962-972
ABSTRAK
Kata Kunci : Metering System, Custody Transfer, Turbine Flow Meter, LPG
1. PENDAHULUAN
Custody transfer merupakan sebuah kegiatan transaksi jual beli pada dunia minyak dan
gas yang bisa berupa barang atau produk mentah maupun produk jadi. Di industri minyak dan
gas, Custody transfer (CT) minyak mentah diukur menggunakan flow metering dan sampling.
flow metering mengkuantifikasi jumlah total cairan sementara sampling mengkuantifikasi
komposisi fluida-misalnya, fraksi air dan senyawa lain sehingga mengoreksi flow Metering
untuk Oil-Cut-nya [1]. Setiap ketidakakuratan kecil dalam pengambilan sampel dapat
mengakibatkan penjualan atau pembelian minyak atau gas yang mahal sehingga
mengakibatkan eksposur keuangan yang signifikan, perpajakan pemerintah yang salah dan
akibatnya mempengaruhi belanja operasional [2]. Pemindahan penyimpanan tangki ada 2
macam yaitu Manual Tank Gauging (MTG) dan Automatic Tank Gauging (ATG). Kinerja
penyimpanan tangki atau pengukuran tangki dan sistem pengukuran fiskal dalam transfer
tahanan ditetapkan dengan mengevaluasi anggaran ketidakpastian pengukuran masing-masing
[3]. Di Indonesia, Automatic Tank Gauge (ATG) telah disetujui sebagai salah satu alat
pengukur level produk oli resmi untuk operasi pemindahan tahanan [4].
962
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
Di PT. XYZ menggunakan ATG (Automatic Tank Gauging) untuk melakukan proses
custody transfer produk LPG (Liquified Petroleum Gas), karena proses custody transfer
tersebut merupakan suatu proses yang penting supaya tidak saling menguntungkan sebelah
pihak antara pihak pembeli dan penjual. Dimana ATG memiliki kelemahan pada accuracy
dan repeatability yang kurang tinggi, maka dapat mengakibatkan kurangnya keakurasian pada
saat proses transaksi [5]. Untuk meningkatkan proses penjualan diperlukan pembangunan
metering system baru dan meter prover baru. Hal ini selain meningkatkan jumlah produk yang
diperjual belikan juga mengurangi waktu antrian kapal pada offsite marine. Tujuan dari
pembangunan ini juga bisa mempercepat penambahan keuntungan dari PT. XYZ maupun
menambah keuntungan terhadap negara. Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan jurnal ini
adalah mengurangi kerugian dari hasil pengukuran ATG dengan mengganti sistem
pengukuran menggunakan metering system, mengetahui spesifikasi flow meter dan prover
meter yang digunakan dalam perancangan metering system dan melakukan kajian
keekonomian dari hasil perancangan metering system.
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan diawali dengan Tahap Pendefinisian berupa Studi
Literatur yang dilakukan dengan membaca jurnal dan referensi buku yang relevan dengan
topik pembahasan. Kemudian pengumpulan data dilakukan pada di PT. XYZ berupa Piping
and Instrumentation Diagram (P&ID), Process Flow Diagram (PFD), dan kondisi operasi
pada proses custody transfer produk LPG menggunakan ATG, serta data sheet masing-
masing equipment yang ada pada proses ini. Selain itu dilakukan pula pendefinisian obyektif
dari jenis flowmeter dan meter prover yang akan dirancang dan penentuan spesifikasi alat
instrument dan metering skid lainnya.
Selanjutnya tahap perancangan diawali dengan merancang metering skid sesuai dengan
standard yang digunakan untuk merancang metering system, yaitu API MPMS Chapter 5.3
[6]. Tahapan perancangan berupa perhitungan spesifikasi dari jenis flowmeter dan meter
prover yang akan digunakan yang juga mengacu pada standard API MPMS yang sama.
Metode penulisan ini diakhiri dengan menentukan manufacture dari setiap equipment yang
akan digunakan untuk metering skid, mulai dari flowmeter, meter prover, pressure
transmitter, temperature transmitter, flow computer.
A. Custody Transfer
Proses pemindahan produk yang telah diolah maupun yang belum diolah ke pihak
pembeli (konsumen) dalam proses Custody transfer ini, dilakukan berdasarkan kesepakatan
antara pihak yang mengadakan atau yang mengolah produk (produsen) dengan pihak pembeli
(konsumen). Kesepakatan ini dibuat berdasarkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan
cara tidak ada yang dirugikan. Akan tetapi dalam proses custody transfer terdapat beberapa
permasalahan, yaitu permasalahan yang paling utama adalah tingkat akurasi dan repeatability
dari alat pengukurannya. Karena dalam proses custody transfer volume yang dijual sangatlah
besar sehingga kesalahan sedikit saja bisa sangat merugikan. Untuk mengantisipasi
permasalahan ini maka sebagai pihak produsen wajib menggunakan alat pengukuran yang
sesuai dengan bidangnya.
Sebelum terjadinya custody transfer, terdapat suatu komponen penting yang menentukan
jumlah pengukuran dalam transaksinya [7]. Komponen tersebut dibagi menjadi tiga tingkatan
yaitu Metering system sebagai tingkatan pertama, Automatic Tank Gauging sebagai tingkatan
kedua, dan yang terakhir adalah Manual Dipping sebagai tingkatan yang paling akhir. Berikut
adalah penjabaran dari tingkatan – tingkatan tersebut:
963
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
B. Metering System
Metering system merupakan seperangkat alat ukur yang digunakan untuk mengukur
aliran fluida yang mengalir melalui pipa [8]. Metering system juga merupakan alat ukur
custody transfer. Alat ukur yang biasa digunakan dalam metering system adalah turbine meter
, positive displacement (PD) meter dan Coriolis Meter [9] yang kemudian hasil pengukuran
dari alat ukur dibandingkan dengan meter prover sebagai pengoreksi hasil pengukuran alat
ukur yang digunakan. Berikut adalah beberapa keuntungan dari metering system, yaitu:
1. Sebagai alat custody transfer kelas satu yang mempunyai akurasi dan repeatability yang
sangat tinggi.
2. Dapat langsung menunjukkan perhitungan volume dengan akurat.
3. Hasil perhitungan volume tersebut dapat langsung disimpan maupun dicetak di control
room.
4. Keakuratan dari metering system berdasarkan standar yang digunakan.
Standar pengoperasian dari metering system ini diperoleh dengan memasang beberapa
komponen penting, yaitu sensor temperatur dan tekanan. Kondisi pengoperasian metering
system tidak akan konstan dan selalu berubah hal ini dipastikan terjadi karena perubahan suhu
lingkungan yang mempengaruhi suatu produk yang berada dalam sistem.
Bagian utama dari metering system terdiri dari flow meter dan alat ukur pembanding atau
biasa disebut dengan prover meter [10]. Flow meter digunakan untuk mengetahui kecepatan
dan juga bisa jumlah volume fluida yang melewati flow meter tersebut. Sehingga aspek
penting yang ada di flow meter adalah mengukur laju alir, total massa, dan volume fluida
yang melewati flow meter. Yang kemudian hasil pengukuran tersebut dikirim ke control room
melalui suatu sinyal, biasanya menggunakan sinyal aliran listrik 4-20 mA sebagai inputan
data [11].
Sedangkan alat ukur pembanding atau prover meter digunakan sebagai alat penguji atau
pembanding dari kebenaran atau ketepatan pembacaan dari perhitungan alat ukur laju alir
(flow meter). Kemudian hasil pembanding tersebut disebut dengan meter factor [12]. Meter
factor tersebut digunakan sebagai faktor pengali untuk menentukan kuantitas minyak
sebenarnya yang telah melewati dan terukur oleh alat ukur laju alir (flow meter).
964
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
C. Turbine Meter
Turbine Flow Meter merupakan salah satu alat untuk mengukur laju aliran dari fluida
[12]. Secara umum Turbine Flow Meter merupakan peralatan pengukur aliran cairan dengan
menggunakan pergerakan rotor yang akan memberikan percepatan pergerakan aliran cairan
didalam pipa. Aliran cairan yang disebabkan adanya pergerakan dari rotor dengan kecepatan
yang proporsional disebut dengan volumetric flow rate. Turbine Flow Meter memiliki prinsip
kerja untuk mengukur laju aliran sesuai dengan jenis fluida dan sifat aliran, agar tahan
digunakan pada putaran yang tinggi.
Turbin meter terdiri dari rotor helical atau multi bladed yang terpasang secara bebas pada
bearing axial. Aliran yang masuk ke meter akan mendorong sudu atau rotor dengan kecepatan
angular yang berbanding lurus dengan kecepatan fluida yang. Sudu atau rotor ini mempunyai
luas dan ruang yang jika berputar akan menghasilkan jumlah volume cairan atau fluida yang
melewati turbine meter. Kecepatan dari rotor atau sudu ini akan dideteksi oleh pick – up coil
yang berada di dinding atas pipa turbine. Jika sudu atau rotor ini menyentuh pick – up coil
akan menghasil signal sinusoidal yang kemudian yang dikirim ke junction box sebagai
koneksi ke flow computer.
Pada flow computer terdapat suatu unit ADC (Analog Digital Converter) yang berfungsi
untuk mengubah representasi sinyal yang tadinya sinyal kontinyu menjadi sinyal [10]. Unit
ADC ini terdiri dari sebuah bagian yang dinamakan Sample/Hold dan sebuah bagian
quantiser. Unit sample/hold ini merupakan bagian yang melakukan pencuplikan orde ke-0,
yang berarti nilai masukan selama kurun waktu T dianggap memiliki nilai yang sama.
Di flowcomp signal analog akan diubah menjadi signal pulsa yang akan di konversikan
menjadi flowrate. Flowrate merupakan hasil kalkulasi antara pulsa dengan K Faktor dan yang
akan digunakan untuk menentukan atau menghitung nilai Mfaktor dari Metering system.
Volume turbine dapat ditentukan dengan jumlah putaran sinyal sinusoidal yang telah
dikonversikan menjadi sinyal pulsa atau hasil perputaran rotor atau sudu turbine meter yang
dideteksi oleh pick – up coil.
965
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
D. Meter Prover
Meter prover adalah sebuah meter atau alat yang digunakan untuk membandingkan atau
mengkalibrasi flowmeter. Meter prover biasanya digunakan ketika kegiatan transfer atau
loading akan dilakukan, dan kedua hal ini biasa disebut dengan custody transfer [6].
Penggunaan meter prover ini dilakukan untuk mendapatkan sebuat angka dimana angka
tersebut untuk pembanding [10]. Yaitu membandingkan hasil pengukuran flowmeter dengan
meter prover itu sendiri.
Ketika proving dilaksanakan, tekanan pada peralatan metering system dan meter prover
harus dijaga diatas tekanan uap aliran produk BBM atau produk lainnya pada kondisi operasi.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penguapan produk BBM. Meter proving dilakukan
biasanya minimal 5 kali trip secara berurutan yang repeatability harus mencapai maksimal
0.02%. Dan jika metering system baru dipasang atau baru mengalami perbaikan harus
dilakukan proving setiap pekerja pemindahan produk BBM. Pemindahan BBM atau produk
yang wajib dilaksanakan adalah ketika Tanker Loading dan Back Loading. Meter Prover itu
sendiri dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pipe prover atau small volume prover, tank prover,
dan master-meter prover, tipe meter prover yang digunakan pada jurnal ini adalah small
volume prover.
Small Volume Prover atau bisa disebut juga Uni-direction Captive Displacement Prover (
UDCDP ) juga termasuk jenis dari Compact Piston Prover bedanya ukuran dari Small Volume
Prover lebih kecil dari ukuran Compact Prover secara umum yaitu hanya berdiameter 6 inch
sampai 16 inch. Penggunaan small volume prover telah dimungkinkan oleh tersedianya saklar
detektor posisi pemindahan dengan presisi tinggi yang digunakan bersamaan dengan teknik
interpolasi pulsa. Small volume prover biasanya memiliki volume dasar yang lebih kecil
dibandingkan dengan prover pipa konvensional dan biasanya mampu melewati dengan cepat
pada berbagai laju aliran.
3. PEMBAHASAN
Dari tabel 1. dapat di dilihat untuk nilai density fluida liquified petroleum gas yaitu 1.567
Kg/Lt, maka didapatkan density utuk fluida LPG yaitu sebesar 1.567 Kg/Lt at 15 oF.
• Penentuan Tekanan Maksimal
Kondisi saat ini pada proses pengiriman produk Liquified Petroleum Gas dari tanki darat
ke kapal tanker yaitu menggunakan sebuah pompa yaitu 920 – P – 402
966
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
Berdasarkan tabel 2 di ketahui bahwa kapatisas dan spesifikasi pompa 920-P-402. Untuk
mengetahui tekanan maksimum yang diterima metering system yaitu dengan memperhatikan
spesifikasi kemampuan (head) pompa produk liquified petroleum gas yaitu pompa 920-P-402.
Dengan dasar perhitungan discharge pressure yang memicu pada API MPMS 5.3 dapat
menggunakan persamaan (1) sebagai berikut:
P = 0.433 x h x SG (1)
Berikut adalah perhitungan tekanan yang akan diberikan oleh pompa 920 – P – 402:
P = 0.433 x h x SG
= 0.433 x 108 m x 0.515
= 0.433 x 354.331 ft x 0.515
= 79.014 psi
= 5.55 Kg/cm2
Maka berdasarkan perhitungan tekanan, tekanan yang dapat diterima oleh metering
system adalah sebesar 79.014 psi atau 5.55 Kg/cm2.
967
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa rata – rata flowrate yang mengalir melewati
pipa adalah 227,75 MT/ H maka dapat di tentukan design untuk flowrate yang mengalir
melewati metering system adalah sebesar 0 – 300 M3/ H.
• Perhitungan K-Factor
Diketahui dalam perputaran suatu sudu pada Turbine Flow Meter adalah sebesar 600
putaran, namun satuan yang digunakan adalah satu barrel. Perhitungan K-Factor ini sendiri
digunakan untuk menentukan nilai dari spesifikasi volume pada prover yang akan
digunakan, sehingga nilai k-factor pada persamaan (2) adalah
𝑛
K = 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (2)
600 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎
= 1 𝑏𝑎𝑟𝑟𝑒𝑙
𝑝𝑢𝑙𝑠𝑎
= 600
𝑏𝑎𝑟𝑟𝑒𝑙
Qm x Pr
Fm =
3600 (3)
Dimana:
Qm = meter flow rate (barrel/jam)
Pr = meter pulse rate (pulse per barrel)
Qm x Pr
Fm =
3600
7547, 773 x 600
=
3600
= 1.257,962 hertz
Berikut adalah hasil dari perhitungan error potensial dua timer adalah sebagai berikut:
2 x Fm
Ut =
N m x Fc
2 x 1257,962
=
100.000 N m
0.025159
=
Nm
968
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
Berikut adalah hasil perhitungan dari error potensial jeda meter interpulse adalah sebagai
berikut:
Ps x 2
Um =
Nm
0.1 x 2
=
Nm
0.2
=
Nm
Berikut adalah hasil penjumlah dari kedua error potensial, adalah sebagai berikut:
0.025159 0.2
Ut + U m = +
Nm Nm
Kemudian telah ditetapkan oleh API MPMS 4.3 bahwa penjumlah kedua error tersebut
adalah 0.01% atau 0.0001. Sehingga Nm atau nilai meter pulse ketika proving, yaitu adalah
sebagai berikut:
0, 025159 0, 2
0, 0001 = +
Nm Nm
0, 225159 = 0, 0001 N m
Nm = 2251,59 meter pulses
Sehingga nilai meter pulse ketika proving adalah 2251,59 pulse perbarrel, jika dibulatkan
tanpa decimal menjadi 2252 pulse perbarrel. Kemudian hitung volume provernya, yaitu:
N
Vp = m
Pr
2252
=
600
= 3, 753 barel
Maka :
Dp = √20.341,25/ ( 0,7854 . 118,11 )
= √20.341,25/ ( 92,763 )
= √219,28
= 14,8 inch = 38 cm = 0,38 m
969
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
Vd =
𝑄𝑚
(5)
(0,7854 )𝐷𝑝2
Maka :
𝑄𝑚
Vd = (0,7854 )𝐷𝑝2
5.085,31
= (0,7854 )(14,82 )
5.085,31
= (0,7854)(219,04)
5.085,31
= 172,03
= 29,5 inch/detik
= 0,74 m/detik
= 2,42 ft/detik
Maka :
𝑉𝑝
Lmin = (0,7854 )(𝐷𝑝2)
36.414,5
=
(0,7854 )(14,82 )
36.414,5
=
(0,7854 )(219,04)
36.414,5
=
172,03
= 211,67 inch
= 17,6 ft
= 5,3 m
C. Tinjauan Ekonomi
Menentukan keuntungan projek ini dengan menghitung keuntungan menggunakan
perhitungan dengan menggunakan metode Automatic Tank Gauging. Kalkulasi konversi
satuan dari volume ke massa adalah sebagai berikut dengan density asphalt 1.567 Kg/m3 :
Maka biaya penghematan dari hasil error pembacaan adalah sebesar Rp 4.475.728.080.
4.475.728.080 − ( 4.475.728.080 x 10 % )
ROR = x 100 %
20.531.780.545
970
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
4.028.155.272
ROR = 20.531.780.545 𝑥 100 %
20.531.780.545
POT = 4.028.155.272
4. SIMPULAN
Dari hasil perancangan metering system untuk kegiatan custody transfer produk
liquefied petroleum gas dapat disimpulkan bahwa:
1. Dasar perancangan metering system adalah bertujuan untuk menggantikan ATG sebagai
alat ukur dan meningkatkan accuracy pengukuran dari 0,8 % menjadi 0,1 % untuk
proses custody transfer produk Liquified Petroleum Gas PT. XYZ.
2. Untuk tipe flowmeter yang digunakan adalah turbine flow meter dengan tekanan
maksimal sebesar 5,55 Kg/cm2, suhu operasional sebesar 29 oC – 32 oC dan flow rate
accuracy sebesar 0,2%.
3. Untuk Prover yang digunakan yaitu Small Volume Prover ( SVP ) dengan diameter 14,8
inch dan panjang ruang kalibrasi 5,3 meter dengan volume kalibrasi sebesar 36.414,5
inci 3 atau setara dengan 596,727 Liter.
4. Dilihat dari tinjauan keekonomian proyek ini memiliki total biaya pembangunan sebesar
Rp 20.531.780.545. Dengan pengalihan dari sistem metode tank gauging ke metering
system berbasis turbine flow meter, didapatkan keuntungan total Rp 4.475.728.080 dari
selisih error sebesar 0,0084 % ketika menggunakan metode tank gauging. Lalu, dengan
estimasi total biaya proyek pembangunan metering system yaitu sebesar Rp
20.531.780.545 maka, didapatkan keuntungan bersih (setelah dipotong pajak 10%) per
tahun, sehingga pengembalian modal proyek atau POT (pay out time) didapatkan
dalam waktu 5,09 Tahun dengan rate of return (ROR) sebesar 0,19 %/ tahun.
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Maru, S. Lakshmanan, … N. S.-F. 2019 18th, and undefined 2019, “Oil-Water Flow
Measurement for Custody Transfer Applications,” researchgate.net, 2019, Accessed: Oct. 09,
2021. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/profile/Lakshmanan-
Susithra/publication/333981748_Oil-
Water_Flow_Measurement_for_Custody_Transfer_Applications/links/5d10d428458515c11cf3
4692/Oil-Water-Flow-Measurement-for-Custody-Transfer-Applications.pdf.
[2] I. Shunashu, R. C.-B. E. Journal, and undefined 2020, “Assessing the Impact of Measurement
Uncertainty in Custody Transfer to The Development of Oil & Gas Industry in Tanzania,”
bej.cbe.ac.tz, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
https://bej.cbe.ac.tz/index.php/bej/article/download/222/124.
[3] H. Sulistyo, F. A.-J. Otomasi, & K., and undefined 2015, “Prototipe Automatic Tank Gauging
Optik untuk Pengukuran Level Fluida Statik,” pdfs.semanticscholar.org, vol. 6, no. 2, p. 2014,
Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
https://pdfs.semanticscholar.org/2109/c21dbb6801e93bdd6a84f2513f263c57b952.pdf.
[4] R. Fauzan, “Automatic Tank Gauge (ATG) Pengukuran Level Produk pada Tangki Timbun,”
2019, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
971
Dwiky Novel Agustha, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 962-972
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/handle/123456789/1521.
[5] S. W.-I. C. S. M. S. and and undefined 2018, “Analysis of Automatic Metering for Oil Storage
Tank,” iopscience.iop.org, doi: 10.1088/1757-899X/452/2/022049.
[6] S. Meter, “Proving Liquid Ultrasonic Flow Meters for Custody Transfer Measurement,”
info.smithmeter.com, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
http://info.smithmeter.com/literature/docs/tpls002.pdf.
[7] B. Sai, B. K.-2006 I. I. C. on, and undefined 2006, “Highly reliable and accurate level radar
for automated legal custody transfer and inventory management,” ieeexplore.ieee.org,
Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/4120372/.
[8] U. E.-S. Patra and undefined 2016, “SISTEM KOMPUTER DI METERING SYSTEM,”
ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/139.
[9] F. Cascetta, S. Della Valle, A. Guido, P. V.- Measurement, and undefined 1989, “A Coriolis
mass flowmeter based on a new type of elastic suspension,” Elsevier, Accessed: Oct. 09, 2021.
[Online]. Available: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0263224189900158.
[10] G. W.-A. S. of G. M. Technology and undefined 2016, “Fundamentals of meter provers and
proving methods,” asgmt.com, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
http://asgmt.com/wp-content/uploads/2016/02/011_.pdf.
[11] P. L.-D. C. C. S. 1981 and undefined 1982, “Distributed Micro Computer Control Systems for
Electrical Power Plants,” Elsevier, Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780080286723500110.
[12] G. Chen, Y. Wu, G. Cao, … M. L.-F., and undefined 2008, “Prediction on meter factor of the
turbine flowmeter with unsteady numerical simulation,” asmedigitalcollection.asme.org, 2008,
Accessed: Oct. 09, 2021. [Online]. Available:
https://asmedigitalcollection.asme.org/FEDSM/proceedings-abstract/FEDSM2008/875/335236.
972