Anda di halaman 1dari 36

Mengenal

Penyakit Jantung Bawaan

Dr Nusarintowati SpA(K)
Pendahuluan
• Pendahuluan
• Definisi dan Prevalensi Penyakit Jantung Bawaan
• Masalah pada Penyakit Jantung Bawaan
• Pemeriksaan bunyi jantung dan radiologi jantung
• Mengenal PJB asianotik tersering
• Sianosis dan pemeriksaan dengan uji hiperoksia
• Contoh PJB sianotik tersering
• Deteksi PJB melalui klinis
• PJB kritis
• Sistem Rujukan
• Penutup
Penyakit Jantung Bawaan
Definisi
• Kelainan jantung akibat gangguan pertumbuhan dan
perkembangan jantung pada masa janin yang terbawa sampai
lahir.
• Manifestasi klinis dapat terjadi kemudian
• 30% menunjukkan gejala klinis mulai hari pertama sampai 1
minggu setelah lahir
Prevalensi
 PJB merupakan malformasi bawaan terbanyak
 Prevalensi 6-13 tiap 1000 kelahiran hidup  50.000 kasus
baru setiap tahun
 Penyebab utama kematian perinatal dan bayi akibat kelainan
bawaan lahir
Wren C, Irving CA, Griffiths JA, et al. Mortality in infants with cardiovascular malformations. Eur J Pediatr 2012; 171:281
Masalah Penyakit Jantung Bawaan
• PJB memberi kontribusi pada angka kematian neonatal
• Deteksi dini PJB membantu penanganan yang lebih optimal
• Manifestasi klinis PJB dapat muncul di kemudian hari sesuai
perubahan transisi sirkulasi
• PJB kritis dapat terdiagnosis lebih dari 48 jam bahkan setelah
pulang
• Distribusi dokter yang kurang merata  kronis
• Penduduk Indonesia 250 juta usia anak < 18 juta : 80 juta
• 1 SpA melayani 40.000 anak
• Masyarakat Ekonomi Asia  tantangan  Sistem pelayanan
yang lebih baik  sistem rujukan
Bunyi Jantung
Bunyi Jantung satu S1 terjadi akibat
penutupan katup mitral dan trikuspid
Paling baik didengar di apeks jantung
atau sela iga III-IV garis parasternal kiri

Bunyi Jantung dua S2 terjadi akibat


penutupan katup semilunar (aorta dan
pulmonal)
Paling baik didengar di sela iga dua
garis para sternal kiri
Split S2 normal akibat katup aorta
menutup lebih cepat dibandingkan
katup pulmonal
Lokasi pemeriksaan bunyi jantung
Bising Jantung

• Bising jantung menunjukkan


kemungkinan terdapat kelainan
jantung, namun bila tidak ditemukan
bising jantung belum tentu dapat
menyingkirkan kemungkinan kelainan
kardiovaskular

Evaluasi bunyi jantung saat neonatus sangat penting


Bila terdengar bising pada bayi baru lahir, 54% kemungkinan
disebabkan kelainan kardiovaskular
30% PJB muncul pada usia 4-6 minggu setelah tekanan paru
menurun
Gambaran jantung secara radiologi
VSD
• Merupakan PJB tersering yang ditemukan (30%)
• Pada sebagian besar kasus diagnosis kelainan ini ditegakkan
setelah melewati masa neonatus, karena pada minggu-minggu
pertama bising yang bermakna biasanya belum terdengar

Bunyi jantung VSD


S1 dan S2 normal , Pansistolik murmur derajat III/6
Pungtum maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri,
menjalar ke seluruh prekordium
Gambaran Radiologi VSD

Skema radiologi VSD

Kardiomegali, Hipertrofi ventrikel kiri dan corakan paru meningkat,


pembesaran pembuluh darah sekitar hilus
PDA
• Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh PJB
• Sering dijumpai pada bayi prematur
• Kurang lebih 40% bayi dengan BL < 1500 g dan yang
menderita distress pernapasan

Bunyi jantung PDA


S1 dan S2 normal
Murmur kontinu
Pungtum maksimum di sela iga II garis parasternal kiri
Gambaran Radiologi PDA

Skema radiologi
ASD
• Kelainan ini merupakan 10% dari seluruh PJB
• Rasio laki-laki:perempuan = 1:2
• Sering dijumpai pada usia remaja karena sebagian besar
pasien asimtomatik

Bunyi jantung ASD


S1 normal , wide fixed split S2
Bising ejeksi sistolik akibat aliran darah berlebihan melalui
katup pulmonal (stenosis pulmonal relatif/fungsional)
Gambaran Radiologi ASD

Skema radiologi
Sianosis
• Kebiruan pada kulit dan membran mukosa
• Hb-reduksi di atas 5 g/dL pada vena kulit (normal Hb-
reduksi 2 g/dL).

• Sianosis sentral : desaturasi darah arteri


• Sianosis perifer : Saturasi darah arteri normal
Peningkatan ambilan oksigen pada jaringan
Renjatan hipovolume
Vasokonstriksi akibat kedinginan
Uji Hiperoksia

Bila pemberian oksigen memperbaiki keadaan sianosis


(dengan PaO2 atau pulse oksimetri)  kemungkinan bukan
suatu kelainan jantung
Penyakit Paru Kelainan Jantung
Sianosis Sentral

70% 80% 70% 100%

70% 80% 70% 80%


Udara Kamar – 21% O2 100% O2
Kelainan Paru

70% 80% 70% 100%

70% 80% 70% 100%


Udara Kamar – 21% O2
100% O2

Kelainan Jantung

70% 100% 70% 100%

70% 80% 70% 80%


Sianosis sentral
• Sianosis sentral  desaturasi oksigen dalam darah arteri
• Untuk timbul sianosis  Hb-reduksi 5g/dL
• Normal Hb-reduksi 2 g/dl, jadi perlu 3 g/dl lagi
• Formula: Desaturasi x Hb = 3  Desaturasi = 3/Hb
Contoh:
– Hb 15 g/dL
– Desaturasi = 3/15 = 0,2 atau 20%
– SaO2= 100-20 = 80%
– Jadi Pada Hb 15 g/dL, sianosis muncul pada SaO2 80%
• Pada keadaan anemia dan saturasi oksigen di atas 85% maka
sianosis sulit dideteksi
Perhatikan bagian lidah, gusi dan mukosa mulut
(tonus vasokonstriksinya lemah)
Tetralogi Fallot
• PJB sianosis tersering
• Kelainan ini merupakan 10% dari seluruh PJB
• Terdiri dari 4 kelainan : VSD, pulmonal stenosis, overriding
aorta, hipertrofi ventrikel kanan

Bunyi jantung tetralogi Fallot


S1 normal , S2 tunggal
Bising ejeksi sistolik akibat stenosis pulmonal
Pungtum maksimum di sela iga II garis parasternal kiri
Gambaran Radiologi Tetralogi Fallot

Boot shaped appearance


Vaskularisasi paru berkurang
Transposisi Arteri Besar
• Terjadi pada 5% PJB, lebih sering pada anak laki-laki (3:1)
• Pada bayi berat badan normal atau besar
• Jarang pada prematur
Gambaran Radiologi Transposisi Arteri Besar
TGA

The aorta arises from the right ventricle and the pulmonary artery
arises from the left ventricle
Egg on side
Growth chart
Tanda awal gagal jantung

Neonatus : Gejala awal dapat tidak terlihat/subtle


Bayi : Feeding difficulties karena dyspnea,mudah lelah, sekresi
hormon anorexic  membatasi volume minum failure to thrive
Kriteria Ross : skoring gagal jantung pada
bayi
0 point 1 point 2 point
Volume minum >115 75-115 < 25
(cc)
Lama minum < 40 min > 40 min
(min)
Pola bernafas Normal Abnormal

Perfusi Normal Decrease


S3 or diastolic (-) (+)
rumble
Hepar-costae < 2cm 2-3 cm 3 cm

Tidak ada gagal jantung  0-2 point, Ringan  3-6 point,


Sedang  7-9 point, Berat  10-12 point
Sianosis

• Sianosis sentral  desaturasi


oksigen dalam darah arteri
• Perhatikan bagian lidah, gusi dan
mukosa mulut (tonus
vasokonstriksinya lemah)
• Pada keadaan anemia dan saturasi
oksigen di atas 85% maka sianosis
sulit dideteksi

Skrining pulse oksimetri : Cut off points 95%


Clubbing fingers

Kondisi hipoksia
PJB kritis
• Definisi
PJB yang tergantung pada
duktus yang memerlukan
tindakan intervensi atau bedah
dan dapat menyebabkan
kematian dalam 30 hari
pertama kehidupan

Sindrom sianosis biasanya


disebabkan oleh atresia pulmonal,
stenosis pulmonal kritis dan
transposisi arteri besar
Salah satu contohnya:
Atresia pulmonal dengan RV kecil
Penanganan PJB kritis

Pada beberapa PJB sianotik

PDA merupakan komponen


penting untuk mempertahankan
sirkulasi pulmonal

Prostaglandin E1 iv
Kapan merujuk

Neonatus biru setelah beberapa jam kelahiran dengan atau tanpa


tanda gagal sirkulasi
Bayi dengan gagal tumbuh, sesak, biru dengan atau tanpa kejang
Anak dengan biru, cepat lelah, batuk pilek berulang

Rujukan segera: PJB berat yang berpotensi fatal


Pola Rujukan PJB di Indonesia

Bidan Dokter Anak

Dokter Umum Kardiologi/ SpJP

Pediatric Cardiologist
Ped. Cardiac Surgeon

Pediatric Cardiologist = 20
Pediatric Cardiac Surgeon = 2
Perkiraan kebutuhan Pembedahan – 30.000/tahun
Rata rata pembedahan pada PJB= 700 kasus pertahun
Penutup

• Berdasarkan definisi  PJB dimulai saat janin  etiologi sulit


ditentukan, 90% tidak diketahui pasti
• Kenali gejala dan tanda PJB
• Lakukan informed consent yang tepat
• Stabilisasi pasien  Rujuk

Anda mungkin juga menyukai