Anda di halaman 1dari 82

METERING

Disajikan oleh :

Dwi Heri Sudaryanto

1
BAB I
AUTOMATIC TANK GAUGING (ATG)

• Automatic Tank Gauging (ATG) adalah perangkat elektronik,


yang fungsinya untuk memantau level bahan bakar di tangki
selama periode waktu tertentu.
• Di dalam ATG berisi fitur yang dibutuhkan operator mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam tangki (contoh: level bahan bakar,
volume dan suhu, level dan volume air, peringatan untuk low
level dan high level pada tangki bahan bakar).
• Fitur lainnya dapat ditambahkan ke ATG sehingga dapat
melakukan secara maksimal seperti memantau celah ruangan
di tangki dan jalur perpipaan, memantau tekanan perpipaan,
atau berkomunikasi dari jarak jauh dengan menggunakan
modem.
2
Komponen-komponen Automatic Tank Gauging System

• ATG menggunakan probe yang terletak di setiap tangki


atau kompartemen untuk mengukur level bahan bakar
dan air. Setiap probe terdiri dari batang panjang dengan
pelampung atau sensor.
• Posisi pelampung memberitahu konsol ATG berapa
banyak bahan bakar dan air yang ada di dalam tangki.
• Batang probe juga memiliki thermistor untuk mengukur
suhu bahan bakar.

3
• Konsol biasanya terletak di dalam gedung, dan terdiri dari display,
keypad, printer, status lamp, dan pager yang memberi sinyal kondisi
alarm.
• Sistem ATG juga dapat dihubungkan langsung ke komputer.

4
Persyaratan :

Penggunaan ATG untuk deteksi kebocoran bulanan, harus memenuhi


persyaratan berikut :
 Sistem ATG-nya harus dipasang sebagai komponen permanen di tangki
dan fasilitas.
 ATG harus dapat mencetak atau mencatat hasil uji setidaknya setiap 30
hari sekali untuk setiap tangki atau kompartemen.
 ATG harus diprogram sehingga tes dilakukan sesuai instruksi
pabriknya.

5
Masalah terbesar yang terkait dengan penggunaan ATG untuk
deteksi bulanan adalah OPERATORS IGNORING ALARMS !!!

6
Pengujian ATG Bulanan

 Bila ATG digunakan sebagai metode deteksi kebocoran bulanan,


tangki harus dapat mendeteksi kebocoran 0,2 galon per jam
setidaknya setiap 30 hari sekali.
 Kebocoran 0,2 gph setara dengan sekitar dua kaleng soda setiap jam.
Mendeteksi perubahan level bahan bakar yang berarti dua kaleng
soda yang bocor dari tangki 8.000 atau 10.000 galon diperlukan
pengukuran level bahan bakar dan suhu yang sangat akurat.
 Minyak bumi, terutama bensin, mengembang dan berkontraksi secara
substansial dengan suhu
 Untuk mendapatkan hasil tes yang akurat, maka suhu bahan bakar
harus dipantau oleh sistem ATG. Suhu bahan bakar yang dikirim
paling sering berbeda dengan suhu bahan bakar di UST.
 ATG tidak akan mendapatkan hasil tes yang baik selama 6 sampai 12
jam hingga sampai suhu bahan bakar sempat stabil.

7
Ada dua jenis tes tangki ATG, yaitu periodik dan kontinyu.

 Tes Periodik. Tangki harus ditutup selama beberapa jam, selama waktu
itu seharusnya tidak ada pengeluaran atau pengiriman bahan bakar.
Kebanyakan tes periodik dilakukan dalam semalam. Jika perubahan
volume terlalu besar, maka tes gagal. Pendekatan uji periodik tidak dapat
diterapkan bila fasilitas tangki terbuka 24 jam sehari.
 Test Kontinyu. ATG memonitor level bahan bakar untuk periode minimal
15 sampai 20 menit saat tangki tidak beroperasi. ATG mengumpulkan
dan menyimpan data level produk didalam memory. Jika pengisian bahan
bakar dimulai, pengumpulan data akan terganggu. ATG kemudian
menunggu satu periode tenang untuk mengumpulkan lebih banyak data.
Hal ini dilakukan terus terus menerus sampai mendapatkan data cukup
untuk menyimpulkan bahwa tangki dalam keadaan baik atau bocor.

8
Cara membaca laporan uji ATG:
 Laporan hasil uji ATG biasanya berupa informasi dasar tentang
volume dan suhu produk di tangki pada awal dan akhir pengujian.
 ATG akan mencetak hasil tes, biasanya "lulus" atau "gagal".
 Selama masa pengujian, kadang-kadang ATG dapat mencetak
hasil yang "tidak meyakinkan" atau "tidak valid" bila kondisinya
tidak tepat untuk melakukan tes.

9
Jika hasilnya “PASS," letakkan hasil cetakan dengan catatan
deteksi kebocoran fasilitas dan simpan di lokasi selama minimal
dua belas (12) bulan.

Contoh hasil cetakan ATG menunjukkan uji kelulusan

10
11
12
13
14
15
16
17
BAB I
CUSTODY TRANSFER

A. Sejarah Perkembangan
• Di dalam industri minyak satuan massa/berat, volume dan
panjang digunakan sebagai dasar acuan untuk penentuan
harga untuk transaksi jual-beli.
• Di masa lalu perbedaan kepentingan, daerah, dan sejarah
mengakibatkan masing – masing daerah memperkenalkan
sistem satuan yang berbeda – beda.
• Dengan meningkatnya perdagangan yang semakin penting
memaksa agar semua sistem satuan di dunia menjadi
harmonis.
• Di dalam perkembanganna sistem satuan internasional
digunakan sebagai standar untuk semua negara di dunia
dalam penentuan satuan untuk perdagangan dan penentuan
18 metrologi yang resmi di masing – masing negara.
B. Tujuan Dari Legal Metrologi
 Tujuan legal metrologi adalah untuk melindungi konsumen
dari konsekuensi kesalahan pengukuran dalam transaksi
komersial, kesepakatan dengan pemegang autoritas, dan
mendorong standarisasi dalam pengukuran yang terkait
dengan segala aspek termasuk buruh, kesehatan dan
lingkungan.
 Legalitas diformulasikan untuk mencapai tujuan di atas
dengan mengaplikasikannya dalam metering alat
pengukuran dan prosedur untuk pengukuran dan testing.
 Masing – masing negara mempunyai badan atau institusi
yang mempunyai kewenangan tertinggi mengenai metrologi
yang juga menentukan standar dalam pengukuran dan
metrologi.
 Di Indonesia kewenangan tersebut dipegang oleh Badan
Metrologi.
19
C. Aplikasi Custody Transfer Dalam Kehidupan
 Metering memastikan kelengkapan dalam peraturan yang
mengatur tentang custody transfer yang menjamin kita dalam
beberapa atau bahkan segala aspek kehidupan kita yang
berhubungan dengan pengukuran.
 Sebagaimana contoh : skala dalam supermarket, metering di
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), metering air
minum oleh PDAM, metering dalam transaksi minyak baik
dari produksi ataupun dari depot.
 Dalam dunia industri minyak bumi dan gas metering juga
menjadi aspek yang sangat penting, hal ini karena industri ini
adalah industri yang sanga strategis. Setiap tetes minyak
tentunya sangat berharga, sehingga metering sangat
diperhatikan.

20
BAB II
METER PROVER

A. Umum

• Di dalam transaksi jual-beli minyak dan gas atau sering


disebut dengan cistody transfer dibutuhkan metode untuk
menentukan besarnya kesalahan pengukuran dan
memperbaiki kesalahan tersebut.
• Displacement meter prover banyak digunakan untuk
mengkalibrasi flow meter, yaitu dengan cara membandingkan
volume aliran yang mengalir melalui meter dengan volume
dari prover yang sudah diketahui dan terkalibrasi.

21
• Volume aliran fluida diukur oleh meter dan prover, sehingga
dapat ditentukan ratio atau meter faktor antara volume yang
tercatat dimeter dengan volume sebenarnya. Meter faktor
selanjutnya dipakai sebagai faktor pengali terhadap volume
hasil pengukuran yang tercatat pada meter register, untuk
menentukan banyaknya volume aliran yang sebenarnya
yang melalui meter.
• Keuntungan displacement prover diantaranya:
 Proving dari pada meter dapat dilakukan pada kondisi
aktual dan meter berjalan kontinue. Ini mengeliminasi
kesalahan yang disebabkan waktu starting dan stoping
flow, juga mengurangi waktu proving.
 Aliran fluida yang melalui prover selama proving cycle
adalah kontinyu, sehingga temperature prover lebih
mudah distabilkan
 Metode displacement memberikan self automation

22
Ada lima prinsip pengujian flow meter yaitu:
1. Menguji meter harus dalam kondisi yang sama dengaan
kondisi yang terjadi pada saat beroperasi
2. Penguji meteran harus mempunyai kapasitas dan ketelitian
yang cukup
3. Jumlah pemakaian sebuah prover dipergunakan sebagai
dasar masa berlakunya meter prover tersebut
4. Prover harus dikalibrasi dan ditera oleh lembaga kalibrasi
negara
5. Volume dari pengujian yang melalui meteran harus sama
dengan volume cairan yang diukur dalam prover

23
Meter prover digunakan untuk mengoreksi kesalahan pengukuran
meter sampai dengan ketelitian lebih kurang 0,010 %. Sebagai
contoh jenis positive displacement meter yang dilengkapi dengan
adjuster, meter faktor yang didapat berkisar antara 0,9999 dan
1,001.

Meter prover pemasangannya dapat dipasang tetap lengkap


dengan sistem meter, dan dapat juga diletakkan diatas truck hinga
mudah dipindahkan. Untuk jenis yang kedua ini kebanyakan
digunakan untuk test produksi dilapangan-lapangan minyak.

24
B. Tipe Displacement Prover
Ada dua tipe displacement prover yang umum digunakan, yaitu:
Bidirectional prover (prover dua arah) dan Unidirectional prover
(prover satu arah)
 Pada dasarnya prinsip kerja kedua prover ini sama. Kedua
jenis prover mempunyai suatu ruang terukur (prover section)
yang telah dikalibrasi sehingga diketahui dengan pasti
volumenya , disebut dengan volume basis.
 Pada kedua ujung ruang terukur pipa ini masing-masing
dipasang sebuah detektor switch.
 Saat pengukuran meter (meter proving), pada saat bola ini
tepat menyentuh garis batas ruang terukur maka detektor
switch yang pertama akan mengaktifkan alat penghitung
pulsa.

25
 Perhitungan pulsa akan berlangsung terus dan akan berhenti saat
piston meninggalkan batas ruang terukur karena detektor switch
yang kedua akan menyebabkan alat penghitung pulsa berhenti
menghitung pulsa.
 Bila pada unidirectional prover bola hanya bergerak kesatu arah
yang tetap untuk membuat satu trip, maka pada bidirectional
prover bola bergerak bolak balik untuk membuat satu round trip.
 Karena volume basis diketahui dan jumlah pulsa diketahui, maka
hasil bagi antara volume basis dengan volume berdasar jumlah
pulsa akan menghasilkan faktor meter.
 Perlu ditambahkan bahwa volume basis prover diukur berdasarkan
suhu basis 60 derajat dan tekanan basis 1 atmosfir. Karena itu
volume basis haruslah dikoreksi terhadap suhu dan tekanan
(kondisi pengujian).

26
Faktor-faktor koreksi volume :

 CTS = faktor koreksi temperatur pada baja prover (API standard


1101, tabel 1), untuk mengubah volume prover bersuhu 60 0F
(volume basis) menjadi volume pada suhu operasi Atau dengan
rumus CTS = 1 + (Tp – 60 ) (Em).
Dimana : Tp. = Temperature rata-rata besi prover
Em = Coefisien of cubical expantion
 CTL = Faktor koreksi temperature liquid ( ASTM-D 1250, tabel
VI), untuk mengubah volume liquid bersuhu 60 0F menjadi
volume liquid pada suhu operasi
 CPS = Faktor koreksi tekanan pada baja prover, (API standard
2531, tabel II) karena adanya perubahan volume yang
disebabkan perubahan tekanan

27
Atau dengan rumus:

CPS  1
 Pp  Pa D
E .t
Dimana:
Pp = Tekanan operasi rata-rataprover, psig
Pa = Tekanan kalibrasi prover
D = Nominal diameter (diameter dalam) pipa prover, inches
E = Modulus elastisitas besi prover
t = tebal pipa prover, inches

28
 CPL = Faktor koreksi tekanan liquid (API standard 1101, tabel II)
Karena adanya perubahan volume liquid yang disebabkan
perubahan tekanan (compressibility faktor)

Atau dengan rumus:


1
CPL 
1  P x F 
dimana :
P = tekanan operasi prover rata-rata
F = comprsibility faktor (lihat API standar 1101,tabel II)

29
1. Bidirectional Prover
Prinsip pengoprasian prover dua arah pada waktu digunakan
untuk menguji meter adalah membandingkan volume cairan yang
melalui flow meter dengan volume prover yang sudah diketahui
dari hasil kalibasi.

Bagian-bagian terpenting dari


prover ini adalah :
1. Prover run
2. Diverter valve
3. Spheroid
4. Detektor switch
5. Control kabinet and manual
station
6. Meter with pulse generator
7. Meter proving counter
8. Typical line block valves

30
Prosedure Pengujian Dengan API Standard :

1. Lakukan sirkulasi melalui meter prover guna menghilangkan gas


atau udara dalam meter prover
2. Teruskan bersirkulasi ini hingga tekanan dan suhu konstan
3. Periksa sistem elektronik apakah sudah dalam keadaan baik
4. Periksa apakah tekanan dan suhu pada meter prover sudah
konstan

31
5. Lakukan beberapa kali percobaan untuk memastikan bahwa
semua komponen sudah bekerja dengan baik.
6. Kembalikan bacaan counter pada nol dan lakukan pengujian
sebenarnya dengan four way valve
7. Catat tekanan dan suhu awal dan akhir pada tiap pengujian
8. Catat pulsa pada elektronik counter untuk ONE TRIP serta
teruskan dengan ROUND TRIP.
9. Teruskan pengujian hingga didapat REPEATABILITY yang
diperlukan, yaitu sama atau lebih kecil dari 0,02%. Sekurang-
kurangnya 3 kali pengujian berturut-turut.

32
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :

1. Meter kotor (Gross Flow): tanpa konpensasi suhu dan tekanan


2. Meter bersih (Net Flow): meteran dengan kompensasi suhu dan
tekanan
3. Pulsa Pengujian: Pulsa-pulsa yang tercatat pada prover telah
dikompensasi suhu dan tekanannya
4. Repeatability: Kemampuan sebuah sistem pengujian untuk
memperoleh hasil pengukuran yang berturut-turut dibawah kondisi
pengoperasian yang konstan.
5. Apabila meter dilengkapi dengan unit ATG (automatic Temperature
Gravity), koreksi suhu terhadap meter tak perlu dilakukan
6. Pengujian dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) kali bolak balik
dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) pengujian berturut-turut
mencapai repeatability 0.02%.

33
7. Apabila perubahan meter faktor dari satu meter melampaui +
0,02% dari pengujian- pengujian yang lalu, meter atau sistem
meter harus diperiksa,
8. Pada saat pengukuran, tekanan didalam meter harus dijaga stabil,
artinya tidak terjadi flashing atau penguapan
9. Pembacaan suhu dan tekanan pada waktu pengujian meter
terhadap meter prover harus mencapai skala masing-masing
persepuluhan (0,1 oC) untuk suhu dan 1 (satu) psi untuk tekanan.
10. ATG diuji sekali dalam 6 (enam) bulan, apabila diragukan
sebelum habis masa berlakunya, pengujian ulang dapat
dilakukan.
11. Apabila terhadap suatu meter diadakan reparasi, maka sebelum
dipergunakan untuk penyerahan, meter tersebut harus diuji
dengan meter prover sekurang-kurangnya dengan 3 flow rate
yang berbeda.

34
Cara Mengoperasikan Meter Prover Dua Arah

1. Pada waktu normal operasi aliran fluida yang diukur akan bergerak
melalui pipa utama (mainline). Block valve A terbuka, valve B dan C
tertutup.

35
2. Valve B dab C fully open
3. Buka vent valves pada setiap ujung dari launching chamber, tutup
vent valve setelah uap dan udara hilang
4. Secara perlahan-lahan tutup valve A
5. Electronic counter ON
6. Gerakkan (actuate) plat Z pada diverter valve. Displacer akan
bergerak melalui calibrated section
7. Bila displacer mencapai ruangan yang bersebelahan setengah
trip telah selesai. Buka vent valve pada ujung prover dimana
displacer berada. Tutup vent valve setelah udara dan uap hilang.
Ulangi prosedur ini untuk setengah trip yang berlawanan sampai
semua udara dan uap hilang
8. Ulangi step diatas beberapa kali
9. Buka block valve A
10. Tutup valve B dan C.

36
Kalibrasi Prover Loop :

 Prinsip dasar kalibrasi prover loop adalah mengulang secara teliti


perpindahan liquid melalui suatu volume yang telah dikalibrasi antara
dua buah detektor switches.
 Ketelitian perpindahan liquid dilakukan oleh dorongan sphere (bola)
melalui suatu pipa yang telah terkalibrasi, secara bersamaan volume
yang diukur dicatat.
 Ratio ditentukan antara perpindahan volume yang diketahui dan
volume yang ditunjukkan oleh meter. Perbandingan ini disebut meter
faktor.
 Parameter yang diperlukan untuk mendapatkan meter faktor adalah:
Meter data
Prover data
Product data
Temperatur dan pressure meter
Temperatur dan pressure prover

37
 Ketika cairan mengalir melalui meter, meter akan menghasilkan
sinyal dengan frekwensi yang relaif tinggi dan proportional dengan
volume cairan yang melalui meter.
 Meter dilengkapi dengan counter dan penggerak pulsa.
 Cairan masuk melalui diverter valve kebawah melalui prover dan
akibatnya akan menggerakkan spheroid yang kemudian melewati
switch yang pertama, melalui ruang pengukuran dan menyenggol
detektor switch yang kedua dan menyimpan spheroid diruang
penerimaan.
 Cairan kemudian akan terus melewati spheroid keluar dan naik
melalui bagian lain dari diverter valve mengalir turun ke pipa
keluar.

38
 Ketika spheroid melewati detektor switch pertama, counter mulai
mencatat jumlah cairan sampai detector switch yang kedua secara
otomatis berhenti. Jumlah pulsa dihitung pada prover counter
ketika spheroid sedang berjalan antara detektor switch pertama
dan kedua.
 Jumlah pulsa yang didapat dibandingkan dengan volume prover
untuk mendapatkan meter faktor.
 Pada putaran prover dua arah, satu perjalanan pulang pergi dari
spheroid (round trip) akan setara dengan jumlah pulsa yang
tercatat pada prover counter bilamana spheroid bergerak dalam
dua arah antara kedua detektor switch.
 Perubahan arah spheroid dilakukan dengan merubah arah aliran
cairan dengan menggunakan four way valve.

39
2. Unidirectional Prover

Unidirectional prover dapat beroperasi dengan kecepatan displacer


yang jauh lebih tinggi dan oleh karena itu dapat digunakan pada
diameter pipa yang lebih kecil, calibrated section lebih panjang.
Makin panjang jarak antara detektor switch, makin baik
repeatabilitynya .

40
BAB III
POSITIVE DISPLACEMENT METER

 Positive displacement flow meter merupakan suatu alat ukur


yang digunakan untuk mengukur jumlah aliran, dan dengan
teknik tertentu dapat juga digunakan untuk pengukuran
kecepatan volumetrik aliran fluida.
 PD meter memiliki ketelitian pengukuran yang paling baik, oleh
karena itu paling sering dipilih untuk tujuan serah terima pada
aktivitas perdagangan.
 Mempunyai ketelitian + 0,1 % dan repeatability + 0,01%.
Penggunaan dari meter ini secara umum untuk pengisian
bahan bakar minyak pesawat, kapal laut yang sedang bongkar
muat minyak, untuk mengkalibrasi tangki, engine test rig,
proving dan lain bentuk pengukuran serta proses
pencampuran.
41
 Pada PD Meter jenis rotari, cairan masuk melalui inlet manifold yang
menyebabkan rotor berputar searah jarum jam. Selama perputarannya
terjadi proses pemindahan cairan dari saluran input ke saluran output.
 Dalam sekali berputar akan dipindahkan sejumlah cairan yang telah
terukur volumenya. Pada sistem mekanik putaran rotor ini digunakan untuk
menggerakkan register yang berfungsi untuk mencatat total aliran.
 Pada sistem remote, sebuah generator pulsa dipasangkan untuk
menghasilkan pulsa listrik yang sebanding dengan putaran rotor.
 Pulsa listrik ini dikirim ke tempat pembaca (control room), kealat
penghitung pulsa yang akan menampilkan total aliran dan kecepatan aliran
 Untuk mengetahui jumlah aliran volume cairan dari jarak jauh maka
dipasanglah penambahan shaft dengan melalui gearing sistem yang
terkalibrasi untuk kemudian membangkitkan pulsa.
 Tiap pulsa memiliki kesetaraan volumetrik dengan cairan yang diukur
jumlah alirannya

42
43
Contoh 1:

Suatu PD meter jenis rotari dengan data :


• 10 buah measuring chamber yang masing-masing memiliki volume
0,125 liter
• Rasio reduction gear pada generator pulsa adalah 1 : 10
• Cakram pada pulser memiliki jari-jari gear sebanyak 200 buah
Hitung kesetaraan pulsa PD meter tersebut !

Kesetaraan pulsa dapat dihitung sebagai berikut:

10 chamber 0,125 l 1.25


1x x 
putaran chamber putaran

30 m3
Flow rate 
jam
44
30.000 l 500 l
 
60 menit menit

Putaran poros rotor


500 l / m 400 putaran
 
l.25 / putaran menit
Putaran poros generator pulsa

400 putaran 40 putaran


 
10 menit menit

45
Frekwensi pulsa, Pf

40 putaran 200 pulsa


 x
menit putaran

8000 pulsa

menit

Faktor kesetaraan volumetric pulsa

500 l / menit
  0 ,1 l / pulsa
500 pulsa / menit

46
• Faktor Pf kemudian digunakan untuk angka pengali terhadap
jumlah pulsa yang dihitung pulse counter, untuk menghitung
jumlah aliran QT.
• Pada sistem yang manual prosedur pembacan aliran adalah:
 Baca penunjukkaan pulse counter , N
 Hitung total aliran QT dengan
QT = PF x N

Contoh 2:

Pulse conter menampilkan angka 300.000, bila Pf = 0,1 l/pulse,


maka total aliran :
QT = 300.000 pulsa x 0,1 l/pulsa
= 30.000 liter

47
Pada sistem otomatis, faktor pulsa Pf dapat dimasukkan kedalam
sistem melalui fasilitas input (keyboard). Didalam sistem telah
disediakan program yang khusus untuk melakukan pekerjaan
perkalian QT = PF x N, sehingga angka yang ditampilkan register
telah menyatukan total aliran.
Dengan teknik tertentu meter jenis ini dapat juga menunjukkan flow
rate (kecepatan aliran). Prinsip kerja dari pada pengukuran flow rate
dengan meter jenis ini adalah dengan menjebak pulsa keluaran
meter untuk selang waktu tertentu.

Pulsa Gate AND Gate Flow rate

PD Meter Flow Total

48
Kecepatan volumetrik aliran fluida Q dapat dihitung dengan
mengalikan Fp dengan vp

Q = Fp x vp

Dimana :
Fp = Np / T. Pulsa per menit
vp = kesetaraan volumetric fluida per pulsa
T = selang waktu
Np = Angka yang ditampilkan instrumen penghitung pulsa

Contoh 3:

Fp = 1200 pulsa per menit


Vp = 0,5 liter per pulsa
Q = 1200 pulsa per menit x 0,5 liter per pulsa
= 600 liter per menit

49
Berdasarkan cara kerjanya ada beberapa macam PD
meter, dan tiga diantaranya adalah
•Resiprocating piston meter
•Nutating Disk
•Rotari Vane Meter

50
Beberapa meter biasanya diperlengkapi dengan peralatan pelengkap
seperti misalnya :
•Meter register
•Pulse transmitter
•Automatic temperature compensator
•Alat pelindung meter
•Automatic Sampler

Meter Register

Meter Register mencatat terus menerus berapa jumlah minyak yang


sudah ditransfer. Untuk meter register yang digerakkan secara
mekanis maka putaran rotor PD Meter dihubungkan dengan suatu
rangkaian roda gigi dan selanjutnya rangkaian penghubung ini akan
menggerakkan angka-angka yang ditransfer.

51
Pembangkit Pulsa (Pulse transmitter)

• Pada alat PD Meter selalu dilengkapi dengan alat pembangkit pulsa


yang menghasilkan pulsa listrik atau sinyal digital dan harus dapat
menghasilkan pulsa tertentu per unit volume aliran fluida.
• Jenis pembangkit pulsa diantaranya dengan sistem fotoelektris, yang
dihubungkan ke output shaft dari PD meter. Sistem fotoelektris
bekerja dengan prinsip memutus/menghalangi sesaat berkas sinyal
diantara sumber dan penerima.
• Sinyal pulsa diteruskan kepanel board yang akan mencatat jumlah
pulsa listrik yang dihasilkan dalam bentuk digital.
• Pulsa listrik ini setara dengan suatu satuan volumetris fluida yang
ditransfer, misalnya 1000 pulsa/ barel, atau 1000 pulsa per day.

52
Automatic Temperature Compensator

 Meter yang dilengkapi dengan ATG menunjukkan pencatatan netto


berdasarkan pada perbedaan yang kontinyu dari volume dan
temperatur gross yang diukur dengan tidak memperhitungkan
perubahan flow meter. Hal ini didasarkan atas koefisien
pengembangan dari cairan yang diukur.
 ATG dibuat dan direncanakan tidak hanya sebagai precision
instrumen tetapi juga untuk melawan ambient conditions dari pasir,
debu, kelembaban dan temperatur yang biasanya berubah secara
tiba-tiba.
 Unitnya dapat diperiksa di laboratorium dengan termometer yang
tepat dan teliti untuk menjamin akurasinya pada penggunaan
lapangan yang sesunggunya.

53
Alat-alat Pelindung Meter :

• Alat-alat pelindung meter adalah merupakan bagian yang penting


dari meter sistem yaitu untuk menjaga agar meter tetap bekerja
dengan baik, serta mencegah terjadinya kerusakan pada elemen
meter.

• Pada dasarnya ada 2 jenis alat pelindung yang dipasang sebelum


aliran masuk ke meter, kedua alat tersebut yaitu :
 Strainer, dan
 Eliminator air.

54
Saringan (Strainer)

 Jenis saringan keranjang adalah paling umum digunakan


untuk melindungi Positive Displacement Meter, atau Turbine
Meter dari berbagai kotoran dan benda-benda asing yang
mungkin terikut bersama aliran.
 Pada saringan tersebut selalu dilengkapi dengan sebuah
pressure diferential indicator yaitu untuk mendeteksi kotoran-
kotoran berdasaarkan perbedaan tekanan antara aliran yang
masuk dengan aliran yang keluar.
 Kotoran–kotoran yang lengket pada saringan dapat dibersikan
atau dibuang melalui pipa buangan.

55
Alat pembersih Udara atau Gas (Eliminator Air)

 Eliminator Air adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi


Posistive Displacement Meter dari kemasukan udara (gas).
 Masuknya udara (gas) dalam jumlah besar secara mendadak
kedalam Positive Displacement meter dapat menyebabkan
kegagalan pada unit pengukuran meter.
 Pada metering sistem A.O Smith alat ini dipasang langsung /
digabung diatas strainer. Pada bagian dalam dari bejana ini
terdapat pelampung (float) yang berfungsi untuk memisahkan udara
(gas) dari cairan.
 Udara (gas) yang terkurung dikeluarkan oleh pelepasan udara (gas)
secara otomatis melaui pipa 1 inch yang dihubungkan dengan
header pipa buang ke oil catcher.

56
57
BAB IV
TURBINE FLOW METER

A. In-line Liquid Turbine Meter


Ada 3 komponen utama pada sebuah in-line liquid turbine meter,
yaitu: housing, internal parts, dan detector.

 Housing adalah sebuah pipa spool dengan flange di kedua


ujungnya berukuran antara ¼ hingga 24 inchi dengan pressure
rating dari 275 sampai 6000 psi.
 Internal parts diantaranya adalah rotor bersudu yang terpasang
pada bearing dan shaft dan diapit oleh stator upstream dan
downstream.
 Detector terdiri dari magnetic atau RF pick-up coil,
explosionproof junction box, dan optional pre-amplifier (jika
kabel sinyal melebihi panjang tertentu).
58
Permanent conduit
1 for magnetic pick-up
4 2 Rotor
Flange
Flow Vanes
Flow Vane Hub
Rotor Shaft,
Bearings, and Thrust
Ball
Retaining Ring
Flow meter Body

8 7
5 6
Source: internet
3

Jenis bearing yang digunakan tersedia 2 pilihan, yaitu journal bearing


dan ball bearing.
• Journal bearing terbuat dari cemented tungsten carbide, dipakai pada
process plants, pipelines dan marine loading terminal (umumnya
pada aplikasi kontinyu).
• Ball bearing terbuat dari stainless steel atau material plastik khusus,
umumnya dipakai pada pengukuran proses yang intermittent.

59
Prinsip kerja :

• Ketika fluida melewati meter, rotor akan berputar dengan kecepatan


angular proporsional dengan aliran.
• Sudu-sudu rotor memotong medan magnet yang berasal dari
magnetic pickup, dan menghasilkan pulsa-pulsa tegangan.
• Frekwensi dari pulsa yang dihasilkan sebanding dengan kecepatan
rotor (laju alir fluida).
• Bilangan per unit flow disebut dengan K factor.
• Actual K factor sudah tersedia untuk setiap meter dan ditentukan dari
pabrik pembuat. Jumlah total pulsa selama perioda waktu tertentu
disebut total volume yang diukur.

60
Karakteristik

• Linearity:
 + 0.15% over reduced flow range of 7:1
 + 0.25% over normal flow range of 10:1
 + 0.5% over extended flow range of 12:1

• Repeatability: + 0.05% to + 0.1%


Rangeability : Dapat melebihi 12:1, namun akan menurunkan
akurasi.

• Accuracy:

61
Kelebihan :

• In-line liquid turbine meter umumnya dipakai karena


keunggulan pada akurasi dan rangeability-nya. Pemakaian
paling luas pada product blending, LPG, ammonia dan crude
oil dengan API tinggi.
• Sebagian besar industri membatasi flow rate minimum pada 30
– 40% dan maximum pada 100%. Pada clean service,
maximum flow rate dapat mencapai 120%. Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal disarankan untuk beroperasi pada 40 –
100% dari spesifikasi teknis.

62
Kekurangan :

•Biaya mahal (dibandingkan orifice)


•Rentan terhadap keausan atau kerusakan karena kotoran atau aliran
•Tidak sesuai untuk viscous liquid
•Rentan terhadap kerusakan karena rotor over-speeding
•Membutuhkan flow straightening dan air eliminator
•Maintenance lebih banyak karena ada bagian yang berputar

63
Spesifikasi dan pemilihan ukuran :

Untuk memutuskan penggunaan turbine meter, pertimbangkan kriteria


berikut (ISA specification form S20.24):
•Minimum back pressure
•internal parts material (bearing, blade, dsb.) dan body
•Kebutuhan strainer, flow straightening, air eliminator
•Maximum dan minimum flow rate
•Meter size
•Pulse security (single or dual pulse transmitter)
•Pre-amplifier
•Uni atau bi-directional flow

64
Minimum back pressure

Standard API merekomendasikan minimum back pressure (BP)


sebagai berikut:
BP = 2 (dP) + 1.25 (Vp)

Dimana:
BP = Minimum back pressure pada jarak 5X diameter pipa di
downstream meter
dP = Pressure drop yang melalui meter pada maximum flow
rate
Vp = Absolute vapor pressure liquida pada temperature
operasi tertinggi

65
66
Maximum viscosity
Maximum viscosity untuk liquid turbine meter bervariasi tergantung
pada pembuat, model, dan option.

Spesific gravity
Perubahan spesific gravity atau density tidak berpengaruh pada nilai
K factor dari meter; tapi berpengaruh pada linearitas keseluruhan.
Maximum flow rate akan meningkat dengan penurunan SG.
Minimum flow rate akan turun pada SG yang tinggi.

Air eliminator (deaerator)


Adanya gas atau vapor dalam jumlah besar atau tersebar dapat
menurunkan kinerja meter, dan dapat menimbulkan kerusakan.
Pemasangan air eliminator di upstream diperlukan untuk
menghilangkan udara atau vapor ini.

67
Strainer
Sisi upstream turbine meter dapat dipasang strainer sebagai
pelindung meter. Jarak celah strainer (mesh) tergantung pada
meter size dan tingkat kebersihan (cleanliness) serta viscosity dari
liquida.

Peringatan:
• Strainer digunakan untuk melindungi meter dari objek yang dapat
merusak meter, bukan menyaring liquida.
• Jika strainer digunakan untuk menyaring liquida dengan
menggunakan mesh yang halus, akan timbul pressure drop yang
tinggi.
• Konsultasikan ke manufaktur untuk setiap pemasangan strainer

Meter size

• Umumnya manufaktur turbine meter sudah menyediakan tabel


kapasitas pada katalognya.
68
Installation

• Untuk instalasi turbine meter dengan benar, gunakan API manual of


petroleum measurement standard (MPMS), Bab 5, section 3 sebagai
pedoman.
• Turbine meter menggunakan journal bearing untuk instalasi
horizontal.
• Jika di-install secara vertikal ball bearing yang dipakai. Konsultasikan
pada manufaktur pada saat pemesanan agar jenis bearing yang
dipasang sesuai aplikasi.
• Akurasi dari turbine meter sangat dipengaruhi oleh pusaran-pusaran
dan pola aliran yang disebabkan oleh valve, elbow, fitting pipa dll.
• API MPMS merekomendasikan penggunaan straightening vane, yaitu
pipa spool sepanjang 10 diameter pipa yang berisikan tube di
upstream meter dan 5 diameter pipa di downstream meter.

69
Source: ERTC Engineering manual

70
Proving :

Frekwensi proving liquid turbine meter tergantung pada aplikasi dari


meter. Misalkan untuk custody transfer harus dikalibrasi lebih sering
dibandingkan process meter.

Source: ERTC Engineering manual

71
72
Turbine Meter vs PD Meter

Untuk menentukan pilihan yang tepat kapan menggunakan


turbine meter atau PD meter, perhatikan hal-hal berikut:

 Maximum viscosity: Turbine meter memiliki batasan maximum


viscosity yang bervariasi tergantung pada meter size
(manufacture reference). PD meter umumnya lebih akurat
terutama untuk aplikasi custody transfer. Jika untuk aplikasi
produk olahan viskositas rendah dan kontinyu seperti
propane, kerosene, atau diesel, pilihan jatuh pada turbine
meter karena service life yang lebih panjang dan akurasi yang
lebih baik.

73
 Maximum flow rate: Jika total flow rate melebihi 100.000 BPH, lebih
bagus menggunakan turbine meter. Pemakaian PD meter akan
membutuhkan lebih dari satu unit meter dengan konfigurasi secara
paralel. Secara umum PD meter ukuran medium ke atas, adalah
lebih mahal dibandingkan turbine meter untuk ukuran dan flow rate
yang sama.

 Maximum pressure: Jika pressure rating lebih besar dari 1440 psig,
PD meter tidak dapat digunakan

 Back pressure: Untuk turbine meter, back pressure (meter outlet


pressure) minimal 25 psig pada maximum flow rate untuk fluida
bertekanan uap rendah (misal: propane). Back pressure yang
rendah umumnya terjadi jika meter diletakkan dekat dengan
receiving tank. Pada PD meter, nilai back pressure ini lebih kecil.

74
 High paraffin content: Turbine meter tidak
boleh digunakan pada liquida yang
mengandung paraffin atau media lain yang
dapat menyelubungi permukaan meter dan
merubah area luas penampang. Crude yang
mengandung lilin juga tidak boleh diukur
menggunakan turbine meter.

75
B. In-line Gas Turbine Meter

 Gas turbine meter jenis axial flow adalah yang paling umum
dipakai di industri. Untuk menentukan disain dan konstruksi
meter ini berpedoman pada American Gas Association (AGA)
standard report no 7 (AGA 7).
 Pada axial flow gas turbine meter, gas memasuki meter dan
kecepatannya bertambah karena bertubrukan dengan nose
cone dan dinding interior meter.
 Pergerakan gas melewati rotor menyebabkan perputaran yang
proportional dengan flow rate. Kecepatan rotasi aktual adalah
fungsi dari ukuran lintasan, bentuk dan disain rotor. Juga
tergantung pada perubahan load karena gesekan internal,
external loading, dan dynamic properties fluida (gas density
dan fluid drag).

76
Rotor bearing terbuat dari stainless steel.
Rotor hub dan blade harus dalam konstruksi
senyawa dan dari jenis material yang sama.
Gas turbine meter tersedia dalam ukuran
mulai dari ¼ hingga 24 inch. Pilihan material
body adalah: aluminum, carbon steel,
stainless steel, atau alloy dengan pilihan rotor
dari metal atau non metal.

77
Karakteristik :

• Repeatability 0.1% to 0.15% over the


normal flow range
• Rangeability: 10:1 or higher
• Overall Accuracy > 1.0% of flow rate

78
Aplikasi :

In-line gas turbine meter digunakan pada


aplikasi pengukuran gas di pipeline, gas
plant, dan refinery. Dapat dikatakan gas
turbine meter dengan instalasi yang sesuai
akan lebih akurat dibandingkan orifice meter.
Ditambah lagi turbine meter memberikan
rangeability lebih baik (10:1) dibandingkan
DP meter (4:1).

79
Kekurangan :

Berikut beberapa kekurangan turbine meter:


• Rentan terhadap keausan
• Mahal dibandingkan orifice meter (kecuali
jenis senior orifice yang dipakai)
• Kebutuhan akan straightening vane
• Rentan terhadap kerusakan rotor karena
over-speeding
• Maintenance lebih banyak karena
mengandung bagian yang berputar

80
Instalasi :

Instalasi in-line gas turbine meter merujuk pada AGA 7, section 3

81
TERIMA KASIH

82

Anda mungkin juga menyukai