HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS (HNP)
Disusun oleh:
Iqbal Muhamad
1102014132
Pembimbing:
dr. Prima A Madaze, Sp.S
Etiologi
Herniasi merupakan kondisi keadaan patologis, berkurangnya
elastisitas pada anulus fibrosus dan berkurangnya properti hidrofilik pada
nukleus pulposus.
1. Usia
4. Gender
Patofisiologi
Degenarasi Diskus
• Degenerasi awal pada kolom spinal manusia terjadi pada nukleus
pulposus saat awal usia dewasa dan berprogress secara perlahan.
• Degenerasi ini ditandai dengan hilangnya kondroitin sulfat dan air
secara bertahap sehingga diskus kehilangan turgor, kekenyalan,
tinggi yang sebenarnya atau ketebalannya, dan menjadi lebih banyak
mengandung kolagen
• Seiring bertambahnya usia, anulus fibrosus pun secara bertahap
mulai kehilangan elastisitasnya, terutama di bagian posterior dimana
secara keseluruhan lebih tipis sehingga serat posterior menjadi lebih
mudah terpisah atau terobek
• bagian lemah inilah nukleus pulposus dapat berprotusi atau
berherniasi dan bagian terlemah kedua adalah lempeng ujung
kartilago yang tipis dimana melalui itu material nukleus dapat
berprotrusi ke dalam tulang trabekular pada vertebra.
Herniasi Diskus Intervertebralis
HNP terjadi sebagai komplikasi dari degenerasi diskus tahap awal.
Nukleus pulposus mulai berherniasi ke arah posterior, struktur ini akan
meregangkan/merobek annulus fibrosus yang sensitif dan ligamen longitudinal
posterior, dan juga menekan dura sehingga menimbulkan nyeri.
Herniasi posterolateral dapat menekan atau meregangkan radiks saraf
yang meninggalkan foramen intervertebralis yang jauh dari diskus sehingga
herniasi diskus L4-5 akan mengenai radiks saraf L5.
Manifestasi klinis dari iritasi dura yang membungkus radiks saraf
tersebut adalah sciatica, yaitu nyeri pada bokong yang menyebar turun ke paha
belakang dan betis sesuai distribusi saraf sciatic (L4-S3).
Tekanan pada radiks itu sendiri menyebabkan paraesthesia dan/atau
mati rasa sesuai distribusi dermatom saraf yang tertekan, selain itu akan timbul
kelemahan dan berkurangnya refleks pada otot yang dipersarafi oleh radiks
yang tertekan.
Proses Traumatik
4. Sequestrasi
1. Protrusi diskus 2. Prolaps diskus 3.Extrusi diskus diskus
intervertebralis intervertebral intervertebral intervertebral
Gambaran Klinis dan Diagnosis
Anamnesis
• Pada anamnesis dapat ditanyakan hal yang berhubungan dengan nyerinya seperti :
Pemeriksaan sensoris
Tes laseque
test patrick
Pemeriksaan motorik bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang, misal
APR menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1 terganggu.
• Knee-Jerk Reflex dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi
ekstensi pada lutut, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat
kolumna vertebra L2-L3-L4
• Ankle Jerk Reflex dilakukan pengetukan pada tendon Achilles. Jika tidak terjadi
dorsofleksi pada kaki, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat
kolumna vertebra L5-S1
Herniasi diskus servikalis
• Iritasi radiks servikal akan menyebabkan nyeri pada leher dan bahu yang
menyebar turun ke lengan dengan distribusi radiks yang terlibat
(brachialgia).
• Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)
• Tes Distraksi dan Tes Kompresi
• Spurling maneuver
Diagnosis Penunjang :
1. X-Ray
2. Mylogram
3. MRI
4. Elektromyografi
1. Bamboo Spine
2. Tumor Vertebrata
3. Tumor Saraf
4. Spondilolistesis
Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologis
1. Terapi fisik pasif:
Terapi fisik pasif biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri punggung
bawah akut, misalnya:
• Kompres hangat/dingin
• Iontophoresis
Merupakan metode pemberian steroid melalui kulit.
• Unit TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator)
Sebuah unit transcutaneous electrical nerve stimulator (TENS)
menggunakan stimulasi listrik untuk mengurangi sensasi nyeri punggung
bawah dengan mengganggu impuls nyeri yang dikirimkan ke otak
• Ultrasound
Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan
2. Latihan dan modifikasi gaya hidup
Terapi Farmakologis
• Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug)
• Obat pelemas otot (muscle relaxant)
• Opioid
• kortikosteroid oral
• Anelgetik ajuvan
Contohnya : amitriptilin, Karbamasepin, Gabapentin.
• suntikan pada titik picu
Cara pengobatan ini dengan memberikan suntikan campuran anastesi
lokal dan kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada titik picu
disekitar tulang punggung.
• PENCEGAHAN
• Hernia nukleus pulposus dapat dicegah terutama dalam aktivitas
fisik dan pola hidup. Hal-hal berikut ini dapat mengurangi risiko
terjadinya HNP:5
• Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan otot,
seperti berlari dan berenang.
• Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat
yang benar.
• Tidur di tempat yang datar dan keras.
• Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan trauma
• Kurangi berat badan.
KESIMPULAN
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana
bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau
Nukleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi
penyempitan dan terjepitnya urat-urat saraf yang melalui tulang belakang
kita. Saraf terjepit lainnya di sebabkan oleh keluarnya nukleus
pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan
medullas pinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis
sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
HNP paling sering dijumpai pada bagian cervcal tingkat C5-C6-C7-C8
dan lumbal tingkat L4-L5. Diagnosis HNP dapat dilakukan dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
dimana MRI adalahh gold standartnya. Penatalaksanaan yang dilakukan
untuk HNP dapat berupa terapi fisik, latihan, perubahan gaya hidup,
farmakologi dan operasi.