Anda di halaman 1dari 18

Peritonitis

Iqbal Muhammad

Pembimbing:
dr. Febriyanto K, Sp.B (K) Onk

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON
Pendahuluan
⦁ Peradangan peritoneum (peritonitis) merupakan
komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen
⦁ Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus
segera diambil karena setiap keterlambatan akan
menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas.

2
Anatomi Peritonium

3
Fungsi Peritonium
 Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis
 Membentuk pembatas yang halus sehingga organ
yang ada dalam rongga peritoneum tidak saling
bergesekan
 Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan
organ terhadap dinding posterior abdomen
 Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah yang
membantu melindungi terhadap infeksi.

4
Definisi Peritonitis
 Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang
merupakan pembungkus visera dalam rongga perut.
 Dapat disebabkan oleh bakteri atau reaksi kimiawi.

5
Etiologi
⦁ Peritonitis Bakterial
 Peritonitis bacterial adalah peritonitis yang disebabkan oleh infeksi
bacterial
⦁ Peritonitis Kimiawi
 Peritonitis yang disebabkan langsung oleh zat kimia. ( Stadium awal ulkus
duodenum, ekstravasasi urin yang tidak terinfeksi (trauma buli),
ekstravasasi cairan blier (setelah operasi bilier).

6
Klasifikasi
Primer

Peritonitis
Sekunder
bakterial

tersier
Peritonitis
Kimiawi
7
Patofisiologi

kantong-kantong
keluarnya eksudat nanah (abses)
invasi bakteri
fibrinosa diantara perlekatan
fibrinosa

dapat menetap Perlekatan


sebagai pita-pita biasanya
obstruksi usus. fibrinosa menghilang bila
infeksi menghilang

8
9
Menifestasi Klinik
⦁ Maifestasi tergantung dari derajat peritonitis dan penyebab terjadinya,
⦁ Biasanya terjadi omset nyeri abdomen yang diperparah oleh batuk dan
gerakan, pada awalnya bersifat lokal kemudian kemudia menyebar ke
seluruh abdomen
⦁ Mual, muntah, demam, nyeri pada abdomen ( Lokal atau generalisata)
Defans muscular, Distensi, rigiditas, tidak terdapanya suara bising usus
pada ileus.
⦁ Pada manifestasi sistemik termasuk takikardi, berkeringat, takipnu, oliguria,
disorientasi, syok, septicamia gram negative

10
Diagnosa
Gambaran klinik
⦁ inspeksi : tampak kesakitan, perut distensi
⦁ Palpasi : nyeri tekan, nyeri lepas, defans muskular
⦁ Perkusi : nyeri ketuok, hipertimpani, pekak hepar
menghilang
⦁ Auskultasi : suara peristaltik menurun atau menghilang
⦁ Colok dubur : nyeri semua arah, tonus m. sfingter ani
menurun

11
Diagnosa banding
⦁ Pyelonefritis
⦁ Salpingitis
⦁ ISK
⦁ Appendisitis
⦁ Vasculitis
⦁ Kolesistitis
⦁ Infeksi parasit
⦁ Kehamilan ektopik

12
Pemeriksaan penunjang
⦁ Pemeriksaan darah rutin (leukositosis)
⦁ Analisis cairan Peritoneal ( predictok Peritonitis primer
ditemukan hitung neutrophil lebih dari 500 sel/ul)
⦁ Kultur bakteri
⦁ Urinalisa
⦁ Foto polos abdomen 3 posisi (Gambaran udara kabur dan tidak
tersebar merata, penebalan dinding usus, perselubungan
menyeluruh atau pun di bagian-bagian tertentu)

13
Tatalaksana
Resusitasi
⦁ Pemberian anti nyeri, pemberian cairan intra vena, Nasogastric aspirasi,
pengoreksian keseimbngan elektrolit, pemantauan output urin, pemberian
oksigen dan antibiotik
Penetalaksanaan kausatif
⦁ Pada peritonitis generalisata selalu dibutuhkan bedah. Untuk membuang
semua penyebab infeksi dari rongga peritoneum dan mencegah komplikasi
⦁ Debridement
⦁ Pengangkatan organ yang terkena contoh: appendektomi, colectomy
Perwatan post operatif
⦁ Pemberian cairan dan balans elektrolit, monitor urin output, pemberian
antibiotik, nutrisi, pengawasan terhadap sepsis 14
Tatalaksana
Pemberian antibiotik
⦁ Pemberian antibiotik digunakan untuk mencegah peneyebaran infeksi
lokal maupun hematogen dan mengurangi komplikasi.
⦁ Pemberian antibiotic bersifat individual, tergantung penyebab, keparahan
infeksi, respon pasien terhadap terapi
⦁ Pemebrian antibiotik dapat dihentikan jika tanda klinis dari infeksi
berkurang
⦁ Antikbiotik yang diberikan harus berspektrum luas seperti Cefotaxime,
Ceftriaxone, Gentamisin, macrolide, meropenem, ciprofloxacin,

15
Komplikasi
Komplikasi dini
⦁ Septikemia dan syok septik
⦁ Syok hipovolemik
⦁ Sepsis intra abdomen rekuren
⦁ Abses residual intraperitoneal
⦁ Portal Pyemia (misal abses hepar)
Komplikasi lanjut
⦁ Adhesi
⦁ Obstruksi intestinal rekuren

16
Prognosis
⦁ Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik
⦁ Pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme
virulen.
⦁ Mortalitas pada peritonitis generalisata sekitar 40%
⦁ Faktor yang mempengaruhi mortalitas antara lain umur, penyebab,
durasi gejala, tingkat kontaminasi bakteri, gagal organ

17
Thanks!
Any questions?

18

Anda mungkin juga menyukai