Anda di halaman 1dari 20

KASUS MALPRAKTIK

PASIEN ISPA
Disusun oleh
Subagyo PO7120117073
Retno Katresnani PO7120117047
Supiyarsih PO7120117054
Sunarto PO7120117067
Sugeng Laksono PO7120117056
PENDAHULUAN
• Pada kasus malpraktik ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan ISPA” kita membahas
tentang malpraktik yang tidak sengaja terjadi
pada pasien dengan ISPA yang salah dalam
pemberian obat. Mengingat kesadaran
masyarakat yang semakin tinggi. Pembahasan
dalam kasus ini bertujuan agar petugas
kesehatan lebih jeli dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
KRONOLOGI PERISTIWA
1. 08.00 WIB tanggal 29 Juli 2017
a. Pasien datang ke poli lansia untuk periksa pasien mengeluh sesak nafas, batuk
disertai dahak, demam dan flu hari ke-4.
b. Pasien diperiksa oleh dokter umum di puskesmas dan diberi resep obat Ambroxol
5mg, CTM 2mg, dan Paracetamol 500mg.
2. 08.10 WIB tanggal 29 Juli 2017
a. Pasien memasukan resep di ruang farmasi.
3. 08.15 WIB tanggal 29 Juli 2017
b. Pasien menerima obat yang telah diresepkan.
c. Pasien pulang
Lanjutan..
4. 09.00 WIB tanggal 29 Juli 2017
a. Pasien datang ke puskesmas dan mengatakan bahwa obat batuk yang akan
diminum tidak sesuai dengan obat batuk yang biasa pasien minum.
b. Pasien menceritakan kepada petugas kesehatan bahwa sebelum minum obat pasien
sempat mengecek obat yang biasa diminum adalah ambroxol namun yang diterima
amlodipine padahal pasien tersebut tidak mengidap hipertensi.
5. 09.10 WIB tanggal 29 Juli 2017
a. Petugas kesehatan mengkroscek obat yang diterima dengan resep yang tertera,
ternyata tidak sesuai.
b. Petugas kesehatan melakukan klarifikasi kepada petugas yang jaga di farmasi.
Ternyata diketahui bahwa petugas yang mengambilkan obat bukan petugas farmasi
namun petugas di pendaftaran yang memberikan obat.
Lanjutan..
6. Pukul 09.20 WIB tanggal 29 Juli 2017
Perawat melakukan:
a. Melakukan observasi keadaan pasien
b. Menyatakan permohonan maaf kepada pasien
c. Mengedukasi terkait dengan obat yang seharusnya diberikan.
d. Melakukan kolaborasi dengan petugas farmasi untuk mengganti obat
Lanjutan..
7. Jam 09.40 WIB
Perawat melakukan EVALUASI
S : Pasien mengatakan maklum dengan kekurangan yang ada dan berharap tidak
terulang lagi. pasien mengatakan akan mengkonsumsi obat sesuai anjuran.
O : Kesadaran pasien Compos mentis. Tidak pusing dan tidak mual karena belum
sempat meminum obat. Obat telah diganti sesuai dengan yang diresepkan oleh
dokter.
A : Masalah teratasi pasien telah diberikan obat sesuai resep.
P : 1. Lapor kepada Tim PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
2. PMKP melapor kepada Kepala Puskesmas Mantrijeron
3. RDK tentang pelayanan Kefarmasian
4. Evaluasi dari Tim PMKP
TINDAK LANJUT
NO. TANGGAL, JAM TINDAK LANJUT EVALUASI TINDAK LANJUT

1. 29 Juli 2017, Melapor kepada Tim PMKP PMKP menerima dan mencatat laporan dari perawat
Pukul 12.30 WIB (Peningkatan Mutu dan Keselamatan beserta kronologinya.
Pasien)
Perawat melapor kepada Tim PMKP
selaku Penanggung Jawab Keselamatan
Pasien

2. 30 Juli 2017, PMKP melapor kepada Kepala Diadakannya RDK tentang Kasus kesalahan penyempaian
Pukul 08.00 WIB Puskesmas Mantrijeron obat pada tanggai 29 Juli 2017, dengan waktu Tanggal 31
Ketua Tim PMKP, dr. Henny Maryanti, Juli 2017 bertempat di aula Puskesmas Mantrijeron.
melaporkan kejadian tanggal 29 Juli Tanggal 30 Juli 2017 Pukul 13.00 Kepala Puskesmas
2017 kepada Puskesmas Mantrijeron. Mantrijeron memanggil Petugas Kefarmasian (Petugas
Puskesmas Mantrijeron menyatakan pengambil dan Penyerah obat) untuk mengklarifikasi
perlu diadakannya RDK terkait kasus kronologi kejadian Kesalahan pemberian Obat tanggal 29
tersebut. JUli 2017.
LANJUTAN TINDAK LANJUT..
3. 31 Juli 2017, Pukul RDK tentang pelayanan Kefarmasian 1. Petugas Pendaftaran dan Administrasi yang
13.00 WIB RDK tentang Kesalahan Pelayanan Kefarmasian dilaksanakan di melakukan kesalahan memberikan obat
Aula Puskesmas Mantrijeron pada pukul 13.00 WIB. Dipimpin mengakui kesalahannya, memohon maaf, dan
oleh Kepala Puskesmas Mantrijeron, dihadiri oleh Ketua Tim akan menjalankan sanksi serta tugasnya dengan
PMKP, Seluruh Petugas Medis, Paramedis, Tenaga Kefarmasian, penuh tanggaung jawab.
dan Tenaga Pendaftaran. 2. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
RDK ini menghasilkan mufakat: Pembantu Dukuh dilakukan sesuai SOP oleh
1. Kesalahan Pengambilan obat dilakukan oleh petugas tenaga kefarmasian.
pendaftaran (nonmedis) yang bukan menjadi kompetensinya.
2. Kesalahan penyampaian obat dilakukan oleh tenaga
nonmedis (administrasi)
3. Petugas Pengambil obat diberikan sanksi:
a. dipindahtugaskan membantu di Farmasi Puskesmas Induk
b. tidak diperkenankan meninggalkan tempat pelayanan farmasi
sebelum layanan kefarmasian selesai.
4. Petugas Penyampai Obat (Tenaga Administrasi) diberikan
sanki teguran lisan serta pengalihtugasan sebagai administrator
murni di Puskesmas Pembantu Dukuh.
5. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pembantu minimal
harus dilakukan oleh tenaga kefarmasian (asisten apoteker/AA).
6. Evaluasi pelayanan kefarmasian satu bulan setelah Kajadian
Kesalahan pemberian obat (29 Agustus 2017).
LANJUTAN TINDAK LANJUT

4. 29 Agustus Evaluasi dari Tim PMKP Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pembantu


2017 Tim PMKP melakukan evaluasi Dukuh dilaksanakan sesuai SOP.
pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Pembantu Dukuh,
meliputi penataan obat, penandaan
obat high alert dan LASA, prosedur
pengambilan, dan prosedur
penyampaian obat.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. ANALISIS DATA
3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
4. PERENCANAAN
5. IMPLEMENTASI
6. EVALUASI
PENGKAJIAN
ANALISIS DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Hambatan jalan Penumpukan
 Klien mengatakan batuk sudah 4 hari. napas sekret
Batuk berdahak.
DO:
 Suara napas ronkhi basah
DS: Pola napas hiperventilasi
 Klien mengatakan batuk sudah 4 hari dan inefektif
sesak napas.
DO:
 Retraksi dinding dada (+)
 RR: 32 x/menit
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. HAmbatan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret ditandai dengan
DS:
Klien mengatakan batuk sudah 4 hari. Batuk berdahak.
DO:
Suara napas ronkhi basah
2. Pola napas inefektif berhubungan dengan hiperventilasi
DS:
Klien mengatakan batuk sudah 4 hari dan sesak napas.
DO:
Retraksi dinding dada (+)
RR: 32 x/menit
PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

29 Juli 2017 pukul 08.10 29 Juli 2017 pukul 08.10 29 Juli 2017 pukul 08.10 WIB
WIB WIB 1. Kaji ulang hambatan jalan
1. Hambatan jalan napas Setelah dilakukan napas pasien
berhubungan dengan perawatan selama 3 hari, 2. Ajarkan batuk efektif
penumpukan sekret hambatan jalan napas teratsi 3. Edukasi tentang ISPa
ditandai dengan dengan kriteria meliputi pengertian,
DS: 1. Klien mampu penyebab, dan tatalaksana
Klien mengatakan batuk menjelaskan kembali ISPA.
sudah 4 hari. Batuk pengertian, penyebab, 4. Kolaborasi dengan dokter
berdahak. dan tatalaksana ISPA untuk pemberian mukolitik
DO: 2. Klien mampu melakukan Ambroxol 30 mg peroral 3
Suara napas ronkhi basah batuk efektif kali sehari.
3. Suara napas vesikuler.
LANJUTAN PERENCANAAN
DX KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

29 Juli 2017 pukul 08.10 29 Juli 2017 pukul 08.10 WIB 29 Juli 2017 pukul 08.10 WIB
WIB
Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji ulang pola napas [pasien
2. Pola napas inefektif selama 3 hari, pola napas 2. Ajarkan teknik napas dalam
berhubungan dengan efektif dengan kriteria 3. Edukasi tentang ISPa
hiperventilasi 1. Klien mengatakan tidak meliputi pengertian,
DS: mengalami sesak napas, penyebab, akibat, dan
Klien mengatakan batuk dahak dapat keluar. tatalaksana ISPA.
sudah 4 hari dan sesak 2. Retraksi dinding dada (-) 4. Kolaborasi dengan dokter
napas. 3. RR: 16-24 x/menit untuk pemberian mukolitik
DO: Ambroxol 30 mg peroral 3
Retraksi dinding dada (+) kali sehari.
RR: 32 x/menit
IMPLEMENTASI
DX 1. Hambatan jalan napas b.d. penu mpukan sekret

IMPLEMENTASI EVALUASI

29 Juli 2017 pukul 08.15 WIB 29 Juli 2017 pukul 08.25 WIB
1. Mengkaji ulang hambatan jalan napas pasien S : Klien mampu menjelaskan
2. Mengajarkan batuk efektif kembali pengertian, penyebab,
3. Melakukan edukasi tentang ISPa meliputi dan tatalaksana ISPA
pengertian, penyebab, dan tatalaksana ISPA. O : Klien mampu melakukan batuk
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk efektif. Suara napas vesikuler.
pemberian mukolitik Ambroxol 30 mg peroral 3 kali A: Dahak kemungkinan keluar lagi.
sehari. Hambatan jalan napas teratasi
sebagian.
P : Kontrol kembali apabila dalam 3
hari batuk belum sembuh.
IMPLEMENTASI
Dx 2. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hiperventilasi

IMPLEMENTASI EVALUASI

29 Juli 2017 pukul 08.15 WIB 29 Juli 2017 pukul 08.25 WIB
1. Mengkaji ulang pola napas pasien S : Klien mampu menjelaskan
2. Mengajarkan teknik napas dalam kembali pengertian, penyebab,
3. Melakukan edukasi tentang ISPa meliputi dan tatalaksana ISPA
pengertian, penyebab, akibat, dan tatalaksana ISPA O : Klien mampu mengulangi teknik
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk napas dalam. Retraksi dinding
pemberian mukolitik Ambroxol 30 mg peroral 3 kali dada (-)
sehari. A: Kemungkinan batuk masih ada.
Pola napas inefektif teratasi
sebagian.
P : Berkunjung ke puskesmas
kembali apabila sesak napas
bertambah.
Alur Penerimaan Pasien

Poli Umum, Poli


Rujuk Pulang
Lansia, Poli Anak,
Loket Poli Gigi, KIA/KB, Apotek
Imunisasi, Ruang
Konsultasi, Poli Laboratorium
Psikologi.
Pasien Baru

Pasien Lama

Rawat Jalan

Pulang
UGD Apotek

Rawat Inap
KESIMPULAN
1. Petugas farmasi seharusnya bertanggungjawab penuh dalam pelayanan farmasi.
2. Petugas farmasi dalam memberikan obat seharusnya sesuai standar 6 B & 1 W (Benar
Pasien, Benar Obat, Benar Dosis, Benar Rute/Cara, Benar Waktu, Benar Dokumentasi).
3. Petugas kesehatan baik medis & non medis seharusnya melakukan pekerjaan sesuai
dengan kompetensi masing-masing.
4. Komunikasi efektif dilakukan petugas kesehatan & pasien agar tidak terjadi kesalahan
dalam penyampaian informasi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai