Anda di halaman 1dari 101

TUTOR 7

DOA MEMULAI BELAJAR

ِ‫الَّ ِِ ِْي‬ ‫ان‬


‫ْ ِ ه‬ ََ ‫ْي‬‫ش‬‫ه‬ ‫ال‬ َ
‫ن‬ ‫م‬ ُ
ِ ِ‫أ ْ ِ ه‬
‫اَّلل‬‫ب‬ ‫ذ‬‫ُو‬
‫ع‬ َ
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk

ِ‫لَّ ِح ِْي‬
‫الَّ ْح َم ِن ا ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِِ ه‬
ْ ‫ِب‬
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
ْ ‫س َّْ ِلي أ َ ْم َِّي َو‬
‫احلُ ْل‬ ِ َ‫ص ْد َِّي َوْي‬
َ ‫ش ََّحْ ِلي‬ ْ ‫با‬
ِ ََّ
‫سا ِني ْيَ ْفقَ ُهوا قَ ْو ِلي‬
َ ‫ع ْق َدةً ِم ْن ِل‬
ُ
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
supaya mereka mengerti perkataanku.”
(QS. Thoha: 25-28)
‫ـاو َّْ ُز ْق ِنـ ْي ََ ْه ًمـا‬
َ ‫ب ِز ْد ِن ْي ِع ْل ًم‬ ِ ََّ
َ‫س ْهلً َو أ َ ْنت‬ َ ََُُ‫س ْه َل ِإاله َما َِعَ ْل‬ َ ‫اَلله ُه هِ ال‬
ً‫س ْهل‬َ َ‫ت‬ ْ ‫ئ‬‫ش‬ِ ‫ا‬‫ذ‬َ ‫َ َ ِْعَ ُل ا ْل َح ْز َن ِإ‬
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahmaan
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa
Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik.” (QS.Thaha : 114)
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau
akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.” (HR.
Anas bin Malik RA)
َ ‫سأَلُ َك ِع ْل ًما نَاَِعًا َو َِّ ْزقًا ََ ِْيبًا َو‬
ً‫ع َمل‬ ْ َ ‫اَلله ُه هِ ِإنِ ْي أ‬
ً‫ُمََقَبهل‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
“Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan
yang diterima disisi-Mu.”
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no 762)
ُِ ‫َّللاُ ا ْلعَ ِظْي‬
‫َق ه‬َ ‫صد‬
َ
Maha Benar Allah Yang Maha Agung
SKENARIO
• Seorang wanita 65 tahun datang ke UGD dibawa oleh anaknya, karena hemiparese dextra akut
sejak tadi pagi setelah bangun tidur. Penderita mengeluh cephalgia hebat dan vomiting,
hemiparesteria dextra, dan mengalami afasia motorik . Dari pemeriksaan didapat
STATUS GENERALIS
Tekanan darah 220/130 mmHg, Nadi : 100x/ menit , respirasi 24x/ meni, temperatur 36,5 derajat
celcius
STATUS NEUROLOGI
GCS : 4X6 ( Afasia Motorik), Meningeal sign Positif (KK+)
Parese N VII dan N XII dextra sentral
2/5 +3/+2
Motorik : K = 𝑟𝑒𝑓𝑙𝑒𝑘 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑠 Reflek patologis babinski +/ - dan chadok -/-
3/5 +3/+2

Sensori hemiparestesi dextra


LANJUTAN...

LABORATORIUM
DL. Hb 13.000 , lekosit 13.000, trombsoit 230.oo0, LED 17. Gula darah acak 150 mg%, ureum
50 mg/ dl, creatinin 1,1 mg/ dl, Asam urat 8,5 mg/ dl.
Foto thorax cardiomegali

RPD : hipertensi dan diabetes mellitus seak 5 tahun yang lalu tidak terkontrol.
RPK : bapak pasien menderita stroke dan meninggal karena stroke
Rpsos : pasien suka makan makanan berlemak, merokok seak remaa dan malas berolahraga
KEYWORD

1. Hemiparese dextra
2. Akut
3. Setelah bangun tidur
4. Merokok dari remaa hingga sekarang
5. Sering makan makanan yang berlemak
6. Diabetes melitus
7. Hipertensi
8. Cardiomegali
KATA SULIT

• Hemiparese dextra
Kelemahan atau setengah kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh yang disebabkan kerusakan otak, bisa uga
disebabkan CVA atau kerusakan otak yang lain (Reed, 2014)
• Cephalgia
Perasaan sakit atau nyeri termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening
kearah atas dan belakang kepala dan daerah wajah (Refta,2013)
• Hemiparastesia dextra
Mati rasa atau sensasi abnormal atau gangguan lainnya, yang hanya dialami pada satu sisi tubuh (Mosbey, Medical
Dictionary. 2009)
• Afasia motorik
Sekumpulan gangguan berbahasa yang terjadi setelah adanya kerusakan otak yang sering mengenai hemisfer sinistra
(bthier, et al.2014)
RUMUSAN MASALAH

• 1. Bagaimana interpretasi dari status generalis px ?


• 2. Bagaimana interpretasi status neurologis px ?
• 3. Bagaimana interpretasi dan hubungannya dengan keluhanpasien dengan hasil lab ?
• 4. Apa yang menyebabkan pasien mengeluh cephalgia hebat dan vomitting ?
• 5. Apa yang menyebabkan pasien mengalami hemiparestesia dextra ?
• 6. Apa yang menyebabkan pasien mengalami hemi paresis dextra ?
• 7. Apa yang menyebabkan pasien mengalami afasia motorik ?
• 8. Apa kemungkinan diagnosisnyaa ?
• 9. Apa tindakan awal yang dilakukann?
• 10. Bagaimana kemungkinan prognosisnya ?
• 11. Edukasi apa yang perlu diberikan ?
1.BAGAIMANA INTERPRETASI DARI
STATUS GENERALIS PX ?
• Lihat di WHO, 220/130 termasuk hipertensi derajat 3
• Nadi, Normal(60-100) tapi sudah dibatas paling tinggi
• RR meningkat, karena normalnya 12-18
• Suhu Normal 36,5-37,5
2. BAGAIMANA INTERPRETASI
STATUS NEUROLOGIS PX ?
• GCS 4x6  4 Buka mata spontan, x Verbal tidak bisa nilai, 6 menurut perintah.
• Meningeal sign positif, (KK+). Ada tahanan saaat fleksi kepala.
• Parese N 12 dan nervus 7 dextra central
• N 7 parese bagian bawah dextra
• N 12 lidah bengkok ke kanan
• Motorik  atas : 2/5 = gerak sendi +, tdk dpt melawan gravitasi / N
bawah : 3/5 = melawan gravitasi, tahanan ringan / N
• Reflek fisiologis : +3(sebalah kanan) ada perluasan reflek dan gerakan sendi, +2 (sebelah kiri)
Normal. Meningkat pada sebelah kanan.
• Reflek Patologis : Babinzki +/-, Chaddok -/- terdapat lesi UMN
3. BAGAIMANA INTERPRETASI DAN
HUBUNGANNYA DENGAN KELUHANPASIEN
DARI HASIL LAB
• Hb : 13  N
• Leukosit : 13.000  sedikit meningkat
• Trombosit : 230.000  N
• LED : 17  N (N : 0-20)
• GDA : 150 mg%  N (N : <200 mg%)
• UA : 8,5 mg/dl  meningkat (N : 2,5-5,6 mg/dl)
• Ureum : 50 mg/dl  meningkat (N : 7-20 mg/dl)
• Kreatinin : 1,1 ng/dl  meningkat (N : 0,5-0,9 ng/dl)
• Foto thoraks : cardiomegaly  HT kronis
• Adanya kardiomegali pada foto thoraks menunjukkan adanya kelainan pada jantung akibat
hipertensi yang lama. Hipertensi kronis bisa beresiko akan pecahnya pembuluh darah di otak
dan menyebabkan stroke hemoragik yang dapat menyebabkan peningkatan TIK yang
bermanifestasi klinis nyeri kepala hebat dan vomiting. Jika perdarahan cukup besar, dapat juga
menekan N kranialis di batang otak sehingga terjadi deficit neurologis
• Leukositosis  Inflamasi
4. APA YANG MENYEBABKAN PASIEN
MENGELUH CEPHALGIA HEBAT DAN
VOMITTING ?
• Adanya perdarahan menyebabkan peningkatan TIK sehingga vomitting dan cephalgia
• Cephalgia TIK meningkat kompresi n cranialis vena arteri di otak sehingga timbul nyeri
• Vomitt = peningkatan TIK menekan pusat muntah di medulla oblongata, meneruksan ke n vagus,
menyebabkan kontraksi duodenum dan asam lambung serta membuka sphincter esophageal.
5. APA YANG MENYEBABKAN PASIEN
MENGALAMI HEMIPARESTESIA DEXTRA ?
• Peningkatan TIK menyebabkan hemiparestesia, terjadi kompresi pembuluh darah dan saraf
sehingga ischemia. Terdapat penekanan gyrus pra centralis dan poscentralis.
• Cabang arteri cerebri media sinistra, memvaskulrasisasi gyrus pra dan post centralis yang
mengatur fungsi sensoriksebelah kanan.
6. APA YANG MENYEBABKAN PASIEN
MENGALAMI HEMI PARESIS DEXTRA ?
• Lesi terletak pada hemsifer sinistra, kemungkinan terjadinga perdarahan dan edema sehingga
terjadi destruksi jaringan otak. menyebakan kompresi juga.
• Menekan hemsifer sinstra interna capsul, midbrain, dan medulla oblongata.
• Adaa perdarahan karena edem penekanan arteri cerebri sinistra vaskuler, lobus frontalis sinstra
dan gyrus pre centralis. Dmana disitu juga cortex motorik primer.
7.APA YANG MENYEBABKAN PASIEN
MENGALAMI AFASIA MOTORIK ?
• Letak lesi pada are broca, dimana sebagai pusat bahasa. Pasien tidak bisa megutarakan apa yang
ingin dibicarakan.
8. APA KEMUNGKINAN
DIAGNOSISNYAA ?
• Stroke haemoraghic mengacu terhadap baharudin score, tanpa harus menggunakan ct scan.
• Melakukan CT Scan untuk menentukan letak perdarahan dan topisnya.
9. APA TINDAKAN AWAL YANG
DILAKUKAN?
• Penilaian terhadap baharudin score
• CT Scan
• Cardiomegali  EKG
• Terapi awal  Stablisasi hemodinamik cairan koloid kristaloid
• Optimalisasi tekanan darah  penurunan tekanan darah 20-25%
• Elevasi kepala 20-30 derajat
• Tidak menekan vena jugular
• Diberikan bolus vena dextrose dan cairan osmotik
• Dan diberikan manitol 0,25mg/kgBB
10.BAGAIMANA KEMUNGKINAN
PROGNOSISNYA ?
• Prognosis stroke  Dubia tergantung dari lesinya
• Dubia et malam cenderung memburuk
• Usia, riwayat stroke, jenis kelamin
11.EDUKASI APA YANG PERLU DIBERIKAN
?
• Harus rajin mengikuti modifikasi
• Rendah natrium dan lemak
• Minimalkan stress
• Monitor kesehatan ke dokter
• Teratur mengonsumsi obat hipertensi
Ny. X usia 65 tahun
Status generalis = hipertensi, nadi (N, RR (N), suhu (N)
Status neurologis = GCS 4X6, Kaku kuduk +, Parese N 7
RPD = Hipertensi, DM Anamnesa = hemiparese dextra dan 12 dextra sentral, Motorik : K =
2/5
reflek fisiologis
RPK = Bapak Stroke setelah bangun tidur, chepalgia
3/5
+3/+2
Rpsos = suka makan- majanan hebat, vomit, afasia motorik Reflek patologis babinski +/ - dan chadok -/-
+3/+2
berlemak Laboratorium = Hb 13, Leukositosis, ureum meningkat asam
urat 8,5 mg/dl, creathinin 1 mg/dl
STROKE

Stroke Hemoragik Stroke Iskemik


TIK meningkat, Kaku kuduk + , Terjadi saat Terjadi saat bangun tidur, Defisit neurologis,
aktivitas, Hipertensi, Defisit neurologis Kaku kuduk - , TIK jarang meningkat

Bahrudin Skor
Skor >2 = Stroke Hemoragik

Terapi Pemeriksaan Penunjang


-5B - CT Scan (Gold Standar)
- Rl 14 tetes/ menit - EKG
- Nicardipin pump - GDA berkala
- Citicolin
LO
• Stroke
• Definisi, etiologi, patofis, pmx, gx klinis, tata laksana, prognosis, edukasi, DD
• Mekanisme Manitol
• POMR
LO
Stroke
Perdarahan Intra
Serebral
DEFINISI
• Stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memliki
karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/ global yang
Stroke berkembang cepat, adanya gangguan fungsi serebral, dengan gejala
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menimbulkan kematian yang
berasal dari vaskular.

• Sering terjadi pada hipertensi yang kronis


• Biasanya mengenai arteri kecil atau arteri penetrating yaitu a.
Perdarahan lentikulostriata, a. talamoperforata, cabang arteri basiler paramedian
Intra dan cabang kecil a. cerebello superior dan anterior
Serebral • Jika terjadi peningkatan tekanan darah atau aliran darah otak
mendadak  pecahnya pembuluh darah arteri, arteriol dan kapiler
Faktor Hemodinamik
• Tekanan darah

Faktor Anatomi
• Lesi atau malformasi pembuluh darah otak

Faktor Hemostatik
• Berkaitan dengan fungsi trombosit dan sistem
koagulasi
Penurunan
kesadaran Sakit Kepala
Onset (66,7%)
Penurunan kesadaran (75%); dua
saat melakukan aktifitas pertiga koma
(70%); pada saat tidur
(30%)

Defisit lokal
Kejang (15%) neurologi berdasar letak
lesi  lesi di supra tentorial 
afasia, gangguan gerak bola
mata (gaze) dan lapang
Muntah (65%) pandang

Gejala klinis
berupa gangguan
di batang otak  Gejala klinis jika
Hidrosefalus gaze, paresis N. Kranialis perdarahan di
(75%) dengan defisit motorik serebelum  ataksia,
alternan nistagmus dan dysmetri
Diagnosis ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang

Gejala yang mendadak saat awal, lamanya


awitan dan aktifitas saat serangan

Deskripsi gejala yang muncul beserta


kelanjutannya; progresif memberat, perbaikan,
atau menetap
Gejala penyerta, penurunan kesadaran, nyeri
kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,
gangguan penglihatan atau gangguan kognitif
Ada tidaknya faktor stroke
Tanda Vital (tekanan darah, nadi, suhu, RR)

Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cidera kepala akibat jatuh, bruit
karotis, peningkatan tekanan vena jugularis)

Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan kesadaran, Pemeriksaan N. Kranialis, Pemeriksaan kaku kuduk,


Pemeriksaan motorik, reflek dan sensorik, Pemeriksaan fungsu kognitif
Elektrokardiografi

Laboratorium
• Kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, hemostasis, gula darah, urinalisis, analisis gas darah dan
elektrolit
Foto Thoraks
• Untuk melihat adanya gambaran kardiomegali  penanda hipertensi

CT Scan/ MRI
• Gambaran hiperdens  pada stroke hemoragik

Transcranial Doppler dan Doppler Karotis


• Untuk melihat adanya penyumbatan dan patensi dinding PD

Analisis Cairan Serebrospinal


• Jika diperlukan
REFERENSI

• Arifputera A. dkk., 2014. Stroke – Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV II. Jakarta. Media Eiskulapius.
• Bahrudin M, 2017. Neurologi Klinis. Malang. UMM Press.
PATOFISIOLOGI

Penyebab :
• Hemodinamik

• Defek pembuluh darah

• Gangguan faal pembekuan

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis.


Malang :UMM Press
1. Konsep Pertama : Kebanyakan perdarahan makin berkembang dan meluas selama beberapa
jam setelah serangan
2. Konsep Kedua : Kebanyakan brain injury dan swelling yang terjadi beberapa hari setelah PIS
adalah hasil dari inflamasi akibat thrombin dan coagulation end-products yang lain

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM


Press
Pecah pembuluh darah
Hematom
dalam otak

Kompresi dan destruksi Kompresi struktur


jaringan otak pembuluh darah

Iskemia

Edema Serebri

Perfusi jaringan ↓

Nekrosis sel otak

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM


Press
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Umum
• Breath  O2 yang adekuat
• Blood 
Tekanan darah : penurunan tidak lebih dari 20% MAP, jangan dibawah 180/110 , Obat
nitrogliserin, nicardipine, labetolol IV atau kaptopril, nifedipid oral
Cairan : evaluasi dengan menghitung volume urin + 500
Elektrolit, pH, hipoosmolariti beri mannitol, Salin 0,9% : 1 ml/kg/jam, hindari dextrose
• Brain 
Kejang akut beri lorazepam 0,05-0,1mg/kg diikuti phenytoin 15-20mg/kg
Menurunkan TIK  kepala ditinggikan 20 – 30o, hiperventilasi dengan ventilasi PaCO2 30-
35mmHg, Manitol 20% 100ml, evaluasi suhu tubuh
• Bladder & Bowel : nutrisi enteral setelah 48 jam, cateterisai
• Body & Skin : berubah posisi untuk mencegah decubitus
PENATALAKSANAAN KHUSUS
PIS
• Mencari dan mengobati penyebab
• Pemberian neuroprotector , stikolin 2x1000mg IV 3 hari dilanjutkan 2x1000 oral selama 3 minggu
(International Citcholine Trial in Acute Stroke,2011)
• Tindakan pembedahan, indikasi : perdarahan serebelum >3cm, perdarahan lobar >50cm3
(Broaderick,1999)
• Arterial Spasm (30%)  akan menyebabkan deficit neurologis
Beri nimodipine 60mg/6jam IV selama 21 hari
• Rebleeding (60%)  mencergah perdarahan ulang
Asam traneksamat 6-12gr/hari
Epsilon aminocaproic acid 36gr/hari
DD

• Meningitis akut
• Encephalitis
• PSA
• Stroke iskemik
SUMBER

• Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM Press


• Guideline Stroke PERDOSSI 2011
• Buku ajar ilmu penyakit dalam, interna publishing jilid 1 edisi 5, 2009
STROKE
HEMORRHAGE
(SUBARACHNOID
HEMORRHAGE)
DEFINISI

• Stroke didefinisikan sebagai sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis
klinis fokal/global yang berkembang dengan cepat, adanya gangguan fungsi serebral, dengan
gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menimbulkan kematian tanpa penyebab selain
berasal dari vascular
• Perdarahan subarachnoid (PSA) adalah perdarahan yang terjadi di dalam uang subarachnoid
disekeliling permukaan otak yaitu ruang antara selaput arachnoid dan piamater.

Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.

Bahrudin, M. 2017. STROKE. Neurologi klinis. UMM Press.


ETIOLOGI

• Stroke perdarahan pada subarachnoid disebabkan oleh pecahnya aneurisma atau malformasi
arteri vena yang perdarahannya masuk ke rongga subarachnoid sehingga menyebabkan CSF
terisi oleh darah.

Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
GEJALA
• Nyeri kepala akut yang hebat (48-70%), Pusing (10%), Nyeri orbita (7%), Diplopia (4%), Pandangan
kabur (4%)
• Kaku kuduk (+)
• Mual
• Muntah
• Tanda-tanda deficit neurologi fokal  hemiparese dengan atau tanpa afasia
• Paresis N. cranialis seperti N. III, N.VI
• Fundoskopi : ditemukan perdarahan subhialoid retina dan mungkin papil edema
• 60-70% ditemukan factor pencetus seperti kerja fisik. 30-40% sisanya terjadi waktu istirahat

Bahrudin, M. 2017. STROKE. Neurologi klinis. UMM Press.


PEMERIKSAAN
Penegakan diagnosis dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
1. Anamnesis
• Gejala yang mmendadak pada saat awal, lamanya awitan, dan aaktivitas saat serangan
• Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya; progresif memberat, perbaikan atau
menetap
• Gejala penyerta : penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang,
gangguan pengelihatan atau gangguan fungsi kognitif
• Ada tidaknya factor resiko stroke

Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
2. Pemeriksaan fisik
• Tanda vital
• Pemeriksaan kepala dan leher  mencari cedera kepala akibat jatuh, bruit karotis, peningkatan
tekanan vena jugularis, dan lain-lain.
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan neurologis
- pemeriksaan kesadaran
- pemeriksaan N kranialis
- pemeriksaan kaku kuduk ( biasanya positif pada SAH)
- pemeriksaan motorik, sensorik, dan refleks
- pemeriksaan fungsi kognitif sederhana berupa ada tidaknya afasia

Tanto, Chris, et. al. 2018. STROKE. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4 Jilid 2.
Media Aesculapius FK UI.
3. Pemeriksaan penunjang

• CT Scan kepala tanpa kontras  ada perdarahan atau tidak


• EKG  adanya penyakit jantung sebagai predisposisi stroke
• Kadar gula darah  DM sebagai factor resiko stroke, hipoglikemia bisa memberikan gambaran
seperti stroke
• Elektrolit serum dan faal ginjal  berkaitan dengan kemungkinan pemberian obat osmoterapi
• CBC  menentukan keadaan hematologic yang dapat mempengaruhi stroke
• Faal hemostasis  pemeriksaan jumlah trombosit, PT, aPTT dipelukan terutama berkaitan dengan
pemakaian obat antikoagulan dan trombolitik
• X-foto toraks  menilai besar jantung, klasifikasi katup jantung, edema paru, atau adanya infeksi TBC

Bahrudin, M. 2017. STROKE. Neurologi klinis. UMM Press.


• Aneurisma dengan diameter 5 mm atau kurang memiliki 2%
risiko pecah, sedangkan 40% dengan diameter 6-10 mm sudah
pecah saat didiagnosis.
• Penelitian yang dilakukan Johns Hopkins, kondisi berikut yang
berkorelasi positif dengan pembentukan aneurisma sakuler :
– Hipertensi
– Aterosklerosis serebral
– Asimetri vaskular di lingkaran Willis
– Sakit kepala persisten
– Hipertensi yang diinduksi kehamilan
– Penggunaan analgesik jangka panjang
– Riwayat keluarga stroke

Tibor, Becske. 2018. Subarachnoid Hemoragic. Medscape


TATALAKSANA

• Penata laksanaan umum 5B:


– Breath, Blood, Brain, Bowel,Bone and body skin
• Penatalaksanaan khusus
Penatalaksanaan SAH:
Sah termasuk keadaan emergensi.
Pasien dikelompokan berdasarkan skala hunt and hess

Bahrudin, mochamad2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM pers


The Hunt and Hess grading system is as follows:
• Grade 0 - Unruptured aneurysm
• Grade I - Asymptomatic or mild headache and slight nuchal rigidity
• Grade Ia - Fixed neurologic deficit without acute meningeal/brain reaction
• Grade II - Cranial nerve palsy, moderate to severe headache, nuchal rigidity
• Grade III - Mild focal deficit, lethargy, or confusion
• Grade IV - Stupor, moderate to severe hemiparesis, early decerebrate rigidity
• Grade V - Deep coma, decerebrate rigidity, moribund appearance
1. pasien dengan tanda tanda grade 1 atau 2 tujuan perawatan adalah
menentukan diagnosis pasti dan memberikan terapi suportif
2. Grade 3,4, & perawatan lebih intensif.

Bahrudin, mochamad2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM pers


S. Rosen, David. 2015. Subarachnoid Hemorrhage Grading Scales A Systematic
Review. Neurocritical care
Bila didapatkan TIK maka
1. Larutan hiperosmolar seperti manitol dapat menurukan TIK 50% dalam
waktu 30 menitdengan dosis 0,25-1 mg/KG/BB
2. Furosemid iv 40mg
3. Sterioid masi diperdebatkan.

Bahrudin, mochamad2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM pers


DIFFERENTIAL DIAGNOSES
• Aseptic Meningitis
• Cluster Headache in Emergency Medicine
• Encephalitis
• First Adult Seizure
• Hypertensive Emergencies in Emergency Medicine
• Intracranial Hemorrhage
• Ischemic Stroke in Emergency Medicine
• Meningitis
• Migraine Headache
• Transient Ischemic Attack

Tibor, Becske. 2018. Subarachnoid Hemoragic. Medscape


PROGNOSIS

 Prognosis Baik → Semakin cepat penanganan, semakin baik dan juga semakin muda
maka recovey semakin baik
 Prognisis Buruk → Bila gejala stroke awal sudah memperlihatan tetra paralisis, koma
ataupun defisit neurologis lain yang buruk
6 VARIABEL MUDAH UNTUK
MENENTUKAN PROGNOSIS, DILIHAT PADA
1 JAM PERTAMA SETELAH ONSET STROKE
:2. Adanya ketergantungan sebelum stroke
1. Usia

3. Apakah pasien tinggal sendiri


4. Apakah pasien bisa berbicara
5. Apakah pasien bisa berjalan secara mandiri
6. apakah pasien dapt mengangkat tangannya dari tempat tidur.
FAKTOR- FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROGNOSA STROKE
• Usia
• Jenis kelamin, pengaruhnya belum jelas
• Riwayat stroke sebelumnya dan atrial fibrilasi berpengaruh negatif terhadap prognosa pasien
stroke
• Berat stroke dan lokasi lesi
• Penyakit penyerta
SUMBER

• Norrving. O. (2014). Oxford Textbook Stroke and Cerebrovascular Disease. UK: Oxford
University Press.
• Bahrudin. M. (2017). Neurologi Klinis. Malang: UMM Press.
EDUKASI
Saat Pasien Pasien Pasca
Mengalami Stroke
Serangan Stroke

KELUARGA
DAN PASIEN

STROKE STROKE
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
INTRASEREBRAL (PIS) (PSA)
STROKE PERDARAHAN INTRACEREBRAL
• Saat Pasien Mengalami Serangan Stroke
-Menjelaskan tindakan awal yang akan dilakukan saat pasien datang kerumah sakit
1. Anamnesis → jika pasien tidak kooperatif, dapat melakukan alloanamnesis. sebelumnya perlu dijelaskan bahwa
segala hal yang diinformasikan kepada pihak rumahsakit akan membantu penegakan diagnosis dan kesembuhan
pasien serta penatalaksanaan selanjutnya
2. Pemeriksaan Fisik → memberitahukan bahwa tujuan pemeriksaannya untuk menegakkan diagnosis
- Palpasi dan auskultasi di daerah arteri dan cabang arteri karotis → untuk mengetahui adakan abnormalitas pada
arterinya
- mengukur tekanan darah → adakah hubungannya dengan jenis stroke
- mengukur tekanan arteri optalmika
- melihat pembuluh darah di retina dengan optalmoskop.
3. Pemeriksaan Penunjang → memberitahukan bahwa tujuan pemeriksaannya untuk menegakkan diagnosis
- Foto Thorax → menjelaskan tujuannya untung mengetahui bagaimana keadaan jantung dan paru parunya dan
adakah hubungan dengan stroke
- Test darah, elektrolit serum dan faal ginjal, kadar gula darah→ untuk mengetahui jumlah komponen darah,
pembekuan darah, kolestrol dan elektrolit guna penatalaksanaan
- EKG → dapat mengetahui keadaan jantung saat waktu tersebut
- CT-Scan → untuk memastikan adakah perdarahan di otak dan mengetahui letak dari perdarahannya
TERAPI UMUM

4. Terapi Awal → untuk memastikan kestabilan pasien dan mencegah/ membatasi


kematian neuron yang akan berdampak buruk pada kondisi pasien
– Melakukan stabilisasi jalan napas → untuk melancarkan jalur nafas (bagi pasien
yang mengalami hipoksia, syok, atau beresiko gangguan pernapasan)
– Stabilisasi hemodinamik
– Pengendalian TIK
– Nutrisi enteral paling lambat diberikan 48 jam, jika tidak bisa menelan dipasang
NGT
– Pemasangan kateter urine → membantu pasien, jika tidak bisa berjalan sama
sekali
– Hati hati dengan suction, menggerakkan dan memandikan pasien karena dapat
mempengaruhi TIK
TERAPI KHUSUS PIS

5. Terapi Khusus → untuk mengobati secara spesifik jenis


stroke
– Pengobatan faktor koagulasi (antikoagulan oral dan vit. K i.v)
→ memberitahu bahwa fungsi transfusi adalah untuk
mengobati perdarahan dan menjelaskan jika terjadi timbulnya
tanda tanda hipersensitif
TERAPI KHUSUS PSA

5. Terapi Khusus → untuk mengobati secara spesifik jenis stroke


– Terapi antifibrinolitik →untuk mencegah perdarahan ulang
– Operasi Clipping atau endovaskular coiling → menjelaskan
indikasi, untuk mengurangi perdarahan ulang setelah ruptur
aneurisma serta menjelaskan hasil akhir serta efeknya
– Menjelaskan tindakan selanjutnya
1. Tindakan Pembedahan sesuai indikasi
2. Pencegahan dan penanganan komplikasi
– ISK → Efek samping penggunaan kateter urine
– Bronkopneumoni → akibat disfagia atau gangguan refleks menelan erat
hubungannya dengan aspirasi penumonia
– Stress Ulcer → pemberian nutrisi makanan jernih
– Ulkus Dekubitus → Efek samping dari berbaring yang terlalu lama
– Disfagia
– Depresi
– Malnutrisi
– Nyeri
– Penurunan kognitif
– Gangguan Komunikasi Akut
• Pasien Pasca Stroke (Rehabilitasi)
– Meminta keluarga pasien atau pasien untuk menyimpan daftar obat obat yang digunakan,
terutama obat hipertensi, sehingga menjelaskan cara kerja obat serta efek samping obat
– Menjelaskan perubahan yang akan terjadi pada pasien, seperti menurunya fungsi kognitif,
inkontenensia urine, dan perubahan kepribadian
– Meminta untuk kontrol kedokter secara teratur
– Fisioterapi (unit stroke)
– Mengajari keluarga pasien untuk melakukan perawatan (mengatur pola makan, penanganan stres
dan beristrahat yang cukup)
– Menggunakan alat alat bantu terapi

Prinsip dasar Rehabilitasi :


 Mulai rehabilitasi sedini mungkin
 Harus secara sistematis
 Meningkat secara bertahap
MENGATUR POLA MAKAN

• Makanan kolesterol yang membantu menurunkan kadar kolesterol


– Serat larut yang terdapat dalambiji bijian
– beta glucan (oat) akan menurunkan kadar kolesterol total dan LDL
– kacang kedelai dan olahannya dapat menurunkan lipid serum
• Makanan lain yang berpengaruh terhadap prevensi stroke
– makanan yang mencegah peningkatan homosistein (asam foalt, vitamin B6, B12)
– buah buahan dan sayur
• Anjuran lain tentang makanan
– Menambah asupan kalium dan mengurangi asupan natrium
– meminmalkan makanan tinggi lemak jenuuh
SUMBER

• Pokdi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke. 2011. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UR
• American Stroke Association, a Division of the American Heart Association. Patient &
Caregiver Hemorrhagic Stroke Education Booklet. Texas
• Bahrudin. M. 2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM Press.
STROKE ISKEMIK
T I N G K AT K E M A M P U A N 3 B

1. Stroke Trombotik
2. Stroke Emboli
1. STROKE TROMBOTIK
Oklusi pembuluh darah akibat patologi vaskular (perubahan karakteristik pembuluh
darah atau pembentukan bekuan)

ETIOLOGI
Patologi vaskular yang menyebabkan trombosis :
• Aterosklerosis >>>
• Displasia fibromuskular
• Arteritis
• Diseseksi pembuluh darah
• Perdarahan pada plak aterosklerosis.
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2015:1557
2. STROKE EMBOLI
Oklusi pembuluh darah akibat sumbatan dari tempat yang lebih proksimal

ETIOLOGI
Material emboli biasanya terbentuk dari :
• Jantung (Kardioemboli -> darah, vegetasi, tumor intrakardiak)
• Arteri besar (aorta, karotis, vertebralis)
• Vena
Material lain berupa :udara, lemak, benda asing, sel tumor

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2015:1557
Arif, Mansjoer, dkk., 2014 , Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4 Jilid II, Jakarta: MedicaAesculpalus FKUI, 975
T H E I L L U S T R AT I O N S H O W S H O W A N I S C H E M I C S T R O K E
CAN OCCUR IN THE BRAIN. IF A BLOOD CLOT BREAKS
A W AY F R O M P L A Q U E B U I L D U P I N A C A R O T I D ( N E C K )
A R T E R Y, I T C A N T R A V E L T O A N D L O D G E I N A N A R T E R Y I N
THE BRAIN. THE CLOT CAN BLOCK BLOOD FLOW TO PART
O F T H E B R A I N , C A U S I N G B R A I N T I S S U E D E AT H .

Jichici, Draga. 2019. Stroke. Department of Neurology and Critical Care Medicine, McMaster University School of Medicine, Canada
Jichici, Draga. 2019. Stroke. Department of Neurology and Critical Care Medicine, McMaster
University School of Medicine, Canada
GEJALA STROKE ISKEMIK

 Defisis neurologi fokal mendadak


- Hemiparesis
- Afasia broca
 Setelah bangun tidur
 Kesadaran baik (bisa menurun pada infark hemisfer luas)

Bahrudin, Moch. 2017.Neurologi Klinis.Malang: UMMPress


STROKE ISKEMIK TROMBOTIK

1. Vaskular, hematologi / jantung (atherothromboembolism) yang menyebabkan


pengurangan dan perubahan aliran darah otak.
2. Perubahan kimia seluler yang disebabkan oleh keadaan vaskular tersebut dan
merupakan penyebab terjadinya nekrosis sel saraf dan glia.
STROKE ISKEMIK TROMBOTIK

• Merujuk pada penurunan / oklusi aliran darah akibat proses oklusi lokal pada
pembuluh darah
• Patologi vaskular tersering aterosklerosis  deposisi material lipid,
pertumbuhan jaringan fibrosa dan muskular, adesi trombosit  mempersempit
lumen pembuluh darah
STROKE ISKEMIK EMBOLIK

• Tidak disebabkan oleh patologi pembuluh darah lokal, biasanya terbentuk dari jantung, arteri
besar (aorta, karotis, vertebralis) atau vena.
• Lalu masuk sirkulasi sistemik
SUMBER:

• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II.VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2015: 1559-1560
• Bahrudin M. Neurologi Klinis. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang; 2017: 254-258
SUMBER

• Tsai, Hsin-Hsi, et.al. 2018. Updates on Prevention of Hemorrhagic and Lacunar Strokes. Taiwan :
Journal of Stroke.
• Yew and Cheng. “Diagnosis of Acute Stroke.” American Family Physician 91.8 (2015): 528-536.
Print.
• Filipi, M. (2015). Oxford Textbook of Neuroimagine. UK: Oxford University Press.
PENATALAKSANAAN

• Penatalaksanaan Umum  menggunakan prinsip 5B


• Penatalaksanaan khusus
1. Reperfusi  memperbaiki aliran darah ke otak yang bertujuan untuk memperbaiki area
iskemik dengan obat obat antitrombotik (antiplatelet, antikoagulan, trombolitik)
2. Neuroproteksi  mencegah kerusakan otak. Obat yang digunakan (Pirasetam, siticholin, dll)

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM Press


PENATALAKSANAAN UMUM
BREATH BLOOD BRAIN BOWEL BONE & BODY
SKIN
Oksigen 1-2  Penderita dengan TDD > 140mmHg  Jika kejang  Pemberian nutrisi  Letakkan
liter/ menit atau >110mmHG bila akan dilakukan diberi diazepam dengan cairan kepala pasien
sampai terapi trombolisis diperlakukan sebagai 5-20 mg iv isotonik, kristaloid pada posisi 30
didapatkan penderita hipertensi emergensi. selama 3 menit. atau koloid 1500- derajat, kepala
hasil analisis  Jika tekanan darah sistol > 2220 mmHg Maksimal 100 2000 ml dan dan dada pada
gas darah. dan/ atau tekanan darah diastolik mg per hari. elektrolit sesuai satu bidang.
Hika perlu, >120mmHg, berikan labetalol i.v selama Dilanjutkan kebutuhan.  Ubah posii
dilakukan 1-2 menit. pemberian  Hindari cairan tidur setiap
intubasi.  TDS <220 mmHg dan/ atau TDD <120 antikonvulsan mengandung dua jam
mmHg tunda terapi per oral glukosa atau salin  Mobilisasi
 Batas penurunan tekanan darah  Jika TIK isotonik. dilakukan
maksimal 20-25% dari tekanan darah meningkat,  Pemberian bertahap jika
arterial rerata. diberi manitol peroral hanya jika kondisi sudah
 Pada pasien trombolisis TDS >185 atau bolus intravena . fungsi menelannya stabil.
TDD> 110mmHg harus diturunkan baik

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM Press


Jurnal Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan.Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011
PENATALAKSANAAN KHUSUS
REPERFUSI NEUROPROTEKSI
1. Terapi antiplatelet  aspirin Pemakaian obat-obatan neuroprotektor belum
2. Terapi antikoagulan  warfarin menujukkan hasil yang efektif. Tetapi dari penelitian
ICTUS (International Ciiticholin Trial in Acute Stroke)
3. Terapi trombolitik Ttrombolytic agent (rtPA) penggunaan citicolin efektif dan peneliitian yang
Pemberian rtPA hanya dilakukan dalam selang waktu 3 idilakukan oleh PERDOSSI pemberian plasmin secara
jam setelah serangan stroke iskemik akut dengan oral memberikan efek positif.
syarat
a. Gambaran CT Scan kepala tidak menunjukkan
perdarahan
b. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala
maupun serangan stroke selama 3 bulan terakhir
c. Tekanan darah sistolik <185mmhg dan diastolik
<110mmhg

Bahrudin, Mochamad. 2017. Neurologi Klinis. Malang :UMM Press


Guideline Stroke PERDOSSI 2011
Prognosis
• Penanganan
• Usia
• Riwayat stroke sebelumnya

Norrving, O. (2014). Oxford Textbook Stroke and Cerebrovascular Disease. UK: Oxford
University Press.

Bahrudin, Moch. 2014. Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis Diagnosis Topis. Malang: UMM
Press
Edukasi
Pengendalian Faktor resiko Modifikasi Gaya Hidup

 Hipertensi  Aktifitas fisik


 Diabetes  Stop merokok
 Lipid  Stop alkohol
 Pemberian antiplatelet

Dukungan keluarga

Guideline Stroke PERDOSSI 2011

Bahrudin, Moch. 2014. Neuroanatomi dan Aplikasi Klinis Diagnosis Topis. Malang: UMM
Press
Differential Diagnosis
1. Stroke Hemorragic
2. Hipoglikemi

P, V. (2017). Acute stroke differential diagnosis: Stroke mimics. European Journal of Radiology, 133-144.
MANNITOL
• Osmotic diuretic
• Mannitol tidak menembus BBB yang intact.
• Mannitol menarik air dari jaringan otak ke dalam darah.
• Bila BBB rusak, mannitol dapat memasuki otak dan menyebabkan rebound kenaikan TIK o. k. perbedaan
osmotic (osmolaritas jaringan otak > plasma  air masuk ke jaringan otak)

• Wakai A, Roberts IG, Schierhout G. Mannitol for acute traumatic brain injury (Review).The Cochrane Library 2012, Issue 4
• Karena efek osmolaritasnya, mannitol diasumsikan untuk menurunkan edema otak. Mannitol
dapat meningkatkan perfusi otak dengan meningkatkan viskositasnya. Mannitol juga dapat
sebagai neuroprotektan.
• Mannitol dapat mengaktifkan proses apoptosis dan berpotensi untuk mengaktifkan mediator
inflamasi yang dapat memperberat neuronal injury saat iskemik.

• Bereczki et al., 2014. Mannitol Use in Acute Stroke Case Fatality at 30 Days and 1 Year. Cochrane
Library, 34(7), pp. 1730. DOI: 10.1161/01.STR.0000078658.52316.E8
• Pemberian mannitol pada pasien dengan stroke perdarahan intraserebral akut dapat meningkatkan
cerebral blood flow di bilateral hemispheres dan menurunkan TIK.

• Ye, Hong and Su,Yingying., 2013. Hemodynamic effects of mannitol infusion in patients with acute
intracerebral haemorrhage. Acta Cirurgica Brasileira, 28(2), pp. 1730. DOI: 10.1590/S0102-
86502013000200004
Beberapa tindakan segera diperlukan untuk mengobati kemunduran pasien. Manajemen awal
harus fokus pada pengurangan efek pembengkakan otak yang menempati ruang.
Dengan tidak adanya peningkatan ICP pada pasien yang memburuk akibat pembengkakan
infark hemisfer supratentorial, langkah-langkah untuk mengurangi ICP mungkin tidak
bermanfaat. Meskipun demikian, sebagian besar penelitian merekomendasikan
mengelevasikan tampat tidur sebesar 30° . terapi osmotik sebagian besar melalui gradien
osmotik dan menarik air keluar neuron ke dalam arteri, menyebabkan vasokonstriksi dan
berkurang volume serebrovaskular. Terapi osmotik terutama terdiri dari manitol dan salin
hipertonik dengan osmolar yang bervarias banyak. Mannitol telah digunakan baik sebagai
dosis tunggal maupun dalam bentuk bolus berulang seperti manitol 15 g sekali; 0,5 - 1g/kg;
mannitol 1,0 g / kg; dan 0,5 g/kg setiap 4 hingga 6 jam.. Saline hipertonik telah digunakan
pada berbagai dosis dan konsentrasi (3%, 7,5%, 23%)
# Level III: Opinions of respected authorities, based on clinical experience, descriptive
studies, or reports of expert committees.condition, C: Poor level of evidence for the
recommendation t o consider a condition,
AHA ASA RECOMMENDATION FOR MANAGEMENT OF CEREBRAL AND
CEREBELLAR INFARCTION WITH SWELLING. 2015 DOI:
10.1161/01.STR.0000441965.15164.D6

GUIDELINE STROKE TAHUN 2011, POKDI STROKE PERHIMPUNAN


DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI)
POMR
Summary of Data Base Clue and Cue Problem List Initial Diagnosis Planing
 Ibu/65 th/wanita  Wanita  CVA • Diagnosis klinis: Diagnosis Therapy Monitoring Edukasi
Keluhan Utama :hemiparese dextra  Usia 65 Tahun  DM hemiparesis dextra, 1.
CT scan tanpa MRS 1. Keadaan 1. Menjelaskan
akut  Hemiparese  Hipertensi hemiparastesia dextra, kontras Non umum penyakit yang
afasia motorik, cephalgia,2.
EKG
RPS : dextra  Cardiomegali Medikamento 2. TTV diderita pasien
vomiting, paresis N.VII 3.Profil lipid
- Hemiparese dextra sejak 5 jam  Setelah bangun dan N.XII dextra sentral sa  elevasi 3. Status kepada pasien dan
(Kolesterol
sebelum ke RS, dirasakan setelah tidur total, ldl, hdl, kepala 30-45 neurologis keluarga serta
bangun tidur  Cephalgia • Diagnosis topis: trigliserida) derajat. 4. Osmolarita prognosis penyakit
- Sakit kepala berat, muntah,  Vomiting Hemisfer sinistra 4. Saturasi Posisi jangan s plasma dan komplikasi
hemiparestesia dextra, dan afasia  Afasia motorik oksigen menekan 5. Gula darah 2. Menjelaskan kepada
• Diagnosis Etiologi:
motorik  Hipertensi vena jugular sewaktu, pp pasien dan
CVA Perdarahan
RPD :  DM Hindari keluarganya bahwa
- Hipertensi grade 3 dan diabetes  Parese N. VII, XII DD: pemberian pasien akan
melitus, sejak 5 tahun yll, tidak D sentral - CVA infark trombosis cairan glukosa menjalani rawat
terkontrol - CVA emboli atau inap
RPK : hipotonik 3. Menjelaskan
- Bapak pasien stroke dan Hindari rencana terapi dan
meninggal karena stroke hipertermia efek samping yang
RP Sos : Terapi Umum: mungkin terjadi
- Makan berlemak Pasang O2 4. Menjelaskan
- merokok sejak remaja dengan kepada pasien dn
- malas berolahraga saturasi keluarganya untuk
 Pemeriksaan Fisik : oksigen <95% menjalani
Keadaan Umum : sadar, tampak 5B pemeriksaan
lemah Terapi supportif: tambahan
Vital sign: citicolin 500 mg
- GCS : 4X6 (afasia motorik) 2x1 amp 
- TD : 220/130 mmHg neuroprotekt
- Nadi : 100 x/mnt if
- RR : 24x / menit
- T : 36,5 0C
Status neurologi : Calcium Channel 1. Menjelaskan kepada pasien
- Meningeal sign + Blocker  untuk diet rendah garam
- KK + nicardipin 0,5 giat menggerakkan anggota
- Parese N. VII dan N. XII sentral mikrogram/kg tubuh, serta menenangkan
- Motorik K2/5 pikiran.
- Reflek fisiologis meningkat
Terapi
- Reflek patologis
babinski -/- dan chadok +/-
simptomatik:
- Sensorik : hemiparestesia dextra Antrain 3x1 amp
K/L : DBN Ondansetron 4
Thorax : DBN mg 3x1 amp
Abdomen : DBN
Lab :
DL
- Hb 13
- Leukosit 13.000
- Trombosit 230.000,
- LED :17 ,
- Gula darah acak 150 mg%,
- Ureum 50 mg/dl
- Creatinin 1,1 mg/dl
- Asam urat 8,5 mg/dl.

Anda mungkin juga menyukai