Anda di halaman 1dari 12

GAGAL GINJAL AKUT DAN

RESUSITASI CAIRAN PADA


PASIEN SEPSIS :
APAKAH KITA MELINDUNGI GINJAL

PEMBIMBING:
DR. TITIK SETYAWATI, SP. AN

IQBAL MUHAMMAD
1102014132
ABSTRAK

• Gagal ginjal akut (AKI) adalah komplikasi umum pada pasien kritis,
terutama diantara pasien sepsis.
• Sepsis dan hipovolemia adalah 2 etiologi kerusakan ginjal akut paling
sering dilakukan secara intensif unit perawatan
• Resusitasi cairan yang efektif sangat penting untuk stabilisasi
hipoperfusi jaringan yang diinduksi sepsis atau syok septik.
• Namun, kurangnya terapi yang diarahkan pada tujuan
menargetkan oksigenasi ke ginjal mencegah optimalisasi terapi
cairan berkaitan dengan peningkatan pengiriman oksigen ginjal dan
ekstraksi.
ABSTRAK

• Efek buruk pemberian cairan seperti keseimbangan cairan positif


dikaitkan dengan peningkatan risiko AKI dan merupakan prediktor
negatif untuk pemulihan fungsi ginjal.
• Peran resusitasi cairan pada cedera ginjal berasal dari kerentanan
ginjal yang tinggi terhadap cedera hipoksemik. Memang, cairan
memiliki kelarutan dan hemodilusi oksigen yang buruk.
• Perkembangan biomarker fisiologis yang mampu untuk mendeteksi
perkembangan awal AKI yang secara khusus ditujukan untuk
identifikasi disfungsi mikrosirkulasi ginjal harus membentuk kontribusi
yang berharga untuk memantau terapi modalitas.
PENDAHULUAN

• Insiden AKI bervariasi antara 1/3 hingga 2/3 pasien pasien yang
dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
• Patofisiologi AKI pada pasien sepsis cenderung multifaktorial yang
melibatkan mekanisme hemodinamik dan mikrosirkulasi yang
mengarah pada gangguan oksigenasi jaringan.
• Namun, kurangnya diagnostik yang akurat dan sensitif untuk
gangguan ginjal metabolik guna mencegah AKI di ICU.
• Selain itu, optimalisasi perfusi ginjal dicegah dengan cara
menurunkan terapi yang diarahkan pada tujuan untuk oksigenasi
ginjal.
• Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menguji alasan resusitasi cairan
pada pasien sepsis dan mengidentifikasi beberapa mekanisme
iatrogenik yang dapat berkontribusi pada perkembangan AKI.
GAGAL GINJAL AKUT DI ICU
Hipovolemia Sepsis
Akhirnya,
Pemantauan
Positif : Koreksi defisit hemodinamik
volume akan Vasoplegia pada membantu dokter
mencegah perluasan syok septik, untuk mengidentifikasi
kerusakan ginjal dan menyebabkan pasien cenderung
memfasilitasi keadaan hipotensi responsif terhadap
pemulihan fungsi tidak diperbaiki cairan tetapi
ginjal dengan pemberian tampaknya tidak
cairan melainkan cukup untuk
Negatif : Pemberian meminimalkan
cairan dapat dengan perantara
perkembangan AKI
menyebabkan efek vasokonstrikting.
dan tidak memberikan
samping termasuk informasi tentang
edema jaringan dan respons sirkulasi mikro
anemia ginjal tehadap cairan.
METABOLISME GINJAL

• Sekitar 90% dari kebutuhan oksigen ginjal digunakan untuk produksi


ATP yang dibutuhkan untuk fungsi pompa Na & K.
• Ginjal adalah organ yang rentan terhadap keadaan hipoksemik
karena arsitektur mikrovaskular yang sangat kompleks dan
kebutuhan permintaan energi yang tinggi.
• Mekanisme yang memperhitungkan sebagian besar konsumsi
oksigen adalah reabsorpsi natrium di tubular. Namun, pada pasien
sepsis keseimbangan antara pasokan dan permintaan oksigen
terganggu karena disfungsi mikrovaskular ginjal.
• Sedangkan pada hipovolemi, pengurangan laju filtrasi glomerulus
sekunder akibat hipotensi dan penurunan curah jantung yang dapat
menyebabkan oligouria dan peningkatan kreatinin serum.
RESUSITASI CAIRAN

• Resusitasi cairan dianggap sebagai tindakan pencegahan untuk


pemulihan volume sirkulasi yang akan meningkatkan perfusi ginjal.
• Pada penelitian yang dilakukan pranskunas dkk terhadap
perubahan mikrosirkulasi sublingual sebelum dan sesudah pemberian
cairan, ditemukan bahwa pemberian cairan pada awal terapi
mampu meningkatkan aliran mikrosirkulasi.
• Sedangkan pada pasien dewasa yang dirawat di ICU dengan sepsis,
keseimbangan cairan positif setelah hari pertama mampu
meningkatkan risiko AKI. Walaupun dengan disertai faktor yang lain.
• Pemberian cairan menyebabkan peningkatan beban kerja bagi
ginjal karena peningkatan filtrasi natrium klorida dalam
penyerapannya dan konsumsi oksigen dari sel-sel tubular.
RESUSITASI CAIRAN

• Pedoman internasional dari the Surviving Sepsis Campaign


merekomendasikan kristaloid untuk rerusitasi awal dan pergantian
volume selanjutnya dengan albumin. Namun saat ini masih jadi
perdebatan terbuka.
• Pada meta-analisis terbaru melaporkan bahwa koloid lebih efektif
daripada kristaloid dalam menstabilkan titik akhir resusitasi seperti
tekanan arteri rata-rata, indeks jantung, dan tekanan vena sentral.
Namun, mortilitas dalam 90 hari lebih rendah.
• Dalam studi lain yang dilakukan ALBIOS, didapatkan bukti yang
mendukung dimana penggunaan albumin pada pasien syok septik
digunakan untuk mengisi albumin kembali daripada mengobati
hipovolemi dengan cara yang mirip dengan cara penggunaan
koloid sintetik.
MIKROSIRKULASI PADA AKI

• Disfungsi mikrosirkulasi dalam sepsis ditandai dengan abnormalitas


heterogen dalam aliran darah ginjal dimana beberapa kapiler
mengalami perfusi yang rendah.
• Sepsis atau syok septik dapat menyebabkan area iskemik sel tubular
karena hipoksia dan kelebihan produksi oksigen dan nitrogen reaktif.
• Kondisi ini dapat terjadi karena terapi resusitasi cairan yang
menghasilkan pola area hipoksik disebelah daerah normosik.
Sehingga menyebabkan cedera pada ginjal.
MIKROSIRKULASI PADA AKI

• Sepsis dapat menginduksi disfungsi endotel. Pada


pemberian cairan dapat meningkatkan peradangan
pada proses degradasi edotel yang dapat mengurangi
manfaat potensial dari resusitasi cairan.
• Namun cairan juga dapat menyebabkan hemodelusi
sehingga menjadi anemia yang merupakan efek paling
merusak terkait resusitasi cairan.
• Terdapat studi dengan menggunakan data hewan
amnunjukan bahwa transfusi darah dapat meningkatkan
oksigenasi mikrovaskular ginjal dan berfungsi lebih baik
daripada resusitasi cairan.
KESIMPULAN

AKI adalah komplikasi yang sering terjadi pada pasien sepsis


dan optimalisasi resusitasi cairan merupakan hal mendasar untuk
membatasi peran cairan yang merugikan pada metabolisme ginjal.
Secara khusus, selama fase pertama, penyerpan cairan harus
mempertimbangkan etiologi AKI, status volume, jenis cairan, dan laju
infusnya.
Penelitian pada hewan baru-baru ini menunjukan bahwa
perubahan mikrosirkulasi sublingual sangat erat mengikuti perubahan
mikrosirkulasi ginjal pada pasien sepsis atau syok septik selama resusitasi
cairan. Hasil ini menunjukan bahwa identifikasi perubahan dalam
mikrosirkulasi sublingual dapat digunakan sebagai pengganti untuk
perubahan mikrosirkulasi ginjal yang berisiko menjadi AKI.
ALHAMDULILLAH
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai