Rahayu Oktaliani
G1A217113
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN 1
UNIVERSITAS JAMBI
Latar Belakang
Sumber :
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal 2320-98.
3. Wenjun, Fan. Epidemiology in diabetes mellitus and cardiovascular disease. Cardiovascular Endocrinology & Metabolism; 2017. Dinduh dari URL: 2
https://journals.lww.com/cardiovascularendocrinology/fulltext/2017/03000/Epidemiology_in_diabetes_mellitus_and.4.aspx
3
± 1 hari SMRS
RR Sp02
Suhu Nadi TD
Interpretasi : Normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (30/01/19)
Leukositosis
GDS: 741 mg/dl Anemia
Kesan Trombositosis
Hiponatremia
Pemeriksaan Lab
Hb Sahli
Hb sahli : 9
Pemeriksaan Urin Rutin
Makroskopis
1. Warna : Kuning muda
2. Bau : Asam organik
3. Kejernihan : Jernih
13
Pemeriksaan Urin Rutin
14
Feces Rutin
Makroskopis
Mikroskopis
15
DAFTAR MASALAH
• Hiperglikemi
• Leukositosis
Pemeriksaan Penunjang • Anemia
• Trombositosis
• Hiponatremia
Diagnosa Primer
Hiperosmolar Non Ketotik (KAD) dengan Neuropati Diabetik
20
Pemeriksaan Anjuran
23
02/02/19 S: Lemah, pucat, kesemutan di kaki 03/02/19 S: Lemah, padangan kabur berkurang
A : Diabetes Mellitus type 2 tidak terkontrol A : Diabetes Mellitus type 2 tidak terkontrol
normoweight normoweight
P: P:
- Diet DM - Diet DM
- Ivfd NaCl 0,9 % 20 tpm - Ivfd NaCl 0,9 % 20 tpm
- Inj. cefriaxone 1x2gr - Inj. cefriaxone 1x2gr
- Inj. Glargine 1x12 UI - Inj. Glargine 1x12 UI
- Inj. Aspart perpola makan (6 UI) - Inj. Aspart perpola makan (6 UI)
- Sucralfat syr 3xC - Sucralfat syr 3xC
- Transfusi PRC 1 kofl - Transfusi PRC 1 kolf
25
Tanggal Perkembangan 07/02/19
06/02/19 S: Keluhan tidak ada S: Keluhan tidak ada
O: TD: 130/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T: O: TD:110/80 N: 70x/menit RR: 16x/menit T:
36,9 36,5
Pemeriksaan generalisata: Pemeriksaan generalisata:
Konjungtiva anemis (-) Konjungtiva anemis (-)
Pemeriksaan abdomen: Pemeriksaan abdomen:
Inspeksi : Datar, Simetris. Inspeksi : Datar, Simetris.
Palpasi abdomen : Supel, nyeri tekan (-) Palpasi abdomen : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+), normal Auskultasi : BU (+), normal
GDS : 103 mg/Dl
GDN : 214 mg/dL
WBC : 11,29
RBC : 3,83 A : Diabetes Mellitus type 2 tidak terkontrol
HGB : 11,7 normoweight
HCT : 35
PLT : 403 P:
- Diet DM
A: Diabetes Mellitus type 2 tidak terkontrol normoweight - Ivfd NaCl 0,9 % 20 tpm
P: - Inj. Glargine 1x10 UI
- Diet DM - Inj. Aspart perpola makan (6 UI)
- Ivfd NaCl 0,9 % 20 tpm - Po. Sucralfat syr 3xC
- Inj. Glargine 1x10 UI - Po. Asam folat 3x400mcg
- Inj. Aspart perpola makan (6 UI) - Po. Vitamin Bcomp 3x1
- Po. Sucralfat syr 3xC
- Po. Asam folat 3x400mcg PASIEN PULANG 26
Diet DM
• Rumus Broca
90%x (157-100)x1 : 51,3 kg
Komplikasi
Diabetes Mellitus
Akut Kronik
Hipoglikemi Makroangiopati Analisa
KAD Mikroangiopati
HONK Kasus
No. Temuan Kasus Teori
1 ±1 bulan SMRS, pasien mengeluh Salah satu keluhan yang sering ditemukan selain 3 P adalah badan terasa lemah.1
badan yang terasa lemah
Kelelahan dan kelemahan terjadi akibat penurunan proses glikogenesis sehingga
glukosa tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta terjadi proses
pemecahan lemak (lipolisis) yang menyebabkan terjadinya pemecahan trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak bebas sehingga cadangan lemak menurun. Hal
tersebut menyebabkan pasien diabetes melitus mengalami kelelahan dan
kelemahan.4
2 Penurunan berat badan kurang lebih Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang
sejak 2 tahun terakhir, dari awalnya 70 tidak dapat dijelaskan sebabnya.1
kg menjadi 60 kg, penurunan berat
badan tidak diketahui penyebabnya. Glukosa yang tidak bisa masuk kedalam sel untuk diubah menjadi energi sebagai
gantinya akan memecah asam amino yang dari otot untuk dijadikan energi sehingga
cadangan protein dalam otot berkurang. 4
3 Pasien sering merasa lapar dan banyak Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan
makan, terutama makanan manis berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Meningkatnya rasa lapar pada penderita diabetes disebabkan karena gula darah
yang tinggi tidak dapat masuk ke dalam sel yang seharusnya digunakan untuk
metabolisme. Ketika glukosa tidak dapat masuk kedalam sel, maka tubuh akan
mengirim sinyal lapar untuk mendapatkan glukosa yang lebih banyak agar sel -sel
dapat berfungsi. 4
1. PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: 2015; Hal 12-69
4. Ridwan, Z. et al., Ketoasidosis Diabetik Di Diabetes Melitus, dalam Indonesian Journal of Clinical Pathologi And Medical Laboratory. Vol. 22. No. 2; 2016 Hal: 200-203.
Kasus Teori
4 Pasien sering merasakan haus Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya.1
Rasa haus yang berlebih terjadi akibat ginjal yang mengeluarkan glukosa dalam jumlah yang besar
sehingga volume urin juga yang dikeluarkan lebih banyak menyebabkan terjadinya dehidrasi ekstrasel,
mulut kering. 4
5 Sering terbangun dimalam hari untuk buang Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
air kecil, dengan frekuensi >7 kali, dengan sebabnya.1
volume ±50 cc
Pada penderita diabetes melitus mengalami produksi urin lebih banyak dari biasanya karena hiperglikemia
menyebabkan diuresis osmotik sehingga ginjal akan mengeluarkan urin dalam jumlah yang lebih banyak. 4
6 Penglihatan kabur Penglihatan yang kabur merupakan akibat dari tingginya kadar gula darah sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik pada mata dan perubahan pada lensa yang menyebabkan pasien
mengalami penglihatan kabur.
Penglihatan akan kembali normal jika kadar glukosa berangsur menurun, namun jika kadar glukosa darah
tidak dikontrol dengan baik maka dapat menyebabkan kerusakan permanen bahkan hingga terjadi
kebutaan.5
7 Rasa kebas pada bagian kaki Keluhan lain DM : Kesemutan1
Kesemutan dan rasa kebas disertai dengan bengkak merupakan tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh
diabetes yang jika dibiarkan akan menyebabkan neuropati (kerusakan saraf) secara permanen.5
4. Ridwan, Z. et al.,Ketoasidosis Diabetik Di Diabetes Melitus, dalam Indonesian Journal of Clinical Pathologi And Medical Laboratory. Vol. 22. No. 2.; 2016 Hal: 200-2035
5. Fatimah RN. Diabetes Melitus tipe 2, dalam J Majority vol 4 no 5 p 93-101. Semarang: 2015
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus
Definisi
Diabetes Melitus merupakan kelompok
kelainan metabolik yang di tandai dengan
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin berupa kurang sekresi insulin
baik absolut, maupun relatif, kurangnya
utilisasi glukosa oleh sel, serta produksi
glukosa yang meningkat
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal 2320-98.
4 33
Histology
Pankreas
34
Mekanisme Mekanisme
Insulin Glukagon
Mekanisme Insu
35
Sumber : Young, W. Endocrine system. The netter collection of medical illustrations. 2nd Edition; 2011.
Epidemiologi
Dunia
Prevalensi meningkat
dari 8,8 menjadi 10,4%
Indonesia Terjadi peningkatan dari 1,1 % di
tahun 2007 meningkat menjadi 2,1 %
Sumber : di tahun 2013 dari keseluruhan
• Wenjun, Fan. Epidemiology in diabetes mellitus and cardiovascular disease. Cardiovascular Endocrinology & Metabolism; 2017. Dinduh
dari URL: https://journals.lww.com/cardiovascularendocrinology/fulltext/2017/03000/Epidemiology_in_diabetes_mellitus_and.4.aspx penduduk sebanyak 250 juta jiwa
• Infodatin. Situasi dan Analisis Diabetes Melitus. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
Sumber : Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018
Etiologi
Diabetes Mellitus Tipe 1 Diabetes Mellitus Tipe 2 Diabetes Mellitus Tipe lain
Sumber : WHO. Guidelines for prevention, management and care of diabetes mellitus; 2006
38
Klasifikasi
Klasifikasi
Sumber : PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: 2015; Hal 12-69.
satu 40
Sumber : S, Stanley. The Time Is Right for a New
Classification System for Diabetes: Rationale and
Implications of the β-Cell–Centric Classification Schema.
Diabetes CAR;2016 41
Patogenesis
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal 2320-98.
43
Pemeriksaan TTGO
44
Penegakan Diagnosis Diabetes Mellitus
Sumber : Inzucchi, Silvio. Diagnosis of diabetes. Yale university school of medicine. Nejm; 2012. 47
Sumber : American Diabetes Association. Standards of medical
care in diabetes; 2018.
48
Sumber : American Diabetes Association. Standards of medical
care in diabetes; 2018.
49
1 Karbohidrat
2 Lemak
Terapi 3 Protein
Nutrisi 4 Serat
6 Natrium
Sumber : PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2
di Indonesia. Jakarta: 2015; Hal 12-69.
50
Sumber : Alwi, Idrus. Salim, S. Hidayat, R.
Paduan praktik klinis di bidang ilmu penyakit
dalam. PAPDI;2015.
51
52
Sumber : Alwi, Idrus. Salim, S. Hidayat, R. PPK. PAPDI;2015.
Sumber : Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018
Sumber : Young, W. Endocrine system. The netter collection of medical illustrations. 2nd Edition; 2011.
54
s
58
Sumber: Alwi, Idrus. Salim, S. Hidayat, R.PPK . PAPDI;2015.
59
PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: 2015; Hal 12-69.
60
Sumber : American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes; 2018.
61
Sumber : American Diabetes
Association. Standards of medical
care in diabetes; 2018.
62
Sumber :Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna
Publishing; 2014. Hal 2320-98
63
Sumber : Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018 64
Tatalaksana
KAD
65
Sumber :Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta : Internal Publishing.
Tatalaksana
HONK
Sumber :Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta : Internal 66
Publishing.
Tatalaksana
Hipoglikemia
Sumber :Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). 67
Volume I. Jakarta : Internal Publishing.
68
Sumber: Molecular explorations through biology and medicine. Diabetes Mellitus
Anemia
Definisi
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014 69
Anemia
Kriteria
Kelompok Kriteria anemia
Anemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Bakta IM , Editor : Setiati siti, et al. Jakarta : InternaPublishing. 2014, hal 2575-2582.
70
Tatalaksana
◉ Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan terlebih
dahulu.
◉ Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan.
◉ Pengobatan anemia dapat berupa : Terapi untuk keadaan darurat seperti misalnya pada
perdarahan akut akibat anemia aplastik yang mengancam jiwa pasien, atau pada anemia pasca
perdarahan akt yang disertai gangguan hemodinamik, terapi suportif, terapi yang khas untuk
masing masing anemia, terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan
anemia tersebut.
◉ Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan tanda tanda gangguan
hemodinamik. Pada anemia kronik transfusi hanya diberikan jika anemia bersifat simtomatik atau
adanya ancaman payah jantung.
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014
71
Hiponatremi
Definisi
Sumber : Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta : Internal Publishing
72
Alur Penegakan Diagnosa
Sumber : Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta : Internal Publishing
73
Tatalaksana
1. Cairan saline hipertonik 3 % diberikan secara infuse intravena dengan kecepatan 1.-2ml/kg/jam dan
ditambah loop diuretic
2. Jika ada gejala neurologik berat: kecepatan dapat dinaikkan menjadi 4-6 ml/kg/jam.
3. Jika gejala sudah menghilang dan kadar natrium > 118 Eq/L, pemberian cairan diturunkan menjadi maksimal
B mEq/L dalam 24 jam sampai target kadar natrium 125 mEqlL.
4. Pemantauan ketat natrium serum dan elektrolit sampai terjadi kenaikan kadar natrium dan gejala meghilang.
Sumber : Setyoahadi, B. dkk. 2012. EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta : Internal Publishing
Kesimpulan
01 02 03 04
Diabetes melitus Modifikasi gaya hidup
merupakan penyakit sangat penting untuk DM tipe 2 adalah tipe yang Diagnosa dini dan
metabolik yang dapat dilakukan untuk paling umum dan tatalaksana diabetes
menurunkan prevalensi menyumbang sekitar mellitus yang baik dapat
menimbulkan berbagai
90-95% dari semua kasus mengurangi angka
komplikasi DM, baik di Indonesia
DM yang didiagnosis mortalitas dan morbiditas
maupun di dunia
75
DAFTAR PUSTAKA
1. PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: 2015; Hal 12-69.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014. Hal 2320-98; 2575-82.
3. Wenjun, Fan. Epidemiology in diabetes mellitus and cardiovascular disease. Cardiovascular Endocrinology & Metabolism;
2017.
https://journals.lww.com/cardiovascularendocrinology/fulltext/2017/03000/Epidemiology_in_diabetes_mellitus_and.4.aspx
4. Ridwan, Z. et al., 2016. Ketoasidosis Diabetik Di Diabetes Melitus Tipe 1, dalam Indonesian Journal of Clinical Pathologi
And Medical Laboratory. Vol. 22. No. 2. Hal: 200-203.
5. Fatimah RN. Diabetes Melitus tipe 2, dalam J Majority vol 4 no 5 p 93-101. Semarang: 2015..
6. Scoobie, Ian. Atlas of diabet. 3rd edition. Consultant endocrinologist medway maritime hospital; Gillingham UK; 2007.
7. Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018.
8. Infodatin. Situasi dan Analisis Diabetes Melitus. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
9. WHO. Guidelines for prevention, management and care of diabetes mellitus; 2006.
10.Jennifer Jiang, Shuchismita Dutta. Diabetes control chart; 2012.
11.Inzucchi, Silvio. Diagnosis of diabetes. Yale university school of medicine. Nejm; 2012.
12.Alwi, Idrus. Salim, S. Hidayat, R. Paduan praktik klinis di bidang ilmu penyakit dalam. PAPDI;2015.
13.American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes; 2018.
14.Setyoahadi, B. dkk.EIMED PAPDI Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Volume I. Jakarta
: Internal Publishing; 2012.
15.PDP-101. Molecular explorations through biology and medicine. Diabetes Mellitus; 2017.
76
Thank you!!
Any questions?