Anda di halaman 1dari 68

Farmakologi

kemoterapi
-Antivirus-
Pendahuluan: Virus
• Disebut metaorganisme karena memiliki ciri
sebagai benda mati sekaligus ciri benda mati
• Ciri Hidup
– Reproduksi, namun hanya dapat dilakukan pada sel
lain yang hidup (parasit obligat interseluler)
– Memiliki asam nukleat (RNA atau DNA)
• Ciri Mati
– Tidak melakukan metabolisme
– Dapat dikristalkan
Ciri virus
• Bersifat aseluler (belum berupa sel)
• Berukuran sangat kecil
• Hanya memiliki salah satu jenis asam nukleat,
DNA saja atau RNA saja
• Berupa hablur dengan berbagai bentuk
• Tubuh terdiri atas: kepala, selubung (kapsid),
isi tubuh, serabut ekor
• Bersifat inang spesifik
-Morfologi Virus-

Kapsomer Sampul fosfolipid


Kapsomer DNA
RNA
Kepala
kapsid
DNA
RNA

Glikoprotein Selubung
Glikoprotein ekor
Serabut
ekor

20 nm 50 nm 50 nm 50 nm
(a) Tobacco mosaic virus (b) Adenoviruses (c) Influenza viruses (d) Bacteriophage T4
-Bagian tubuh Virus-
>> Bagian kepala terdiri dari dinding Glikoprotein
Sampul
kapsid yang tersusun atas protein
yang disebut kapsomer Kapsid
>> Keberadaan sampul (envelope)
pada beberapa jenis virus
berkaitan dengan patogenitas
karena pada sampul terdapat
reseptor berupa glikoprotein
yang dapat mengenali sel inang Enzim
spesifiknya. Reverse RNA
>> Pada Virus RNA (retrovirus) transcriptase (2 utas identik)

terdapat enzim transkripsi balik


(reverse transcriptase), yaitu >> Sampul pada virus influenza H1N1. H
enzim yang berfungsi untuk merujuk pada Hemaglutinin, reseptor pada
mentranskripsi balik RNA menjadi sampul yang berfungsi mengenali sel inang;
sedang N merujuk pada Neuroaminidase,
DNA
berfungsi membantu virus keluar dari inang
Nina Herlina, S.Farm.,M.Si
Farmasi Universitas Pakuan
Virus influensa

Surface
protein
RNA/DNA
core

Envelope
lipoprotein

Nina Herlina, S.Farm.,M.Si


Farmasi Universitas Pakuan
-Pengelompokan Virus-
Genus Asam nukleat Sampul Penyakit
Enterovirus RNA Tidak ada Infeksi usus
Rhinovirus RNA Tidak ada Polio, salesma
Reovirus RNA Tidak ada Infeksi napas & usus
Alphavirus RNA Ada Demam kuning, ensefalitis
Influenza virus RNA Ada Influenza
Morbilivirus RNA Ada Gondongan, Campak
Lyssavirus RNA Ada Rabies
Arenavirus RNA Ada Meningitis
Bunyavirus RNA Ada Ensefalitis
Coronavirus RNA Ada Infeksi respiratori
Papillomavirus DNA Tidak ada kutil
Herpesvirus DNA Ada Herpes, cacar air
Orthopoxvirus DNA Kompleks Cacar
Nina Herlina, S.Farm.,M.Si Farmasi
Universitas Pakuan
-Cara reproduksi virus-
>> Virus memasuki sel, melepaskan DNA VIRUS
protein kapsid ndan DNA (RNA) Memasuki sel dan Kapsid
virus ke dalam sel melepaskan DNA
Transkripsi
>> Enzim yang terdapat dalam sel
Replikasi Sel inang
inang aakan mereplikasi genom
virus. Viral DNA
>> Selain itu, enzim sel inang juga
akan melakukan trasnkripsi mRNA
mRNA virus membentuk protein DNA virus
kapsid
>> Kapsid yang dibentuk serta DNA Protein
virus yang telah diperbanyak kapsid
kemudian membentuk tubuh Pembentukan
virus yang lengkap, kemudian virus baru dan
akan keluar dari sel inang. keluar dari sel
Siklus hidup virus
• Infeksi secara litik
– Adsorbsi -> penempelan virus pada sel inang
– Penetrasi (injeksi) -> penyuntikan materi genetik
– Replikasi -> perbanyakan materi genetik virus
– Perakitan -> sintesis bagian-bagian tubuh virus
– Lisis -> keluarnya virus dari sel inang
• Infeksi secara lisogenik
– Adsorbsi -> penempelan virus pada sel inang
– Penetrasi (injeksi) -> penyuntikan materi genetik
– Penggabungan -> penyisipan materi genetik virus
– Pembelahan -> pembelahan sel inang
-Siklus Litik-
1 Adsorbsi. Virus T4 menggunakan
serabut ekornya untuk berikatan
5 Lisis. Virus akan dengan reseptor spesisfik pada
menghasilkan enzim permukaan luar sel E. coli
yang dapat merusak
dinding sel bakteri
sehingga memicu
masuknya air. 2 Penetrasi. DNA
Akibatnya sel virus diinjeksi ke
menggembung dan dalam sel dan
pecah, virus keluar meninggalkan
kapsid kosong di
luar sel. DNA sel
Perakitan tubuh virus inang akan rusak
terhidrolisis

3 Sintesis genom dan


protein. DNA virus
akan mensintesis
komonen yang
dibutuhkan oleh virus
dan menduplikasi
4 Perakitan. Protein akan membentuk struktur DNA menggunakan
kepala, ekor dan serabut ekor. Genom virus komponen yang
Kepala Ekor Serabut didapat dari sel inang
akan dikemas di dalam kepala kapsid.
-Siklus Lisogenik-
DNA

Virion menempel pada inang


kemudian menyuntikkan DNA Pembelahan sel yang
berkali-kali akan
menghasilkan
populasi sel yang
semuanya
Virion
mengandung profage
Pada suatu ketika, profage
Kromosom bakteri akan memisahkan diri dari
komosom, akan memasuki
siklus litik

Siklus litik Siklus lisogenik


Bakteri inang membelah seperti
Sel inang lisis, virus keluar biasa, mengkopi profage dan
Memasuki Memasukisiklus membaginya pada sel anakan
Profage
siklus litik lisogenik

DNA komponen tubuh virus DNA virus menempel


diproduksi untuk menghasilkan (bergabung) dengan kromosom
virus baru inang membentuk profage.
-Siklus Virus RNA-
Kapsid 1 Glykoprotein pada sampul virus berikatan dengan
reseptor spesifik pada sel inang, sehingga memungkinkan
RNA virus diterima masuk ke dalam sel inang.
Sampul
2 Kapsid dan genomvirus
dengan memasuki sel inang
Glikoprotein
SEL INANG
3 Genom virus berperan
Genom virus sebagai template (cetakan)
5 RNA komplemen
Template (RNA) untuk menghasilkan utas RNA
berperan sebagai mRNA,
komplemen menggunakan
yang akan ditranslasi
mRNA enzim reverse trasnkriptase.
menghasilkan protein
kapsid (di sitosol) dan Protein
glikoprotein untuk Kapsid 4 Genom virus
RE Gliko- diduplikasi menggunakan
membentuk sampul virus Genom (RNA)
protein komplemen RNA sebagai
di Retikulum Endoplasma.
template (cetakan).
6 Vesikel mentranspor
glikoprotein untuk
membentuk sampul virus
menuju membran plasma.
7 Kapsid menyelubungi 8 Virus baru
genom virus
OBAT ANTIVIRUS
• Apa perbedaan antara Virus dan Retrovirus?
• Apa bedanya nukleotida dan nukleosida?
Penggolongan obat Anti Virus

Untuk memudahkan pemahaman, maka obat-obat anti virus digolongkan atas dua
golongan besar yaitu :

1. Antinonretrovirus, yang terdiri dari :


• Antvirus untuk herpes
• Antivirus untuk influenza
• Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus, yang terdiri dari :


• NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inibitor)
• NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)
• NNRTI (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
• PI (Protease Inhibitor)
• Viral entry inhibitor (Viral Entry Inhibitor)

18
Bagan pengelompokan antivirus

19
20
ANTI NON-RETROVIRUS

1. Anti Virus untuk Herpes


umumnya mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus,
menghasilkan senyawa yang dapat menghambat polimerase DNA virus

ASKLOVIR
Merupakan suatu prodrug yang memiliki efek antivirus setelah dimetabolisme
menjadi asiklovir trifosfat. Bekerja dengan menghambat DNA polimerase virus.

Indikasi : Infeksi HSV-1 dan HSV-2, baik lokal maupun sistemik (keratitis herpetik,
herpetik ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonaal dan herpes labialis), infeksi
VZV (varicella dan herpes zoster) dengan dosis yg lebih tinggi.

Dosis : Herpes genital : 5 x 200 mg sehari,


Herpes zoster : 4 x 400 mg sehari.
Keratitis herpetik : krim ophtalmik 3%
Herpes labialis ; krim 2%
HSV berat dan infeksi VZV : intravena 30 mg/KgBB per hari

Efek Samping : mual, diare, ruam, sakit kepala, insufisiensi renal dan neurotoksisitas
21
Beberapa derivat dari Asiklovir : Valasiklovir, Gansiklovir, Valgansiklovir,
Pensiklovir, Famsiklovir

FOSKARNET
Merupakan analog organik dari pirofosfat anorganik. Bekerja dengan menghambat
DNA polimerase virus pada tempat ikatan pirofosfat.

Indikasi : retinitis CMV pd pasien AIDS,


infeksi herpes mukokutan yg resisten terhadap asiklovir,
infeksi HSV dan VZV pada pasien immunocompromised.

Efek samping : nefrotoksisitas dan hipokalsemia simtomatik, nekrosis tubuler akut,


glomerulopati, diabetes incipidus nefrogenik dan nefritis interstitial,
abnormalitas metabolik. Efek samping pada SSP : sakit kepala, iritabilitas,
kejang dan halusinasi. ES lain : ruam kulit, demam, mual, muntah, anemia,
leukopenia, gangguan fungsi hati, perubahan EKG dan tromboflebitis

Sediaan : Larutan IV 250 dan 500 mL, kadar 24 mg/mL


terapi induksi retinitis CMV diberikan IV 2 x 90 mg/kgBB tiap 12 jam dg
lama pemberian 1,5-2 jam, atau 3x60 mg/kgBB setiap 8 jam selam 2-3
minggu. Untuk maintenance diberikan foskarnet dalam dosis 120 mg/kgBB
per hari
22
2. Anti Virus untuk Influenza

AMANTADIN dan RIMANTADIN


Efektif hanya untuk influenza A saja. Bekerja dengan menghambat kanal ion pada
protein dan merubah pH intrasel virus.

Indikasi : pencegahan dan terapi awak infeksi virus influenza A


Dosis : tersedia dalam bentuk tablet dan sirup. Dosis Amantadin 200 mg/hari Efek
Samping : gangguan gastrointestinal ringan, ES SSP : gelisah, sulit konsentrasi,
insomnia, hilang nafsu makan.

OSELTAMIVIR dan ZANAMIFIR


Efektif terhadap virus influenza A dan B dengan mekanisme yg sama, yaitu dengan
menginhibisi enzim neuraminidase.

Indikasi : terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B


Dosis : Zanamifir per inhalasi 20 mg/hari. selama 5 hari. Oseltamivir per oral 150 mg
per hari, selama 15 hari
Efek Samping : zanamifir umumnya ditoleransi dg baik, ES yg dilaporkan batuk
bronkospame dan penurunan fungsi paru reversibel. ES oseltamifir : mual, muntah,
nyeri abdomen, sakit kepala
23
3. Anti Virus untuk HBV dan HCV

LAMIVUDIN
Merupakan isomer analog dari deoksitidin. Bekerja dengan menghentikan sintesis DNA
dan menghambat polimerase virus.

Indikasi : Infeksi HBV (wild-type dan precore variants)


Dosis : per oral 100mg/hari, anak-anak 1 mg/kgBB, maksimum100 mg/hari. Lama
terapi : 1 tahun pada pasien dengan HBaAg negatif.
Efek samping :fatigue, sakit kepala, mual.

ENTEKAVIR
Bekerja dengan menghambat polimerase virus HBV.
Indikasi : infeksi HBV
Dosis : per oral 0,5 mg/hari dalam keadaan perut kosong. Pd pasien gagal terapi dg
lamivudin, dosis Entekavir ditingkatkan menjadi 1 mg/hari
Efek Samping : sakit kepala,infeksi saluran nafas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue,
pusing, nyeri abdomen atas dan mual.

24
ANTI NONRETROVIRUS

A.Antivirus untuk herpes


Obat – obat yang aktif terhadap virus herpes
umumnya merupakan antimetabolit yang
mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel
hospes atau virus untuk membentuk senyawa
yang dapat menghambat DNA polimerase virus .
.
Asiklovir

Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis


analog nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada
kelompok virus herpes.
Mekanisme Kerja
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap
fosforilase, yang akan menghambat DNA polimerase virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus atau pada
gen DNA polimerase.
Dosis
5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV
3 x 200 mg untuk 1 bulan-------untuk herpes genital
Salep Asiklovir 5% 6 x sehari utk 7 hr ----…..---------
FARMAKOKINETIK
• Asiklovir bersifat konsisten mengikuti model dua-kompartemen;
volume distribusi taraf mantap kira-kira sama dg volume cairan
tubuh.
• Kdr plasma taraf mantap setelah dosis oral ialah 0,5 mg/ml
setelah dosis 200 mg dan 1,3 mg/ml setelah dosis 600 mg.
• Pd pasien dg fungsi ginjal normal, T ½ eliminasi 2 ½ jam pd orang
dewasa dan 4 jam pd neonatus serta 20 jam pd pasien anuria.
• Kdr obt juga dpt diukur di saliva, cairan lesi dn sekret vagina
• Kdr di cairan serebrospinal mencapai setengah kdr plasma.
• Di ASI kadarnya lbh tinggi.
• Lbh dr 80 % obat dieliminasi melalui filtrasi glomerulus ginjal dan
sebagian kecil melalui sekresi tubuli.
• Hanya sekitar 15 % dosis obat yg diberikan dpt ditemukan
kembali di urin sbg metabolit inaktif.

27
Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun
sistemik ( termasuk keratitis herpetik , herpetik
ensefalitis, herpes genitalia,herpes neonataldan
herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan
herpes zoster ).

Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada
umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
VALASIKLOVIR
Mekanisme Kerja, resistensi, ESO : sama dengan asiklovir
Indikasi : Efekif utk terapi infeksi
yang disebabkan oleh HSV, VZV dan sebagai profilaksis
terhadap penyakit yang disebabkan CMV.
ICT-Unand, Raker 22- 30/15
23.12.2006
B. Antivirus Untuk Influenza

Contoh: Amantadin dan Rimantadin


 Mekanisme Kerja : bekerja pada protein M2 virus , suatu kanal ion
transmembran yang diaktivasi oleh pH
 Absorbsi saluran cerna baik, tidak dimetabolisme dihati dan ekskresi
dalam bentuk utuh, t ½ 16 jam
 Resistensi Terjadi nya mutasi pada domain transmembran protein M2
virus
 Indikasi :Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
 Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson
 Dosis: 2 x 100 mg
 Efek samping; Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang
tergantung dosis .Efek samping pada SSP seperti kegelisahan ,
kesulitan berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan
koma.
ICT-Unand, Raker 22- 32/15
23.12.2006
AMANTADIN
• Obat ini larut dlm air dan merupakan amin-trisiklik. Amantadin
bekerja menghambat fase ujung proses perakitan virus influenza
A. Proses pelekatan virus kpd sel hospes, penetrasi, aktivitas RNA-
dependent RNA polimerase, semuanya tdk dihambat oleh
amantadin.
• Absorbsi baik, tdk dimetabolisme, diekskresi melalui urin dlm btk
tak diubah. T ½ eliminasi 16 jam dan bertambah lama pd usia
lanjut dan pd gangguan fungsi ginjal.
• Efek samping amantadin berupa gangguan SSP seperti bingung,
gelisah, halusinasi, kejang dan bahkan koma.
• Penggunaan: Influenza A akut: 200 mg/hari selama 5 hr. Profilaksis
thd virus influenza A: vaksinasi virus influenza A.
• Rimantadin merupakan derivat baru dari amantadin yg mengalami
biotransformasi ekstensif, shg ekskresi melalui ginjal dlm btk tak
diubah hanya kurang dr 15 %. Efek samping thd SSP lbh ringan dp
amantadin. 33
C. Antivirus untuk HBV dan HCV

1.Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin .
Lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA , secara
kompetitif menghambat polimerase virus ( reverse transcriptase , RT
).
Resistensi; disebabkan oleh mutasi pada DNA polimerase virus

Indikasi; Infeksi HBV ( wild –type dan precore variants )

Efek samping; Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .


Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.
2. ADEFOVIR

Mekanisme kerja dan resistensi


Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan
penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak
hanya sebagai DNA chain terminator , namun juga
meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi produksi
interferon endogen.

Indikasi; Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten


tehadap lamivudin.

Efek Samping; Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat


ditoleransi dengan baik.
INTERFERON
• Interferon (IFN) sebenarnya adalah cytokine kelompok
glikoprotein yg dihasilkan oleh sel mamalia bila sel tsb terpapar
oleh virus, double-stranded RNA's dan banyak zat lain lagi
seperti eksotoksin bakteri dan polianion. Interferon dpt dibagi
dlm 3 tipe yg dinamakan   dan .
• Alfa-interferon (-IFN) dihasilkan terutama oleh lekosit,  -IFN
oleh tibroblast dan sel epitel sedangkan -IFN oleh limfosit-T.
Sekarang ini interteron berbagai tipe tsb dihasilkan melalui
proses rekayasa rekombinan DNA.
• Interferon alamiah sebenarnya baru ada di lokasi infeksi pada
saat titer virus dapat dideteksi dan sebelum timbulnya antibodi
humoral. Timbulnya interferon yg berkorelasi dg penurunan titer
virus memberikan kesan bhw interferon bersifat sbg mekanisme
pertahanan hospes yg penting. Tetapi ada juga kesan sebaliknya
bhw interferon berkaitan dg timbulnya gejala umum infeksi virus
seperti demam, malaise dan mialgia

36
MEKANISME KERJA.
• Efek antivirus kemungkinan akibat interferon mengikat pd
reseptor khusus di permukaan sel yg kmd reaksinya
menghambat atau mengganggu proses uncoating, RNA
transcription, protein synthesis dan assembly virus
FARMAKOKINETIK.
• Interferon tidak dapat diserap secara oral. Setelah pemberian im
atau sk dari -IPN, kadar puncak dicapai dlm 4-8 jam. Di cairan
tubuh interferon cepat sekali di inaktivasi, mungkin sekali karena
IFN di katabolisir oleh hati.
EFEK SAMPING.
• Pemberian interferon dilaporkan menimbulkan demam, malaise
dan rasa lelah. Pemberian jangka lama dapat menimbulkan
rambut rontok. Leukopenia yg berkaitan dg dosis dilaporkan
timbul dg Interferon jenis rekombinan maupun yg alamiah.

37
INDIKASI.
• Interferon-  saat ini telah disetujui digunakan utk hairy-cell
leukemia, AIDS-related Kaposi's sarcoma dan condylomata
acuminata. lnterferon- tdk efektif utk infeksi CMV. Saat ini
interferon-  dilaporkan dpt mengurangi marker hepatitis B yg
kronik, sedangkan indikasi utk hepatitis C yg kronik aktif telah
disetujui oleh FDA Amerika Serikat.
• Mengingat harga interferon- masih sangat mahal dan tdk bebas
dari efek samping, penggunaannya tentu harus ada indikasi
tepat dan selektif.
• Perkembangan terakhir menunjukkan bhw interferon
bermanfaat optimal bila dikombinasikan dg terapi lain seperti
anti-virus.

38
Anti Retrovirus

1.NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inibitor)


ZIDOVUDIN
Bekerja menghambat enzim reverse transcriptase (RT) HIV.

Indikasi : Infeksi HIV, dg dikombinasi dengan angi-HIV lainnya


Dosis : Kapsul 100mg, tablet 300mg dan sirup 5mg/mL. Dosis per oral
600mg/hari.
Efek samping : anemia, neutropenia, sakit kepala, mual

2.NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)


TENOFOVIR DISOPROKSIL
Bekerja dengan menghentikan pembentukan rantai DNA virus.

Indikasi : Infeksi HIV, dikombinasi dengan efavienz.


Dosis : peroral sekali sehari 300mg
Efek samping : mual, muntah, fletulens, diare.

39
3. NNRTI (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
NEVIRAPIN
Bekerja menghambat enzin RT pada virus HIV-1

Indikasi : infeksi HIV-1 dengan dikombinasi dengan anti virus lain terutama NRTI
Dosis : peroral 200mg/hari selama 14 hari pertama kemudian 400 mg/hari
Efek samping : ruam, demam, fatigue, sakit kepala

4. PI (Protease Inhibitor)
SAKUINAVIR
Bekerja pada tahap transisi virus

Indikasi : infeksi HIV, dikombinasi dengan anti HIV lainnya


Dosis : per oral 3600 mg/hari (6 x 200 mg soft capsule 3 kali sehari) atau 1800
mg perhari (3 hard gel capsule 3 kali sehari)
Efek samping : diare, mual, nyeri abdomen

5. Viral entry inhibitor (Viral Entry Inhibitor)


ENFUVIRTID
Menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel
Indikasi : terapi infeksi HIV-1, dikombinasi dengan anti HIV lainnya
Dosis : injeksi subkutan 90 mg /mL
Efek samping : nyeri, eritema,pruritis, iritasi dan nodul/kista
40
ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV ,
dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan ,
tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.

Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI harus


mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma.
Karena NRTI tidak memiliki gugus 3`-hidroksil , inkorporasi
NRTI ke DNA akan menghentikan perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV.
Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah ggs
azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi.
Resistensi
Resistensi disebabkan oleh mutasi pada enzim RT.
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
lamivudin dan abakavir
Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi dg 45 % jml
penderita yg diobati
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.

Nina Herlina, S.Farm.,M.Si Farmasi


Universitas Pakuan
2. DIDANOSIN
 Mekanisme Kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus
 Resistensi; Disebabkan oleh mutasi pada RT.
 Indikasi; Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat
lanjut , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya .
 Efek samping; Diare, pankreatitis, neuropati
perifer.
B. NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE
INHIBITOR ( NtRTI )

 Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI


pertama untuk terapi infeksi HIV -1 .
 Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat
anti retrovirus lainnya.
 Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap
fosforilase intraseluler untuk menjadi bentuk aktif ,
NtRTI hanya butuh 2 tahap fosforilasi saja .
 Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi , obat
dapat bekerja lebih cepat dan konversinya
menjadi bentuk aktif lebih sempurna .

Nina Herlina, S.Farm.,M.Si Farmasi


Universitas Pakuan
1. TENOFOVIR DISOPROKSIL

Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara
menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi RT kodon 65
Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak
boleh dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir
Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare

Nina Herlina, S.Farm.,M.Si Farmasi


Universitas Pakuan
C. NON –NUCLEOSIDE
REVERSE TRANSCRIPTASE
INHIBITOR ( NNRTI )

NNRTI merupakan kelas obat yang menghambat


aktivitas enzim RT dengan cara berikatan di tempat
yang dekat dengan tempat aktif enzim dan
menginduksi perubahan konformasi pada situs aktif
ini.
1. NEVIRAPIN

Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non –
subtrat HIV -1 RT
Resistensi
resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT
Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV
lainnya , terutama NRTI
Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual,
dan peningkatan enzim hati.
2. DELAVIRDIN

Mekanisme kerja
sama dengan nevirapin
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT
Indikasi
infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya
terutama NRTI
Efek Samping
ruam, peningkatan tes fungsi hati .
Pernah di laporkan menyebabkan neutropenia
D. PROTEASE INHIBITOR ( PI )

Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel


dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan
penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan
terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus
oleh enzim protease sehingga menghambat maturasi
virus , maka sel akan menghasilkan partikel virus yang
imatur dan tidak virulen.

Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat


akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR

Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi ,
merupakan HIV protease peptidomimetic inhibitor
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease
terjadi resistensi silang dengan PI lainnya
Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain
( NRTI dan beberapa PI seperti ritonavir )
Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR

Mekanisme Kerja
sama dengan sakuinavir
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV
lainnya seperti NRTI
Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
E. VIRAL ENTRY INHIBITOR

Enfuvirtid merupakan obat pertama golongan viral


entry inhibitor .
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat fusi
virus ke sel. Selain enfurtid bisikla saat ini sedang
dalam study klinis , dimana obat ini bekerja dengan
cara menghambat masukan HIV ke sel melalui
reseptor CXCR4 (pada sel T)
1.ENFUVIRTID

Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam
sel dengan cara menghambat fusi virus ke
membran sel. Enfuvirtid berikatan dengan bagian
HR-1 ( first heptad-reat)pada sub unit gp41
envelope glikoprotein virus serta menghambat
terjadinya perubahan konformasi yang dibutuhkan
untuk fusi virus ke membran sel

Resistensi
perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45
menyebabkan resistensi terhadap enfuvirtid
Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan
anti - HIV lainnya.

Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal
seperti nyeri, eritema, pruntus, iritasi, dan nodul
atau kista
PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTIVIRUS

Tujuan utama terapi antivirus pada pasien


imunokompeten adalah menurunkan tingkat
keparahan penyakit dan komplikasinya , serta
menurunkan kecepatan transmisi virus .

Sedangkan pada pasien dengan infeksi virus kronik ,


tujuan terapi antivirus adalah mencegah kerusakan
oleh virus ke organ viseral , terutama hati , paru,
saluran cerna dan sistem saraf pusat.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan
dalam penggunaan obat antivirus:

• Lama terapi
• Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
• Interaksi obat
• Kemungkinan terjadinya resistensi
Pemilihan obat pd infeksi virus
tertentu
• 1. Infeksi HIV atau AIDS
• 2. Infeksi virus Herpes
• 3. Infeksi virus Varicella Zoster
(VZV)
• 4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
• 5. Infeksi Epstein-Barr Virus (EBV)
• 6. Hepatitis
Nina Herlina, S.Farm.,M.Si Farmasi
Universitas Pakuan
Pemilihan obat anti virus

1. Infeksi HIV atau AIDS


Pengobatan anti-virus pada dasarnya menyerang virus HIV di salah
satu dari dua tempat berikut :
i. menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat;
ii. mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.

Perawatan lain termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami,


supaya bisa melawan HIV. Ini disebut 'modulasi kekebalan.

Gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, karena sistem


kekebalan alami tubuh melawan HIV. Obat-obat anti-virus terutama
diperuntukkan bagi mereka yang sistem kekebalannya sudah kurang
terhadap virus.
Obat anti virus untuk HIV
atau AIDS terbagi 4

 Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide


 Penghambat Nukleosida pengubah
transcriptase seperti Didanosine,
Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
 Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
 Penghambat Non-Nukleosida pengubah
Transciptase seperti Nevirapine
2. Infeksi virus Herpes
1. Infeksi HSV 1 : Asiklovir memberikan hasil yang
baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis,
pemberi an asiklovir iv dapat meningkatkan survival
rate.
Untuk HSV 1 yang menimbulkan kerato-
konjungtivitis, dapat diberikan anti virus lokal pada
mata seperti idoksuridin 0.1%.

2. Infeksi HSV 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes


genitalis. Bentuk primer dari herpse genitalis dapat
diobati dengan asiklovir yang menghasilkan
penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes genitalis rekuren tidak dapat
dihambat oleh obat asilkovir. Pemberian oral
memberikan efek sedang. Topikal tidak efektif
3. Infeksi virus Varicella-zoster
(VZV)

Gejala pada anak-anak biasanya ringan dan


tidak membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya
penyakit memberat, tertutama pada pasien yang
disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan
asiklovir atau vidarabin secara I v selama 5-7
hari.

4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)


Retinitis karena CMV pada pasien AIDS diberi
gansiklovir, tetapi obat ini menimbulkan banyak
efek samping .
5.Hepatitis

Untuk infeksi hepatitis B kronis dapat digunakan


anti virus Entecavir

Untuk infeksi kronis aktif hepatitis C dapat


diterapi dengan interferon-a. .
PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTI VIRUS

Tujuan utama terapi antivirus


• pada pasien immunokompeten adalah untuk menurunkan tingkat keparahan
penyakit atau komplikasinya dan menurunkan kecepatan transmisi virus.
• Pada pasien dengan infeksi kronik, adalah untuk mencegah kerusakan oleh virus ke
organ viseral terutama hati, paru, saluran cerna dan SSP

Antivirus dapat digunakan untuk tujuan profilaksis, supresi, preemptive atau untuk
terapi suatu penyakit yang sudah jelas

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam terapi antivirus antara lain :


1. Lamanya terapi
2. Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
3. Interaksi obat
4. Resistensi

Beberapa penggunaan antivirus dalam berbagai kondisi klinis :


1. Infeksi HSV (herpes simpleks virus)
Herpes Genitalia
Obat-obat yang biasa digunakan yaitu Asiklovir, Valasiklovir dan Famsiklovir

63
2. Herpes mukokutan
obat standar untuk penyakit ini adalah asiklovir intravena
terapi alternatif : pensiklovir intravena 5mg/kgBB setiap 8 sampai 12 jam

3. Cacar Air (Chicken pox)


terapi denga asiklovir 24 jam setelah ruam timbul

4. Infeksi Saluran Nafas oleh Virus


Amantadin dan Rimantadin diberikan dalam 48 jam setelah gejala muncul
oseltamivir dan zanamivir efektif untuk mengatasi infeksi virus influenza A dan B

5. Avian influenza (flu burung)


untuk terapi maupun profilaksin infeksi oleh viru H5N1, digunakan Oseltamivir atau
Zanamivir

6. HBV dan HCV


antivirus yang sudah disetujui untuk Hepatitis B adalah Lamivudin, Adefovir dan
Interferon- α.
Tujuan terapi adalah untuk mencegah terjadinya sirosis atau karsinome hepatoseluler,
diharapkan terjadi eradiksi virus, minimal supresi.

64
7. HIV-AIDS
terapi HIV-AIDS saat ini adalah dengan mengkombinasi beberapa anti-
retrovirus dengan tujuan mengurangi viral load (jumlah virus dlaam darah)
agar menjadi sangat rendah.

Terapi kombinasi untuk HIV-AIDS lebih baik daripada monoterapi, karena :


 menghindari/menunda resistensi obat atau memperluas cakupan
terhadap virus dan memperlama efek
 Meningkatkan efikasi karena adanya efek aditif sinergistik
 Meningkatkan efek reservoir jaringan /seluler virus
 Gangguan diharapkan terjadi pada beberapafase hidup virus
 Menurunkan toksisitas, karen dg kembinasi dosis masing-masing obat
jadi lebih rendah

65
Regimen kombinasi obat anti-retrovirus yang diusulkan untuk terapi
HIV-AIDS di Indonesia (Depkes RI 2003) :

Satu dari Kolom A dan salah satu dari Kolom B

Nevirapin Zidovudin + Didanosin


Nelvinafir Didanosin + Lamivudin
Stavudin + Didanosin
Zidovudin + Lamivudin
Stavudin + Lamivudin

66
Terima Kasih
`

Anda mungkin juga menyukai