Anda di halaman 1dari 37

PENGORGANISASIAN PROGRAM

SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL


(SHK)

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT


POKOK BAHASAN

1. Mekanisme kerja jejaring skrining hipotiroid kongenital


2. Logistik skrining hipotiroid kongenital.
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Monitoring dan evaluasi
1. Mekanisme kerja jejaring SHK

Algoritma SHK
PERIODE PELAKSANAAN SHK
GOLDEN PERIOD
TERAPI

USIA 16 HARI
USIA 0 HARI USIA 11 HARI

USIA 3-4 HARI USIA 8 HARI USIA 23 HARI


USIA 15 HARI
USIA 30 HARI

48-72 JAM
SETELAH 3 – 4 JAM MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL MAKSIMAL
LAHIR 4 HARI 3 HARI 3-4 HARI 24 JAM 7 HARI 7 HARI
Pelacakan
Pengambilan Pengeringan Pengiriman Hasil TERDIAGNOSIS
Pemeriksaan Ke Rumah
BAYI Sampel Sampel Penyimpanan Sampel SHK Positif HIPOTIROID
Sampel Bayi,
LAHIR Darah Darah Sampel Dari Diinformasikan KONGENITAL
Di Lab Konsul Sp.A
Tumit Bayi Di Atas Untuk Fasyankes Ke MENDAPAT
Rujukan Dan
Kertas Pengiriman Ke Lab Pengirim TERAPI
2x Seminggu Tes Konfirmasi
Saring Kolektif Rujukan Sampel

PENANGGUNG JAWAB
LABORATORIUM PUSKESMAS
FASYANKES WILAYAH Sp.A di
RUJUKAN SHK DOMISILI RS
BAYI 4
Dalam mendukung kelancaran pelaksanaan SHK, perlu
ada jejaring kemitraan yang merupakan jejaring kerjasama.
Pada tahap pengembangan program, perlu dibuat
Kelompok Kerja (pokja) SHK baik di tingkat pusat maupun
di daerah.
Pokja bersifat adhoc, berfungsi untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan program SHK di fasilitas
pelayanan kesehatan dan di laboratorium SHK serta
memperkuat upaya peningkatan program SHK sampai
menjadi program nasional
Mekanisme Kerjasama
• Kemenkes RI menunjuk laboratorium RSHS sebagai
laboratorum rujukan dan pembina Provinsi Jawa Barat
(Permenkes 78 tahun 2014 : RSHS dan RSCM)
• Laboratorium rujukan adalah laboratorium SHK yang
berfungsi sebagai pemeriksa, konfirmasi dan
pembina.
Prosedur Pengajuan Kerjasama Dengan Laboratorium
Rujukan SHK
Untuk pemeriksaan SHK ke laboratorium rujukan dilakukan dengan:
RSHS: Menghubungi Ibu Elly Hp: 081220196296 atau Lena Hp: 087823839195
atau email shk.bandung@hotmail.com
1. Mentransfer biaya sesuai yg diinfokan lab rujukan
2. Mengirim surat ke laboratorium SHK, utk melakukan SHK dan bukti transfer
biaya sejumlah pemeriksaan SHK yang akan dilakukan. Alamat lab ada di
buku pedoman
3. Laboratorium rujukan akan mengirim kertas saring dan lancet sejumlah yg
dibutuhkan.
4. Praktek mandiri mengirim kertas saring hasil pemeriksaan SHK
5. Lab rujukan mengirim hasil pemeriksaan SHK

Harga pemeriksaan per spesimen Rp. 55.000,-


Mekanisme Kerjasama
• Kerjasama program SHK dengan lab. Rujukan dengan
penyusunan perjanjian kerjasama antara instansi
pengaju program dengan lab. Rujukan (Direktur RSHS)
yang antara lain memuat : maksud dan tujuan, tatacara
pelaksanaan, hak dan kewajiban, pengulangan
pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan, tarif
pemeriksaan, tatacara pembayaran, pembiayaan,
kerahasiaan medis, komunikasi, dsb.
• Perjanjian kerjasama di tandatangani oleh para pihak dan
diketahui oleh Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI
(Draft terlampir)
Contoh penganggaran
Jumlah sampel yang diperiksa SHK = 6.000 sampel,
jumlah sampel yang dilakukan test konfirmasi = 2
sampel (prevalensi 1: 3000)
Anggaran yang diusulkan
- Pemeriksaan sampel = 6.000 x Rp. 55.000,-
- Test Konfirmsi = 2 x Rp. 500.000,-
- Biaya pengiriman sampel
- Biaya lain nya yang diperlukan seperti rapat
persiapan dan ATK
Kabupaten / Kota
1. Merencanakan dan menyediakan kebutuhan program SHK dengan dana APBD
atau sumber dana lainnya yang tidak mengikat.
2. Melakukan pelatihan SHK bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang berada di wilayah kerjanya.
3. Mendorong fasilitas pelayanan kesehatan swasta dan masyarakat yang mampu
untuk melaksanakan SHK secara mandiri
4. Melakukan monitoring dan evaluasi program SHK.
5. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk mendukung pelaksanaan program SHK,
melalui:
– advokasi program SHK kepada penentu kebijakan
– sosialisasi program SHK
– Koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pelacakan pasien dengan hasil skrining tinggi agar dapat
dilakukan tes konfirmasi.
6. Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan laboratorium SHK,
termasuk pembuatan kontrak kerjasama.
7. Melakukan kompilasi dan pengolahan data pelaksanaan program SHK dari
fasilitas pelayanan kesehatan, untuk dilaporkan kepada dinas kesehatan
provinsi.
Fasyankes

1. membuat perencanaan kebutuhan program SHK,


2. pengelolaan logistik SHK,
3. mencatat dan melaporkan hasil SHK kepada kepala
fasilitas pelayanan kesehatan dan dinas kesehatan
kabupaten/kota,
4. bekerja sama dengan laboratorium dalam melakukan
pelacakan kasus dibantu tenaga kesehatan terkait,
5. memberikan informasi/membantu keluarga bayi dengan
HK untuk rujukan pengobatan ke dokter spesialis anak
konsultan endokrinologi atau dokter spesialis anak,
6. berkoordinasi dengan penanggung jawab bagian
tumbuh kembang anak untuk pemantauan.
Logistik SHK
Meliputi obat dan alat kesehatan serta sarana
penunjang yang dibutuhkan dalam
melaksanakan skrining hipotiroid kongenital di
fasilitas pelayanan kesehatan
Obat dan Alat kesehatan :
1. Kertas saring
2. Lancet,
3. Kapas alcohol 70%,
4. Kasa steril
5. Sarung tangan
6. Rak pengering specimen darah,
7. Safety box/kotak limbah tajam
8. Plester

Sarana penunjang :
• amplop untuk mengirim spesimen darah
• formulir pencatatan dan pelaporan
Pengelolaan Logistik
1. Perencanaan Kebutuhan
2. Pemeliharaan logistik
3. Pencatatan logistik
4. Pemantauan dan Evaluasi logistik
Pengelolaan Logistik
1. Perencanaan Kebutuhan
dilaksanakan sesuai dengan sifat logistik, termasuk dalam barang
habis pakai atau dapat digunakan dalam jangka panjang
• Kebutuhan kertas saring, dan lancet dalam satu tahun dihitung
dengan rumus :
A= B+ (10%B)
A= Jumlah kertas saring dan lancet
B= Jumlah target sasaran bayi akan dilakukan skrining di fasilitas
pelayanan kesehatan dalam satu tahun  rata-rata dalam tiga
tahun terakhir. Bila hasilnya pecahan, maka dilakukan
pembulatan ke atas

Masa Kadaluarsa Logistik : menggunakan metoda “First Expired


First Out” (FEFO)
Pengelolaan Logistik
2. Pemeliharaan logistik
• Alat kesehatan umumnya mempunyai masa habis pakai (kadaluarsa). Bila
alat kesehatan tidak disimpan dengan baik sesuai dengan aturan
pemeliharaan produk, maka kemungkinan alat kesehatan dapat rusak
sebelum masa kadaluarsa. Tentunya akan terjadi pemborosan bila hal ini
terjadi, dan yang lebih disayangkan lagi bila menggunakan kertas saring
yang sudah rusak, kemungkinan dapat terjadi hasil negatif palsu. Oleh
karena itu perlu kedisiplinan dan hati-hati dalam pemeliharaan alat
kesehatan.
• Alat dan bahan disimpan di rak tertutup dengan kaca agar mudah dilihat
dan terpisah dari bahan lain yang dapat mengkontaminasi. Dalam rak
tersebut dimasukkan juga silica gel atau pengering lainnya.
Pengelolaan Logistik
3. Pencatatan logistik
– jumlah stok
– Jumlah pemakaian
– Sisa stok logistik
– Masa kadaluarsa
Pengelolaan Logistik

CONTOH PENCATATAN DANPEMANTAUAN LOGISTIK SHK

Jenis Logistik
Nama Fasyankes
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun

Kondisi diterima
Jumlah
Nama Jumlah Tanggal Tanggal Jumlah Sisa
No Tanggal Jumlah Keluar/ Ket
Dagang diterima Jumlah Baik Ket Kadaluarsa Keluar/ dipakai Penyesuaian kumulatif
rusak Dipakai

Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik lain.
Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.

Lampiran 3
Pencatatan logistik di Fasyankes
Pengelolaan Logistik

CONTOH PENCATATAN DANPEMANTAUAN LOGISTIK SHK DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Jenis Logistik
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun

Kondisi diterima
Jumlah
Nama Jumlah Tanggal Tanggal Jumlah Sisa
No Tanggal Jumlah Keluar/ Ket
Dagang diterima Jumlah Baik Ket Kadaluarsa Keluar/ dipakai Penyesuaian kumulatif
rusak Dipakai

Periksa kondisi lancet/kertas saring Periksa kondisi Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima (Catatlah kondisinya baik, rusak). Bila rusak segera dikembalikan
ke pengirim.
Periksa dan catat kedaluarsa Lanset / kertas saring secara sampling pada saat diterima.
Formulir pencatatan ini sebaiknya dipergunakan untuk satu jenis logistik/tidak dicampur dengan logistik lain.
Jumlah penyesuaian adalah jumlah sisa logistik dari hari ke hari.

Lampiran 4
Pencatatan logistik di Kab/Kota
Pengelolaan Logistik
4. Pemantauan dan Evaluasi Logistik
– Pemantauan logistik dilakukan untuk menjamin agar
logistik selalu tersedia dalam kondisi baik.
– Evaluasi logistik dilakukan agar kesalahan-kesalahan dalam
pengelolaan logistik tidak terulang.
Tujuannya adalah logistik tersedia dalam kondisi baik, jumlah
cukup, tidak terjadi kelebihan pasokan, dan tidak terjadi
kerusakan logistik sebelum masa kadaluarsa berakhir serta
meminimalkan logistik yang terbuang akibat
kesalahan/kegagalan dalam pengambilan spesimen darah
Pencatatan dan Pelaporan SHK
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Pencatatan di Laboratorium SHK
3. Pencatatan di Dinas Kesehatan
A. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
B. Dinas Kesehatan Propinsi

Pelaporan
1. Laporan Pelaksanaan di tingkat Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Laporan Pelaksanaan di tingkat Kabupaten/Kota
3. Laporan Pelaksanaan di tingkat Propinsi
Pencatatan
1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pencatatan pemantauan status kesehatan dan pelayanan
kesehatan setiap bayi menggunakan kohort bayi.
Pencatatan pengambilan dan hasil spesimen darah SHK
dimasukkan pula dalam kohort bayi di puskesmas. Data yang
dimasukkan adalah tanggal pengambilan spesimen SHK,
hasil SHK (normal, perlu tes konfirmasi, tes gagal), hasil tes
konfirmasi diagnostik (normal, tinggi), tanggal mendapatkan
pengobatan HK, pada kolom keterangan dapat diisi
keterangan bila bayi tidak berhasil dilacak atau pengobatan
terlambat
PENCATATAN SHK DI PUSKESMAS

(kolom kohort bayi) (kolom tambahan)


keterangan HK
(tanggal pengambilan spesimen)/ (hasil
skrining : + , atau - , atau #)
(tanggal tes konfirmasi)/
(hasil tes konfirmasi: +/-)

cat : HK diberi keterangan: tanggal pengambilan spesimen dan hasil skrining, yaitu:
+ (bila hasil menunjukkan hasil skrining tinggi)
- (bila menunjukkan hasil skrining normal)
# (bila hasil tidak dapat diperiksa)
tanggal tes konfirmasi (bila dilakukan) dan hasil (+/-)

beri tanda centang di kolom bulanan bila mendapat pengobatan

bila hasil skrining tinggi tetapi pasien tidak dapat dilacak, di beri keterangan pada kolom
keterangan

bila ada penolakan, dimasukkan dalam kolom keterangan

Lampiran 5
Pencatatan SHK di Fasyankes (RS/RB/Praktek Mandiri)

PENCATATAN HASIL SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


NAMA RS/KLINIK/RB :
ALAMAT
TELEPON :
PENANGGUNGJAWAB (dr/Bidan)

PENOLAKAN NO DARAH IBU BAYI


NAMA IBU NAMA TUNGGAL/ UMUR BERAT JENIS TANGGAL ADA KELAINAN BAYI TANGGAL TANGGAL T TANGGAL
NO REKAM (Y/T) NO TELP / DOKTER TELP TANGGAL DIAMBIL DARI MENGKONSUMSI MENDAPAT HASIL HASIL TES
NO /BAYI - AYAH - ALAMAT KEMBAR KEHAMILAN LAHIR KELAMIN PENGAMBILAN BAWAAN LAIN SAKIT PENGIRIMAN ES MULAI
MEDIS - ALASAN EMAIL PJ DOKTER LAHIR/JAM TUMIT/VENA OBAT-OBAT ANTI PENGOBATAN SKRINING KONFFIRMASI
SUKU SUKU (T/K) (MINGGU) (GRAM) (P/L) SPESIMEN/ JAM (Y/T) (Y/T) SPESIMEN KONFIRMASI PENGOBATAN
(SEBUTKAN) PJ (Tu/Ve) TIROID (SEBUTKAN)

Lampiran 6
Pencatatan
2. Pencatatan di Laboratorium SHK
• Formulir Umpan Balik Hasil Pemeriksaan SHK Normal:
berisi umpan balik pemeriksaan sampel darah dengan hasil
normal, dan akan dikirim langsung ke masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan melalui dinas kesehatan
provinsi dengan tembusan Pokjada SHK. Penyampaian
umpan balik hasil ini tidak bersifat segera, dilakukan tiap
minggu.
• Formulir Umpan Balik Hasil Pemeriksan SHK Tinggi berisi
umpan balik pemeriksaan sampel darah dengan hasil tinggi
akan dikirim langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
bersangkutan. Penyampaian informasi ini bersifat segera,
dan dapat menggunakan alat komunikasi yang paling
efektif.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kota

Merupakan rekapan dari laporan di tingkat fasilitas pelayanan


kesehatan
Data ini diperlukan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
SHK di wilayah tersebut. Hal-hal yang perlu dipantau adalah
jumlah cakupan, jumlah hasil skrining tinggi, jumlah tes
konfirmasi, jumlah kasus yang tidak terlacak, jumlah kasus
HK dan HK diobati. Selain itu perlu dicatat pula ketersediaan
dan penggunaan logistik SHK di tingkat kabupaten/kota.
Lampiran 8
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan di Dinas Kesehatan Propinsi
Merupakan rekapitulasi dari laporan dinas kesehatan
kabupaten/kota, baik data hasil SHK maupun data logistik SHK

PENCATATAN/PELAPORAN HASIL SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL DI TINGKAT PROVINSI


DINKES PROVINSI :
ALAMAT :
TELEPON/ FAX :
REKAP TANGAL:

JUMLAH JUMLAH SPESIMEN


NAMA RS/ JUMLAH JUMLAH HASIL JUMLAH HASIL JUMLAH TES JUMLAH
SPESIMEN TIDAK DAPAT JUMLAH DIOBATI
KABUPATEN/KOTA PENOLAKAN NORMAL TINGGI KONFIRMASI POSITIF HK
TERKIRIM DIPERIKSA

Lampiran 9
Monitoring Evaluasi
Monitoring
Tujuan : untuk memperbaiki pelaksanaan
program apabila ditemukan kegiatan yang tidak
sesuai dengan standar
 dilakukan secara terus menerus untuk
memantau hasil pelaksanaan skrining,
pengobatan HK, serta logistik SHK
Monitoring Evaluasi
Evaluasi
dilakukan secara berjenjang.
Pokjanas mengevaluasi kegiatan program SHK di
tingkat provinsi, Pokjada mengevaluasi
kegiatan program SHK di tingkat
kabupaten/kota. Selanjutnya koordinator di
kabupaten/kota mengevaluasi kegiatan
pelaksanaan program SHK di fasilitas
pelayanan kesehatan pelaksana
Kesimpulan
• Peran pemerintah, pemda dan masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK
• Koordinasi dan kerjasama jejaring SHK secara berjenjang untuk
memperoleh dukungan pelaksanaan SHK
• Dalam pengelolaan logistik Alat kesehatan harus terpisah dari
bahan lain yang dapat mengkontaminasi
• Monitoring SHK dilakukan secara terus menerus untuk memantau
hasil pelaksanaan skrining, pengobatan HK, serta logistik SHK
• Perjanjian kerjsama yang dibuat sebagai dasar pelaksanaan
program termasuk pembiayaan nya
• Pelaporan dilakukan berjenjang, untuk hasil skrining positif (TSH
tinggi) maka harus segera dilacak, dilaporkan untuk test konfirmasi
dan diberikan terapi dengan golden peroiode bayi umur 1 bulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai