ِلَّ ِح ِْي
الَّ ْح َم ِن ا ه
َّللا ه
ِ س ِِ ه
ْ ِب
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
ْ س َّْ ِلي أ َ ْم َِّي َو
احلُ ْل ِ َص ْد َِّي َوْي
َ ش ََّحْ ِلي ْ با
ِ ََّ
سا ِني ْيَ ْفقَ ُهوا قَ ْو ِلي
َ ع ْق َدةً ِم ْن ِل
ُ
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku.”
(QS. Thoha: 25-28)
ـاو َّْ ُز ْق ِنـ ْي ََ ْه ًمـا
َ ب ِز ْد ِن ْي ِع ْل ًم ِ ََّ
َس ْهلً َو أ َ ْنت َ ََُُس ْه َل ِإاله َما َِعَ ْل َ اَلله ُه هِ ال
ًس ْهلَ َت ْ ئشِ اذَ َ َ ِْعَ ُل ا ْل َح ْز َن ِإ
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahmaan
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa
Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik.” (QS.Thaha : 114)
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau
akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.” (HR.
Anas bin Malik RA)
َ سأَلُ َك ِع ْل ًما نَاَِعًا َو َِّ ْزقًا ََ ِْيبًا َو
ًع َمل ْ َ اَلله ُه هِ ِإنِ ْي أ
ًُمََقَبهل
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
“Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan
yang diterima disisi-Mu.”
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no 762)
ُِ َّللاُ ا ْلعَ ِظْي
َق هَ صد
َ
Maha Benar Allah Yang Maha Agung
SKENARIO
• Seorang wanita 65 tahun datang ke UGD dibawa oleh anaknya, karena hemiparese dextra akut
sejak tadi pagi setelah bangun tidur. Penderita mengeluh cephalgia hebat dan vomiting,
hemiparesteria dextra, dan mengalami afasia motorik . Dari pemeriksaan didapat
STATUS GENERALIS
Tekanan darah 220/130 mmHg, Nadi : 100x/ menit , respirasi 24x/ meni, temperatur 36,5 derajat
celcius
STATUS NEUROLOGI
GCS : 4X6 ( Afasia Motorik), Meningeal sign Positif (KK+)
Parese N VII dan N XII dextra sentral
2/5 +3/+2
Motorik : K = 𝑟𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 Reflek patologis babinski +/ - dan chadok -/-
3/5 +3/+2
LABORATORIUM
DL. Hb 13.000 , lekosit 13.000, trombsoit 230.oo0, LED 17. Gula darah acak 150 mg%, ureum
50 mg/ dl, creatinin 1,1 mg/ dl, Asam urat 8,5 mg/ dl.
Foto thorax cardiomegali
RPD : hipertensi dan diabetes mellitus seak 5 tahun yang lalu tidak terkontrol.
RPK : bapak pasien menderita stroke dan meninggal karena stroke
Rpsos : pasien suka makan makanan berlemak, merokok seak remaa dan malas berolahraga
KEYWORD
1. Hemiparese dextra
2. Akut
3. Setelah bangun tidur
4. Merokok dari remaa hingga sekarang
5. Sering makan makanan yang berlemak
6. Diabetes melitus
7. Hipertensi
8. Cardiomegali
KATA SULIT
• Hemiparese dextra
Kelemahan atau setengah kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh yang disebabkan kerusakan otak, bisa uga
disebabkan CVA atau kerusakan otak yang lain (Reed, 2014)
• Cephalgia
Perasaan sakit atau nyeri termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening
kearah atas dan belakang kepala dan daerah wajah (Refta,2013)
• Hemiparastesia dextra
Mati rasa atau sensasi abnormal atau gangguan lainnya, yang hanya dialami pada satu sisi tubuh (Mosbey, Medical
Dictionary. 2009)
• Afasia motorik
Sekumpulan gangguan berbahasa yang terjadi setelah adanya kerusakan otak yang sering mengenai hemisfer sinistra
(bthier, et al.2014)
RUMUSAN MASALAH
Bahrudin Skor
Skor >2 = Stroke Hemoragik
Faktor Anatomi
• Lesi atau malformasi pembuluh darah otak
Faktor Hemostatik
• Berkaitan dengan fungsi trombosit dan sistem
koagulasi
Penurunan
kesadaran Sakit Kepala
Onset (66,7%)
Penurunan kesadaran (75%); dua
saat melakukan aktifitas pertiga koma
(70%); pada saat tidur
(30%)
Defisit lokal
Kejang (15%) neurologi berdasar letak
lesi lesi di supra tentorial
afasia, gangguan gerak bola
mata (gaze) dan lapang
Muntah (65%) pandang
Gejala klinis
berupa gangguan
di batang otak Gejala klinis jika
Hidrosefalus gaze, paresis N. Kranialis perdarahan di
(75%) dengan defisit motorik serebelum ataksia,
alternan nistagmus dan dysmetri
Diagnosis ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cidera kepala akibat jatuh, bruit
karotis, peningkatan tekanan vena jugularis)
Pemeriksaan Neurologis
Laboratorium
• Kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, hemostasis, gula darah, urinalisis, analisis gas darah dan
elektrolit
Foto Thoraks
• Untuk melihat adanya gambaran kardiomegali penanda hipertensi
CT Scan/ MRI
• Gambaran hiperdens pada stroke hemoragik
• Arifputera A. dkk., 2014. Stroke – Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV II. Jakarta. Media Eiskulapius.
• Bahrudin M, 2017. Neurologi Klinis. Malang. UMM Press.
PATOFISIOLOGI
Penyebab :
• Hemodinamik
Iskemia
Edema Serebri
Perfusi jaringan ↓
• Meningitis akut
• Encephalitis
• PSA
• Stroke iskemik
SUMBER
• Stroke didefinisikan sebagai sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis
klinis fokal/global yang berkembang dengan cepat, adanya gangguan fungsi serebral, dengan
gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menimbulkan kematian tanpa penyebab selain
berasal dari vascular
• Perdarahan subarachnoid (PSA) adalah perdarahan yang terjadi di dalam uang subarachnoid
disekeliling permukaan otak yaitu ruang antara selaput arachnoid dan piamater.
Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
• Stroke perdarahan pada subarachnoid disebabkan oleh pecahnya aneurisma atau malformasi
arteri vena yang perdarahannya masuk ke rongga subarachnoid sehingga menyebabkan CSF
terisi oleh darah.
Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
GEJALA
• Nyeri kepala akut yang hebat (48-70%), Pusing (10%), Nyeri orbita (7%), Diplopia (4%), Pandangan
kabur (4%)
• Kaku kuduk (+)
• Mual
• Muntah
• Tanda-tanda deficit neurologi fokal hemiparese dengan atau tanpa afasia
• Paresis N. cranialis seperti N. III, N.VI
• Fundoskopi : ditemukan perdarahan subhialoid retina dan mungkin papil edema
• 60-70% ditemukan factor pencetus seperti kerja fisik. 30-40% sisanya terjadi waktu istirahat
Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
2. Pemeriksaan fisik
• Tanda vital
• Pemeriksaan kepala dan leher mencari cedera kepala akibat jatuh, bruit karotis, peningkatan
tekanan vena jugularis, dan lain-lain.
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan neurologis
- pemeriksaan kesadaran
- pemeriksaan N kranialis
- pemeriksaan kaku kuduk ( biasanya positif pada SAH)
- pemeriksaan motorik, sensorik, dan refleks
- pemeriksaan fungsi kognitif sederhana berupa ada tidaknya afasia
Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
3. Pemeriksaan penunjang
Prognosis Baik → Semakin cepat penanganan, semakin baik dan juga semakin muda
maka recovey semakin baik
Prognisis Buruk → Bila gejala stroke awal sudah memperlihatan tetra paralisis, koma
ataupun defisit neurologis lain yang buruk
6 VARIABEL MUDAH UNTUK
MENENTUKAN PROGNOSIS, DILIHAT PADA
1 JAM PERTAMA SETELAH ONSET STROKE
:2. Adanya ketergantungan sebelum stroke
1. Usia
• Norrving. O. (2014). Oxford Textbook Stroke and Cerebrovascular Disease. UK: Oxford
University Press.
• Bahrudin. M. (2017). Neurologi Klinis. Malang: UMM Press.
EDUKASI
Saat Pasien Pasien Pasca
Mengalami Stroke
Serangan Stroke
KELUARGA
DAN PASIEN
STROKE STROKE
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
INTRASEREBRAL (PIS) (PSA)
STROKE PERDARAHAN INTRACEREBRAL
• Saat Pasien Mengalami Serangan Stroke
-Menjelaskan tindakan awal yang akan dilakukan saat pasien datang kerumah sakit
1. Anamnesis → jika pasien tidak kooperatif, dapat melakukan alloanamnesis. sebelumnya perlu dijelaskan bahwa
segala hal yang diinformasikan kepada pihak rumahsakit akan membantu penegakan diagnosis dan kesembuhan
pasien serta penatalaksanaan selanjutnya
2. Pemeriksaan Fisik → memberitahukan bahwa tujuan pemeriksaannya untuk menegakkan diagnosis
- Palpasi dan auskultasi di daerah arteri dan cabang arteri karotis → untuk mengetahui adakan abnormalitas pada
arterinya
- mengukur tekanan darah → adakah hubungannya dengan jenis stroke
- mengukur tekanan arteri optalmika
- melihat pembuluh darah di retina dengan optalmoskop.
3. Pemeriksaan Penunjang → memberitahukan bahwa tujuan pemeriksaannya untuk menegakkan diagnosis
- Foto Thorax → menjelaskan tujuannya untung mengetahui bagaimana keadaan jantung dan paru parunya dan
adakah hubungan dengan stroke
- Test darah, elektrolit serum dan faal ginjal, kadar gula darah→ untuk mengetahui jumlah komponen darah,
pembekuan darah, kolestrol dan elektrolit guna penatalaksanaan
- EKG → dapat mengetahui keadaan jantung saat waktu tersebut
- CT-Scan → untuk memastikan adakah perdarahan di otak dan mengetahui letak dari perdarahannya
TERAPI UMUM
• Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke. 2011. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UR
• American Stroke Association, a Division of the American Heart Association. Patient &
Caregiver Hemorrhagic Stroke Education Booklet. Texas
• Bahrudin. M. 2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM Press.
STROKE ISKEMIK
T I N G K AT K E M A M P U A N 3 B
1. Stroke Trombotik
2. Stroke Emboli
1. STROKE TROMBOTIK
Oklusi pembuluh darah akibat patologi vaskular (perubahan karakteristik pembuluh
darah atau pembentukan bekuan)
ETIOLOGI
Patologi vaskular yang menyebabkan trombosis :
• Aterosklerosis >>>
• Displasia fibromuskular
• Arteritis
• Diseseksi pembuluh darah
• Perdarahan pada plak aterosklerosis.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2015:1557
2. STROKE EMBOLI
Oklusi pembuluh darah akibat sumbatan dari tempat yang lebih proksimal
ETIOLOGI
Material emboli biasanya terbentuk dari :
• Jantung (Kardioemboli -> darah, vegetasi, tumor intrakardiak)
• Arteri besar (aorta, karotis, vertebralis)
• Vena
Material lain berupa :udara, lemak, benda asing, sel tumor
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2015:1557
Arif, Mansjoer, dkk., 2014 , Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4 Jilid II, Jakarta: MedicaAesculpalus FKUI, 975
T H E I L L U S T R AT I O N S H O W S H O W A N I S C H E M I C S T R O K E
CAN OCCUR IN THE BRAIN. IF A BLOOD CLOT BREAKS
A W AY F R O M P L A Q U E B U I L D U P I N A C A R O T I D ( N E C K )
A R T E R Y, I T C A N T R A V E L T O A N D L O D G E I N A N A R T E R Y I N
THE BRAIN. THE CLOT CAN BLOCK BLOOD FLOW TO PART
O F T H E B R A I N , C A U S I N G B R A I N T I S S U E D E AT H .
Jichici, Draga. 2019. Stroke. Department of Neurology and Critical Care Medicine, McMaster University School of Medicine, Canada
Jichici, Draga. 2019. Stroke. Department of Neurology and Critical Care Medicine, McMaster
University School of Medicine, Canada
GEJALA STROKE ISKEMIK
• Merujuk pada penurunan / oklusi aliran darah akibat proses oklusi lokal pada
pembuluh darah
• Patologi vaskular tersering aterosklerosis deposisi material lipid,
pertumbuhan jaringan fibrosa dan muskular, adesi trombosit mempersempit
lumen pembuluh darah
STROKE ISKEMIK EMBOLIK
• Tidak disebabkan oleh patologi pembuluh darah lokal, biasanya terbentuk dari jantung, arteri
besar (aorta, karotis, vertebralis) atau vena.
• Lalu masuk sirkulasi sistemik
SUMBER:
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II.VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2015: 1559-1560
• Bahrudin M. Neurologi Klinis. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang; 2017: 254-258
SUMBER
• Tsai, Hsin-Hsi, et.al. 2018. Updates on Prevention of Hemorrhagic and Lacunar Strokes. Taiwan :
Journal of Stroke.
• Yew and Cheng. “Diagnosis of Acute Stroke.” American Family Physician 91.8 (2015): 528-536.
Print.
• Filipi, M. (2015). Oxford Textbook of Neuroimagine. UK: Oxford University Press.
PENATALAKSANAAN
Norrving, O. (2014). Oxford Textbook Stroke and Cerebrovascular Disease. UK: Oxford
University Press.
Bahrudin, Moch. 2014. Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis Diagnosis Topis. Malang: UMM
Press
Edukasi
Pengendalian Faktor resiko Modifikasi Gaya Hidup
Dukungan keluarga
Bahrudin, Moch. 2014. Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis Diagnosis Topis. Malang: UMM
Press
Differential Diagnosis
1. Stroke Hemorragic
2. Hipoglikemi
P, V. (2017). Acute stroke differential diagnosis: Stroke mimics. European Journal of Radiology, 133-144.
MANNITOL
• Osmotic diuretic
• Mannitol tidak menembus BBB yang intact.
• Mannitol menarik air dari jaringan otak ke dalam darah.
• Bila BBB rusak, mannitol dapat memasuki otak dan menyebabkan rebound kenaikan TIK o. k. perbedaan
osmotic (osmolaritas jaringan otak > plasma air masuk ke jaringan otak)
• Wakai A, Roberts IG, Schierhout G. Mannitol for acute traumatic brain injury (Review).The Cochrane Library 2012, Issue 4
• Karena efek osmolaritasnya, mannitol diasumsikan untuk menurunkan edema otak. Mannitol
dapat meningkatkan perfusi otak dengan meningkatkan viskositasnya. Mannitol juga dapat
sebagai neuroprotektan.
• Mannitol dapat mengaktifkan proses apoptosis dan berpotensi untuk mengaktifkan mediator
inflamasi yang dapat memperberat neuronal injury saat iskemik.
• Bereczki et al., 2014. Mannitol Use in Acute Stroke Case Fatality at 30 Days and 1 Year. Cochrane
Library, 34(7), pp. 1730. DOI: 10.1161/01.STR.0000078658.52316.E8
• Pemberian mannitol pada pasien dengan stroke perdarahan intraserebral akut dapat meningkatkan
cerebral blood flow di bilateral hemispheres dan menurunkan TIK.
• Ye, Hong and Su,Yingying., 2013. Hemodynamic effects of mannitol infusion in patients with acute
intracerebral haemorrhage. Acta Cirurgica Brasileira, 28(2), pp. 1730. DOI: 10.1590/S0102-
86502013000200004
Beberapa tindakan segera diperlukan untuk mengobati kemunduran pasien. Manajemen awal
harus fokus pada pengurangan efek pembengkakan otak yang menempati ruang.
Dengan tidak adanya peningkatan ICP pada pasien yang memburuk akibat pembengkakan
infark hemisfer supratentorial, langkah-langkah untuk mengurangi ICP mungkin tidak
bermanfaat. Meskipun demikian, sebagian besar penelitian merekomendasikan
mengelevasikan tampat tidur sebesar 30° . terapi osmotik sebagian besar melalui gradien
osmotik dan menarik air keluar neuron ke dalam arteri, menyebabkan vasokonstriksi dan
berkurang volume serebrovaskular. Terapi osmotik terutama terdiri dari manitol dan salin
hipertonik dengan osmolar yang bervarias banyak. Mannitol telah digunakan baik sebagai
dosis tunggal maupun dalam bentuk bolus berulang seperti manitol 15 g sekali; 0,5 - 1g/kg;
mannitol 1,0 g / kg; dan 0,5 g/kg setiap 4 hingga 6 jam.. Saline hipertonik telah digunakan
pada berbagai dosis dan konsentrasi (3%, 7,5%, 23%)
# Level III: Opinions of respected authorities, based on clinical experience, descriptive
studies, or reports of expert committees.condition, C: Poor level of evidence for the
recommendation t o consider a condition,
AHA ASA RECOMMENDATION FOR MANAGEMENT OF CEREBRAL AND
CEREBELLAR INFARCTION WITH SWELLING. 2015 DOI:
10.1161/01.STR.0000441965.15164.D6