EXCHANGER
1
Anisa Novi Andriani
05161007
Dhea Novita
05161017
Hardhono Hadi
05161029
Kurnia Handayani
05161037
2
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
TUJUAN
SASARAN
DASAR TEORI
OUTLINE
HASIL DATA
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
3
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
TUJUAN
4
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
SASARAN
1 Menghitung heat transfer rate dan heat losses pada setiap variasi operasi double
pipe heat exchanger.
2 Menganalisis perbedaan konfigurasi aliran fluida terhadap heat transfer rate dan
heat losses.
DASAR TEORI
Perpindahan Panas
Apabila dua benda yang berbeda temperatur dikontakkan, maka panas akan mengalir dari benda
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah.
6
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
Ta Tb
Tmean LMTD
ln( Ta / Tb
𝑞 = 𝑚𝑐𝑝 𝐻
𝑇𝐻𝑖 − 𝑇𝐻𝑜 = (𝑚𝑐𝑝 ൯𝐶 𝑇𝐶𝑜 − 𝑇𝐶𝑖
𝐴 = 𝜋𝐷𝐿
Untuk aliran counter-current Untuk aliran co-current
𝑇𝐻𝑖 −𝑇𝐶𝑜 − 𝑇𝐻𝑜 −𝑇𝐶𝑖
𝑇𝐻𝑖 − 𝑇𝐶𝑖 − 𝑇𝐻𝑜 − 𝑇𝐶𝑜
𝐿𝑀𝑇𝐷 = 𝑼𝒊 = 𝑼𝒐 𝐿𝑀𝑇𝐷 =
𝑇𝐻𝑖 −𝑇𝐶𝑜 𝑇𝐻𝑖 − 𝑇𝐶𝑖
𝑙𝑛 𝑙𝑛
𝑇𝐻𝑜 −𝑇𝐶𝑖
𝒒 𝒒 𝑇𝐻𝑜 − 𝑇𝐶𝑜
=
𝑨𝒊 𝑻𝟏 − 𝑻𝟒 [𝑼𝒐 𝑨𝒐 𝑻𝟏 − 𝑻𝟒 ]
7
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
𝑞 = 𝑚𝑐𝑝 𝐻
𝑇𝐻𝑖 − 𝑇𝐻𝑜 = (𝑚𝑐𝑝 ൯𝐶 𝑇𝐶𝑜 − 𝑇𝐶𝑖
𝜀−1 −l n( 1 − 𝜀 − 𝜀𝐶 ∗ ሻ
−l n( 𝜀𝐶 ∗ − 1ቁ
NTU = NTU = UA
1− 𝐶∗ 1 − 𝐶∗ NTU =
Cmin
Counter flow exchanger Parallel flow exchanger
8
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
VARIABEL
EKSPERIMEN
9
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
HASIL DATA
Data Eksperimen Counter-Current Flow
Kapasitas Panas Fluida
Jenis Fluida Cp (J/kg.K)
Fluida Panas 4183
Fluida Dingin 4185
10
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
HASIL DATA
mass rate, Cp q q gain q losses
Variasi Valve
ṁ (kg/s) (J/kg.K) (J/s) (J/s) (J/s)
Hot 0,08860 4183 476,23
1H-1C - 292,93
Cold 0,07690 4185 183,30
Data Perhitungan Heat Transfer Energy 1H-0,5C
Hot 0,08860 4183 335,38
- 241,51
Balance Counter-Current Flow Cold 0,03788 4185 93,86
Hot 0,04101 4183 238,18
0,5H-1C - 130,66
Cold 0,07690 4185 107,52
Hot 0,04101 4183 170,69
0,5H-0,5C - 99,46
Cold 0,03788 4185 71,23
mass rate, Cp q q gain q losses
Variasi Valve
ṁ (kg/s) (J/kg.K) (J/s) (J/s) (J/s)
Hot 0,08860 4183 506,19
1H-1C - 284,54
Cold 0,07690 4185 221,65
Data Perhitungan Heat Transfer Energy Hot 0,08860 4183 517,30
1H-0,5C - 400,78
Cold 0,03788 4185 116,52
Balance Co-Current Flow
Hot 0,04101 4183 195,73
0,5H-1C 20,88 -
Cold 0,07690 4185 216,61
Hot 0,04101 4183 228,08
0,5H-0,5C - 156,95
Cold 0,03788 4185 71,14 11
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
Metode Log Mean Temperature Difference Pada Aliran Counter-Current
TC out TH out ∆Tlm A (m2) U
Variasi Valve q (J/s) TC in (K) TH in (K)
(K) (K) (K) tube shell (W/m2.K)
Hot 476.23
1H-1C 297.90 298.47 322.73 321.45 23.90 2.167.E-03 1.727.E-03 4440.836
Cold 183.30
Hot 335.38
1H-0,5C 294.03 294.62 323.64 322.73 28.86 2.167.E-03 1.727.E-03 1883.515
Cold 93.86
Hot 238.18
0,5H-1C 297.30 297.63 322.61 321.22 24.45 2.167.E-03 1.727.E-03 2546.823
Cold 107.52
Hot 170.69
0,5H-0,5C 295.71 296.15 323.57 322.58 27.14 2.167.E-03 1.727.E-03 1519.582
Cold 71.23
Metode Log Mean Temperature Difference Pada Aliran Co-Current
TC out TH out ∆Tlm A (m2)
Variasi Valve q (J/s) TC in (K) TH in (K) U (W/m2.K)
(K) (K) (K)
tube shell
Hot 506.19
1H-1C 298.77 299.46 321.97 320.60 22.15 2.167.E-03 1.727.E-03 5793.637
Cold 221.65
Hot 517.30
1H-0,5C 298.78 299.51 321.96 320.57 22.11 2.167.E-03 1.727.E-03 3052.099
Cold 116.52
Hot 195.73
0,5H-1C 298.99 299.66 321.86 320.72 21.95 2.167.E-03 1.727.E-03 4115.310
Cold 216.61
Hot 228.08
0,5H-0,5C 298.32 298.77 323.88 322.55 24.66 2.167.E-03 1.727.E-03 1670.105
Cold 71.14
12
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
13
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
Counter-current Co-current
Variasi Valve
U (W/m2.K) Deviasi U (W/m2.K) Deviasi
LMTD 4440.836 5793.637
1H-1C 0.73 -1.77
NTU 4473.134 5690.950
LMTD 1883.515 3052.099
1H-0,5C 0.93 -2.46
NTU 1901.060 2977.065
LMTD 2546.823 4115.310
0,5H-1C -20.45 -0.20
NTU 2025.910 4107.105
LMTD 1519.582 1670.105
0,5H-0,5C 0.59 -1.86
NTU 1528.507 1638.994
14
PEMBAHASAN
mengalami penurunan suhu secara konstan sepanjang waktu, sedangkan untuk TC1 dan TC2 akan naik secara konstan
sepanjang waktunya namun saat awal running mengalami penurunan suhu dikarnakan pada saat awal running tersebut sensor
yang berada di tank dingin masih belum stabil dikarnakan suhu dingin air belum menyebar secara menyeluruh.
15
PEMBAHASAN
mengalami penurunan suhu secara konstan sepanjang waktu, sedangkan untuk TC1 dan TC2 akan naik secara konstan
sepanjang waktunya namun saat awal running mengalami penurunan suhu dikarnakan pada saat awal running tersebut sensor
yang berada di tank dingin masih belum stabil dikarnakan suhu dingin air belum menyebar secara menyeluruh.
16
Kesimpulan
Pada variasi valve 1H-1C, 1H-0,5C pada aliran counter current didapatkan nilai qhot dan qcold yang lebih rendah
dibandingkan dengan qhot dan qcold pada aliran co current. Pada variasi valve ke 0,5H-1C pada aliran counter current
didapatkan qhot yang lebih tinggi dari pada aliran co-current sedangkan untuk qcold yang didapatkan pada counter current
1
lebih kecil daripada aliran co current. Pada aliran 0,5H-0,5C pada counter current didapatkan qhot yang lebih kecil
dibandingkan pada aliran co current sedangkan untuk qcold pada aliran counter current didapatkan nilai yang lebih besar
daripada aliran co current.
Pada aliran counter current dengan variasi valve 1H-1C, 1H-0,5C, 0,5H-1C, dan 0,5H-0,5C diperoleh q losses. Pada
2 aliran co current dengan variasi valve 1H-1C, 1H-0,5C, 0,5H-0,5C diperoleh q losses, sedangkan pada variasi 0,5H-1C
diperoleh q gain.
Dari data di dapatkan overall heat transfer coefficient dengan metode LMTD pada aliran conter-current lebih kecil
3 dibandingkan dengan overall heat transfer coefficient dengan metode NTU, sedangkan untuk overall heat transfer
coefficient dengan metode LMTD pada aliran co-current memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan metode NTU.
Aliran counter current lebih efektif daripada aliran co current. Karena perpindahan panas yang terjadi pada aliran counter
current lebih menyeluruh, sehingga fluida panas dan fluida dingin saling bertukar panas pada titik-titik yang memiliki
4
perbedaan suhu yang besar. Lalu adapun pada aliran counter current dikatakan lebih ekonomis karna pendingin yang
dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan aliran co current yang membutuhkan pendingin lebih banyak.
17
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
APPENDIKS
∆𝑇𝑙𝑚 = 23,89 K
19
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
Dengan menggunakan data heat transfer minimum dari hasil perhitungan, maka diperoleh perhitungan overall
heat transfer coefficient dengan persamaan (3.7) sebagai berikut.
𝑞𝐶 = 183,30 𝑊 pada bagian shell
𝐴𝑠 = 0,001727 𝑚2
∆𝑇𝑙𝑚 = 23,89 K
𝑞 = 𝑈 𝐴 ∆𝑇𝑙𝑚
183,30 𝑊
𝑈=
0,001727 𝑚2 23,89 𝐾
𝑊
𝑈 = 4442,734 2
𝑚 .𝐾
20
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
𝑘𝑔 𝐽
𝐶𝐶 = 0,07690 4185
𝑠 𝑘𝑔. 𝐾
𝐶𝐻 = 321,84 𝑊/𝐾
21
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
C = ṁ 𝐶𝑃
𝐶𝐻 = ṁ𝐻 𝐶𝑃𝐻
𝑘𝑔 𝐽
𝐶𝐻 = 0,08860 4183
𝑠 𝑘𝑔. 𝐾
𝐶𝐻 = 370,62 𝑊/𝐾
Dari perhitungan dapat disimpulkan CH = Cmax = 370,62 𝑊/𝐾 dan CC = Cmin = 321,84 𝑊/𝐾. Maka nilai heat
transfer yang digunakan adalah nilai heat transfer pada bagian shell, yaitu q pada fluida dingin. Dengan
menggunakan data pada tabel 5.8 diperoleh data sebagai berikut.
Diketahui:
𝑞𝐶 = 183,30 𝑊
Cmin = 321,84 𝑊/𝐾
TCin = 298,47 K
THin = 322,73 K
22
DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C. (2003) “Transport Processes and Separation Process Principles (Includes Unit
Operations)”, 4th Edition, Prentice Hall, New Jersey.
McCabe, W.L., Smith, J.C., dan Harriott, P. (1993) “Unit Operations of Chemical Engineering”, 5th
Edition, McGraw-Hill Book, Singapore.
24