8 Nodal System Analysis

NODAL SYSTEM
ANALYSIS
Teori dan Aplikasi
 System Sumur Produksi
 Inflow Performance
 Tubing, Flowline, dan Choke Performance
 Nodal System Analysis in General
 Nodal System Analysis Gas Lift Wells, ESP
Wells, and Pumping Wells
2/5/2019 Nodal System Analysis 1

SISTIM SUMUR PRODUKSI
Choke Separator
Flowline
Tubing
Gas Lift Valve

Subsurface Safety Valve
Pompa
FORMASI PRODUKTIF
Perforation
SISTIM SUMUR PRODUKSI
Choke (DPc) Separator
Flowline (DPf)
Tubing (DPt)
Gas Lift Valve (DPv)

Subsurface Safety Valve (DPssv)
Pompa (DPpump)
FORMASI PRODUKTIF (DPr)
Perforation (DPp)
KOMPONEN FORMASI PRODUKTIF - 1
 Pengembangan Kurva IPR
 Persamaan Differential Aliran dalam Media Berpori
re
Reservoir Well Model
• Radial, homogeneous, isotropic

• Single phase
• Well @ the center of reservoir
• Horizontal & Constant Thickness
• Infinite reservoir q
rw
Pe Pwf

 Solusi Persamaan Differential
 Untuk kondisi transient
120.00
110.00 • Constant Wellbore Pressure

100.00
Laju Produksi, b/d
Semi Steady State

90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
0 200 400 600 800 1000
Wak tu Produk s i, (jam )

 Solusi Persamaan Differential
 Untuk kondisi semi steady-state
Pr
Pb

 Kondisi Aliran Dua Phasa (Oil + Gas)
 Solusi Analitik
Kelemahan : Sulit untuk mencari hubungan antara perubahan saturasi

minyak terhadap perubahan tekanan reservoir

 Kondisi Aliran Dua Phasa (Oil + Gas)
 Solusi oleh Weller dan Vogel
 Persamaan tekanan fungsi jarak
r1 r2 r3 r4 rx Rn re
Pwf P1P2 P3 P4 Px Pn Pe
 Persamaan saturasi minyak fungsi jarak

 Kondisi Aliran Dua Fasa (Oil + Gas)
 Persamaan VOGEL (Dimensionless IPR)
2500
 Tekanan Reservoir dibawah 2000
Tekanan Alir dasar Sumur, psi

Bubble Point Pressure
1500
(Pr < Pb) – 2 fasa (gas + oil)
 Tidak terjadi kerusakan 1000
formasi (S = 0) 500
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Laju Produksi, stb/d

 Solusi Numerik Pers. PS dan Pers. Wiggins
 Persamaan Differential Fasa Gas
 Persamaan Differential Fasa Minyak
 Persamaan Differential Fasa Air

 Model Pengembangan IPR 3 – fasa
 Pers. PS dan Pers. Wiggins
 Model Sistem Sumur-Reservoir
Gas, Minyak dan Air
Sumur Gas, Minyak dan Air bersama dalam satu lapisan
Sisa pori-pori sebagai akibat pengurangan Saturasi

Minyak Dan penambahan Saturasi Gas, diisi oleh Air
Sw = 1 – So - Sg
Tekanan dihitung secara implicit, sedangkan Saturasi
Dihitung secara explicit : IMPES

 Persamaan Sukarno aliran 2 fasa
 Persamaan Wiggins aliran 3 fasa

 Persamaan IPR – Fasa Minyak
 Persamaan IPR – Fasa Air

 Persamaan Fetkovich (Pendekatan Empiris)
 Berdasarkan hasil isochronal test
1.E+07
 Dimana :
 n = konstanta turbulensi
(Pr2 - Pwf2)
1.E+06
0.5 < n < 1.0
1.E+05
100 1000
1500
 Metoda
 Fetkovich
1000
 Vogel
 Sukarno
500
-  Kondisi
 Non-turbulence
 Skin = 0
0
0 100 200 300 400 500

3600
2700  Metoda
 Standing
 Sukarno
Pwf
1800
 Kondisi
900
 Skin = -3.60
 Non-turbulence
0
0 100 200 300 400
q

 Contoh Kurva IPR 3-fasa
3000
qo
2500
qw
Tekanan Dasar Sumur, psi

qt
2000
1500
1000
500
0
0 1000 2000 3000 4000 5000

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA
 Persamaan Umum Pressure Loss
elevation friction
acceleration
 kehilangan tekanan alir dipengaruhi oleh terutama densitas
fluida yang mengalir serta faktor gesekan (faktor gesekan juga
dipengaruhi oleh densitas yang dinyatakan dalam bilangan
Reynolds)
 gas mengalir bersama cairan dalam bentuk gelembung-
gelembung gas
 banyaknya gelembung gas akan menentukan densitas campuran
antara gas dan cairan

 Persamaan Umum Pressure Loss
 distribusi gelembung gas dalam cairan menentukan pola

aliran yang terjadi
 jumlah dan distribusi gelembung gas akan menentukan
densitas campuran fluida
 Pressure drop merupakan fungsi dari flow rate (dari
persamaan diatas, pressure drop merupakan fungsi dari
kecepatan aliran.
 DP = f(Q) atau P1 – P2 = f(Q)

 Pola Aliran 2-fasa Dalam Pipa
Gambar 2-5
Pola Aliran dalam Pipa Vertikal
Gambar 2-6
Pola Aliran dalam Pipa Horizontal

 Peta Pola Aliran Mandhane
Gambar 2-9
Peta Pola Aliran Menurut Mandhane

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA PIPA VERTIKAL
Pout
r2 > r3 Dp3=(Dpel+Dpf+Dpacc)3
Aliran dalam arah vertikal
Pout = Pin - S(DP)n

r1 > r2 Dp2=(Dpel+Dpf+Dpacc)2
Pin = Pout + S(DP)n
r1 Dp1=(Dpel+Dpf+Dpacc)1
Pin

KELAKUAN ALIRAN FLUIDA PIPA
HORIZONTAL
Pin Pout
r1 r2 < r1 r3 < r2
Dp2 Dp3
Dp1
Aliran dalam arah horizontal
Pout = Pin -S(DP)n

Pin = Pout + S(DP)n

Metode Perhitungan  Metode Perhitungan Pressure
Pressure Loss Aliran Vertikal Loss Aliran Horizontal
Poettmann & Carpenter 1952  Beggs & Brill 1973
Gilbert 1954  Mukherjee & Brill 1979
Baxendall & Thomas 1961  Hasan & Kabir 1988
Duns & Ros 1961
Fancher & Brown 1963
Hagedorn & Brown 1965
Eaton 1966
Orkiszewski 1967
Dukler 1969
Aziz, Govier & Fogarasi 1972
Beggs & Brill 1973
Chierici, Ciucci & Sciocchi 1973
Gray 1974
Mukherjee & Brill 1979
Hasan & Kabir 1988

KELAKUAN ALIRAN DALAM CHOKE
Choke
Pin Pout DP = f(Q , dc)

Untuk dc tertentu : DP = f(Q)
Berdasarkan letak choke – di well head : Pin = Pwh

Sedangkan Pout = Pdownstream flow line
Persamaan Empirik :

TITIK NODAL :
pertemuan antara dua kelakuan aliran
Choke yang berbeda
Flowline
Tubing
Tubing
Performance
Gas Lift Valve
Q Inflow
Performance
P
Formasi Produktif

KELAKUAN ALIRAN DIBEDAKAN :
 media aliran (batuan reservoir, pipa, choke,

pompa, manifold dan sebagainya)
 dimensi media aliran (diameter,

permeabilitas dan porositas)
 parameter-parameter aliran (GLR, Q)
 fluida yang mengalir (gas atau minyak)

NODAL SYSTEM ANALYSIS
Kepala Sumur f Choke (up & downstream)

e Manifold g
Titik-titik Nodal
h Gas Lift valve
d Up & Downstream Valve

c Up & Downstream Safety Valve
b Up & Downstream Pompa

a Dasar Sumur

Titik Nodal di Dasar Sumur
Pr
Tubing Tubing Curve
Performance
Pwf
IPR
Q Inflow
Performance
P Q Qmax
Flowline
Performance Titik Nodal di Kepala
Dasar Sumur
Sumur
Kepala
Sumur FP
Tubing Pwh
Performance TP

Titik Nodal di Valve Gas Lift
GLR-t
Tubing Curve
Gas-Lift Dari Wellhead
Titik Pv
Nodal Valve Tubing Curve
Dari Dasar Sumur
GLR-f
Q Qmax
TitikTitik
NodalNodal
di Tappered
di Dasar Sumur
Tubing
d = 3.5”
3.5”
Titik P@t
Nodal
2 7/8”
d = 2 7/8”

PROSEDUR PERHITUNGAN
Flow-line & Tubing Curve :

@ Q : Pwf = Psep + DPflowline + DPtubing
Inflow Perf. Relationship :

@ Q = f(Pwf)

APLIKASI A-S-N PADA SUMUR GAS LIFT
Gas Injeksi
GLR-1
GLR-2
Gas Formasi + GLR-4

Gas Injeksi Pwf
GLR-3
GLR-5
Q
Gas Lift Valve
Q-max
Gas Formasi
Q
GLR
2/5/2019 Nodal System Analysis GLR-optimum 32
Contoh Analisa Sistem Nodal
 Panjang pipa salur = 300 ft
 Diameter pipa salur = 2 in
 Kedalaman sumur = 5000 ft
 Diameter tubing = 2 3/8”
 Kadar Air =0
 Perbandingan gas cairan = 400 SCF/bbl
 Tekanan statik = 2200 psi
Tentukan laju produksi yang diperoleh dengan
menggunakan dasar sumur sebagai titik Nodal.

Titik Nodal di Dasar Sumur
Pwf=Pwh + DPt
Pwh=Psep+DPf
Tubing Intake
IPR
Pwf = Pr – q/J
Pwh
DPf
Psep
DPt
Q = 900 bpd
Pwf

Titik Nodal di Kepala Sumur
IPR : Pwf = Pr – Q/J

Pwh=Pwf + DPt
Pwh=Psep+DPf
Pwh
DPf
Psep
DPt
Pwf
Q = 900 bpd

Titik Nodal di Separator
P@sep=Pwh - DPf
Pwh=Pwf - DPt
Tubing+Flowline Curve
Pwh Q Pwf Pwh Psep

DPf
Psep 200 2000 610 595
400 1800 540 525
DPt 600 1600 450 410 Psep
800 1400 330 255
1000 1200 180
Pwf

Q = 900 bpd

Titik Nodal di Kepala Sumur – Dipasang CHOKE
Pwh=Pwf - DPt
16/64”
32/64”
Pers. Choke : Gilbert
Q = 800 bpd

APLIKASI NODAL SYSTEM ANALYSIS
PADA SUMUR GAS LIFT
Pout Pout
Kesimpulan dari phenomena
r2 > r3 Perubahan Pola Aliran :
• Penambahan gas pola aliran berubah
• Densitas campuran berkurang
• Gradien aliran menurun
GLR-formasi +
• P intake berkurang
Injeksi
r1 > r2 Gas Injeksi

Pout = Pin – DPGLRf – DPGLRf+i
Pin = Pout + DPGLRf + DPGLRf+i
r1 GLR-formasi
Pin Pin
PADA SUMUR GAS LIFT
Pwh
Tekanan Kepala Sumur dijaga konstan
Pwf = Pwh + DPGLRf + DPGLRf+I
Jika densitas fluida diatas titik injeksi berkurang, maka

Pwf berkurang, sehingga sesuai dengan Persamaan IPR,
Jika Pwf berkurang, maka Q akan meningkat
Gas Injeksi
Permasalahan :
• Dimana titik injeksi dipasang
• Berapa jumlah gas yang diinjeksikan
• Jaminan bahwa jumlah gas yang diinjeksikan sesuai
Pwf
PADA SUMUR GAS LIFT
Nodal System Analysis dengan 2500
melakukan sensitivitas terhadap

GLR total
2000
Tekanan Alir Dasar Sumur, psi

GLR total = GLR-formasi + GLR-Injeksi
1500
GLR total meningkat laju produksi

1000 IPR
200 scf/stb
Meningkat 400 scf/stb

600 scf/stb
500
800 scf/stb
1000 scf/stb
Berdasarkan phenomena tersebut 0
1200 scf/stb
dikembangkan teknik injeksi gas 0 200 400 600 800 1000
(GAS LIFT) Laju Produk si, stb/d

PADA SUMUR GAS LIFT
Hubungan antara Laju Produksi vs 700
GLR total, menunjukkan kurva 600
yang menghasilkan Q-maksimum, 500

pada GLRtotal yang optimum.
Laju Produksi, stb

400
Dengan demikian jumlah gas 300
Injeksi yang dibutuhkan dapat 200
Diperkirakan berdasarkan kurva 100

Gas Lift Performance Curve.
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Qgas-injeksi = Q(GLRtotal – GLRformasi) Perbandingan Gas-Cairan, scf/stb

PADA SUMUR GAS LIFT
Pwh
Q yang diinginkan makin tinggi

dibutuhkan penempatan titik
injeksi yang makin dalam
Tergantung Laju Produksi

D2
Titik yang diinginkan
D1
Injeksi
D3
Pwf = Pr – Q/J
Pwf
PADA SUMUR GAS LIFT
Pengatur Jumlah Gas yang masuk kedalam Tubing
Katup Tertutup
Katup Terbuka

APLIKASI A-S-N PADA SUMUR ESP
Stage-1
Stage-2
Pump Performance
Pwf
Stage-3
Q
Kurva Tubing tergantung pada :
• Type pompa
• Jumlah srages pompa
ESP •Jumlah gas masukk pompa

Aplikasi A-S-N pada Sumur Pompa
Sucker Rod
Jika Pompa @ Puncak Perforasi :

Pwf = Intake Pressure
Jika Pompa diatas Perforasi :

Pwf = Intake Pressure + DPc
Intake
Pressure
Intake Pressure = f(Q,S,N)

Sucker Rod
Untuk harga N tertentu :
P-intake = a + bq
a = (1/Ap){Wf + 0.1273(SGf)Wr -
0.5063(SF)Wr - 0.25T(SF)Atr}
Intake
b = WrN{1+0.5625(SF) +(1-0.5625(SF))(c/p)}/
Pressure (56400KAp)

Sucker Rod
Untuk harga S tertentu :
P-intake = a + cq2
a = (1/Ap){Wf + 0.1273(SGf)Wr -
0.5063(SF)Wr - 0.25T(SF)Atr}
Intake
c = Wr{1-0.5625(SF) +(1-0.5625(SF))(c/p)}/
Pressure (45120K2 ApS)

Sucker Rod
Konversi Flow Rate :
VF = WC + (1-WC)Bo + GIP{GLR-(1-WC)Rs}Bg
Beban - beban pada pompa
Wr = L1Wr1 + L2Wr2 + ........ + LnWrn
Wf = 0.433(SGf)DpAp
Beban Percepatan = SN2(1+c/p)Wr /70500
Fb = 0.1273(SGf)Wr
Sucker Rod
N
Pwf
S N
Pwf
2/5/2019 Q Nodal System Analysis Q 51


8 Nodal System Analysis

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

8 Nodal System Analysis

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

NODAL SYSTEM

2/5/2019 Nodal System Analysis 1

Gas Lift Valve

Gas Lift Valve (DPv)

• Radial, homogeneous, isotropic

2/5/2019 Nodal System Analysis 4

110.00 • Constant Wellbore Pressure

Semi Steady State

2/5/2019 Nodal System Analysis 5

2/5/2019 Nodal System Analysis 6

Kelemahan : Sulit untuk mencari hubungan antara perubahan saturasi

2/5/2019 Nodal System Analysis 7

 Persamaan saturasi minyak fungsi jarak

2/5/2019 Nodal System Analysis 8

 Tekanan Reservoir dibawah 2000

Tekanan Alir dasar Sumur, psi

2/5/2019 Nodal System Analysis 9

 Persamaan Differential Fasa Minyak

 Persamaan Differential Fasa Air

2/5/2019 Nodal System Analysis 10

Gas, Minyak dan Air

Sumur Gas, Minyak dan Air bersama dalam satu lapisan

Sisa pori-pori sebagai akibat pengurangan Saturasi

2/5/2019 Nodal System Analysis 11

 Persamaan Wiggins aliran 3 fasa

 Persamaan IPR – Fasa Air

2/5/2019 Nodal System Analysis 12

2/5/2019 Nodal System Analysis 14

2/5/2019 Nodal System Analysis 15

Tekanan Dasar Sumur, psi

2/5/2019 Nodal System Analysis 16

2/5/2019 Nodal System Analysis 17

 distribusi gelembung gas dalam cairan menentukan pola

2/5/2019 Nodal System Analysis 18

2/5/2019 Nodal System Analysis 19

 Peta Pola Aliran Mandhane

2/5/2019 Nodal System Analysis 20

Aliran dalam arah vertikal

Pout = Pin - S(DP)n

2/5/2019 Nodal System Analysis 21

Aliran dalam arah horizontal

Pout = Pin -S(DP)n

2/5/2019 Nodal System Analysis 22

2/5/2019 Nodal System Analysis 24

Pin Pout DP = f(Q , dc)

Berdasarkan letak choke – di well head : Pin = Pwh

2/5/2019 Nodal System Analysis 25

2/5/2019 Nodal System Analysis 26

 media aliran (batuan reservoir, pipa, choke,

 dimensi media aliran (diameter,

 parameter-parameter aliran (GLR, Q)

 fluida yang mengalir (gas atau minyak)

2/5/2019 Nodal System Analysis 27

Kepala Sumur f Choke (up & downstream)

d Up & Downstream Valve

b Up & Downstream Pompa

2/5/2019 Nodal System Analysis 28

2/5/2019 Nodal System Analysis 29

2/5/2019 Nodal System Analysis 30

Flow-line & Tubing Curve :

Inflow Perf. Relationship :

2/5/2019 Nodal System Analysis 31

Gas Formasi + GLR-4