Anda di halaman 1dari 45

Hand Out

SISTEM PENGALIRAN AIR HUJAN


RUMAH TANGGA

Oleh :
ERINA RAHMADYANTI

MATA KULIAH INSTALASI BANGUNAN


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013 1
AIR HUJAN
 Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi
oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari
jalan ketujuannya secara alami, sebagian lagi mengalir di
permukaan mencari daerah yang lebih rendah, ke sungai,
danau, ke laut atau menggenangi daerah dataran rendah.

2
SIKLUS HIDROLOGI
MASALAH UTAMA AIR HUJAN
adalah :
 Mengalirkan air hujan yang
tidak di inginkan yaitu air hujan
di atap, air permukaan dan air
dalam tanah agar menjauh
dari bangunan.
 Mengalirkan air permukaan
dan air dalam tanah keluar dair
tapak, ke pembuangan umum
agar tidak terjadi genangan
atau banjir.
 Mengendalikan aliran air hujan
agar tidak terjadi erosi atau
perubahan permukaan tanah.

3
PENGENDALIAN AIR HUJAN DI BANGUNAN
 Pada atap datar air di kumpulkan
ke beberapa titik pembuangan
dengan membuat kemiringan
atap paling tidak 1%.
 Pada titik pembuangan / turun di
pasangkan saringan (roof drain) ROOF DRAIN
agar kotoran tidak masuk ke
talang vertikal (leader) yang
dapat di letakaan di luar atau di
dalam bangunan.
 Air hujan yang masuk ke balkon
juga di saring (floor drain)
terlebih dahulu dan di alirkan ke
pipa pembuangan utama atau
bak penampung air hujan di
bawah lantai, kemudian di buang
ke saluran air hujan umum
FLOOR DRAIN
4
Bila kapasitas air hujan yang di resapkan kecil, upaya yang
di lakukan untuk menjauhkan dan meresapkan air hujan
adalah :
1. Dengan membuat rabat di sekeliling bangunan air hujan
mengalir menjauh dari bangunan. Namun cara ini harus
di dukung dengan pengolahan kemiringan tanah di
sekitar bangunan (grading) agar tidak terjadi genangan
di sekitar rabat.
2. Membuat sumur resapan langsung di bawaqh talang
tegak. Cara ini hanya berhasil bila kemampuan resap
tanah (faktor perkolasi) tinggi.
3. Membuang air hujan melaui pipa-pipa ke sumur
resapan.

5
DETAIL ROOF DRAIN

6
DETAIL FLOOR DRAIN

7
KOMPONEN UNTUK MERESAPKAN DAN
MENJAUHKAN ALIRAN AIR HUJAN DARI BANGUNAN

8
PEMBUANGAN AIR HUJAN DARI ATAP
 Membuang air hujan dari atap secepat mungkin ke saluran
pembuangan kota atau ke tanah (bila daya resap tanah
memungkinkan)
 Pipa talang horisontal maupun vertikal harus cukup besar
agar dapat menyalurkan dan sesuai kapasitas air dan luas
dari atap dengan cepat. Penggunaan gutter untuk atap
miring, di samping harus cukup kapasitasnya, sebab makin
besar sudut atapnya maka makin cepat pula alairan airnya.
 Pipa-pipa pembuangan tidak mudah tersumbat. Untuk itu
perlu di pasangakan saringan-saringan (roff drain, floor
drain) agar kotoran tidak masuk ke dalam pipa.
 Pipa air hujan horisontal di dalam bagunan harus mudah di
bersihkanm, karena itu di pasangkan clean out
 Aliran dalam pipa pembuangan tidak boleh terhambat,
karena itu di hindari sebanyak mungkin pembelokan pipa,
bahkan penggunaan sambungan pipa
9
10
11
JENIS TALANG UTAMA DAN FUNGSI (1)
NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI
1 PIPA TEGAK Pipa tegak digunakan
untuk menyalurkan air ke
arah tanah agar air
mengalir dari atas menuju
tempat yang diinginkan.

2 TALANG Bentuk ini berfungsi untuk


DATAR mengalirkan air yang
masuk dari atap akibat
hujan dan menyalurkannya
ke corong pembuangan air

12
JENIS TALANG UTAMA DAN FUNGSI (2)

NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI

3 PIPA Pipa lengkung difungsikan


LENGKUNG untuk membelokkan aliran
air dan mengarahkannya
ke pipa lain atau pipa
tegak menuju tempat
pembuangan akhir
4 TALANG Jenis ini digunakan untuk
SUDUT setiap sudut rumah bagian
DALAM dalam dimana akan
menyambungkan antar
talang-talang datar yang
ada
13
JENIS TALANG UTAMA DAN FUNGSI (3)

NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI


5 TALANG SUDUT Jenis ini digunakan untuk
LUAR setiap sudut rumah dimana
akan menyambungkan antar
talang-talang datar yang ada

6 CORONG Penyambung talang datar


PENYAMBUNG dengan pipa tegak yang
akan menjadi corong
turunnya air hujan

14
JENIS TALANG PENUNJANG DAN FUNGSI (1)
NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI

1 PENUTUP Merupakan penutup


TALANG ujung-ujung talang datar
dimana sudah tidak ada
lagi sambungan talang ke
arah lain

2 PENAHAN Dipergunakan untuk


PIPA menahan pipa tegak agar
menjadi lebih kuat dan
tidak goyah ketika
menahan aliran air

15
JENIS TALANG PENUNJANG DAN FUNGSI (2)
NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI

3 PENGGANTU Berfungsi untuk


NG TALANG menggantungkan talang
datar dengan pinggiran
atap rumah dengan
diintegrasikan
menggunakan spacer
4 SPACER Menyatukan penggantung
talang dengan lisplang dan
untuk menyesuaikan letak
talang terhadap genting

16
JENIS TALANG PENUNJANG DAN FUNGSI (3)
NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI

5 PENYAMBU Berfungsi
NG TALANG menyambungkan lonjoran
antar talang datar

6 SEPATU PIPA Mengalirkan air ke saluran


yang diinginkan setelah
turun melalui pipa tegak

17
JENIS TALANG PENUNJANG DAN FUNGSI (4)
NO JENIS TALANG GAMBAR FUNGSI

7 PENAHAN Mencegah luapan air yang


LIMPAHAN turun dengan deras pada
sudut bagian dalam

18
PENGUKURAN KEBUTUHAN TALANG DAN AKSESORIS
PENDUKUNG
• Sebelum melakukan pemasangan talang terlebih
dahulu lakukanlah pengukuran terhadap daerah yg
akan diberi talang untuk mengetahui berapa panjang
(m') talang yang akan di pasang. Pengukuran dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Dengan bantuan gambar denah atap, dimana
terdapat informasi seperti skala perbandingan,
desain atap, dan luas daerah yang akan di pasang
talang, akan tetapi disarankan untuk tetap melihat
bentuk fisik atap dan bangunan.
2) Mengukur keliling atap secara manual yaitu
dengan cara menggunakan meteran.
19
CONTOH PENGUKURAN & PEMASANGAN TALANG

20
• ESTIMASI KEBUTUHAN TALANG UTAMA
NO JENIS TALANG PERHITUNGAN JUMLAH
1. Talang Datar* = A+B+C+D+E+F = 4+7+8+3+4+4 = 30 m’
2. Penggantung* = A+B+C+D+E+F = 5+8+9+4+5+5 = 36 pc
3. Spacer* = A+B+C+D+E+F = 5+8+9+4+5+5 = 36 pc
4. Penyambung* = A+B+C+D+E+F = 2+3+3+2+2+2 = 14 pc
Talang Sudut
5. = 5 pc
Luar
Talang Sudut
6. = 1 pc
Dalam
Penahan
7. = 1 pc
Limpahan

* Diberikan tambahan toleransi 1-3

21
ESTIMASI KEBUTUHAN TALANG PENDUKUNG

NO JENIS TALANG PERHITUNGAN JUMLAH


1. Pipa Tegak = A+B*5 = 3+1*5 = 20 m’
2. Pipa Lengkung = 2*5 = 10 pc
3. Penahan Pipa = 2*5 = 10 pc
4. Corong = 5 pc
5. Sepatu Talang = 5 pc
1. Pipa Tegak = A+B*5 = 3+1*5 = 20 m’
2. Pipa Lengkung = 2*5 = 10 pc

22
PRINSIP DASAR SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN (1)
 Bangunan yang dilengkapi dengan system plambing harus
dilengkapi degan system drainase untuk pembuangan air hujan
yang berasal dari atap maupun jalur terbuka yang mengalirkan
air.
 Air hujan yang dibawa dalam system plambing ini harus
disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal ini
karena tidak boleh air hujan disalurkan ke dalam system
plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk menyalurkan
air buangan saja atau disalurkan ke suatu tempat sehingga air
hujan tersebut akan mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi
atau genangan air.
 System plambing air buangan dan air hujan yang ada dalam satu
gedung tidak dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada
lantai paling bawah saja. Sistem plambing air hujan yang
digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan
bau tidak enak dari system tersebut.
23
PRINSIP DASAR SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN (2)
 Perangkap yang terpasang harus berukuran minimal sama
dengan pipa mendatar yang terpasang bersama. Dan harus
dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak
di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus
dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing
air hujan tidak terganggu.
 Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan
digunakan untuk menangkap air hujan yang jatuh ke atas
atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader
kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, umumnya
ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah
(underground drain). Tidak diperkenankan dengan system
saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di dalam
ruangan (conductor) maupun di luar bangunan (leader).

24
UKURAN GUTTER DAN LEADER
Berdasarkan rekomendasi dari Copper & Brass Research
Association beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan
ukuran gutter & leader adalah :
1. Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk
menghindari kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan
kotoran lainnya.
2. Jarak maksimum antar leader adalah 75 ft (22,86 m). Aturan
yang paling aman adalah untuk 150 ft2 (13,94 m2) luas atap
dibutuhkan 1 inci luas leader. Angka-angka tersebut dapat
berubah akibat kondisi-kondisi local.
3. Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet,
kemiringan atap dan bentuk gutter.
4. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama
dengan setengah kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.
25
TABEL BEBAN MAKSIMUM TALANG ATAP
Diameter Pipa datar pembuangan air hujan Talang atap datar terbuka
Pipa tegak air
pipa Kemiringan (%) Kemiringan (%)
hujan
inch mm 1 2 4 0,5 1 2 4
2 50 63
2 1/2 65 120
3 80 200 75 105 150 15 20 30 40
4 100 425 170 245 345 30 45 65 90
5 125 800 310 435 620 55 80 115 160
6 150 1290 490 700 990 85 125 175 250
8 200 2690 1065 1510 2135 180 260 365 520
10 250 1920 2710 3845 330 330 665 945
12 300 3090 4365 6185
15 375 5525 7800 11055
Catatan :
Tabel ini berdasarkan curah hujan 100 mm/jam. Bila curah hujan lebih besar, nilai
luas pada tabel tersebut di atas harus disesuaikan dengan cara mengalikan nilai
tersebut dengan 10 lalu dibagi kelebihan curah hujan dalam mm/jam.
Pipa tegak air hujan yang tidak berbentuk pipa (silinder), maka dapat berbentuk lain
asalkan pipa tersebut dapat mesuk ke dalam penampang bentuk lain tersebut.
Talang atap yang tidak berbentuk setengah lingkaran harus mempunyai penampang
luas yang sama.
26
Sumber : Pedoman Plambing Indonesia 1979
PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN
1. PEMBUANGAN AIR HUJAN DAN CABANG-CABANG MENDATAR
Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa
cabang datarnya dengan kemiringan 4 % atau lebih kecil harus
didasarkan atas jumlah daerah drainase yang dilayaninya sesuai
table di atas. Direncanakan pipa pembuangan air hujan dan
cabang-cabang mendatarnya memiliki kemiringan 2 %.
2. DRAINASE BAWAH TANAH
Ukuran pipa drainase bawah tanah yang dipasang di bawah
lantai atau di sekeliling tembok luar gedung harus ≥ 4 inci.
3. TALANG TEGAK AIR HUJAN
Ukuran talang tegak didasarkan pada luas atap yang dilayaninya
dan sesuai table di atas. Bila atap tersebut dapat tambahan air
hujan harus ditambah dengan perhitungan 50% luas dinding
terluas yang dianggap sebagai atap.
27
DRAINASE TAPAK
Setiap pembangunan di tapak biasanya mengubah pola
drainase asal yang ada dan menambah jumlah aliran air
hujan akibat tertutupnya tanah yang poreus oleh
bangunan atau perkerasan. Dalam perancangan tapak,
arsitek harus memperhatikan pola drainase ekisting yang
ada di tapak dan memperhitungkan bertambahnya jumlah
aliran air hujan (run off) yang tak dapat meresap dalam
tanah dan menciptakan drainase positip; yaitu
mengarahkan aliran air hujan menjauhi bangunan atau
daerah-daerah kegiatan (parkir, jalan) agar tidak terjadi
banjir , erosi atau genangan air.

28
CONTOH APLIKASI DRAINASE TAPAK

Drainase permukaan
29
1. DRAINASE PERMUKAAN
 Drainase permukaan meliputi sheet flow,pembuatan
saluran-saluran terbuka untuk jalan dan tempat parkir;
pembuatan alur/lekuk tanah dan bukit kecil yang
merupakan bagian rancangan lanskap tapak.
 SHEET FLOW DAN ALAT PERLENGKAPANNYA
Sheet flow, dimaksudkan sebagai drainase yang terjadi
karena adanya kemiringan permukaan tanah, perkerasan
atau taman. Aliran air semacam ini biasanya diarahkan
dan ditampung oleh saluran terbuka atau bak
penampung; kemudian diteruskan ke saluran air hujan
lingkungan atau tempat pembuangan lainnya (sungai,
danau, kolam buatan dsb).

30
31
3 BENTUK ALAT PENGUMPUL AIR HUJAN
1. AREA DRAIN, yang berfungsi seperti corong, menangkap air
dari suatu daerah berukuran tertentu dan sekedar
mengarahkan air dari permukaan langsung kedalam pipa.
Kelemahannya, adalah dalam jangka waktu yang panjang
sering kali pipa tersumbat oleh kotoran atau tanah yang
terbawa oleh aliran air hujan. Kelemahan lainnya adalah
bahwa elevasi dari area drain tidak fleksibel, harus
merupakan titik terendah dari semua bidang miring aliran.
2. BAK PENGUMPUL; fungsinya serupa dengan area drain,
menangkap air permukaan suatu daerah tertentu. Tetapi,
dikembangkan lebih lanjut dengan fungsi tambahan, yaitu
fungsi penangkap tanah dan kotoran. Karena adanya fungsi
ganda inilah, maka bak pengumpul ini menjadi sangat
disukai dan digunakan.
3. PIPA PENGUMPUL, atau pengumpul berbentuk linier. Bentuk
ini mempunyai kelebihan, yaitu elevasinya yang fleksibel
sehingga mudah mengikuti berbagai ketinggian tanah, jalan,
atau tempat parkir.
32
33
BAK PENGUMPUL AIR HUJAN BERUKURAN BESAR

sangat diperlukan pada lanskap


yang memakai perkerasan
dalam ukuran yang luas ( mis.
plaza). Sebab permukaan
perkerasan yang luas disamping
memerlukan pengeringan yang
cepat, juga mempunyai koefisien
aliran air yang tinggi sehingga
seringkali bak kontrol biasa atau
saluran-saluran terbuka kurang
mampu menampungnya.Pada
contoh aplikasi pada suatu
perkerasan berukuran 100ft x
200 ft, dengan menerapkan
satu, dua dan empat buah bak
penampung untuk luas yang
sama,
34
BAK KONTROL AIR
Ditempatkan pada :
a. perubahan saluran pipa
b. perubahan ukuran pipa saluran
c. perubahan kerniringan pipa
saluran
d. pertemuan dua atau lebih pipa
saluran
e. jarak /interval antar bak kontrol
berkisar antara 100 sampai 150
m

35
2 . DRAINASE BAWAH TANAH
Tujuan drainase bawah tanah adalah :
1. Mengumpulkan dan membuang air hujan yang jatuh
di atap, jalan, ruang terbuka kedalam pipa bawah
tanah yang berfungsi sebagai drainase utama
lingkungan.
2. Melindungi tanah di 'kaki' bangunan dengan
pengadaan footing drain , menurunkan permukaan
air tanah dan mengurangi tekanan hidrostatik pa0a
dinding-dinding dibawah.tanah (basement- kolam.
renang dsb.)
3. Pembuangan aliran air permukaan yang dengan
sengaja tidak dialirkan di permukaan ( mis. lapangan
golf, sepak bola, tenis dsb) dengan pipa resapan.

36
a. DRAINASE LINGKUNGAN

Sistim pembuangan air bujan dari lingkungan


a) saluran tepi jalan
b) saluran dari rumah-rumah
c) saluran dari perkerasan lingkungan
d) pembuangan ke sungai/danau buatan
e) pagar pengaman (terhadap anak-anak, pembuangan
sampah).
37
b. FOOLTING DRAIN

Pencegahan erosi pada pondasi (footing drain)


a) posisi bangunan
b) talang turun dari atap
c) pipa pencegah erosi footing drain
d) pipa pembuangan
e) peresapan melalui saringan kerikil dan head wall.
38
AXONOMETRI FOOTING DRAIN

39
DRAINASE UNTUK DINDING PENAHAN TANAH

40
DRAINASE BAWAH TANAH
• Tujuan drainase bawah tanah adalah :
1. Mengumpulkan dan membuang air hujan yang
jatuh di atap, jalan, ruang terbuka kedalam pipa
bawah tanah yang berfungsi sebagai drainase
utama lingkungan.
2. Melindungi tanah di 'kaki' bangunan dengan
pengadaan footing drain , menurunkan permukaan
air tanah dan mengurangi tekanan hidrostatik pada
dinding-dinding dibawah.tanah (basement- kolam.
renang dsb.)
3. Pembuangan aliran air permukaan yang dengan
sengaja tidak dialirkan di permukaan ( mis.
lapangan golf, sepak bola, tenis dsb) dengan pipa
resapan.

41
DRAINASE BAWAH TANAH

42
DRAINASE BANGUNAN
 Setiap gedung yang direncanakan harus mempunyai
perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari
atap dan halaman (dengan pengerasan) di dalam persil ke
saluran pembuangan campuran kota.
 Pengaliran air hujan dilakukan dengan 2 cara :
1. SISTEM GRAVITASI
Melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar
dan dialirkan langsung ke saluran kota
2. SISTEM BERTEKANAN (STORM WATER)
Air hujan yang masuk ke lantai basement melalui ramp
dan air buangan lain yang berasal dari cuci mobil dan
sebagainya dalam bak penampungan sementara (sump
pit) di lantai basement terendah untuk kemudian
dipompakan keluar menuju saluran kota.

43
PERALATAN SISTEM DRAINASE DAN AIR HUJAN
POMPA DRAINASE (STORM WATER PUMP)
Pompa drainase berfungsi untuk memompakan air dari bak
penampungan sementara menuju saluran utama bangunan. Pompa
yang digunakan adalah jenis submersible pump (pompa terendam)
dengan system operasi umumnya automatic dengan bantuan level
control yang ada di pompa dan system parallel alternate.
PIPA AIR HUJAN
Pipa air hujan berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari atap
menuju riol bangunan. Bahan yang dipakai adalah PVC klas 10 bar.
ROOF DRAIN
Roof Drain berfungsi sama dengan floor drain, hanya
penempatannya di atap bangunan dan air yang dialirkan adalah air
hujan. Bahan yang dipakai adalah cast iron dengan diberi saringan
berbentuk kubah di atasnya
BALCONY DRAIN
Berfungsi sama seperti roof drain, hanya penempatannya pada
balkon
44
FLOOR DRAIN
BALCONY DRAIN
DRAINAGE PUMP

ROOF DRAIN RAINWATER PIPE


45

Anda mungkin juga menyukai