Disajikan oleh :
1
BAB I
AUTOMATIC TANK GAUGING (ATG)
3
• Konsol biasanya terletak di dalam gedung, dan terdiri dari display,
keypad, printer, status lamp, dan pager yang memberi sinyal kondisi
alarm.
• Sistem ATG juga dapat dihubungkan langsung ke komputer.
4
Persyaratan :
5
Masalah terbesar yang terkait dengan penggunaan ATG untuk
deteksi bulanan adalah OPERATORS IGNORING ALARMS !!!
6
Pengujian ATG Bulanan
7
Ada dua jenis tes tangki ATG, yaitu periodik dan kontinyu.
Tes Periodik. Tangki harus ditutup selama beberapa jam, selama waktu
itu seharusnya tidak ada pengeluaran atau pengiriman bahan bakar.
Kebanyakan tes periodik dilakukan dalam semalam. Jika perubahan
volume terlalu besar, maka tes gagal. Pendekatan uji periodik tidak dapat
diterapkan bila fasilitas tangki terbuka 24 jam sehari.
Test Kontinyu. ATG memonitor level bahan bakar untuk periode minimal
15 sampai 20 menit saat tangki tidak beroperasi. ATG mengumpulkan
dan menyimpan data level produk didalam memory. Jika pengisian bahan
bakar dimulai, pengumpulan data akan terganggu. ATG kemudian
menunggu satu periode tenang untuk mengumpulkan lebih banyak data.
Hal ini dilakukan terus terus menerus sampai mendapatkan data cukup
untuk menyimpulkan bahwa tangki dalam keadaan baik atau bocor.
8
Cara membaca laporan uji ATG:
Laporan hasil uji ATG biasanya berupa informasi dasar tentang
volume dan suhu produk di tangki pada awal dan akhir pengujian.
ATG akan mencetak hasil tes, biasanya "lulus" atau "gagal".
Selama masa pengujian, kadang-kadang ATG dapat mencetak
hasil yang "tidak meyakinkan" atau "tidak valid" bila kondisinya
tidak tepat untuk melakukan tes.
9
Jika hasilnya “PASS," letakkan hasil cetakan dengan catatan
deteksi kebocoran fasilitas dan simpan di lokasi selama minimal
dua belas (12) bulan.
10
11
12
13
14
15
16
17
BAB I
CUSTODY TRANSFER
A. Sejarah Perkembangan
• Di dalam industri minyak satuan massa/berat, volume dan
panjang digunakan sebagai dasar acuan untuk penentuan
harga untuk transaksi jual-beli.
• Di masa lalu perbedaan kepentingan, daerah, dan sejarah
mengakibatkan masing – masing daerah memperkenalkan
sistem satuan yang berbeda – beda.
• Dengan meningkatnya perdagangan yang semakin penting
memaksa agar semua sistem satuan di dunia menjadi
harmonis.
• Di dalam perkembanganna sistem satuan internasional
digunakan sebagai standar untuk semua negara di dunia
dalam penentuan satuan untuk perdagangan dan penentuan
18 metrologi yang resmi di masing – masing negara.
B. Tujuan Dari Legal Metrologi
Tujuan legal metrologi adalah untuk melindungi konsumen
dari konsekuensi kesalahan pengukuran dalam transaksi
komersial, kesepakatan dengan pemegang autoritas, dan
mendorong standarisasi dalam pengukuran yang terkait
dengan segala aspek termasuk buruh, kesehatan dan
lingkungan.
Legalitas diformulasikan untuk mencapai tujuan di atas
dengan mengaplikasikannya dalam metering alat
pengukuran dan prosedur untuk pengukuran dan testing.
Masing – masing negara mempunyai badan atau institusi
yang mempunyai kewenangan tertinggi mengenai metrologi
yang juga menentukan standar dalam pengukuran dan
metrologi.
Di Indonesia kewenangan tersebut dipegang oleh Badan
Metrologi.
19
C. Aplikasi Custody Transfer Dalam Kehidupan
Metering memastikan kelengkapan dalam peraturan yang
mengatur tentang custody transfer yang menjamin kita dalam
beberapa atau bahkan segala aspek kehidupan kita yang
berhubungan dengan pengukuran.
Sebagaimana contoh : skala dalam supermarket, metering di
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), metering air
minum oleh PDAM, metering dalam transaksi minyak baik
dari produksi ataupun dari depot.
Dalam dunia industri minyak bumi dan gas metering juga
menjadi aspek yang sangat penting, hal ini karena industri ini
adalah industri yang sanga strategis. Setiap tetes minyak
tentunya sangat berharga, sehingga metering sangat
diperhatikan.
20
BAB II
METER PROVER
A. Umum
21
• Volume aliran fluida diukur oleh meter dan prover, sehingga
dapat ditentukan ratio atau meter faktor antara volume yang
tercatat dimeter dengan volume sebenarnya. Meter faktor
selanjutnya dipakai sebagai faktor pengali terhadap volume
hasil pengukuran yang tercatat pada meter register, untuk
menentukan banyaknya volume aliran yang sebenarnya
yang melalui meter.
• Keuntungan displacement prover diantaranya:
Proving dari pada meter dapat dilakukan pada kondisi
aktual dan meter berjalan kontinue. Ini mengeliminasi
kesalahan yang disebabkan waktu starting dan stoping
flow, juga mengurangi waktu proving.
Aliran fluida yang melalui prover selama proving cycle
adalah kontinyu, sehingga temperature prover lebih
mudah distabilkan
Metode displacement memberikan self automation
22
Ada lima prinsip pengujian flow meter yaitu:
1. Menguji meter harus dalam kondisi yang sama dengaan
kondisi yang terjadi pada saat beroperasi
2. Penguji meteran harus mempunyai kapasitas dan ketelitian
yang cukup
3. Jumlah pemakaian sebuah prover dipergunakan sebagai
dasar masa berlakunya meter prover tersebut
4. Prover harus dikalibrasi dan ditera oleh lembaga kalibrasi
negara
5. Volume dari pengujian yang melalui meteran harus sama
dengan volume cairan yang diukur dalam prover
23
Meter prover digunakan untuk mengoreksi kesalahan pengukuran
meter sampai dengan ketelitian lebih kurang 0,010 %. Sebagai
contoh jenis positive displacement meter yang dilengkapi dengan
adjuster, meter faktor yang didapat berkisar antara 0,9999 dan
1,001.
24
B. Tipe Displacement Prover
Ada dua tipe displacement prover yang umum digunakan, yaitu:
Bidirectional prover (prover dua arah) dan Unidirectional prover
(prover satu arah)
Pada dasarnya prinsip kerja kedua prover ini sama. Kedua
jenis prover mempunyai suatu ruang terukur (prover section)
yang telah dikalibrasi sehingga diketahui dengan pasti
volumenya , disebut dengan volume basis.
Pada kedua ujung ruang terukur pipa ini masing-masing
dipasang sebuah detektor switch.
Saat pengukuran meter (meter proving), pada saat bola ini
tepat menyentuh garis batas ruang terukur maka detektor
switch yang pertama akan mengaktifkan alat penghitung
pulsa.
25
Perhitungan pulsa akan berlangsung terus dan akan berhenti saat
piston meninggalkan batas ruang terukur karena detektor switch
yang kedua akan menyebabkan alat penghitung pulsa berhenti
menghitung pulsa.
Bila pada unidirectional prover bola hanya bergerak kesatu arah
yang tetap untuk membuat satu trip, maka pada bidirectional
prover bola bergerak bolak balik untuk membuat satu round trip.
Karena volume basis diketahui dan jumlah pulsa diketahui, maka
hasil bagi antara volume basis dengan volume berdasar jumlah
pulsa akan menghasilkan faktor meter.
Perlu ditambahkan bahwa volume basis prover diukur berdasarkan
suhu basis 60 derajat dan tekanan basis 1 atmosfir. Karena itu
volume basis haruslah dikoreksi terhadap suhu dan tekanan
(kondisi pengujian).
26
Faktor-faktor koreksi volume :
27
Atau dengan rumus:
CPS 1
Pp Pa D
E .t
Dimana:
Pp = Tekanan operasi rata-rataprover, psig
Pa = Tekanan kalibrasi prover
D = Nominal diameter (diameter dalam) pipa prover, inches
E = Modulus elastisitas besi prover
t = tebal pipa prover, inches
28
CPL = Faktor koreksi tekanan liquid (API standard 1101, tabel II)
Karena adanya perubahan volume liquid yang disebabkan
perubahan tekanan (compressibility faktor)
29
1. Bidirectional Prover
Prinsip pengoprasian prover dua arah pada waktu digunakan
untuk menguji meter adalah membandingkan volume cairan yang
melalui flow meter dengan volume prover yang sudah diketahui
dari hasil kalibasi.
30
Prosedure Pengujian Dengan API Standard :
31
5. Lakukan beberapa kali percobaan untuk memastikan bahwa
semua komponen sudah bekerja dengan baik.
6. Kembalikan bacaan counter pada nol dan lakukan pengujian
sebenarnya dengan four way valve
7. Catat tekanan dan suhu awal dan akhir pada tiap pengujian
8. Catat pulsa pada elektronik counter untuk ONE TRIP serta
teruskan dengan ROUND TRIP.
9. Teruskan pengujian hingga didapat REPEATABILITY yang
diperlukan, yaitu sama atau lebih kecil dari 0,02%. Sekurang-
kurangnya 3 kali pengujian berturut-turut.
32
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
33
7. Apabila perubahan meter faktor dari satu meter melampaui +
0,02% dari pengujian- pengujian yang lalu, meter atau sistem
meter harus diperiksa,
8. Pada saat pengukuran, tekanan didalam meter harus dijaga stabil,
artinya tidak terjadi flashing atau penguapan
9. Pembacaan suhu dan tekanan pada waktu pengujian meter
terhadap meter prover harus mencapai skala masing-masing
persepuluhan (0,1 oC) untuk suhu dan 1 (satu) psi untuk tekanan.
10. ATG diuji sekali dalam 6 (enam) bulan, apabila diragukan
sebelum habis masa berlakunya, pengujian ulang dapat
dilakukan.
11. Apabila terhadap suatu meter diadakan reparasi, maka sebelum
dipergunakan untuk penyerahan, meter tersebut harus diuji
dengan meter prover sekurang-kurangnya dengan 3 flow rate
yang berbeda.
34
Cara Mengoperasikan Meter Prover Dua Arah
1. Pada waktu normal operasi aliran fluida yang diukur akan bergerak
melalui pipa utama (mainline). Block valve A terbuka, valve B dan C
tertutup.
35
2. Valve B dab C fully open
3. Buka vent valves pada setiap ujung dari launching chamber, tutup
vent valve setelah uap dan udara hilang
4. Secara perlahan-lahan tutup valve A
5. Electronic counter ON
6. Gerakkan (actuate) plat Z pada diverter valve. Displacer akan
bergerak melalui calibrated section
7. Bila displacer mencapai ruangan yang bersebelahan setengah
trip telah selesai. Buka vent valve pada ujung prover dimana
displacer berada. Tutup vent valve setelah udara dan uap hilang.
Ulangi prosedur ini untuk setengah trip yang berlawanan sampai
semua udara dan uap hilang
8. Ulangi step diatas beberapa kali
9. Buka block valve A
10. Tutup valve B dan C.
36
Kalibrasi Prover Loop :
37
Ketika cairan mengalir melalui meter, meter akan menghasilkan
sinyal dengan frekwensi yang relaif tinggi dan proportional dengan
volume cairan yang melalui meter.
Meter dilengkapi dengan counter dan penggerak pulsa.
Cairan masuk melalui diverter valve kebawah melalui prover dan
akibatnya akan menggerakkan spheroid yang kemudian melewati
switch yang pertama, melalui ruang pengukuran dan menyenggol
detektor switch yang kedua dan menyimpan spheroid diruang
penerimaan.
Cairan kemudian akan terus melewati spheroid keluar dan naik
melalui bagian lain dari diverter valve mengalir turun ke pipa
keluar.
38
Ketika spheroid melewati detektor switch pertama, counter mulai
mencatat jumlah cairan sampai detector switch yang kedua secara
otomatis berhenti. Jumlah pulsa dihitung pada prover counter
ketika spheroid sedang berjalan antara detektor switch pertama
dan kedua.
Jumlah pulsa yang didapat dibandingkan dengan volume prover
untuk mendapatkan meter faktor.
Pada putaran prover dua arah, satu perjalanan pulang pergi dari
spheroid (round trip) akan setara dengan jumlah pulsa yang
tercatat pada prover counter bilamana spheroid bergerak dalam
dua arah antara kedua detektor switch.
Perubahan arah spheroid dilakukan dengan merubah arah aliran
cairan dengan menggunakan four way valve.
39
2. Unidirectional Prover
40
BAB III
POSITIVE DISPLACEMENT METER
42
43
Contoh 1:
30 m3
Flow rate
jam
44
30.000 l 500 l
60 menit menit
45
Frekwensi pulsa, Pf
8000 pulsa
menit
500 l / menit
0 ,1 l / pulsa
500 pulsa / menit
46
• Faktor Pf kemudian digunakan untuk angka pengali terhadap
jumlah pulsa yang dihitung pulse counter, untuk menghitung
jumlah aliran QT.
• Pada sistem yang manual prosedur pembacan aliran adalah:
Baca penunjukkaan pulse counter , N
Hitung total aliran QT dengan
QT = PF x N
Contoh 2:
47
Pada sistem otomatis, faktor pulsa Pf dapat dimasukkan kedalam
sistem melalui fasilitas input (keyboard). Didalam sistem telah
disediakan program yang khusus untuk melakukan pekerjaan
perkalian QT = PF x N, sehingga angka yang ditampilkan register
telah menyatukan total aliran.
Dengan teknik tertentu meter jenis ini dapat juga menunjukkan flow
rate (kecepatan aliran). Prinsip kerja dari pada pengukuran flow rate
dengan meter jenis ini adalah dengan menjebak pulsa keluaran
meter untuk selang waktu tertentu.
48
Kecepatan volumetrik aliran fluida Q dapat dihitung dengan
mengalikan Fp dengan vp
Q = Fp x vp
Dimana :
Fp = Np / T. Pulsa per menit
vp = kesetaraan volumetric fluida per pulsa
T = selang waktu
Np = Angka yang ditampilkan instrumen penghitung pulsa
Contoh 3:
49
Berdasarkan cara kerjanya ada beberapa macam PD
meter, dan tiga diantaranya adalah
•Resiprocating piston meter
•Nutating Disk
•Rotari Vane Meter
50
Beberapa meter biasanya diperlengkapi dengan peralatan pelengkap
seperti misalnya :
•Meter register
•Pulse transmitter
•Automatic temperature compensator
•Alat pelindung meter
•Automatic Sampler
Meter Register
51
Pembangkit Pulsa (Pulse transmitter)
52
Automatic Temperature Compensator
53
Alat-alat Pelindung Meter :
54
Saringan (Strainer)
55
Alat pembersih Udara atau Gas (Eliminator Air)
56
57
BAB IV
TURBINE FLOW METER
8 7
5 6
Source: internet
3
59
Prinsip kerja :
60
Karakteristik
• Linearity:
+ 0.15% over reduced flow range of 7:1
+ 0.25% over normal flow range of 10:1
+ 0.5% over extended flow range of 12:1
• Accuracy:
61
Kelebihan :
62
Kekurangan :
63
Spesifikasi dan pemilihan ukuran :
64
Minimum back pressure
Dimana:
BP = Minimum back pressure pada jarak 5X diameter pipa di
downstream meter
dP = Pressure drop yang melalui meter pada maximum flow
rate
Vp = Absolute vapor pressure liquida pada temperature
operasi tertinggi
65
66
Maximum viscosity
Maximum viscosity untuk liquid turbine meter bervariasi tergantung
pada pembuat, model, dan option.
Spesific gravity
Perubahan spesific gravity atau density tidak berpengaruh pada nilai
K factor dari meter; tapi berpengaruh pada linearitas keseluruhan.
Maximum flow rate akan meningkat dengan penurunan SG.
Minimum flow rate akan turun pada SG yang tinggi.
67
Strainer
Sisi upstream turbine meter dapat dipasang strainer sebagai
pelindung meter. Jarak celah strainer (mesh) tergantung pada
meter size dan tingkat kebersihan (cleanliness) serta viscosity dari
liquida.
Peringatan:
• Strainer digunakan untuk melindungi meter dari objek yang dapat
merusak meter, bukan menyaring liquida.
• Jika strainer digunakan untuk menyaring liquida dengan
menggunakan mesh yang halus, akan timbul pressure drop yang
tinggi.
• Konsultasikan ke manufaktur untuk setiap pemasangan strainer
Meter size
69
Source: ERTC Engineering manual
70
Proving :
71
72
Turbine Meter vs PD Meter
73
Maximum flow rate: Jika total flow rate melebihi 100.000 BPH, lebih
bagus menggunakan turbine meter. Pemakaian PD meter akan
membutuhkan lebih dari satu unit meter dengan konfigurasi secara
paralel. Secara umum PD meter ukuran medium ke atas, adalah
lebih mahal dibandingkan turbine meter untuk ukuran dan flow rate
yang sama.
Maximum pressure: Jika pressure rating lebih besar dari 1440 psig,
PD meter tidak dapat digunakan
74
High paraffin content: Turbine meter tidak
boleh digunakan pada liquida yang
mengandung paraffin atau media lain yang
dapat menyelubungi permukaan meter dan
merubah area luas penampang. Crude yang
mengandung lilin juga tidak boleh diukur
menggunakan turbine meter.
75
B. In-line Gas Turbine Meter
Gas turbine meter jenis axial flow adalah yang paling umum
dipakai di industri. Untuk menentukan disain dan konstruksi
meter ini berpedoman pada American Gas Association (AGA)
standard report no 7 (AGA 7).
Pada axial flow gas turbine meter, gas memasuki meter dan
kecepatannya bertambah karena bertubrukan dengan nose
cone dan dinding interior meter.
Pergerakan gas melewati rotor menyebabkan perputaran yang
proportional dengan flow rate. Kecepatan rotasi aktual adalah
fungsi dari ukuran lintasan, bentuk dan disain rotor. Juga
tergantung pada perubahan load karena gesekan internal,
external loading, dan dynamic properties fluida (gas density
dan fluid drag).
76
Rotor bearing terbuat dari stainless steel.
Rotor hub dan blade harus dalam konstruksi
senyawa dan dari jenis material yang sama.
Gas turbine meter tersedia dalam ukuran
mulai dari ¼ hingga 24 inch. Pilihan material
body adalah: aluminum, carbon steel,
stainless steel, atau alloy dengan pilihan rotor
dari metal atau non metal.
77
Karakteristik :
78
Aplikasi :
79
Kekurangan :
80
Instalasi :
81
TERIMA KASIH
82