Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada bidang industri minyak dan gas penggunaan flow meter yang
merupakan bagian dari custody transfer sangat penting untuk proses jual beli yang
dinyatakan secara sah oleh pihak penjual dan pembeli serta pihak-pihak yang
terkait. Salah satu syaratnya adalah menggunakan alat ukur yang sesuai dengan
standar pada proses ini semua pihak yang terlibat harus menyetujui baik dari
desain alat ukur yang dipergunakan. Penggunaan flow meter cukup berperan
penting dalam proses penyauran fluida dai filling shed ke mobil tangki.
Flow meter sendiri merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur laju
aliran atau jumlah suatu fluida yang bergerak mengalir dalam suatu pipa tertutup
atau saluran terbuka seperti channel atau sungai atau parit atau gorong-gorong.
Flow meter terbagi menjadi dua yakni flow meter analog dan flow meter digital.
Flow meter analog digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dengan cara
mengalirkan air ke dalam sehingga berputar guna menggerakan register.
Sementara flow meter digital menggunakan sensor yang diintegrasikan dengan
perangkat digital. Pada sensor aliran air terdiri dari rotor yang berada di dalamnya
dan sensor efek hall.
Aplikasi flow meter banyak digunakan untuk mengukur karakter aliran baik
berupa kecepatan aliran, kapasitas aliran maupun volumenya atau bisda juga
dihitung massa flownya yang berupa berat fluida. Pemilihan jenis serta model dari
flow meter tergantung pada aplikasi yang disesuaikan dengan tujuan, manfaat,
tingkat kesulitan instalasi serta akurasi yang diinginkan. Untuk melakukan
efektifitas pengecekan performa mesin, flow meter sering digunakan di perusahan
manufacture, guna mengukur kapasitas dan performa pompa, compressor dan
cooling system.

1
1.2 Maksud dan tujuan praktikum
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui Bagian bagian dari flowmeter
2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dan Flowmeter pada Industri
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis Flowmeter
4. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaplikasian Flowmeter

1.3 Ruang lingkup


1.3.1 Jenis flow meter digital yang digunakan pada filling shed
Flow meter digital adalah jenis flow meter yang digunakan untuk
mengukur suatu nilai yang tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrip
berupa digit-digit (bilangan integral atau pecahan). Flow meter dengan
System digital ini rangkaian penyusunnya melakukan pengolahan sinyal
diskrit. Setiap rangkain dari system digital tersebut, memiliki tujuan yakni
pengalihan tenaga/ energi.

Jenis flow meter yang tergolong dalam system digital yang sering
digunakan dalam dunia oil and gas adalah sebagai berikut :
1. Flow meter magnetic
Flow meter ini memiliki prinsip kerja Gaya Gerak Listrik(GGL),
yaitu gerakan penghantar memotong medan magnet menghasilkan
tegangan (Volt).
Kelebihan yang dimilki oleh flow meter magnetic adalah sebagai berikut :
• Tidak ada tekanan aliran yang hilang karena tidak ada part/ bagian dari
flow meter yang menghambat.
• Memiliki nilai keluaran (output point) digital output dan analog output.
• Diameter penampang aliran bisa lebih besar
2
• Akurasi pengukuran lebih tinggi
Sedangkan kekurangan dari flow meter magnetic adalah sebagai
berikut, yaitu hanya bisa digunakan untuk mengukur material benda cair
yang memilki sifat penghantar panas(konduktor).
2. Flow meter vortex
Memiliki prinsip kerja berdasarkan Pusaran yang terjadi saat aliran
terhalang oleh benda lain. Pusaran yang timbul sesuai dengan besarnya
aliran. Desain flow meter ini dibuat memiliki penghalang ditengah, agar
menimbulkan pusaran yang kemudian dapat dikalkulasikan untuk
menentukan jumlah aliran/flow.
Kelebihan dari flow meter vortex adalah sebagai berikut :
• Tidak part/bagian dari flow meter yang bergerak/ berputar sehingga lebih
tahan lama.
• Memiliki nilai keluaran (output point) digital output dan analog output.
• Diameter penampang aliran bisa lebih besar
• Dapat dipakai untuk mengukur semua benda cair, uap, gas, dan udara
Kekurangan dari flow meter vortex adalah sebagai berikut :
• Tidak dapat digunakan untuk mengukur benda padat.
• Ada bagian/ part yang menghambat aliran.
3. Flow meter massa/ coriolis meter
Flow meter ini memiliki system kerja dari prinsip Coriolis, yaitu
jika cairan yang melewati pipa berbentuk- U dalam kecepatan tertentu
akan menghasilkan suatu gaya atau getaran pada pipa- U tersebut.
Semakin cepat aliran, maka akan menghasilkan gaya/ getaran yang lebihn
besar pada pipa-U tersebut. Gaya/ getaran yang dihasilkan, kemudian akan
menggerakan pipa- U, menyentuh kedua sensor electrodinamik secara
bergantian. Gerakan ini menghasilkan sinyal yang akan dikonversikan
menjadi jumlah aliran/ flow.
Kelebihan dari flow meter Coriolis adalah sebagai berikut :
• Untuk pengukuran benda cair dan gas
• Dilengkapi pengukur density dan temperature
• Keakuratannya tinggi

3
• Dapat mengukur berat/massa
Kelemahan dari flow meter Coriolis adalah sebagai berikut:
• Tidak untuk mengukur aliran jenis padat
• Diameter alirannya kecil.

1.3.2 Jenis Flow meter analog pada filling shed


Flow meter analog adalah suatu besaran yang berubah dalam waktu
atau dalam ruang, dan yang mempunyai semua nilai untuk setiap niali
waktu( nilai ruang).
Gelembang pada sinyal analog biasanya berbentuk gelombang sinus,
yang memiliki 3 variabel dasar, yakni amplitude, frekunsi, dan phase.
Kelemahan system analog secara umum yaitu :
 Peralatan ukurnya meliputi peralatn yang mengolah besaran
fisik
 Besarnnya beragam, dan nilainya tidak berkesinambungan
 Gelombang elektroniknya bervariasi
 Sinyalnya harus di modulasi ke sinyal digital
Untuk flow meter jenis analog ini masih tetap sama, seperti
yang digunakan dalam system digital, yang mem,bedakan
hanya displaynya dan cara kerjanya.

Flow meter memberikan sinyal pada VSD untuk mengurangi kecepatan


pompa. Pada Terminal BBM sendiri menggunakan Flow meter dengan merk
Avery Hadrol BM 450 2050 RPM. Namun yang digunakan di Pertamina adalah
Model Flow meter digital. Yang membedakan antara model flow meter analog
dan flow meter digital hanya pada display nya saja .
4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Flow meter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui
suatu aliran material (liquid, gas, powder) dalam suatu jalur aliran. Flow meter
terbagi menjadi dua yakni flow meter analog dan flow meter digital.
Flow meter analog digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dengan
cara mengalirkan air ke dalam sehingga berputar guna menggerakan register.
Sementara Flow meter digital menggunakan sensor yang diintegrasikan dengan
perangkat digital. Pada sensor aliran air terdiri dari rotor yang berada di dalamnya
dan sensor efek hall. Saat air mengalir, rotor akan berputar kecepatan putaran ini
tergantung pada kecepatan aliran air. Dalam memilih flow meter harus
disesuaikan dengan kondisi fluid dan fungsi flow meter itu sendiri.
Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flow meter sangat luas mulai
dari tingkat corrosive fluida dimana untuk fluida yang tinggkat keasamannya
tinggi mungkin lebih cocok jika menggunakan flow meter dari PVC/ Non logam.
kalau dipakai stainless steel . Untuk fluida yang bertemperatur tinggi tentunya
digunakan material lain. Begitu pula dengan tingkat kepekatan material fluida
jenis flow meter harus disesuaikan.
Akurasi flow meter cukup bervariasi, sesuai dengan jenis dan model dari
flowmeter yang diproduksi. Ada yang mempunyai akurasi 5%, 2%, 1%, 0.5%
bahkan ada yang 0.2 % dan lebih bai. Untuk jenis flow mete air biasanya kisaran
yang diharapkan jika untuk kwalitas proses dan product mencapai 0.5% hingga
1%. Sedangkan jika digunakan untuk irigasi dan pemantauan flow rate untuk
menajga performa mesin seperti pada proses pendinginan mesin biasanya berkisar
pada angka 2% hingga 5%.
Namun untuk proses tertentu yang menginginkan kwalitas proses dan
product yang sangat tinggi atau karena mahalnya liquid yang diukur maka akurasi
flowmeter diharapkan pada kisaran 0.2%. Untiuk kasus ini lebih baik bisa
menggunakan jenis flow meter coriolis yang terkenal dengan sebutan mass flow

5
meter. Karena namnya mass flow meter maka akibat perubahan temperature
cairan yang mampu merubah viskositas atau bahkan adanya gas atau udara yang
terjebak dalam cairan, tidak akan berpengaruh pada hasil pengukuran mass flow
meter karena mass udara serta volume cairan tidak berpengaruh.
Ketelitian dan pemahaman akan karakteristik fluid, manfaat, cara kerja, serta
fungsi dari flow meter itu sendiri, maka ada beberapa variabel yang harus
ditentukan dalam pemilihan flow meter pada saat penentuan type flow meter yang
cocok dengan aplikasi yang kita harapkan, variabel pemilihan flow meter tersebut
dapat dimasukkan ke dalam pernyataan sebagai berikut :
 Kondisi fluid
Kondisi fluid perlu diperhatikan dalam pemilihan flow meter, karena
karakteristik dari setiap fluida sangat beragam, mulia dari tingkat corrosive
sampai pada tingkat keasamannya. Misalnya untuk fluida yang tingkat
keasamannya tinggi, dapat menggunakan flow meter dari bahan PVC
(Polivinil klorida)/ non logam. Sedangkan untuk fluida yang bertemperatur
tinggi menggunakan material yang lain.
Jenis fluid yang digunakan pada flow meter adalah; gas, water,
chemical, oil, liquid gas, sludge, dll.
 Fungsi flow meter
Adalah sebagai alat ukur flow, total volume, control, switch,
pengiriman sinyal electric yang berfungsi sebagai control ataupun data ke
komputer atau hand phone lewat sms.
 Pengukuran flow meter
Pengukuran flow meter hanya pada flow atau total fluid yang mengalir
atau keduanya.
 Viscosity
Viskositas dari fluid perlu diperhatikan yakni tingkat kebersihan dan
kekotorannya ( lumpur, banyak kotoran atau bersih) yang mengalir ke flow
meter.
 Display pada flow meter
Perlu tidaknya display pada flow meter atau electronic signal out put or
electrical out put.
6
 Besaran (max dan min)
Merupakan tingkat maksimal dan minimum dari flow rate, working
pressure, dan temperature dari fluid yang akan diukur oleh flow meter.
 Sistem kedap air
Perlu tidaknya sistem kedap air pada flow meter (water proof) atau area
yang mudah terbakar atau exsplossive/ standard.
 Tingkat keasaman
Penggunaan untuk bahan kimia dan makanan seperti tingkat keasaman
dari fluid atau perlu food grade untuk material flow meter yang sering
digunakan di industri obat atau makanan dan minuman.
Penentuan flow meter yang berkualitas, perlu memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi instalasi (indoor, outdoor, exsplosinproof,
dan waterproof)
2. Tingkat keakurasian yang akan dicapai.
3. Kapasitas aliran (flow rate)
Satuan pengukuran flow meter yang digunakan (LPH,
LPM, GPM, LPM, GPS, M3/H, M3/menit, GPH, dll).
4. Penggunaan bahan untuk pembuatan flow meter
5. Standar koneksi yang di gunakan ialah; ANSI, DIN, JIS.
6. Kecepatan aliran (Velocity) dengan satuan jarak/ waktu
Satuan unit pengukuran; meter/menit, meter/detik, dll.
7. Jumlah total volume yang telah mengalir (totalizer)
Satuan unit : total liter, total gallon, dll.

2.2 Jenis jenis Flowmeter


1. Electromagnetik flowmeter
Merupakan jenis flow meter yang mempunyai populasi tertinggi untuk
flow meter yang digunakan mengukur aliran fluid baik berupa air atau cairan
lainnya baik aliran yang corrosive, kotor dan lumpur. komponen utama dari
flow meter electromagnetic adalah berupa tabung flow (unsur utama) yang
dipasang kumparan listrik baik di dalam tabung maupun diluar flow tube.

7
Pada umumnya flow meter electromagnetic dapat bekerja dengan baik jika
konduktivitas dari aliran memenuhi persyaratan, dan untuk keakurasian dari
flow meter electromagnetic juga ada persyaratan kecepatan aliran minimal
dan kecepatan aliran maksimum. Karena itu kapasitas dari flow meter tidak
hanya didasarkan pada size flow meter.
Keunggulan dari flow meter electromagnetic yaitu dapat mengukur cairan
konduktif dan cairan korosif dan lumpur, dan akurasi pengukuran flow cukup
akurat. Keterbatasan utama dari electromagnetic flow meter adalah tidak
dapat mengukur hidrokarbon (yang nonconductive). dan karenanya tidak
banyak digunakan dalam minyak dan gas dan industri pengolahan.
Faktor penyebab korosif pada pipa : masalah korosif yang sering terjadi
pada pipa gas yaitu korosi erosi, korosi ini disebabkan karena impingment
corrosion. Impingment corrosion merupakan akibat fluida sangat deras dan
dapat mengikis film pelindung pada logam yang mengakibatkan logam
korosi.

2. Turbin flowmeter
Turbin flow meter dengan elemen pengukur multiblade rotor, cairan yang
mengalir menimbulkan perputaran sebanding dengan kecepatan aliran.
Volume yang diukur dicatat berdasarkan putaran rotor. Putaran turbin dibaca
sebagai kecepatan aliran dinilai makin besar dari banyaknya putaran perwaktu
dihitung sebagai kecepatan aliran yang kemudian dihitung terhadap luasan

8
permukaan tabung flow meter, sehingga muncul terbaca sebagai kapasitas
aliran atau flow rate dengan satuan unit gpm, lpm, lps dll.
Penggunaan turbine flow meter untuk pengukuran gas alam dan aliran
cairan pengukuran flow rate dengan flow meter turbin kurang akurat
dibandingkan dengan pengukuran dengan pancaran (jet) maupun pemindahan
(displacement) pada tingkat aliran yang rendah, akan tetapi elemen pengukur
tidak menempati atau terputus dari keseluruhan jalur aliran. Arah aliran
umumnya lurus langsung melalui alat ukur, memungkinkan untuk tingkat
aliran yang lebih tinggi dan kehilangan tekanan yang lebih kecil dari pada
tipe pengukuran pemakai komersil yang lebih luas seperti pada system
pemadam kebakaran, distribusi air dan minyak bbm dan lainnya.
Flow meter turbin umumnya tersedia dari 1,5 inci sampai 12 inci atau
ukuran pipa yang lebih besar. Flow tube turbine biasanya terbuat dari carbon
steel, stainless steel, brass dan pvc atau casting iron, sedangkan bagian dalam
turbin (impeller) bisa dari material plastik atau logam non korosif. Untuk
pengaplikasian turbine flow meter sebaiknya digunakan untuk mengukur
cairan yang mempunyai sifat pelumas untuk menjaga keausan bearing atau
shaft baling-baling sehingga akurasi dari flow meter turbine bisa terjaga
dengan baik dan life time flow meter bisa lebih lama. Flow meter turbine
sebaiknya tidak digunakan untuk cairan yang corosive kecuali dipastikan
material dari dua bagian penting dari turbine flow meter terbuat dari material
non metal. Dan juga jangan digunakan untuk aliran yang sangat lambat
dengan flow velocity yang sangat kecil karena disamping akurasinya tidak
bisa dipertanggung-jawabkan bahkan bisa error hasilnya. Tingkat akurasi dari
Elektromagnetik flowmeter adalah sebesar 0% - 0,25%.

Keunggulan turbin flow meter yaitu :


• Akurasi yang tinggi
• Lebarnya range pengukuran
• Ukuran dan berat yang relatif kecil
• Life time yang cukup lama.

9
• Dapat digunakan pada temperature dan tekanan dengan range yang
cukup luas

Kelemahan turbine flow meter yaitu :


• Dibutuhkan pengkondisian fluida terlebih dahulu Sangat sulit
digunakan pada fluida dengan viskositas tinggi.
• Membutuhkan sumber daya dari luar karena adanya peralatan
elektronik.
• Sangat sensitif pada perubahan viskositas yang tinggi.

3. Positif Displacement flowmeter


Positive displacement (PD) Meter mengukur volume aliran secara
langsung dan kontinyu dengan cara memisahkan (mengisolasi) aliran fluida
ke dalam sekat-sekat dengan volume tertentu. kemudian
memindahkan/mengembalikan cairan secara mekanis menjadi sejumlah
volume tetap yang berurutan pada arus aliran sambil menghitung jumlah

10
perpindahan.Rotasi perpindahan ini dipakai untuk menggerakan peralatan
counter/pembangkit pulsa dengan output berbanding lang-sung dengan aliran.
Ada 3 komponen utama PD Meter yaitu :
• External housing
• Internal measuring element
• Counter drive train
Kemudian memindahkan/mengembalikan cairan secara mekanis menjadi
sejumlah volume tetap yang berurutan pada arus aliran sambil menghitung
jumlah perpindahan.Rotasi perpindahan ini dipakai untuk menggerakan
peralatan counter/pembangkit pulsa dengan output berbanding langsung
dengan aliran. Tingkat akurasi PD flowmeter ini relative sama dengan Turbin
flowmeter yaitu sebesar 0.5 % dari pembacaan.

4. Coreolis Flowmeter
Flow meter yang secara langsung mengukur massa suatu fluida baik liquid
maupun gas. Sehingga massa flow meter coriolis ini tidak terpengaruh pada
perubahan temperature, pressure, viscosity maupun density.
Kelebihan coriolis flow meter yaitu :
• Dilengkapi pengukur density dan temperature
• Dapat mengukur berat /massa
• Keakuratan tinggi
• Perubahan viskositas fluida tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai yang diukur
11
• Perubahan densitas fluida tidak banyak berpengaruh pada nilai
yang diukur
Kekurangan coriolis flow meter yaitu :
• Kandungan gas yang sedikit lebih tinggi dalam cairan dapat
menyebabkan peningkatan kesalahan pengukuran yang signifikan
• Sensitif terhadap gangguan getaran eksternal luar
• Tidak dapat digunakan untuk diameter yang lebih besar. Ukuran
maksimal flow meter coriolis 8 inci

Prinsip kerja dari coriolis flow meter adalah adanya gaya coriolis yang
dihasilkan karena adanya suatu aliran dalam tabung yang berisolasi yang
menghasilkan vibrasi. Gaya yang dihasilkan karena getaran ini akan
ditangkap oleh suatu sensor yang akan dikonfigurasi lewat coriolis transmitter
sehingga menghasilkan aliran linier. Flow meter coriolis mempunyai akurasi
yang sangat tinggi hingga 0.1% dan mampu dioperasikan pada temperatur
tinggi serta pada pressure tinggi, repeatability dari coriolis sebesar 0.05%.
Coriolis massa flow meter dalam aplikasinya tidak terpengaruh pada
perubahan temperatur karena sifat dari coriolis flow meter ini menghitung
massa sehingga adanya bubble atau udara yang terjebak pada aliran tidak
begitu berpengaruh dimana untuk pengukuran liquid massa dari udara bisa
diabaikan.

12
5. Ultrasonic flowmeter
Ultrasonic flow meter adalah sebuah alat yang diperlukan untuk mengukur
kecepatan aliran, volume, aliran massa dari cairan atau gas dengan
karakteristik bisa dibawah berpindah-pindah. cara kerja ultrasonic flow meter
tidak mengukur secara langsung (inferensial) karena sensor tidak langsung
mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa, yang diukur adalah selisih
waktu. Dengan mengukur waktu transit pulsa suara pada frekuensi yang
tinggi (high frequency sound pulses) yang melintasi pada pipa beraliran
fluida. Tingkat akurasi dari Ultrasonic flowmeter adalah sebesr 0% - 0,5%.
Keunggulan ultrasonic flow meter :
• Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure drop.
• Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga tidak ada bagian parts
yang aus yang menyebabkan maintenance cost rendah.
• Model multi sensor mempunyai ketelitian lebih tinggi
• Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif dan slurry
• Tersedia model portable yang cocok untuk di bawah kemana-mana untuk
analisa dan diagnosa di lapangan.

2.3 Kalibrasi
Menurut ISO/ IEC Guide 17025:2005 dan vocabulary of international
Metrology (VIM), kalibrasi merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standard ukur yang mampu telusur (Traceable) ke
standard nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/ atau
internasional dan bahan bahan acuan terferifikasi.
13
2.3.1 Tujuan Kalibrasi
 Mencapai keterlusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusuri sampai ke standard yang lebih tinggi/teliti (Standar
Primer Nasional dan/ Internasional), melalui rangkaian perbandingan yang
tak terputus.
 Menentukan deviasi (Penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukkan suatu instrument ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standard nasional maupun
internasional.

2.3.2 Manfaat Kalibrasi


 Menjaga Kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesifikasinya.
 Untuk mendukung sistem mutu yan diterapkan di berbagai industry pada
peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki
 Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan
harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

2.3.3 Prinsip dasar kalibrasi


 Objek ukur (Unit under test)
 Standar ukur (Alat standard kalibrasi,prosedur/ metode standard (Mengacu
ke standard kalibrasi internasional/ prosedur yang dikembangkan sendiri
oleh laboratorium yang sudah teruji (diverifikasi)).
 Operator/ teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yang mempunyai
kemampuan teknisi kalibrasi (bersertifikat)).
 Lingkungan yang dikondisikan (suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
gangguan factor lingkungan luar selalu diminimalkan dan sumber
ketidakpastian pengukuran)

14
2.3.4 Langkah – langkah Kalibrasi
1. Persiapan kalibrasi
a. Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi
Alat yang akan dikalibrasi dan alat standard dikondisikan pada kondisi
yang sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk
menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.
b. Pelaksanaan kalibrasi
Pelaksanaan kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang
kalibrasi yang akan dilaksanakan, misalnya pernah mengikuti kursus
kalibrasi,telah berpengalaman dibidangnya,dan dalam hal tertentu
memerlukan persyaratan fisik tertentu (misalnya tidak boleh buta
warna). Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan pengambilan
data ukur.
c. Kondisi lingkungan kalibrasi
Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sedemikian sesuai
persyaratan metode kalibrasi umpama suhu dan kelembaban.
Pengkondisian lingkungan kalibrasi biasanya dilakukan untuk kalibrasi
peralatan yang mudah berubah akibat pengaruh suhu, kelembaban,
getaran, cahaya, dan sebagainya.
2. Pelaksanaan kalibrasi
a. Pengamatan awal
Jika alat yang dikalibrasi berupa instrument, pastikan bahwa alat
tersebut dapat beroperasi normal. Jika alat berupa objek ukur pastikan
bahwa alat mempunyai bentuk sempurna. Pada prinsipnya pelaksanaan
kalibrasi tidak bertujuan untuk memperbaiki alat, karenanya alat yang
tidak normal sebaiknya tidak boleh dikalibrasi. Alat demikian harus
diperbaiki dulu oleh petugas yang khusus menangani perbaikan alat
tersebut diyakini beroperasi normal.
b. Penyetelan
Penyetelan alat yang akan dikalibrasi biasanya diperlukan untuk
menghindari kesalahan titik nol. Penyetelan dapat berupa menyetel
kedataran, pembersihan alat dari kotoran, menyetel titik nol.

15
c. pengamatan kewajaran hasil ukur
pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran
penunjukan alat. Jika alat menunjukan hasil ukur yang tidak wajar
mungkin perlu penyetelan kembali atau perlu dicari penyebab
ketidakwajaran penunjukan alat tersebut.

d. pengukuran
pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam
dokumen acuan kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur
tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna alat. Jika dokumen acuan
kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan
dalam selang 10% dari kapasitas ukur alat.
e. Pencatatan
Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan
kepada apa yang dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin
menggunakan format yang telah dirancang dengan teliti sesuai dengan
ketentuan metode kalibrasi.
3. Perhitungan
Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi,
perhitungan biasanya melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan,
menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standard deviasi,
atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi dasar
dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
4. Penentuan ketidakpastian
Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil
kalibrasi yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan, lingkungan, metode kalibrasi.
Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan ada pula
yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan
demikian nilai telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari
kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu melainkan dalam suatu rentang
nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.

16
2.4 Penggunaan/pengaplikasian
1. Electromagnetic flow meter
Tipe flowmeter ini sangat cocok digunakan pada sistem aliran yang
menyaratkan pressure drop sangat rendah. Sebagian besar aplikasi dari
pemakaian Electromagnetic flow meter adalah untuk dunia industry
makanan, minuman, farmasi, perhotelan dan pengolahan limbah karena
harus menggunakan flow meter yang memenuhi persyaratan sanitasi.

2. Positive displacement flow meter


PD flowmeter digunakan pada fluida yang sangat kental, cairan kotor dan
korosif dan pada dasarnya tidak memerlukan alur atau jaringan pipa yang
harus lurus untuk pengkondisian. Flow meter ini banyak digunakan dalam
transfer minyak dan cairan (bensin) dan diterapkan pada gas alam rumah
tangga dan metering air.

3. Turbin flow meter


Untuk pengaplikasian turbine flow meter sebaiknya digunakan untuk
mengukur cairan yang mempunyai sifat pelumas untuk menjaga keausan
bearing atau shaft baling-baling sehingga akurasi dari flow meter turbine
bisa terjaga dengan baik dan life time flow meter bisa lebih lama. Flow
meter turbine sebaiknya tidak digunakan untuk cairan yang corosive kecuali
dipastikan material dari dua bagian penting dari turbine flow meter terbuat
dari material non metal. Dan juga jangan digunakan untuk aliran yang
sangat lambat dengan flow velocity yang sangat kecil karena disamping
akurasinya tidak bisa dipertanggung-jawabkan bahkan bisa eror hasilnya.
Turbine flow meter sering digunakan untuk keperluan pengukuran air yang
terpakai pada konstruksi pengisian air kolam renang atau dimana
pengukuran permanen belum dipasang.

4. Ultrasonic flow meter


Flowmeter jenis ini paling banyak digunakan untuk aplikasi di chiler,
cooling, tower, sistem pendingin yang lainnya serta untuk pengecakan aliran

17
pompa pada sistem pemadam kebakaran. Selain itu juga banyak digunakan
di industri produksi pengolahan air untuk kebutuhan masyarakat seperti
PDAM dan juga diproses pengolahan limbah terutama buangan air hasil
proses IPAL.

5. Coriolis flow meter


Flowmeter jenis ini pada umumnya paling banyak digunakan untuk
mengukur massa fluida baik liquid dan gas yang terdapat di depot.

18
BAB 3
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada suatu rangkain flow meter yaitu :
a. Pipa
Pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan
fluida, cairan atau gas yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari suatu
tempat ke tempat yang lain

b. Flange
Flange adalah sambungan yang digunakan saat menyambung antara pipa
dan elemennya dengan katup, bejana, kolom reaksi, pompa dan lainnya.

19
c. Baut dan mur
Baut dan mur berfungsi untuk menggabungkan beberapa komponen
sehingga tergabung menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak
permanen. Maka dari itu komponen yang menggunakan sambungan ini
dapat dengan mudah dilepas dan dipasang kembali tanpa merusak benda
yang disambung.

d. Flow Meter
Flow Meter adalah komponen utama yang berfungsi untuk mengukur
jumlah laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa.

e. Check Valve
Check valve berfungsi untuk mencegah aliran balik (backflow)

20
f. Isolation Valve
Isolation valve merupakan valve yang berfungsi untuk mengisolasi bagian
dari suatu sistem atau peralatan tertentu di dalam suatu sistem. Isolasi
dilakukan dengan menutup katup secara penuh yang memiliki tingkat
kebocoran sangat kecil. Isolation valve biasanya digunakan untuk
pekerjaan pemeliharaan dan pengecekan (hidrostatik, pneumatik,
operasional dan fungsional dari peralatan)

g. Strainer
Strainer pada pipa berfungsi untuk menyaring kotoran pada fluida yang
pengalir . Jenis strainer yang digunakan adalah tipe saringan sebagai
aksesoris tambahan untuk flowmeter. Strainer ini digunakan untuk
menyaring berbagai macam kotoran yang masuk ke flowmeter. Bahan dari
strainer ini terbuat dari Cast Iron, steel Aluminium dan Stainless steel.

21
h. Pressure indicator
Pressure indicator berfungsi untuk mengukur tekanan fluida (gas atau
liquid) dalam tabung tertutup/pipa

i. Temperature Indicator
Temperature Indicator berfungsi untuk mengukur temperature fluida (gas
atau liquid) dalam tabung tertutup/pipa

j. Relief valve
Relief valve yang juga biasa disebut Bypass valve adalah salah satu jenis
valve yang berfungsi untuk mengontrol atau membatasi tekanan dengan
cara mengarahkan/mengalihkan aliran kedalam jalur tambahan yang jauh
dari jalur aliran utama.

22
k. Flow control valve
Flow control valve adalah valve yang berfungsi mengatur jumlah aliran
yang mengalir.

l. Loading arm
Loading arm adalah sarana dan fasilitas pengisian BBM ke mobil tangki
berada pada area filling shed.

(Rangkaian flowmeter Coreolis pada filling shed)


23
3.1.1 Jenis Jenis Instalasi pada flowmeter
Jenis installasi pada flow meter antara lain adalah sebagai berikut:
 In-line flow meters
Mencakup badan aliran yang dipasang lebih permanen di jalur proses.
Keuntungan dari penggunaan in-lie flow meter ini ialah tidak banyak lari
lurus seperti gaya penyisipan. Konfigurasi meter ini memiliki kodisioner
aliran bawaan yang mengoptimalkan profil aliran gas proses. Hal ini
memungkinkan pengguna untuk memotong panjang run lurus hulu hingga
tiga diameter pipa. Atau dapat dikatakan bahwa, sistem pemasangannya,
dengan melakukan perpotongan pipa. Sedangkan sistem koneksinya
menggunakan ulir, frange, triclamp atau sanitary clamp, wafer, maupun
welding.

 Insertion flow meter


Adalah jenis flow meter yang instalasinya dilakukan dengan cara
melubangi pipa sebagai tempat masuk sensor ke dalam pipa. Selanjutnya
di pasang fitting agar bisa mendudukan sensor flow meter ke dalam fitting
yang diperkuat dengan mur, slotting, atau pins key.
Setiap insertion flow meter berisi dua sensor, satu self- powered ( untuk
peralatan yang diopersikan dengan baterai), dan yang lainnya transistor
kolektor terbuka.
Tubuh insertion flow meter terbuat dari baja stainless AISI 316 dan
sebagai standar disuplai dengan 3m dari 5 kabel instrument bersaringan
inti. Alat meter aliran penyisipan ini menyediakan cara yang efektif dan
sederhana untuk mengukur aliran berbagai cairan dengan viskositas
rendah.

 Calmp on flow meter


Flow meter clamp on merupakan tipe flow meter yang cara instalasinya
tidak melakukan perpotongan maupun melubangi pipa.
Clamp on flow meter ini menggunakan jenis sensor dari jeis ultrasonic
yang sering disebut dengan transducer ultrasonic. Prinsip kerja dari calmp

24
on flow meter ini dengan mengukur kecepatan aliran fluid, menggunakan
ultrasound sehingga dengan perhitungan pada transmitter ultrasonic
volume yang mengalir bisa terbaca.

3.2 Prinsip kerja


a. Electromagnetic Flowmeter
Prinsip kerja electromagnetic flowmeter didasarkan pada hukum
induksi elektromagnetik (faraday’s law), yaitu bila suatu fluida konduktif
elektrik melewati pipa sensor electromagnetic maka fluida akan bekerja
sebagai konduktor yang bergerak memotong medan magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan magnetic dari sensor/transducer, sehingga
timbul tegangan listrik induksi. flow meter electromagnetic ini sangat
cocok digunakan pada sistem aliran yang menyaratkan pressure drop
sangat rendah.
b. Turbine Flowmeter
Turbine flowmeter dengan elemen pengukur multiblade rotor, cairan
yang mengalir menimbulkan perputaran sebanding dengan kecepatan
aliran. Volume yang diukur dicatat berdasarkan putaran rotor. Putaran
turbin dibaca sebagai kecepatan aliran dinilai makin besar dari banyaknya
putaran perwaktu dihitung sebagai kecepatan aliran yang kemudian
dihitung terhadap luasan permukaan tabung flow meter, sehingga muncul
terbaca sebagai kapasitas aliran atau flow rate dengan satuan unit gpm,
lpm, lps dll.
Turbine flowmeter sensitif dengan aliran fluidanya. Diusahakan
dipasang dalam pipa lurus dengan pemasangan sejauh mungkin dari semua
peralatan yang dipasang dalam pipa yang sama. Minimum adalah 5 x D
(Diameter dari pipa) untuk mencegah aliran turbulen, semakin jauh
semakin baik. Untuk akurasi, dikarenakan flowmeter ini untuk “low cost
market” maka akurasinya tidak cukup baik yaitu antara 1-3 %.
c. Positive Displacement flowmeter
Meter dengan elemen pengukur yang secara kontinyu mengukur cairan
dengan memisahkan/membagi arus aliran ke dalam segmen volumetrik,

25
dan sesaat mengisolasi segmen, kemudian memindahkan/mengembalikan
cairan secara mekanis menjadi sejumlah volume tetap yang berurutan pada
arus aliran sambil menghitung jumlah perpindahan. Rotasi perpindahan ini
dipakai untuk menggerakan peralatan counter/pembangkit pulsa dengan
output berbanding langsung dengan aliran.
d. Coriolis Flowmeter
Prinsip kerja dari coriolis flow meter adalah adanya gaya coriolis yang
dihasilkan karena adanya suatu aliran dalam tabung yang berisolasi yang
menghasilkan vibrasi. Gaya yang dihasilkan karena getaran ini akan
ditangkap oleh suatu sensor yang akan dikonfigurasi lewat coriolis
transmitter sehingga menghasilkan aliran linier. Flow meter coriolis
mempunyai akurasi yang sangat tinggi hingga 0.1% dan mampu
dioperasikan pada temperatur tinggi serta pada pressure tinggi. Coriolis
massa flow meter dalam aplikasinya tidak terpengaruh pada perubahan
temperatur karena sifat dari coriolis flow meter ini menghitung massa
sehingga adanya bubble atau udara yang terjebak pada aliran tidak begitu
berpengaruh dimana untuk pengukuran liquid massa dari udara bisa
diabaikan.
e. Ultrasonic Flowmeter
Ultrasonic flow meter adalah flow meter yang dalam pengukurannya
berdasarkan pada velocity dari fluid baik liquid maupun gas dengan
menggunakan prisip kerja dari ultrasound.
Ultrasonic flow meter (UFM) merupakan meter jenis inferensial
(mengukur secara tidak langsung) yang menentukan kecepatan alir cairan
(liquid flow rate) dengan mengukur waktu transit pulsa suara frekuensi
tinggi (high-frequency sound pulses) yang melintasi pipa aliran.

26
BAB IV
PERHITUNGAN

4.1 Hasil Perhitungan


Berikut adalah contoh proses pengisian BBM ke mobil tangki kapasitas 16.000
Liter (2 kompartemen) dengan produk Premium dan Solar.

a) Produk premium membutuhkan waktu ±80 menit (100 l/m) untuk memenuhi satu
kompartemen mobil tangki dengan kapasitas 8.000 liter.
b) Produk solar membutuhkan waktu ±100 (80 l/m)untuk memenuhi satu
kompartemen mobil tangki dengan kapasitas 8.000 liter.
Ukuran Tangki Premium dan Solar sama (5.000 KL) dan untuk penurunan level
tangki (ATG) kurang lebih (±) seperti pada tabel di atas.
Alasan kenapa adanya perbedaan waktu pada proses pengisian BBM dengan produk
premium dan solar berbeda sementara kapasitas yang akan diinjeksikan ke mobil tangki
adalah sama yaitu 8000L, karena berat jenis solar (815 – 860 kg/m3) lebih berat dari pada
berat jenis premium (715-770 kg/m3), jarak tangki solar ke pompa prodak (Solar) lebih
jauh dibandingkan jarak tangki premium ke pompa produk (premium) dan jarak pompa
produk solar ke filling shed lebih jauh dibandingkan jarak pompa produk premium ke
filling shed sehingga menyebabkan waktu yang dibutuhkan berbeda pada tiap produk
dengan kapasitas yang sama.

27
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jadi Kesimpulan yang didapatkan dari materi ini adalah sebagai
berikut :
1. Flow meter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui suatu
aliran material (liquid, gas, powder) dalam suatu jalur aliran.
2. Pada umumnya flowmeter yang digunakan di TBBM adalah Flowmeter Tipe
Digital yaitu elektromagnetic Flowmeter, Turbine Flowmeter dan Coriolis
Flowmeter.
3. Dengan banyaknya jenis flow meter sesuai dengan aplikasinya hal penting
sebelum memasang flow meter adalah posisi dan jarak instalasi dari flow
meter.
4. Jenis instalasi yang digunakan pada flowmeter yang pada umumnya
digunakan di Terminal BBM adalah menggunakan In-Line Flowmeter.

5.2 Daftar pustaka


1. Rudy Wiratama .2019. “ Fungsi Flow Meter dan Jenisnya”. PT
WIRATAMA MITRA ABADI.
2. Sally Tri Nurliani Fauz.2016. ”Magnetik Flow Meter”. Politeknik Energi :
Bandung.
3. Silver Automation Instrument. ”Keuntungan dan Kerugian Massa Flow Meter
Coriolis”. Instrumen Otomasi Silver: Jiangsu.
4. M. Aris Munandar.2019. ”Prinsip Dasar Pengukuran Minyak PEM
Akamigas”. PEM Akamigas: Cepu.
5. Metal Detektor.2018. ”Jenis Flow Sensor dalam Industri”. Automation
Indonesia: Jakarta.
6. Andi irawan.2016.”Analisis korosi pada pipa”.Universitas Negeri Semarang:
Semarang.

28
29

Anda mungkin juga menyukai