Anda di halaman 1dari 79

WORKSHOP PHARMACY

Training In Filling The Forms


And Credentials Of The Pharmacists

Minggu, 24 Februari 2019

Wisma Diklat Bina Marga Bandung

PEMATERI : Asep Kamal Sahroni, S.Farm., Apt


BIRO ORGANISASI PD PAFI JAWA BARAT
PRAKTEK ASSESMENT KREDENSIALING
TENAGA TEKHNIK FARMASI
*
pendidikan dan
bertanggung jawab
pelatihan

tenaga Keahlian dan pembinaan,


upaya kesehatan
kesehatan Kewenangan pengawasan

sertifikasi,
etik dan moral registrasi

*agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan


perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan;
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RUMAH SAKIT
Tenaga Tehnik Kefarmasian adalah Tenaga
yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari
sarjana farmasi, sarjana madya farmasi dan
analis farmasi.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RUMAH SAKIT
PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN MELIPUTI :
MENYUSUN PROGRAM ORIENTASI STAF BARU, PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
KOMPETENSI SDM.
MENENTUKAN DAN MENGIRIM STAF SESUAI DENGAN
SPESIFIKASI PEKERJAAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI
SDM.
MENENTUKAN STAF SEBAGAI NARASUMBER/PELATIH
/FASILITATOR SESUAI DENGAN KOMPETENSI
*

* Kemampuan yang dimiliki seorang * Kewenangan diberikan oleh


NAKES untuk melakukan tindakan “penguasa” kepada nakes untuk
dibidangnya melakukan tindakan medis tertentu
* Karakteristik yang melekat pada * Dapat dicabut (dilarang melakukan
pribadi seseorang dalam juridiksi tertentu) oleh
* Diperoleh secara pribadi melalui pemberi kewenangan (“penguasa”)
pendidikan, pelatihan, pengalaman
kerja
PENGERTIAN KREDENSIAL

KREDENSIAL ADALAH PROSES FORMAL YANG DIGUNAKAN UNTUK


MEMVERIFIKASI SUATU KEAHLIAN/KOMPETENSI, PENGALAMAN
DAN PROFESIONALISME SESEORANG DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN YANG SPESIFIK, MENGEDEPANKAN KESELAMATAN
PASIEN DAN BERMUTU TINGGI DALAM KEAHLIANNYA
(AUSTRALIA COUNCIL IN SAFETY AND QUALITY IN HEALTHCARE, 2014)
 Kredensial adalah proses evaluasi oleh suatu rumah
sakit terhadap seorang staf medis untuk menentukan
apakah yang bersangkutan layak diberi penugasan klinis
 dan kewenangan klinis untuk menjalankan
asuhan/tindakan medis tertentu dalam lingkungan
rumah sakit tersebut
 untuk periode tertentu.

 *** Dalam hal ini Nakes Lain termasuk didalamnya dan dalam istilah
PENUGASAN KERJA KLINIS
Re-kredensial merupakan proses
evaluasi ulang terhadap tenaga
kesehatan yang sudah dilakukan
kredensial awal untuk memberikan
kewenangan tambahan/peninjauan
ulang dalam penugasan kerja klinisnya
*

2. Standar KKS 9
* Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen kredensial dari
anggota staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien
secara mandiri.

3. Standar KKS 9.1


* Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan,
registrasi, izin, pengalaman, dan lainnya dalam kredensialing staf medis.
Standar KKS 16
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif
untuk mengumpulkan,verifikasi dan
mengevaluasi kredensial profesional pemberi
Staf Klinis asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
Pemberi (pendidikan,registrasi,izin,kewenangan, pelatihan
dan pengalaman)
Asuhan
Lainnya dan Standar KKS 17
Staf Klinis Rumah Sakit melaksanakan identifikasi
tanggung jawab pekerjaan dan penugasan
Lainnya klinis berdasar atas kredensial profesional
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis
lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Standar KKS 18
Staf Klinis Peran profesional pemberi asuhan
Pemberi (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya
mengharuskan staf tersebut
Asuhan
berpartisipasi secara proaktif dalam
Lainnya dan program peningkatan mutu klinis
Staf Klinis rumah sakit, termasuk mengevaluasi
Lainnya kinerja individu.
TUJUAN

 Memastikan tenaga kesehatan yang professional dan akuntabel


 Tersusunnya kewenangan kerja klinis (technical privillage)
Tenaga Teknis Kefarmasian.
 Dasar bagi kepala / Direktur rumah sakit untuk menerbitkan
Surat Penugasan kerja Klinis / SPKK sesuai dengan bidang
keahliannya.
 Terjaganya reputasi dan kredibilitas tenaga kesehatan dan
institusi faskes terhadap stakeholders.
 Perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan saat memberikan
pelayanan kesehatan.
Sasaran :
 Tenaga Teknis Kefarmasian Lulusan D3/S1 Farmasi

 Tenaga Teknis Kefarmasian Rumah Sakit/ Klinik /


Faskes lain

 Tenaga Teknis Kefarmasian BARU / BELUM


PERNAH KREDESIALING yang sudah melewati
masa orientasi pada faskes terkait.
HANYA TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI SURAT
CLINICAL APPOINTMENT SAJA YANG BOLEH MELAKUKAN
PELAYANAN
PERANGKAT KREDENSIAL
 SK DIRUT UNTUK TIM MITRA BESTARI
 PEDOMAN / PANDUAN KREDENSIAL
 PEDOMAN JENJANG KARIR
 BUKU PUTIH / WHITE PAPER
 PEDOMAN / PANDUAN ORIENTASI
 PEDOMAN ETIK
 LOGBOOK dan RINCIAN KEWENANGAN KLINIK
 SURAT PERMOHONAN DAN SYARAT
PENGAJUAN
 RKK
 OPPE
FORMAT PEDOMAN
KREDENSIAL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KREDENSIAL DI RS
BAB III TIM MITRA BESTARI
BAB IV PERAN KOMITE
BAB V EVALUASI MUTU TTK
BAB VI ETIKA DAN DISIPLIN
LAMPIRAN

• ALUR KREDENSIAL • FORMULIR JURNAL


• SELFT ASSESMENT READING
• APLIKASI KREDENSIAL • FORMULIR CONTOH
AUDIT SKILL DARI UNIT
• PORTO FOLIO
• CONTOH LOGBOOK
• CONTOH SURAT
• FORMULIR VERIFIKASI
• FORMULIR CATATAN ETIK
KELENGKAPAN DATA
DAN DISIPLIN
• REKOMENDASI MITRA
• REKOMENDASI MITRA
BESTARI
BESTARI
BUKU PANDUAN KREDENSIAL
• Dibuat umum sehingga berlaku untuk semua profesi
nakes lain
• Subtansi buku bisa di komunikasikan dengan
keperawatan
• Berisi dasar hukum, alur dan syarat kredensialing / re-
kredensial, proses kredensial serta metode uji.
• Lampirkan format2 / instrumen uji.
FORMAT PEDOMAN JENJANG KARIR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
BAB II JENJANG KOMPETENSI FARMASI
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. PRINSIP PENGEMBANGAN JENJANG
D. PENJENJANGAN KARIR TTK
BAB III EVALUASI JENJANG KOMPETENSI FARMASI
A. EVALUASI JENJANG KARIR TTK
PANDUAN JENJANG KARIER FARMASI
MASA PENSIUN

1. Apoteker : 4 thn, S2 Farmasi Klinik : 4 thn

FARMASI V PM V-a 2.
3.
4.
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
Lulus asesmen kompetensi
5. D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (960 jam )
/ 3 SKP (Kumulatif)-Pelayanan farmasi klinik, aseptic dispensing, pengkajian
resep, interaksi obat,MESO, keselamatan pasien

1. Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 3 thn


2. STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
3. Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)

FARMASI IV PM IV-b
4.
5.
Lulus asesmen kompetensi
D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (360 jam ) / 3 SKP
(Kumulatif)-Pelayanan farmasi klinik, aseptic dispensing, pengkajian resep, interaksi
obat,MESO, keselamatan pasien
1. DIII : 3 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 3 thn
2. STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA

PM IV-a 3.
4.
5.
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
Lulus asesmen kompetensi
D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (360 jam ) / 3 SKP (Kumulatif)-Pelayanan
farmasi klinik, aseptic dispensing, pengkajian resep, interaksi obat,MESO, keselamatan pasien

1. DIII : 3 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 3 thn


FARMASI III PM III-B 2.
3.
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
4. Lulus asesmen kompetensi
5. D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (360 jam ) / 3 SKP (Kumulatif)-Pelayanan farmasi klinik, aseptic
dispensing, pengkajian resep, interaksi obat,MESO, keselamatan pasien
1. DIII : 3 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 3 thn

PM III-a 2.
3.
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
4. Lulus asesmen kompetensi
5. D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (360 jam ) / 3 SKP (Kumulatif)-Pelayanan farmasi klinik, aseptic
dispensing, pengkajian resep, interaksi obat,MESO, keselamatan pasien

FARMASI II PM II-b
1.
2.
3.
DIII : 3 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 3 thn
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
4. Lulus asesmen kompetensi
5. D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (360 jam ) / 3 SKP (Kumulatif)-Pelayanan farmasi klinik, aseptic
dispensing, pengkajian resep, interaksi obat,MESO, keselamatan pasien
1. DIII : 4 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 2 thn
PM II-a 2.
3.
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
4. Lulus asesmen kompetensi

FARMASI I PM I-b
1.
2.
DIII : 4 thn, Apoteker : 3 thn, S2 Farmasi Klinik : 2 thn
STR TTK; SIKTTK, STRA, SIPA
3. Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
4. Lulus asesmen kompetensi
5. D III Apoteker dan S2 :Pelatihan/Workshop/Seminar sesuai profesi (80-160 jam ) / 2 SKP (Kumulatif)-
O - 1 tahun Pengelolaan perbekalan farmasi
MASA 1. DIII : 1 thn, Apoteker : 1 thn, S2 Farmasi Klinik : 1 thn
ORIENTASI 2. Program Orientasi sesuai kebutuhan profesi
3. Pelatihan BHD, K3, KOPIN ( 3 pokok )
PM I-a 4. STR TTK; STRA
5. Sertifikat Kompetensi dari ikatan Profesi (PAFI), (IAI)
Buku putih/whitepaper

Adalah dokumen informasi yang dikeluarkan oleh


instansi/suatu organisasi untuk memberikan informasi atau
penjelasan mengenai suatu layanan/jasa/masalah/solusi atau
lainnya sejelas-jelasnya yang dikhususkan untuk
penggunanya.
KOMPONEN WHITE PAPER

NAMA PROFESI
LATAR BELAKANG
RUANG LINGKUP
SYARAT / KRITERIA
KOMPETENSI
PENGESAHAN
KOMPONEN WHITE PAPER

PENDAHULUAN
PERSYARATAN MENDAPATKAN
KEWENANGAN KLINIK
RINCIAN KEWENANGAN KLINIK
PANDUAN ORIENTASI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
BAB II KEGIATAN ORIENTASI
A. TUJUAN
B. JADWAL ORIENTASI
BAB III EVALUASI
A. EVALUASI KEGIATAN
PEDOMAN ETIK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 573/MENKES/SK/VI/2008
TENTANG STANDAR PROFESI
ASISTEN APOTEKER
HAL 33 – 37
ATAU
PERATURAN INTERNAL INSTANSI
ALUR KREDENSIAL

PENGAJUAN DARI INDIVIDU


(KARYAWAN) KE KEPALA INSTALASI
DALAM BENTUK :
PORTO FOLIO ( SYARAT PENGAJUAN)
FORMULIR PENGAJUAN ( BENTUK SURAT )
*
PERSYARATAN

* Pas Foto ukuran 4 x 6 cm 2 lembar (backgraound merah)


* Ijazah Pendidikan Diploma III Farmasi / S1 Farmasi (Copy terlegalisir)
* STRTTK(Surat Tanda Registrasi TTK) (Copy terlegalisir)
* SIKTTK (Surat Ijin Kerja TTK) (Copy terlegalisir)
* Sertifikat seminar/pelatihan profesi (asli ditunjukkan saat pra
asesmen)
* Rincian Kewenangan Kerja Klinis TTK
* Isi Personal File
Tenaga Kesehatan

Dokumen Uraian
Kredensial, jabatan/
Ijazah lisensi SPK Riwayat
pekerjaan

Dokume
n Evaluasi
lamaran kinerja

Personal
File
Sertifikat
CV pelatihan
1. Pengajuan Mekanisme kredensial

2. Verifikasi
3. Analisa

4. Rekomendasi
PROSES KREDENSIAL
Rekomendasi
Clinical
Mitra Bestari
Appointment
~
Aplikasi
Clinical Privilege

Buku Putih
TENAGA KESEHATAN Clinical Privilege
Sub-Komite Sub-Komite Sub-Komite
Kredensial Mutu Profesi Disiplin

MEDICAL STAFF BYLAWS


BENTUK SURAT
PERMOHONAN
Bandung, 2019

Kepada Yth,
Ka.Instalasi………………
RS…………………………
Bandung

Bersama ini saya mengajukan permohonan untuk diberikan


kewenangan klinis sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian, dimana
berdasarkan hasil evaluasi diri saya sudah merasa kompeten pada
tiap elemen kompetensi (terlampir).
Demikian permohonan saya atas perhatian bapak/ibu saya ucapkan
terima kasih

Pemohon

( )
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
Syarat pengajuan
No Dokumen Check List
1 Daftar Riwayat Hidup
2 FC Ijazah terakhir
3 FC Surat Tanda Registrasi
4 Uraian Tugas
5 FC Sertifikat Pelatihan Teknis
Syarat Tambahan Untuk Re-Kredensial
6 FC Surat Izin Praktek TTK
7 LogBook
8 Rekap Penilaian Kinerja
Beri tanda √ jika persyaratan telah dilengkapi
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
A.Identitas Pemohon
NAMA
NIP
TEMPAT /TANGGAL LAHIR
JENIS KELAMIN
ALAMAT
TELEPON /HP
EMAIL
NO.KTP
NO.STR MASA BERLAKU / /
NO.SIPA MASA BERLAKU / /
NOMOR IJAZAH
TERHITUNG BEKERJA MULAI
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
B. Data Pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN D3 /D4 /S1 /S2 /S3
INSTITUSI PENDIDIKAN
JURUSAN/PROGRAM
NOMOR IJAZAH
TANGGAL LULUS

C. Data Pekerjaan
UNIT KERJA
JABATAN
LEVEL KOMPETENSI
SAAT INI 1/ 2/ 3/ 4

D. STATUS KREDENSIAL YANG DIUSULKAN


KREDENSIAL RE-KREDENSIAL PEMULIHAN KEWENANGAN
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
E. INFORMASI KREDENSIAL INDIVIDU
APAKAH PERNAH DILAKUKAN KREDENSIAL SEBELUMNYA?
YA TIDAK
JIKA YA, TULISKAN KAPAN KREDENSIAL TERAKHIR
...........................................................

APAKAH ANDA MEMILIKI SURAT PENUGASAN KLINIK YANG MENJELASKAN KEWENANGAN


KLINIK ANDA?
YA TIDAK
JIKA YA, TULISKAN TANGGAL PENUGASAN KLINIK DAN NOMOR PENUGASAN KLINIK
...........................................................

APAKAH KEWENANGAN KLINIK ANDA PERNAH :?


DIKURANGI YA TIDAK
DIBEKUKAN YA TIDAK
DICABUT YA TIDAK
JIKA YA, TULISKAN KAPAN HAL ITU TERJADI
...........................................................
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL

F. PELATIHAN
NO JUDUL PELATIHAN INSTITUSI PENYELENGGARA TAHUN JUMLAH SKP NO SERITIFIKAT

Isi data pelatihan 3 tahun terakhir yang diikuti dan mohon lampirkan sertifikat pelatihan
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
G. KEWENANGAN KLINIK YANG DIAJUKAN DAN SELF ASSESMENT
NO RINCIAN KEWENANGAN KLINIK SELF ASSESMENT

K = Kompeten
BK = Belum Kompeten

1 = Kompetensi mampu dilakukan secara mandiri


2 = Kompetensi mampu dilakukan dibawah supervisi
3 = Tidak dimintakan kewenangannya karena di luar kompetensi
4 = Tidak dimintakan kewenangannya karena di fasilitas tidak tersedia
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL
H.PENGESAHAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis dalam
dokumen dan lampiran ini benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dan saya mengerti dan berkomitmen untuk memenuhi kewajiban seb
agai tenaga teknik kefarmasian, Apabila di kemudian hari terbukti ada
hal yang tidak benar maka saya bersedia menanggung segala
konsekuensi dan bersedia dicabut kewenangan klinik nya dan dilakukan
pengkajian ulang.
Tanda Tangan :
Nama Jelas : (Tulis dengan huruf cetak)
Tanggal :...................../..................../...............
SYARAT PENGAJUAN
KREDENSIAL

Tanda Tangan Tanggal Nama

............................... ............./........../......... NIP.


Mengetahui :
Referensi 1 Referensi 2 Referensi 3

Tanda Tangan Tanda Tangan Tanda Tangan


*

1. Berwenang sepenuhnya 1. Disetujui berwenang penuh


2. Berwenang sebagian
2. Disetujui berwenang sebagian
3. Memerlukan supervisi
3. Disetujui dibawah supervisi
4. Tidak diminta (tidak kompeten)
5. Tidak diminta/fasilitas (-) 4. Tidak disetujui (bukan
kompetensinya)
5. Tidak disetujui / fasilitas (-)
Penugasan
klinis/Clinical seorang tenaga kesehatan boleh
melakukan pelayanan dalam batas-
Appoitment batas sesuai dengan yang tercantum
dalam “clinical privillege” dan
diterbitkan berdasarkan mekanisme
“credentialing”.
Rincian Kewenangan Klinis
The specific patient care diagnostic or therapeutic
procedures a physician or non-physician practitioner is
permitted to perform in a specific facility :
• Staf/sumber daya yang spesialistik
• Peralatan sesuai spesifikasi
• Peralatan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam persyaratan
keselamatan dan perizinan
• Kompetensi staf yang sesuai
• Kemampuan displin keilmuan
Rincian Kewenangan Kerja klinis/ RKK
• RKK dibuat setelah seorang profesional dinyatakan lulus
kredesialing
• Dibuat sesuai level/ jenjang dan kewenangan klinis
berdasarkan hasil asesmen
• Dengan hasil dapat bekerja mandiri atau dalam
supervisi
• Diajukan kepada direktur untuk penerbitan SPKK
*Standar Akreditasi Internasional JCI, mendefinisikan tentang
kewenangan klinis adalah kewenangan yang diberikan dan dijamin
oleh pihak rumah sakit untuk tenaga kesehatan profesi dalam
melakukan pelayanan kesehatan di unit pelayanan kesehatan
rumah sakit, dengan mempertimbangkan aspek pendidikan dan
pelatihan, surat tanda registrasi, pengalaman, kompetensi,dan
status kesehatan baik aspek fisik dan mental individu, serta etika
dan disiplin tenaga kesehatan profesi.
*Seluruh Staf Klinis dilakukan
kredensial
* Secara khusus proses kredensial harus
dilakukan hati-hati, rincian kewenangan
klinis harus terinci terutama untuk yang
terlibat dalam proses asuhan klinis dan bekerja
langsung dengan pasien.

Rumah sakit selalu memberikan kesempatan bagi staf untuk terus


belajar dan mengembangkan kepribadian dan profesionalitasnya.
Proses kredensial ulang dilakukan setiap tiga tahun sekali

Dokumen :
• Kebijakan kredensialing
• Bukti proses dan data rekredensial
• Penetapan SPK(surat penugasan klinis)
disertai RKK (rincian kewenangan klinis
*
 sebuah alat skrining (penapis) yang digunakan untuk
mengevaluasi kewenangan klinis dari para staf medis
rumah sakit dalam melakukan pelayanan

 Alat ini juga digunakan untuk mengidentifikasi dan


menemukan para staf medis yang melaksanakan – atau
yang diduga melaksanakan- pelayanan medis di bawah
standar
 Patient Care
 Interpersonal/Comunication Skill
 Individual Perormance assessment
 Individual Perormance Professionalism
 Individual Perormance Tools Use
 Individual Perormance Reject/ repeated
 DLL
*
Merupakan perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar tenaga kesehatan lainnya
di rumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan
mutu profesi klinis dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi.
20 PROFESI NAKES
• Tidak semua RS memiliki 20 profesi sesuai - KUALIFIKASI DAN
PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN ( UU No.36 thn 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, psl 11 )
• Komite Nakes Lain dibentuk dari profesi (para medis) yg ada di RS tanpa
melibatkan keanggotaan dari profesi MEDIS lain ( dokter, perawat dsb)
• Dengan Struktur organisasi terdiri dari :
• 1. Ketua / wakil Komite Nakes Lain Bertanggung Jawab kepada direktur
• 2. Sekretaris
• 3. Bendahara
• 4. Ketua / koordinator Sub Pelaksana Teknis yg terdiri dari : Ketua Sub
Kredensial, Ketua Sub Etik dan Disiplin serta Ketua Sub Mutu dan
Pengembangan Profesi
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE NAKES LAIN
KETUA / WAKIL MITRA BESTARI

- SEKRETARIS
- BENDAHARA

Ko SUB ETIK DAN Ko SUB Ko SUB Mutu dan


DISIPLIN KREDENSIAL Pengembangan Profesi

Ko KREDENSIAL APOTEKER + K0 KREDENSIAL LAINYA +


Ko KREDENSIAL TTK+ ASESOR
ASESOR ASESOR
KETERANGAN BAGAN
1. MITRA BESTARI
• .

• Bisa atasan langsung atau teman se-profesi yg memiliki kemampuan,


pengalaman dan pengetahuan yg lebih atau minimal sama dan diberikan
SK Penugasan
• DAN /ATAU seseorang / sekelompok orang dari perwakilan organisasi se-
profesi dan atau asesor kompetensi yg direkomendasikan oleh OP
dengan pertimbangan / kriteria memiliki kompetensi tertentu
*
a. Mengkaji dan mengevaluasi setiap pelayanan yang
diajukan oleh pemohon kredensial profesi dalam RKK
secara objektif berdasarkan pendidikan & pelatihan,
logbook secara rinci.
b. Menilai keahlian dan kompetensi pemohon kredensial
profesi.
c. Menilai kemampuan fisik dan mental (pemeriksaan fisik)
d. Memberikan saran dan usulan dalam pengembangan
potensi diri dan etika disiplin tenaga kesehatan.
Tugas Sub Komite Kredensial
1. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan dengan peer group/Mitra Bestari profesi;
2. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian
a) Kompetensi (pengetahuan,ketrampilan)
b) Kesehatan Fisik dan Mental;
c) Perilaku;
d) Etika Profesi;
3. Evaluasi data pendidikan profesional tenaga kesehatan;
4. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
5. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
6. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada Komite
Tenaga Kesehatan;
7. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku Surat Perintah Kerja dan adanya
permintaan dari Komite Tenaga Kesehatan;
8. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan Surat Penugasan Kerja Klinis/ Surat Penugasan Kerja
Profesi.

PATIENT SAFETY = JAGA Standar + Kompetensi


*
1. Pelaksanaan audit klinis/ Profesi
2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi Staf Tenaga Kesehatan,
3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi Staf Tenaga Kesehatan, dan
4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi Staf Tenaga
Kesehatan yang membutuhkan.
5. Melaksanakan evaluasi mutu profesi tenaga kesehatan

Cegah KTD/KNC
*
1. Pembinaan Etika & Disiplin Profesi Staf Tenaga Kesehatan lainnya,
dengan landasan : peraturan internal dan etika RS
2. Pemeriksaan Staf Tenaga Kesehatan yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin,
3. Rekomendasi pendisiplinan pelaku tenaga kesehatan di rumah sakit
4. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis
pada asuhan klinis.

Lindungi Pasien = dari staf yang unqualified dan unfit/unproper


1. Menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan
terhadap masyarakat.
3. Meningkatkan mutu organisasi profesi.
*

*Merupakan peraturan internal rumah sakit yang harus


dilaksanakan untuk mencapai visi & misi yang ditentukan,
bersifat dinamik dan disusun bersama.

*Merupakan pengkodean terhadap norma etika, disiplin, dan

*
norma hukum yang bersifat mengikat untuk setiap tenaga
kesehatan Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas sesuai tugas
pokok, fungsi dan kewenangan profesinya.
*
Peraturan Pemerintah RI No.53 tahun 2010 tentang Disiplin untuk
PNS
Untuk identifikasi pelanggaran dan sanksi dapat didiskusikan oleh
pihak terkait (Komite Etik dan Hukum RS dengan Subkomite Etika
dan Disiplin) di institusi/RS.
Bersifat Rahasia/Confidential
Pengadu atau pelapor dugaan pelanggaran perilaku diberikan
perlindungan.
Sesuai dengan budaya keselamatan RS.
KREDENSIAL SELURUH TENAGA REKOMENDASI
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT KEWENANGAN KLINIS

AUDIT PELAYANAN
PROFESI
EVALUASI MUTU PROFESI
KOMITE MASING-MASING TENAGA
TENAGA KESEHATAN
KESEHATAN PEMBINAAN ETIKA
DISIPLIN NAKES

PEMANTAUAN ETIKA DISIPLIN


TENAGA KESEHATAN
MENINGKATKAN
PROFESIONALISME TENAGA
KESEHATAN
*
1.Melindungi keselamatan pasien
2.Setiap tenaga kesehatan mempunyai SPK
3.Hindari kesalahan rekomendasi dalam pelaksanaan kredensial yang disebabkan
oleh kesalahan pemberian informasi dan kesalahan pengambilan keputusan
4.Pelaksanaan Kredensial (Kebijakan dan prosedur, informasi / data pendukung,
rekomendasi hingga terbit SPKK)
5.Pelaksanaan kredensial memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten
(Pendidikan, pelatihan, etika disiplin, sertifikat kompetensi, dll)
6.Kondisikan applicant senyaman mungkin.
7.Pastikan kesesuaian kewenangan dengan kompetensi profesi untuk tenaga
kesehatan
8.Kredensial untuk semua tenaga kesehatan, kecuali tenaga kesehatan yang
tidak kompeten dan melanggar etika disiplin profesi.
*

Pemberian “authority (privilege)” oleh “penguasa” (pemilik /


Direktur) Rumah Sakit kepada seorang tenaga kesehatan untuk
melakukan tindakan sesuai profesi di rumah sakit
 Diwujudkan dalam bentuk Surat Penugasan Klinis (SPK) untuk setiap
nakes.
 Setiap Surat Penugasan Klinis terdapat delineasi (rincian)
jenis tindakan apa sajakah yang diijinkan dilakukan oleh seorang
NAKES berdasarkan rekomendasi dari “mitra bestari profesi”
*
Butir Penilaian Ruang Lingkup

Perilaku  Penilaian terhadap aspek komunikasi dan kerja sama


secara efektif dengan rekan sejawat dan profesi lainnya
di unit layanan.
 Perilaku yang beretika dan professional

Hasil Klinis  Penilaian terkait kewenangan klinis


 Penilaian pekerjaan sesuai standar prosedur dan
layanan profesi secara efektif dan efisien
 Mengutamakan aspek keselamatan pasien

Pertumbuhan profesionalisme  Penilaian peningkatan pengetahuan medis/klinis sesuai


profesi
 Pembelajaran berbasis praktik dan peningkatan
 Profesionalisme – komitmen untuk pengembangan diri
berkelanjutan, sesuai etika profesi, bertanggung jawab
 Pengaturan sumber daya manusia
*
Meliputi :
1. Peran NAKES dalam program mutu dan keselamatan RS
2. Service Excellent
3. Pemahaman standar SKP
4. Pelaporan insiden
5. Pelatihan : (min. 1 (wajib) dan 4 (lainnya)
 Pengendalian Infeksi

*
 Safety & security
 B3
 Respon bencana
 APAR (100%/tahun)
 Utility & safety
 Alat – alat medis
*
UU no. 44 tahun 2009 Pasal 46 Rumah
sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
Perizinan UU NAKES (pasal 46)
Ayat 1:
Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki izin dalam bentuk SIP.
Ayat 3:
SIP diberikan oleh Pemda Kabupaten/Kota.
Ayat 4:
Untuk mendapatkan SIP, tenaga kesehatan harus memiliki:
a. STR yang masih berlaku
b. Rekomendasi dari organisasi profesi
c. Tempat praktik
Organisasi profesi (UU NaKES pasal 50)
Ayat 1:
Tenaga kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah
untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan & keterampilan ,
martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan.

Ayat 2:
Setiap jenis tenaga kesehatan hanya dapat membentuk satu Organisasi
Profesi

Ayat 3:
Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
KEWENANGAN PROFESI TENAGA KESEHATAN & SANKSI
PIDANA

• Pasal 64: Setiap orang yang bukan tenaga kesehatan dilarang melakukan
praktik seolah-olah sebagai tenaga kesehatan yang memiliki izin.

• Pasal 83: Setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan praktik
seolah-olah sebagai tenaga kesehatan sebagai mana dimaksud dalam Pasal
64 dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun.
• Pasal 85 : Setiap tenaga kesehatan yang dengan sengaja menjalankan
praktik tanpa memiliki STR sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 44
Ayat 1, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100 juta.

• (Pasal44 Ayat 1): Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik


wajib memiliki STR
PENGHARGAAN TIDAK DIBERIKAN ATAS APA YANG
KITA TERIMA, PENGHARGAAN DIBERIKAN ATAS
APA YANG KITA BERIKAN (CALVIN COOLIDGE)

Anda mungkin juga menyukai