AKSI
KOMBINASI
FAKTOR BEBAN
FAKTOR BEBAN
JENIS
s u
KMS
MATERIAL KMS
Normal Terkurangi
Baja, Alumunium
1.0 1.1 0.90
Balok Pracetak 1.0 1.2 0.85
Beton Cor Setempat
1.0 1.3 0.75
FAKTOR BEBAN
s
KTD KuTD
1.0 1.8
FAKTOR BEBAN
s
KTB KuTB
1.0 1.8
AKSI TETAP
1. BEBAN SENDIRI
2. BEBAN MATI TAMBAHAN
3. BEBAN PENGARUH SUSUT DAN RANGKAK
4. BEBAN PENGARUH PRATEGANG
5. BEBAN TEKANAN TANAH
6. BEBAN PENGARUH PELAKSANAAN TETAP
AKSI TETAP
1. Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari elemen struktural
lain yang dipikulnya.
2. Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk
suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan
besarnya dapat berubah selama umur jembatan.
3. Pengaruh rangkak dan penyusutan harus diperhitungkan dalam
perencrnaan jembatanjembatan beton. Beban Pengaruh ini dihitung
dengan menggunakan beban mati dari jembatan.
4. Prategang akan menyebabkan pengaruh sekunder pada komponen-
komponen yang terkekang pada bangunan statis tidak tentu. Pengaruh
sekunder tersebut harus diperhitungkan baik pada batas daya layan
ataupun batas ultimit.
5. Koefisien tekanan tanah nominal harus dihitung dari sifat-sifat tanah.
Sifat-sifat tanah (kepadatan, kadar kelembaban, kohesi sudut geser
dalam dan lain sebagainya) bisa diperoleh dari hasil pengukuran dan
pengujian tanah.
6. pengaruh tetap pelaksanaan adalah beban munculdisebabkan oleh
metoda dan urut-urutan pelaisanaan jembatan beban ini
biasanya_mempunyai .kaitan dengal aksi-aksi lainnya, beperti pra-
penegangan dan berat sendiri.
AKSI LALU LINTAS
q
½q
1m
5.5 m
½ (b - 5.5) m
b
GRAFIK BEBAN UDL
11
10
9
UDL (kPa)
4
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
BENTANG JEMBATAN
(METER)
BEBAN ‘D’ GARIS ( KEL )
BESARNYA BEBAN ‘D’ GARIS ADALAH SEBESAR :
p = 49 kN/m
- Beban KEL dapat dijumlahkan dengan Beban UDL
- Beban KEL harus dikalikan dengan Faktor Dynamic
Load Allowance (DLA)
p
½p
5.5 m
b
GRAFIK FAKTOR DYNAMIC LOAD ALLOWANCE ( DLA )
50
40
DLA ( % )
30
20
10
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160
BENTANG
POSISI BEBAN UDL DAN KEL
Posisi Beban pada saat menghitung kekuatan gelagar
memikul momen
q
½q
1m
5.5 m
½ (b - 5.5) m
b
POSISI BEBAN UDL DAN KEL
Posisi Beban pada saat menghitung kekuatan gelagar
memikul beban geser
p
GAYA GESER
q
MAX
5.5 m (b - 5.5) m
b
CARA MELETAKKAN BEBAN UDL
DAN KEL SEPANJANG JEMBATAN
Pada arah memanjang jembatan, cara meletakkan
beban UDL dan KEL harus diatur sedemikian rupa
sehingga mendapatkan reaksi yang maksimum
KEL
UDL
KEL
UDL
KEL
UDL
BEBAN TRUK ‘T’ TERPUSAT
‘ T‘
‘ T ’ TERPUSAT TERPUSAT
125 mm
25 kN
112,5 kN 112,5 kN
25 kN
500 mm
125 mm
200 mm
200 mm 200 mm
FAKTOR BEBAN ‘T‘ (Truck)
s
KTT KuTT
1.0 1.8
1.0 1.8
GAYA SENTRIFUGAL
1.0 1.8
PEMBEBANAN UNTUK PEJALAN KAKI
Semua elemen dari trotoar atau Jembatan
Penyebrangan yang langsung memikul pejalan kaki
harus direncanakan memikul beban sebesar 5 kPa
Jembatan Pejalan kaki atau trotoar pada Jembatan
Jalan Raya harus direncanakan berdasarkan luas yang
dibebani
1.0 1.8
BEBAN TUMBUKAN PADA
PENYANGGA JEMBATAN
Pada PILAR jembatan jalan raya harus diperhitungkan
beban tumbukan sebesar 100 kN yang bekerja
membentuk sudut 10o dengan sumbu jalan
Untuk tumbukan dengan KA atau Kapal, dapat
diperhitungkan menurut peraturan/ketentuan dari
Instansi yang bersangkutan
1.0 1.0
AKSI LINGKUNGAN
PENGARUH TEMPERATUR
ADANYA PERUBAHAN TEMPERATUR DAPAT
MENGAKIBATKAN TERJADINYA DEFORMASI PADA
BALOK JEMBATAN YANG MENYEBABKAN ADANYA
GAYA TAMBAHAN PADA PERLETAKAN SECARA
HORIZONTAL YANG PADA AKHIRNYA AKAN
MEMPENGARUHI DEFORMASI PADA PILAR ATAU
ABUTMEN. CARA PERHITUNGANNYA DIATUR DALAM
BMS ’92.
FAKTOR BEBAN
FAKTOR BEBAN AKIBAT PENURUNAN SELALU SAMA
DENGAN 1.0, BAIK UNTUK BEBAN SERVICE MAUPUN
ULTIMATE.
UNTUK BEBAN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN
TEMPERATUR ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
ULTIMATE :
JEMBATAN BESAR DAN 100 TAHUN 2.0
PANJANG
JEMBATAN PERMANEN 50 TAHUN 1.5
GORONG – GORONG 50 TAHUN 1.0
JEMBATAN SEMENTARA 20 TAHUN 1.5
TEKANAN HIDROSTATIS DAN
GAYA APUNG
ADANYA PERBEDAAN TINGGI MUKA AIR YANG
MUNGKIN TERJADI SELAMA UMUR BANGUNAN, AKAN
MENYEBABKAN TIMBULNYA TEKANAN HIDROSTATIS
DAN GAYA APUNG PADA BANGUNAN YANG HARUS
DIPERHITUNGKAN DALAM PERENCANAAN.
TEW1 TEW2
TEW1 TEW2
a
CW = Koefisien Seret
h
VW = Kecepatan Angin
1.0 1.2
BEBAN GEMPA
DALAM SUATU PERENCANAAN JEMBATAN, HARUS MEM-
PERHITUNGKAN BEBAN AKIBAT PENGARUH TERJADINYA GEMPA.
BEBAN GEMPA HANYA DIPERHITUNGKAN UNTUK KONDISI BATAS
ULTIMATE
BEBAN GEMPA BIASANYA BERAKIBAT LANGSUNG PADA
PERENCANAAN PILAR, KEPALA JEMBATAN DAN PONDASI
BESARNYA BEBAN GEMPA DIPERHITUNGKAN SEBAGAI BERIKUT :
T’EQ = Kh . I . WT Kh = C . S
T’EQ = Gaya Geser Dasar dalam arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien Beban Gempa Horizontal
C = Koefisien Geser Dasar
I = Faktor Kepentingan
T = 2π WTP / g KP (detik)