Anda di halaman 1dari 5

MODEL KEPEMIMPINAN MASYARAKAT MELAYU

5 asas landasan seorang pimpinan atau syarat memilih pemimpin negeri


dan daerahnya.
Hifz : secara harfiah artinya memelihara,
menjaga dan amanah
Faham, artinya mengerti dan tanggap
Fikir : yaitu idealis, tajam pikiran dan luas
wawasannya
Iradat : yaitu visi misi, prospek dan target
Nur : sikap pemimpin yang bersih, jujur, dan
tidak korupsi
Raja/pemimpin harus memiliki sikap diantaranya :

1. Berpijak kepada yang Esa 4. Mengutamakan pendidikan dan ilmu


Bergantung kepada yang satu “Menuntut ilmu jangan segan, ilmu
Berpegang kepada yang esa yang benar yang jangan bukan, yaitu
Tuah hidup sempurna hidup ilmu yang kebajikan, isi kitab ini sudah
Hidup berakal mati beriman disebutkan”
Malang hidup celaka hidup
Hidup tak tahu halal haram 5. Mengutamakan musyawarah mufakat
“Apabila meraut selodang buluh
Siapkan lidi buang miangnya
2. Mementingkan penegakan hukum
Bila menjemput orang nan jauh
“Adat itu jika tidur menjadi tilam,
Siapkan nasi dengan hidangnya”
jika berjalan menjadi payung,
jika di laut menjadi perahu, 6. Memiliki sifat sabar dan tabah
jika di tanah menjadi pusaka” Sebagai Pemimpin banyak tahannya
Tahan berhujan mau berpanas
3. Mengutamakan budi dan bahasa Tahan bersusah berpenat lelah
“Usul menunjukkan asal, bahasa Tahan berlenjin tak kering kain
menunjukkan bangsa” Tahan berteruk sepepak teluk
7. Memiliki sifat bijaksana
Sebagai pemimpin banyak bijaknya
Bijak menyukat sama papat
Bijak mengukur sama panjang 8. Cerdik
Bijak menimbang sama berat Sebagai pemimpin banyak cerdiknya
Bijak member kata putus Cerdiknya mengurung dengan lidah
Cerdik mengikat dengan adat
Cerdik menyimak dengan syarak
Cerdik berunding sama sebanding
Cerdik mufakat sama setingkat
Cerdik mengalah tidak kalah
Cerdik berlapang dalam sempit
9. Memiliki sifat arif Cerdik berlayar dalam perahu bocor
Sebagai Pemimpin banyak arifnya Cerdik duduk tidak suntuk
Di dalam tinggi ia rendah Cerdik tegak tidak bersundak.
Di dalam rendah ia tinggi
Pada jauh ianya dekat
Pada yang dekat ianya jauh
LARANGAN BAGI SEORANG PEMIMPIN
tólicak bonang arang, itam tapak (terpijak di benang arang, hitam tapak
Atau terpijak di parit arang hitam tapak); kedapatan mencuri di rumah
(kantor), di tanah (dalam bisnis dan usaha), atau dengancara sembunyi
sembunyi (korupsi).

tójuak di galah panjang, nampak tóugah-ugahnyo;


mengunjungi perempuan lain yang bukan istrinya untuk
berbuat maksiat

tólosang di lansek masak, olun sampai tóambiek buah olah


bóguguran; karena memperturutkan hawa nafsu sehingga
kambuh selera muda
tómandi di póncuran gadiang, nampak kosan di aluo jalan,
tódonga di tólingu kócibuk ayie; karena terlalu mengharapkan
nama dan sanjungan maka dilakukanlah segala cara untuk
mendapatkannya.

tócoreng arang di koniang, nampak tótempap itam; aib diri dibongkar


orang setelah mendapat nama dan jabatan, sehingga malu bersua
dengan orang banyak

tókurong di biliek dalam, mómaja utang kósalahan kórumah tutupan,


dapek malu dalam tórungku; kedapatan membuat salah sehingga
dihukum

mómpótókuluk sórewa; punya anak gampang (anak diluar


nikah)

Anda mungkin juga menyukai