Anda di halaman 1dari 16

METODE PEKERJAAN

TIANG PANCANG
PROYEK TRANSMART PADANG
METODE PEKERJAAN
TIANG PANCANG
1. PENDAHULUAN
2. ALAT
3. MATERIAL
4. FLOW CHART
5. SEQUENCE PEKERJAAN
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
7. PENGENDALIAN MUTU
8. TEST PLAN
8.1 PDA TEST
8.2 STATIC LOAD TEST
1. PENDAHULUAN
TEORI DASAR PEKERJAAN SPUN PILE DENGAN HSPD
Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang
yang pelaksanaannya ditakan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidrolik
yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan
dongkrak langsung dan dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang dapat
diketahui tiap mencapai kedalaman tertentu

-
1. PENDAHULUAN
KEISTIMEWAAN/KEUNTUNGAN TEKNOLOGI HSPD
1. Teknologi yang bersahabat dengan lingkungan & masyarakat.
2. Tidak menimbulkan polusi (pencemaran) udara.
3. Tidak menimbulkan getaran.
4. Tidak menimbulkan bising.
5. Tidak mencemari lingkungan(tanah,debu,oli)
6. Lebih cepat & lebih akurat.
7. Hemat energi dan efisien.
8. Struktur HSPD yang praktis.
9. Traveling Mechanism.
10. HSPD dalam pekerjaannya mempunyai tingkat kebersihan & kualitas yang meyakinkan.
11. HSPD mampu memancang dalam jarak sekitar 50 cm dari dinding bangunan.
12. Dengan cost analysis, HSPD lebih ekonomis di bandingkan penggunaan alat lainnya.
13. Waktu Lebih Cepat ( Produksi = 20 Titik/Alat/Hari)
2. ALAT

1 2 4

SLING BAJA

ALAT PENGELASAN

HSPD

THEODOLITE
3. MATERIAL
1 2

PELAT BAJA

SPUN PILE
4. FLOWCHART
START
A

PEKERJAAN PERSIAPAN
PENGANGKATAN
TIANG 2
PENGUKURAN DAN
PENENTUAN TITIK
PENYAMBUNGAN
PANCANG
PERBAIKI
PEMILIHAN METODE TIDAK
(URUTAN PELAKSANAAN, INSPEKSI
JENIS & JUMLAH ALAT)

YA
PENGANGKATAN
TIANG 1 PEMANCANGAN 2
PERBAIKI
TIDAK
PEMANCANGAN 1 INSPEKSI
PERBAIKI
TIDAK YA
INSPEKSI
FINISH
YA

A
5. SEQUENCE PEKERJAAN

PLAN FOR 1ST STAGE


SEQUENCE
PLAN FOR 2ND STAGE
SEQUENCE

END OF
2ND STAGE

START OF
1ST STAGE

END OF
2ND STAGE END OF
1ST STAGE
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. PERSIAPAN

1. Siapkan hydraulic jacked pile


2. Marking tiang pancang untuk setiap segment, catat data marking.
3. Final setting pilling plan.
4. Buat alur pekerjaan pemancangan
5. tandai posisi tiang pancang dengan patok
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
B. PEKERJAAN PEMANCANGAN

1. Meletakkan Pile diposisi yang telah ditentukan


2. Mengangkat tiang pancang dan meletakkannya diantara hidrolis
3. Letakkan mesin secara horisontal dengan melakukan setting elevasi dari hidrolis
dan letakkan tiang pancang secara vertikal, cek kelurusan dengan waterpass.
4. Setiap tiang pancang diberi diberi marking skala 1m lalu tiang pancang diangkat
menggunakan crane existing pada clamping box alat HSPD
5. Kedalaman 33m dengan Pemancangan l=11m (buttom) hingga hingga mencapai
elevasi tanah atas dilanjutkan dengan penyambungan l=8m dilanjutkan jacking dan
penyambungan l=14m (Upper) dengan penyambung las (welding) dipancang
hingga elevasi yang ditentukan.
6. Selanjutnya dengan memakai tiang pancang upper l=14 m yang rata tanah tadi,
ditekan (dolly) sampai kedalaman maksimal 6 m, dicabut kembali dan dilanjutkan
ketahap ke -5
7. Jacking setiap segmen dengan membaca tekanan pada manometer pada setiap
meter kedalaman sampai dengan kedalaman yang ditentukan
8. Release dolly, dan angkat jack up kemudian las sambungan
9. Dilakukan penimbunan pada titik yang telah dicabut tiang pancangnya dengan alat
exavator
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PENGANGKATAN TIANG 2. PENEMPATAN TIANG 3. PERSIAPAN ALAT UNTUK
PANCANG PANCANG KE ALAT PENEKANAN TIANG
PANCANG HSPD PANCANG

4. STROKE PILE 5. PENGELASAN PILE


6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
6. PEMBACAAN ALAT
PRESSURE

7. LOKASI/ TITIK TIANG


SESUDAH DIPANCANG
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1
KETERANGAN :
2

1. Pekerjaan pemacangan
L = 11 m (button)
2. Penyambungan tiang
8.00 m pancang
L=8m
11.0 m Elev. -1.500

Elev. -6.050
11.00 m
Sambungan 1
(dilas)

Elev. -33.50
6. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
KETERANGAN :

3 4 3. Penyambungan tiang pancang


L = 14 m (upper) dicabut
Pile l=14m
kembali setelah elevasi
diangkat
mencapai -6.050 m
4. Pencabutan kembali tiang
pancang L = 14 m (upper)
setelah jacking sampai
14.00 m
elevasi -6.050 m dan
Elev. -1.500 dilakukan pengurugkan.

Elev. -6.050

8.00 m Urugan
Sambungan 2 8.00 m
(dilas)

Sambungan 1 11.00 m
(Dilas) 11.00 m

Elev. -33.50
7. PENGENDALIAN MUTU

1. Tiang pancang lurus dan simetris


2. Posisi tiang pancang harus tepat sesuai koordinat
3. Toleransi:
a. Arah vertikal < 20 mm/m
b. Arah horizontal <75 mm dari segala arah
4. Hasil tes PDA memenuhi standar
5. Untuk pengelasan sambungan:
a. Las harus penuh, merata, mengelilingi Tiang
Pancang
b. Tidak boleh keropos
c. Bersih, tidak ada kotoran las
8. TEST PLAN

8. 1 PDA TEST
PDA test merupakan pengujian daya dukung/ kekuatan pondasi dengan
menggunakan beban dinamik. Untuk melakukan tes ini diperlukan tumbukan (beban
dinamik) pada tiang. Tes PDA dilakukan dengan menggunakan mesin HSPD yang tersedia

8. 2 STATIC LOAD TEST


Loading test merupakan pengujian pondasi
dengan menggunakan beban static (asli). Tiang
pondasi yang akan diuji pada umumnya dibebani
- dnegan blok beton/ baja. Selain menggunakan blok
beton/baja pengujian static load dapat dilakukan
dengan memanfaatkan mesin HSPD

Anda mungkin juga menyukai