0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah dan unsur-unsur penting dalam pertunjukan wayang potehi. Wayang potehi berasal dari tiga kata dalam bahasa Mandarin yang berarti kain, kantung, dan wayang. Pertunjukan ini diperkenalkan oleh etnis Tionghoa di Jawa dan awalnya menggunakan bahasa Hokkian sebelum beradaptasi dengan bahasa Indonesia. Unsur-unsur penting dalam pertunjukan ini adalah bahasa, lak
Dokumen tersebut membahas sejarah dan unsur-unsur penting dalam pertunjukan wayang potehi. Wayang potehi berasal dari tiga kata dalam bahasa Mandarin yang berarti kain, kantung, dan wayang. Pertunjukan ini diperkenalkan oleh etnis Tionghoa di Jawa dan awalnya menggunakan bahasa Hokkian sebelum beradaptasi dengan bahasa Indonesia. Unsur-unsur penting dalam pertunjukan ini adalah bahasa, lak
Dokumen tersebut membahas sejarah dan unsur-unsur penting dalam pertunjukan wayang potehi. Wayang potehi berasal dari tiga kata dalam bahasa Mandarin yang berarti kain, kantung, dan wayang. Pertunjukan ini diperkenalkan oleh etnis Tionghoa di Jawa dan awalnya menggunakan bahasa Hokkian sebelum beradaptasi dengan bahasa Indonesia. Unsur-unsur penting dalam pertunjukan ini adalah bahasa, lak
potehiberasal 3 suku kata bahasa mandarin yaitu poo, tay dan hie. Poo berarti kain, tay berarti kantung, hie berarti wayang. Pertama kali pertunjukan wayang potehi yang ditampilkan oleh para encik. Tercatatbahwa etnis Tionghoa yang beragama islam terdapat di sepanjang bantaran sungai brantas. Hubungan antara etnis Tionghoa dan Jawa pada masa kerajaan dikatakan cukup baik. Para imigran Tionghoa di Jawa mayoritas berasal dari Provinsi Hokkian, dapat diartikan bahwa imigran Tionghoa di Indonesia menjadi faktor pembawa kesenian wayang potehi ke Indonesia. Padamulanya pertunjukkan wayang Potehi dimainkan oleh dalang yang merupakan warga asli Cina dan disampaikan dengan menggunakan bahasa Hokkian dari awal hingga akhir. Namun seiring dengan perkembangan zaman, adanya pernikahan campur antara warga Cina dan pribumi, serta mulai adanya warga pribumi yang tertarik untuk mempelajari seni mendalang wayang Potehi, maka lambat laun penggunaan dialek Hokkian dalam pertunjukkan semakin berkurang. Dalam pertunjukkan wayang Potehi terdapat tiga komponen yang penting, yakni bahasa, lakon, dan alat musik.
Bahasa= Hokkian menjadi Bahasa Indonesia
Lakon= Disesuaikan dengan permintaan orang yang “mengundang” Alat Musik=鑼(luó ) gembreng/gong, 鑔 (chǎ ) kecer/simbal, 笛仔(dí zǐ ) suling, 月琴 (yuèqín) gitar, 絃仔 (xiánzǐ) rebab, 鼓 (gǔ) drum, dan 噯仔 (āizǐ)terompet.