1714301050 IMPLIKASI HUKUM Agar catatan benar-benar sesuai dengan standar hukum maka sangat diperlukan aturan pencatatan sebagai berikut. 1. Hendaknya dapat merhahami dasar hukum dari tuntutan malpraktek yang kemungkinan melibatkan para perawat. Unsur ini penting dari semua gugatan hukum didasarkan pada kondisi flsik seorang pasien yang menggugat perawat. 2. Dapat memberikan informasi kondisi pasien secara tepat, dengan jalan: • Catat proses keperawatan yang diberikan dan kebutuhan untuk keperawatan lebih lanjut • Catat evaluasi sedikitnya satu kali setiap giliran jaga Waspadai perubahan yang didapat pada status pasien terutama kemunduran atau hasil yang tidak diharapkan 3. Buat catatan singkat tentang komunikasi perawat dengan dokter dan intervensi perawatan yang telah dilakukan 4. Memperhatikan fakta-fakta secara tepat dan akurat mengenai penerapan proses keperawatan. Data yang relevan harus mencangkup riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, diagnosa perawatan, rencana dan intervensi perawatan, serta evaluasinya 5. Memperhatikan situasi perawatan pasien dengan jalan mencatat secara rinci masalah kesehatan pasien yang kompleks seperti: pasca operasi, pasien yang memerlukan perawatan intensif, dan pasien yang mengalami infeksi berat. Hal ini berguna untuk menghindari kemungkinan tuntutan atau gugatan kepada perawat karena kelalaiannya.
Selain aturan yang ada dalam hukum khususnya yang berkaitan
dengan aspek pendokumentasian maka diperlukan pengetahuan tentang arti hukum terhadap status atau kondisi pasien. Artinya, gugatan hukum pada umumnya menyangkut gugatan fisik. Misalnya: peristiwa kecelakaan lalu Iintas, kecelakaAan kerja, kebakaran atau trauma, dam penyakit yang ditimbulkan oleh berbagai produk beracun. Di samping itu, gugatan tidak hanya menyangkut gangguan fisik. Korban kejahatan dan korban akibat kelalaian petugas kesehatan pun dapat diadukan ke pengadilan baik itu perdata atau pun pidana,tergantung kondisi penggugat. ISU LEGAL
1. Dalam penulisan tidak boleh dihapus dengan menggunakan cairan
penghapus 2. Komentar atau kriteria tentang klien maupun tim kesehatan lainnya, betulkan segera bila ada kesalahan 3. Yang dicatat hanya fakta, jangan membuat mangan kosong pada catatan perawatan, tulis dengan tinta jelas 4. Bila suatu instruksi meragukan, beri catatan bahwa perlu klariflkasi 5. Catat apa yang dikerjakan sendiri hindari kalimat umum seperti keadaan tidak berubah, bertambah baik 6. Mulailah pencatatan dengan waktu (jam atau tanggal) dan akhiri dengan tanda tangan. ELEMEN KECEROBOHAN
1. Melalaikan suatu tugas
Contohnya “perawat lupa melakukan pemantauan cairan tiap 6 jam sehingga pasien mengalami syok dan akhirnya meninggal”.
2. Tidak memenuhi standar praktik keperawatan
Contohnya: “pasien meninggal setelah diberi obat oleh perawat tanpa meminta resep dari dokter”. 3. Adanya hubungan sebab akibat terjadinya cedera Contohnya: “pasien mengalami luka pada rektum akibat tindakan pengeluaran feses secara manual oleh perawat”. 4. Kerugian yang aktual (hasil lalai) Contohnya: “pasien mengalami infeksi pada luka pasca operasi akibat kelalaian perawat yang tidak merawat luka secara teratur”. STANDAR PRAKTIK American Nurses Association (ANA) mendefinisikan standar keperawatan sebagai pernyataan otoritatif bahwa kualitas praktik, pelayanan, dan pendidikan keperawatan dapat dimulai. Departemen Kesehatan RI dengan SK Dirjen Pelayanar Medik No. YM. 00.03. 2.6.7637 Tentang pemberlakuan standar asuhan keperawatan di rumah sakit, tanggal 18 agustus1993 yang berisi: • Standar l : Pengkajian keperawatan. • Standar ll : Diagnosis keperawatan. • Standar Ill : Perencanaan keperawatan. • Standar IV : lntervensi keperawatan. • Standar V : Evaluasi keperawatan. • Standar VI : Catatan asuhan keperawatan. Sistem pencatatan perawatan dapat mengandung tiga tingkat asuhan
1. Tingkat l, Unit Standar Perawatan Generik
2. Tingkat ll, Pedoman Kelompok Diagnostik atau Diagnosis Tunggal atau masalah Kolaboratif 3. Tingkat III, Rencana Perawatan Adendum IMPLIKASI ETIK DOKUMENTASI
1. Pandangan etik dokumentasi keperawatan
Asuhan keperawatan pasien ditujukan untuk seluruh proses kehidupan dan keadaan 2. Menjaga kerahasiaan (privasi pasien) Perawat berperan penting dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan pencatatan kesehatan pasien. 3. Moral perjanjian 3. Moral Perjanjian Etik perizinan, mencangkup: • Perizinan yang tak langsung; Saat pengambilan darah untuk tes, pasien langsung memberikan tangan • Perizinan langsung; Pasien dengan kemauanya sendiri datang ke rumah sakit • Perizinan yang perlu pemberitahuan; Pasien perlu membuat keputusan rasional sebelum menentukan keputusan; pasien perlu tindakan operasi, maka dokter harus memberikan penjelasan lebih dahulu MANAJEMEN RISIKO PENDOKUMENTASIAN
1. Tujuan Utama dari Manajemen Resiko
Memberikan perlindungan baik kepada pasien, perawat maupun lnstitusi penyelenggara pelayanan kesehatan. 2. Lingkungan Resiko Tinggi Yang penting dilakukan adalah berkisar pada bagaimana mencegah kejadian jatuh, memelihara dan menggunakan alat secara tepat. 3. Upaya Menekan Resiko Komunikasi merupakan sumber resiko dalam pelayanan kesehatan. MENDOKUMENTASIKAN ELEMEN MANAJEMEN RESIKO
Pendokumentasian yang komprehensif harus memilikl
unsur sebagai berikut: 1. Faktual dan jelas 2. Ringkas namun Iengkap 3. Akurat dan objektif 4. Relevan dan tepat waktu 5. Terbatas dan spesifik 6. Masuk akal dan dapat difahami PRINSIP MANAJEMEN RESIKO DAN PENDOKUMENTASINNYA
1. Mengetahui dan mengikuti kebijakan setempat tentang tata
cara pendokumentasian, baik pendokumentasian pada kejadian biasa (rutinitas) ataupun kejadian yang luar biasa (KLB). 2. Dokumentasikanlah seluruh data dasar secara lengkap dan komprehensif. 3. Dokumentasikan semua faktor resiko dan data lain yang dapat mengakibatkan keterbatasan fisik tertentu, 4. Dokumentaslkan semua tindak lanjut secara akurat. lengkap, dalam waktu yang pasti dan cara yang setepat mungkin 5. Deskripsikan perilaku pasien secara obyektif, terutama jika perilakunya menyimpang, obstruktif atau destruktif. 6. Jangan gunakan isi dokumen sebagai bahan pergunjingan atau bahan pertikaian. 7. Tulislah catatan tersebut dengan rapi, jelas dan gunakanlah tatabahasa yang benar KASUS
Ny.S (50 tahun), Islam, Lampung, Seorang Ibu Rumah Tangga,alamat di
kedaton datang ke RSAM tanggal 11 januari 2019 pukul 13.05 diantar oleh Tn. A(25 tahun). Klien mengatakan sudah diare selama 2 hari,BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5x sehari. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas,warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik di dapatkan hasil TD : 110/70 mmHg, N : 78x/menit, RR : 20x/menit, S : 38o C. Hasil pemeriksaan head to toe tidak terdapat benjolan di kepala, klien tampak pucat dan lemas, konjungtiva anemis,tidak ada pernapasan cuping hidung,frekuensi pernapasan 20x/menit. Saat dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan. Telinga klien tampak bersih, mukosa bibir terlihat kering namun gigi tampak normal,bersih tidak terdapat karies. Pada bagian abdomen tidak terdapat pembengkakan,suara perkusi abdomen hipertimpani, bising usus normal yaitu 14x / menit. KASUS ANALISA KASUS PENDOKUMENTASIAN
Alat Komunikasi Dalam Melakukan Identifikasi Terhadap Pasien Sehingga Mampu Meningkaatkan Kemampuan Komunikasi Antara Perawat Dengan Dokter Dan Perawat Dengan Perawat Adalah Definisi Dari