Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

PADA TENAGA KESEHATAN


(PERAWAT)

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN
2
(KPK4)
OUTLINE

1. Pendahuluan
2. Pengertian penyakit akibat kerja
3. Penyebab penyakit akibat kerja
4. Macam- macam penyakit akibat kerja
5. Diagnosis penyakit akibat kerja
6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit
akibat kerja.
2
 Data WHO (2004): Dari 35 juta pekerja kesehatan
bahwa 3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan
virus HBV, 0.9 juta terpajan virus HBC dan 170.000
terpajan virus HIV/AIDS).

 Probabilitas penularan HIV setelah luka tusuk jarum


suntik yang terkontaminasi HIV 4: 1000. Risiko
penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang
terkontaminasi HBV 27–37: 100.

Tukatman, dkk. Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 343–347


 Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling besar
jumlahnya dan paling lama kontak dengan pasien

 Penelitian terhadap perawat perinatologi di RSUD Tugurejo


Semarang, dalam satu tahun terakhir perawat mengalami
kecelakaan kerja (tertusuk jarum) tertinggi 14 kali (Kurnia,
2013)

 Hasil survei Nopember 2014, dalam rentang tahun 2009


sampai tahun 2011, terdapat 2 orang perawat di Ruangan
Interna menderita penyakit Hepatitis

Tukatman, dkk. Jurnal Ners Vol. 10 No. 2 Oktober 2015: 343–347


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja (Permenakertrans, 1981)

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani


maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena
aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan
(Hebbie Ilma Adzim, 2013)

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
 Faktor risiko PAK antara lain: Golongan fisik, kimiawi,
biologis atau psikososial di tempat kerja.

 Faktor lain seperti kerentanan individual juga berperan


dalam perkembangan penyakit di antara pekerja yang
terpajan.

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
No Golongan Penyebab Jenis Penyakit
1 Fisik  Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada
pendengaran sampai dengan Non-induced hearing loss
 Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan
darah dan kulit
 Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke,
heat cramps, atau hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara
yang rendah dapat mengakibatkan frostbite, trenchfoot
atau hypothermia.
 Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison
disease
 Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan
kelahan mata. Pencahayaan yang tinggi dapat
mengakibatkan timbulnya kecelakaan.

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
No Golongan Penyebab Jenis Penyakit
2 Kimia  Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
 Uap dapat mengakibatkan metal fume fever, dermatitis
dan keracunan
 Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S
 Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
 Insektisida dapat mengakibatkan Keracunan
3 Infeksi  Anthrax
 Brucell
 HIV/AIDS
 HBV

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
No Golongan Penyebab Jenis Penyakit
4 Fisiologis Kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik,
salah cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat
mengakibatkan kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat
menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5 Psikologis/Mental Hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang
monoton yang menyebabkan kebosanan, stres, dan depresi

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor PER01/MEN/1981 dan Keputusan Presiden RI No
22/1993 terdapat 31 jenis penyakit
akibat kerja yaitu sebagai berikut:
1. Pneumokoniosis
2. Bronkopulmoner
3. Asma
4. Alveolitis allergika
5. Dst...

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
The Impact of unsafe and unhealthy working conditions
on nurses
 Biological: TB, HIV/AIDS, SARS
 Ergonomic: Heavy lifting
 Psychososial: Violence and stress
 Chemical: Gluteraldehyde, ethlylene oxide
 Physical: Radiation, slips, strips, and falls

ICN, 2007
1. Tentukan diagnosis klinis dengan anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik diagnostik dan pemeriksaan penunjang.
2. Tentukan pajanan terhadap faktor risiko dengan melakukan
anamnesis mengenai riwayat pekerjaan secara cermat dan teliti
yang mencakup: Kapan pertama kali bekerja, Sudah berapa lama
bekerja, Apa yang dikerjakan, Bahan yang digunakan, Informasi
bahan yang digunakan (Material Safety Data Sheet/MSDS)/bahan
yang diproduksi, Jenis bahaya yang ada, jumlah pajanan, kapan
mulai timbul gejala, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian
alat pelindung diri, cara melakukan pekerjan, pekerjaan lain yang
dilakukan, kegemaran (hobi) dan kebiasaan lain (merokok, alkohol)

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
3. Membandingkan gejala penyakit sewaktu bekerja dan dalam
keadaan tidak bekerja:
Pada saat bekerja maka gejala timbul atau menjadi lebih
berat, tetapi pada saat tidak bekerja atau istirahat maka
gejala berkurang atau hilang
Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat
kerja
Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis
atau dari data penyakit di perusahaan/RS

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
4. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan catatan :
Tanda dan gejala yang muncul mungkin tidak spesifik
Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu
diagnostik klinis
Dugan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
pemeriksaan laboratorium khusus atau pemeriksaan
biomedis

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
5. Pemeriksaan laboratorium khusus atau
pemeriksaan biomedis
Seperti pemeriksaan spirometri dan rontgen paru
(pneumokoniosis pembacaan standar ILO)
Pemeriksaan audiometrik
Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah atau
urin

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
6. Pemeriksaan atau pengujian lingkungan kerja atau
data hygiene perusahaan yang memerlukan:
Kerja sama dengan tenaga ahli hygiene
perusahaan
Kemampuan mengevaluasi faktor fisik dan
kimia berdasarkan data yang ada
Pengenalan secara langsung sistem kerja,
intensitas dan lama pemajanan

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
7. Konsultasi keahlian medis dan keahlian lain
Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan
setelah ada diagnosis klinis, kemudian dicari faktor
penyebabnya di tempat kerja atau melalui
pengamatan (penelitian) yang relatif lebih lama
Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan
dokter penasihat (kaitan dengan kompensasi)

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan
penyakit (five level of prevention disease)
1. Peningkatan kesehatan (health promotion).
2. Perlindungan khusus (specific protection). Misalnya: imunisasi,
hygiene perorangan, dll.
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta
pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation).
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation).

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
5
1. Kesehatan Kerja
Pelayanan : Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Tujuan : Mendapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan optimal
dengan gizi baik, semangat kerja tinggi sehingga efisien dan produktif.
Kegiatan :
 Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja
tertentu.
 Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering berhubungan
dengan cairan tubuh, seperti perawat yang memasang infus,
transfusi darah.
 Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan perjalanan
penyakit dan komplikasinya.

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
5
2. Keselamatan Kerja
Tujuan : Menghindari atau memperkecil kecelakaan kerja di tempat
kerja karena ketidaktahuan atau kurang mengerti penggunaan alat
kerja serta risiko bahaya yang menyertainya
Kegiatan:
 Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya
menggantikan bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak
berbahaya.
 Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan
APD.
 Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko
lebih lanjut.
 Menyediakan, memakai dan merawat APD

Liza salawati, jurnal kedokteran syiah kuala volume 15 nomor 2 agustus 2015
5

Anda mungkin juga menyukai