01
A.A Sg Mas Gita Pramita Desak Nyoman Sri Juliartini
(1607531146)
02 03 (1607531149)
Ketentuan Umum
a. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan
fungsi Dewan Komisaris.
2. Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal
dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c.
PERAN KOMITE AUDIT
Komite audit adalah titik penting dari kontak dan komunikasi dengan
auditor eksternal. Komite audit juga bertanggung jawab untuk memantau
efektivitas dari fungsi internal audit dan membuat rekomendasi yang
dibutuhkan kepada dewan.
KOMITE AUDIT
Komite audit menurut Pedoman Good Corporate Governance antara lain bertugas untuk:
1. Mendorong terbentuknya struktur pengawasan internal yang memadai;
2. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan;
3. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan external audit, ketepatan biaya external audit serta
kemandirian dan obyektivitas external auditor;
4. Mempersiapkan surat yang menguraikan tugas dan tanggung jawab Komite Audit selama
tahun buku yang sedang diperiksa oleh external auditor, surat tersebut harus disertakan
dalam laporan tahunan yang disampingkan kepada pemegang saham
TANGGUNGJAWAB KOMITE AUDIT
Tugas utama komite remunerasi adalah membantu Board of Directors dalam merancang paket kebijakaan balas
jasa Directors dan eksekutif senior yang memandai dan kompetitif, namun masih dalam batas kewajaran.
Sedangkan komite nominasi bertanggung jawab mencari dan menominasi kandidat yang memenuhi syarat
untuk menduduki jabatan Presiden Direktur, Direktur dan Manajer Senior.
Komite ini bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh
Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh perusahaan.
Komite Kebijakan Corporate Governance bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan
GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang
bertalian dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).
2 Komite Lainnya Di BUMN
Berdasarkan peraturan OJK No.34/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Komite Nominasi
dan remunerasi emiten atau perusahaan public, antara lain menyebutkan:
Pasal 3 Pasal 8
PRINSIP-PRINSIP GCG
KOMITE AUDIT
Penerapan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dan konsisten merupakan hal yg
bersifat fundamental bagi organisasi. Salah satu unsur kelembagaan dalam kerangka
GCG yang diharapkan mampu memberikan kontribusi tinggi dalam level
penerapannya adalah “Komite Audit”. Keberadaannya diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu
mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan
untuk memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham dan
para pemangku kepentingan lainnya.
KOMITE AUDIT DI
BERBAGAI NEGARA
Komite audit di Indonesia masih merupakan hal yang relatif baru. Perkembangan
komite audit di negara kita , sangat terlambat dibandingkan dengan negara lain. Hal
tersebut antara lain disebabkan Pemerintah baru saja menetapkan kebijakan
tentang pemberlakuan komite audit pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
tertentu pada tahun 1999.
Komite Audit di
Beberapa Negara Lain
Komite Audit di Amerika Serikat
Peraturan yang mewajibkan dibentuknya komite audit di
Amerika Serikat antara lain Accounting Series Release (ASR) No.
19/1940 dari The Securities Exchange Commission (SEC).
Ketentuan tersebut menganjurkan agar perusahaan yang telah
masuk Pasar Modal (go publik) memiliki komite audit yang
beranggotakan pihak independen dari luar perusahaan.
Berikut ini dijelaskan komunikasi komite audit dengan berbagai pihak yang
berkepentingan, antara lain :
Komunikasi Komite
Audit dengan Dewan
1 2 Komunikasi Komite
Audit dengan
Komisaris Manajemen
Komunikasi Komite 4
Audit dengan 3 Komunikasi Komite
Eksternal Auditor Audit dengan Internal
Auditor
Komunikasi Komite Audit
dengan Dewan Komisaris
5. Kesimpulan
Profil PT KAI
Mei 2010 s.d PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Instruksi Direksi No.
sekarang 16/OT.203/KA 2010
Kronologi atau Pemaparan Kasus
Kasus PT KAI:
Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI dilakukan oleh Manajemen PT KAI dan Ketidakmampuan
KAP dalam mengindikasi terjadinya manipulasi. Komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak
menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil
audit diteliti dengan seksama, ditemukan adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 :
2
Harus ada upaya untuk membenarkan kesalahan
tahun-tahun lalu, karena konsistensi yang salah
tidak boleh dipertahankan.
3
Komite Audit tidak berbicara kepada publik,
karena esensinya Komite Audit adalah organ
Dewan Komisaris sehingga pendapat dan
masukan Komite Audit harus disampaikan