi dan fisiologi dari Gaster-Rektum ?
2. Apa defini BAB encer ?
3. Jelaskan klasifikasi BAB encer ?
4. Apa saja faktor-faktor menyebabkan BAB encer bercampur darah dan lendir ?
5. Bagaimana patomekanisme dari BAB encer ?
6. Jelaskan hubungan keluhan utama dan keluhan penyerta ?
7. Apa DD dari skenario
 Etiologi
 Epidemiologi
 Faktor resiko
 Manifestasi klinik
 Langkah-langkah diagnosis
 Penatalaksanaan
 Pencegahan
 Prognosis
ANATOMI, FISIOLOGI & HISTOLOGI
PROSES PEMBENTUKKAN FESES

750 ccchyme Mengalamiprosesabsorbsiair,natriumclorida Chymeyangtidakdireabsorbsi

semisolid Feses
 DEFENISI DAN KLASIFIKASI
 Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih
banyak daripada biasanya >200g atau 200 ml/24 jam

Berdasarkan lama Diare Akut : berlangsung <14 hari


diare
Diare Kronik : berlangsung >14 hari dengan kehilangan
BB selama masa diare tersebut

Berdasarkan Diare Osmotik : tekanan osmotik meningkat dan


mekanisme naiknya air secara berlebihan kedalam usus
patofisiologik
Diare Sekretonik : iritasi otot lapisan mukosa intestinum,
peningkatan motilitas dan sekret

Diare motilitas :adanya inflamasi, neuropati atau


abstruksi.

Sumber: Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi VI dan patologi kowalak


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BAB
ENCER

INFEKSI NON INFEKSI


• Bakteri : E. Coli, Clostridium difficle, • Malabsorbsi makanan
Salmonela, Campylobacter,
Aeromonas Sp, Shigela
• Virus
• Protozoa
• Jamur
• Cacing
PATOMEKANISME BAB ENCER
Mikroorganisme

Melekat di usus (brush border)

Melepaskan protein untuk pertumbuhan kolonisasi

Melepaskan eksotoksin/racun

Merusak mukosa usus

Gangguan fungsi absorbs air

Bab encer
Hubungan keluhan utama dengan
keluhan penyerta
Mikroorganisme Diare

Melekatdiusus Gangguanfungsiabsorbsi

Inflamasiusus Merusakselmukosausus
Demam Luka

Sel goblet Feses merah


berperan aktif terang

Feses berlendir
Deferential Diagnosis
 IBS (Irritable Bowel Syndrome)
 GASTROENTERITIS
 DISENTRI BASILER
 DIARE INFEKSI AKUT
DEFENISI
IBS GASTOENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE
INFEKSI
AKUT
Irritable bowel Gastroenteritis (GE) Shigellosis adalah Disebut
syndrome ( IBS, sindrom adalah peradangan infeksi akut usus yang infeksi akut
iritasi usus) adalah mukosa lambung dan disebabkan oleh salah apabila
suatu gangguan usus usus halus yang ditandai satu dari empat spesies diare kurang
fungsional yang di dengan diare dengan bakteri gram negatif dari 14 hari
tandaioleh nyeri atau frekuensi 3 kali atau genus shigella. Disentri dan
rasa tidak nyaman di lebih dalam waktu 24 basiler adalah diare disebabkan
perut dan perubahan jam. dengan lendir dan oleh
kebiassaan buang air darah disertai dengan pathogen
besar tanpa demam, tanesmus dan infeksi
ditemukannya kelainan abdominal cramp (bakteri,
struktural. virus, parasit
atau cacing)
Buku panduan praktik klinis bagi dokter di pelayanan kesehatan primer edisi revisi tahun 2014
siti setiati, idrus alwi,Dkk.Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi VI. InternaPublishing.2015
ETIOLOGI
IBS GASTROENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI
AKUT
 Stres psikologis  Infeksi yang Shigella sp. Dari Diare infeksi akut
(paling sering) menyebabkan genus shigella, yang dapat disebabkan
 Konsumsi bahan GE akibat termasuk bakteri oleh berbagai
iritan Entamoeba gram negatif organisme,
(kopi,buah,atau histolytica diantaranya adalah
sayuran mentah) disebut disentri, bakteri, virus,
 Intoleransi  bila disebabkan protozoa dan
laktosa oleh Giardia helmintes.
 Peyalahgunaan lamblia disebut
pencahar giardiasis,
 Perubahan  sedangkan bila
hormon disebabkan oleh
(menstruasi).² Vibrio cholera
disebut kolera.
EPDEMIOLOGI
IBS GASTROEN DISENTRI DIARE INFEKSI
TERITIS BASILER AKUT
Di Indonesia belum ada data nasional, namun untuk Gastroenteritis Didaerah endemik Di Negara maju
wilayah Jakarta, dari 304 kasus gangguan pencernaan lebih sering infeksi shigella diperkirakan insiden
yang tergabung dalam penelitian Asian Functional terjadi pada merupakan 10-15% sekitar 0,5-2
Gastrointestinal Disorder Study (AFGID) tahun 2013, anak-anak penyebab diare pada episode/orang/tahun
dilaporkan angka kejadian konstipasi fungsional 5,3% karena daya anak. sedangkan di Negara
dan angka kejadian IBS tipe konstipasi sebesar tahan tubuh berkembang lebih
10,5%.8 Prevalensi IBS pada wanita sekitar 1,5-2 kali yang belum Data tahun2000-2004 dari itu. Di USA
prevalensi pada laki-laki. IBS dapat terjadi pada optimal dari 6 negara dengan penduduk
semua kelompok umur dengan mayoritas pada usia 20- menunjukan insiden sekitar 200 juta
30 tahun dan cenderung menurun seiring bertambahnya shiogellosis masih stabil. perkirakan 99 juta
usia.³ episode diare akut
pada dewasa terjadi
setiap tahunnya.
WHO memperkirakan
ada sekitar 4 miliar
kasus diare akut
setiap dengan
mortilitas 3-4 juta
pertahun.
FAKTOR RESIKO
IBS GASTROENTORITI DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI
S AKUT
 Faktor Psikologis 1. Higiene pribadi Infeksi shigella 1.Baru saja
Setidaknya dua pertiga bepergian/melancong : ke
pasien IBS dirujuk ke ahli
dansanitasi mudah terjadi di
Negara berkembang,
gastroenterologi dengan lingkungan yang tempat pemukiman daerah tropis,
distres psikologis, paling kurang. padat, sanitasi jelek, 2. Makanan atau keadaan
sering anxietas. 2.Riwayat kurang air, dan makan yang tidak biasa :
 Faktor Keluarga Hal makanan laut atau shell fish
penting adalah riwayat intoleransi laktosa, tingkat kebersihan
, yang mentah, Restoran
keluarga dengan penyakit riwayatalergi perorangan yang dan rumah makan cepat
Infl ammatory Bowel obat. rendah. saji (fash food), banket dan
Disease. piknik
 Faktor Presipitasi dan
3. Infeksi HIV atau
3. Homoseksual, pekerja
Eksaserbasi infeksi menular seks, pengguna obat
Faktor menstruasi atau obat seksual. intravena, risiko infeksi HIV,
seperti antibotik, anti infl sindrom usus deficiency
amasi non-steroid, atau statin syndrome)
dapat memicu eksaserbasi.³ 4. Baru saja menggunakan
obat antimikroba pada
institusi:
MANIFESTASI KLINK
IBS GASTROENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI
AKUT
 Nyeri abdomen  (BAB) lembek Gejala shigellosis -Nyeri perut
bawah yang bersifat
kram dan terjadi
atau cair, dapat secara tipikal -Demam
sekunder karena bercampur dimulai 24-72 jam . -Bukti Inflamasi ada
kontraksi otot. darah atau tinja
 Nyeri yang semakin lendir, dengan Demam, malaise, -mual,muntah
menjadi dalam satu
hingga dua jam frekuensi 3 kali BAB Encer, diare -Tinja Berdarah
sesudah makan. atau lebih dalam dengan mukus dan
 Konstipasi yang waktu 24 jam berdarah, tenesmus,
sering dengan diare
dan salah satu gejala
 disertai rasa kram perut dan
yang dominasi. tidak nyaman di nyeri saat defekasi
 Mukus atau lendir perut (nyeri atau
yang keluar dari kembung), mual
rektum.
 Distensi abdomeen dan muntah
dan meteorismus.² serta tenesmus.

Buku panduan praktik klinis bagi dokter di pelayanan kesehatan primer edisi revisi tahun 2014
siti setiati, idrus alwi,Dkk.Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi VI. InternaPublishing.2015
LANGKAH DIAGNOSIS
IBS
 Anamnesis  Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Penunjang
1. Keluhan 1. Pemeriksaan abdomen. Pasien  IBS merupakan kelainan
 Deskripsi Nyeri Gejala utama diminta menunjukkan area dengan patofi siologi
meliputi pola nyeri atau sensasi nyeri pada abdomen. Nyeri heterogen, sampai saat ini
tidak nyaman, yang berasal difus akan ditunjukkan dengan belum didapatkan biomarker
dari gangguan fungsi saluran tangan yang melebar, yang spesifik.
cerna dan perubahan pola sedangkan nyeri terlokalisir  Pemeriksaan darah lengkap
defekasi. akan ditunjuk dengan jari. (DL) dan
 Nyeri konstan yang tidak 2. Tes Carnett. tes Carnett positif,  pemeriksaan darah samar
membaik dengan defekasi ini mengindikasikan nyeri feses dianjurkan untuk tujuan
merefleksikan nyeri neoplastik berasal dari dinding skrining.
atau karena sindrom nyeri abdomen, dan sebagian  Pemeriksaan tambahan laju
abdomen fungsional. didasari oleh nyeri psikogenik. endap darah (LED), serum
 Gangguan defekasi 3. Pemeriksaan regio perianal elektrolit dan
Diare pada IBS umumnya dan rectum dilakukan apabila  pemeriksaan feses untuk
terutama pagi hari dan setelah diare, perdarahan rektal, atau deteksi parasit dapat
makan. Volume diare yang masif, gangguan defekasi.³ dilakukan berdasarkan gejala.
berdarah, dan nokturnal ³
merupakan gejala yang tidak
terkait IBS.³
LANJUTAN...
GASTROENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI AKUT
Diagnosis Klinis Anamnesis Anamnesis
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
(BAB cair lebih dari 3 kali Febris ,Nyeri perut pada
sehari) dan pemeriksaan penekanan di bagian Pemeriksaan Penunjang
fisik (ditemukan tanda- sebelah kiri Terdapat Pemeriksaan Lab
tanda hipovolemik dan tanda-tanda dehidrasi Darah rutin (Leukosit, KED,
pemeriksaan konsistensi Tenesmus CRP), Fungsi ginjal, serologi
BAB). Untuk diagnosis Pemeriksaan Penunjang serum
defenitif dilakukan Pemeriksaan tinja secara
pemeriksaan penunjang langsung terhadap kuman Pemeriksaan tinja
penyebab. Pemeriksaan endoskopi
(kultur feses ataupun apus Pemeriksaan imaging
rectal)
PENTALAKSANAAN
IBS GASTROENTERITIS
Penanganan dapat meliputi ; NON FARMAKO
1. Tindakan mengatasi stres yaang meliputi konseling
atau pemakaian obat antiansietas
1. Memberikan cairan dan diet
2. Penyelidikan dan upaya menghindari zat-zat iritan adekuat
pangan 2. Pasien diare yang belum dehidrasi
3. Kopres hangat pada abdomen. dapat diberikan obat antidiare
4. Zat penambah massa feses untuk mengurangi
kejadian diare dan mengurangi efek kontraksi kolon untuk mengurangi gejala dan
nonpropulsif. antimikroba untuk terapi definitif.
5. Pemberian antispasmodik (propantelin atau
difenoksilat dengan atropin sulfat untuk meredakan ANTIDIARE
nyeri. 1. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/
6. Pemberian loperamid yang kemungkinkan mampu hari atau smectite 3x1 sachet diberikan tiap BAB encer
mengurangi keinginan defekasi dan rembesan feses sampai diare stop.
2. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase:
pada pasien IBS dengan diare persisten.
Racecadotril 3x1
7. Bowel training ( jika penyebab IBS berupa
pemakaian pencahar yang kronis uuntuk ANTIMIKROBA
mendapatkan kembli kontrol otot.²  Golongan kuinolon yaitu Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari
selama 5-7 hari, atau
• Trimetroprim/Sulfametoksazol 160/800 2x 1
tablet/hari.
• Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia,
Metronidazol dapat digunakan dengan dosis 3x500
mg/ hari selama 7 hari.
LANJUTAN
DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI AKUT
Farmakologis: Tatalaksana umum
Tujuan tatalaksana pasien dengan diare adalah untuk
dosis tunggal mencegah dan mengatasi dehidrasi, mempersingkat
Fluorokuinolon : durasi sakit dan mencegah komplikasi
Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 3 Pada pasien dengan diare sedang sampai berat,
hari tujuan utama terapi adalah mengoreksi dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Azithromisin diberikan 1 gram dosis baik menggunakan larutan rehidrasi oral melalui
tunggal (500 mgg hari pertama dn diikuti cairan infuse
250 mg hari berikutnya. 1x sehari selama
5 hari. 1. Anti Diare
2. Probiotik
Asam nalidiksik 3. Antibiotik
Dosis dewasa 500 mg.
4x sehari selama 5 hari.
PENCEGAHAN
DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI AKUT
1.Selalu mencuci tangan menggunakan 1. menjaga hygiene pribadi yang baik
sabun 2. sering mencuci tangan setelah keluar
2.bersihkan kamarmandi menggunakan dari toilet khususnya selama mengolah
disinfektan makanan
3. tidak minum air yang tidak terjamin 3. Minum air, air yang digunakan untuk
kebersihannya 4.tidak jajan sembarangan membersihkan makanan atau air yang
5.pisahkan makanan mentah dengan digunakan untuk memasak harus
makanan matang. disaring dan diklorinas
4. Vaksinasi cukup menjanjikan dalam
mencegah diare infeksius, tetapi
efektifitas dan ketersediaan vaksin
sangat terbatas.
KOMPLIKASI
IBS GASTROENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI
AKUT
Syok Hipovelemik 1.Haemolytic uremic 1. shock
syndrome (HUS) hipovolemik
2. Hiponatremia 2. Tubular Nekrosis
berat Akut
3. Hipoglikemia 3. Haemolityc
berat uremic syndrome
4. Komplikasi (HUS)
intestinal seperti
toksik megakolon,
prolaps rektal,
peritonitis dan
perforasi
PROGNOSIS
IBS GASTROENTERITIS DISENTRI BASILER DIARE INFEKSI
AKUT
Prognosis sangat Prognosis sangat Dengan
tergantung pada tergantung pada penggantian cairan
kondisi pasien saat kondisi pasien saat yang adekuat,
datang, datang, perawatan yang
ada/tidaknya ada/tidaknya mendukung, dan
komplikasi, dan komplikasi, dan terapi antimikroba
pengobatannya, pengobatannya. jika diindikasikan,
sehingga umumnya Pada umumnya prognosis diare
prognosis adalah prognosis dubia ad infeksius hasilnya
dubia ad bonam. bonam. sangat baik
Bila kondisi saat dengan morbiditas
datang dengan dan mortalitas
dehidrasi berat, yang minimal.
prognosis dapat
menjadi dubia ad
malam.
Gejala/DD IBS GASTROENTERITIS DISENTRI DIARE AKUT
BASILER
BAB ENCER    
BAB Lendir dan    
Darah
Muntah   
Demam   
Lemas   
Konjungtiva 
Anemis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai