S I T I LU T H F I A AWA N DA ( 1 7 1 0 7 1 1 0 6 6
J ES I C A R A C H E L M E L I A L A ( 1 7 1 0 7 1 1 0 9 8 )
D I N DA T R I A N A N DA ( 1 7 1 0 7 1 1 0 8 9 )
R I N DA O K TO R A A Z I ZA H ( 1 7 1 0 7 1 1 1 4 )
R E FA N Y S A L S A B I L A I 1 7 1 0 7 1 1 1 4 6 )
Pengertian TTV
Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh Rentang suhu : 36ᵒ - 38ᵒC ( 96,8ᵒ F – 100,4ᵒF )
penyedia layanan kesehatan adalah Rerata suhu oral/timpani : 37ᵒC ( 96,8ᵒF )
pengukuran suhu, nadi, tekanan darah (TD), Rerata suhu rektal : 37,5ᵒC ( 99,5ᵒF )
frekuensi napas, dan saturasi o6ksigen. Hasil Rerata suhu aksila : 36,5ᵒC ( 97,7ᵒF )0
pengukuran ini menunjukkan patensi fungsi
sirkulasi, pernapasan, saraf, dan endokrin. Nadi
Karena kepentingannya mereka disebut 60 – 100 kali per menit
sebagai Tanda – Tanda Vital. Rasa nyeri, 66
suatu gejala subjektif, juga termasuk TTV Pernapasan
yang sering diperiksa. Perubahan tanda vital 12 – 20 kali per menit
menunjukkan adanya perubahan pada fungsi
fisiologis dan itu menandakan dibutuhkannya Tekanan Darah
intervensi medis atau keperawatan. Rerata : <120/80 mmhg
Tekanan nadi : 30-50 mmhg
Pengertian Suhu
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar.
Panas yang dihasilkan – panas yang hilang = suhu tubuh
Mekanisme control suhu pada manusia menjaga suhu inti ( suhu jaringan dalam ) tetap konstan
pada kondisi lingkungan dan aktivitas fisik yang ekstrem. Namun, suhu permukaan berubah
sesuai aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena perubahan
tersebut, suhu normal manusia berkisar dari 36ᵒ - 38ᵒC ( 96,8ᵒ F – 100,4ᵒF ). Pada rentang ini,
jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal.
Mekanisme fisiologis dan perilku mengatur keseimbangan antara panas yang hilang dan
dihasilkan atau sering disebut Termoregulasi. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis
dan kardiovaskular. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus mendeteksi perubahan
kecil pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan
hipotalamus posterior mengatur produksi panas.
Produksi panas
Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada semua sel
tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi
metabolism. Termogulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi kimia seluler
membutuhkan energi untuk membentuk adenosine trifosfat (ATP). Jumlah energy yang digunakan untuk
metabolisme adalah laju metabolik. Aktivitas yang memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju
metabolik. Bila metabolism meningkat, panas tambahan akan diproduksi. Ketika metabolisme menurun,
panas yang diproduksi akan lebih sedikit. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos,
getaran dan termogenesis tanpa menggigil.
Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah rata-rata laju
metabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon tiroid juga mempengaruhi BMR.
Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan energi. Laju metabolic
dapat menigkat diatas 2000 kali normal. Produksi panas dapat meningkat di atas 50 kali normal.
Menggigil merupakan respons tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh. Gerakan otot
skelet selama menggigil membutuhkan energi yang signifikan. Menggigil dapat meningkatkan produksi
panas 5 – 5 kali lebih besar dari normal. Panas diproduksi untuk mempertahankan suhu tubuh.
Pengeluaran Panas
Panas akan keluar dari tubuh melalui proses :
Radiasi : perpindahan panas dari permukaan suatu objek kepermukaan lain tanpa keduanya bersentuhan (thibodeau
dan patton 1993). Panas melalui gelombang electromagnetic. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke
kulit dan ke pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang dibawa kepermukaan tergantung dari tingkat
vasokonstriksi dan vasodilatasi yang di atur oleh hipotalamus. Panas yang menyebar dari kulit ke setiap objek yang
lebih dingin di sekelilingnya . penyebaran meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat.
contoh : 60% pengeluaran panas pada seseorang yang tidak mengenakan pakaian dan berdiri pada ruangan dengan
suhu normal adalah melalui radiasi (Guyton, 1996)
Konduksi : perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lainnya yang suhunya lebih rendah. Terjadinya kontak
langsung antara molekul dan biasanya menyebabkan kehilangan panas yang sangat sedikit, misalnya :ketika tubuh
direndam air yang dingin. Jumlah perpindahan panas tergantung pada perbedaan suhu dan jumlah serta lama kontak
antar molekul.
Konveksi : merupakan perpindahan panas melalui aliran udara, tubuh biasanya memiliki sedikit udara hangat
sekelilingnya. Udara hangat ini naik dan digantikan oleh udara yang lebih dingin, sehingga individual akan selalu
kehilangan sedikit panas lewat konveksi.
Evaporasi : proses perpindahan energi panas ketika cairan tubuh berubah menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6
kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap (Guyton, 1991). Tubuh secara continue kehilangan panas
melalui evaporasi. Kira-kira 600-900 ml sehari menguap dari kulit dan paru, mengakibatkan kehilangan air dan panas.
Kehilangan normal ini di pertimbangkan kehilangan air tidak kasat mata dan tidak memakai peran utama dalam
mengatur suhu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Usia
Bayi sangat di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus di lindungi dari perubahan suhu yang sangat ekstrim. Suhu tubuh anak
akan terus bervariasi dibandingkan suhu orang dewasa hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagai lansia terutama
mereka yang berusia diatas 75 tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36 °C) karena berbagai alasan
diantaranya :
2. Olahraga
Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hinga 38,3-40°C apabila di ukur mulai rectal
3. Hormon
Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering dari pada pria. Pada wanita sekresi prpogensterone pada saat ovulasi
akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3- 0,6°C
4. Strees
Stimulasi pada system sarap simpatis dapat meningkatkan epinefrin dan norepunefrin yang akan meningkatkan aktifitas
metabolism basal dan produksi panas. Perawat dapat memperkirakan bahwa klian yang sangat stres atau sangat cemas akana
mengalami peningkatan suhu karna alasan tersebut.
5. Lingkungan
Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi sitem pengaturan suhu tubuh seseorang .
Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan
dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan/dan produksi panas yang minimal. Pada Sifat
perubahan tsb mempengaruhi masalah klinis yang dialami klien.
1. Demam
Hiperpireksia atau demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan
pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam
mengancam kesehatan seringkali merupakan sumber yang diperdebatkan diantara pemberi perawat kesehatan. Demam
biasanyatidak berbahaya jika berada pada suhu dinawah 39⁰C.
Berikut beberapa pola demam :
•Terus menerus : tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1⁰C sampai 2⁰C.
•Intermiten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali normal paling sedikit dalam 24 jam.
•Remiten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
•Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode demam dan normotemia dapat
memanjang lebih dari 24 jam.
2. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi apabila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang sangat panas. Tanda dan gejala kurangnya volume cairan adalah hal yang
umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan yang pertama yaitu memindahkan klien kelingkungan yang lebih dingin
serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Hipertermia
Hipertermia yaitu peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan
pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
4. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke. Klien yang beresiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat
tua yang memiliki penyakit kaediovaskular, hipotoroidisme, diabetes, atau alkoholik.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hupotalamus.
Heatstroke dengan suhu >40,5⁰C mengakibatkan kerusakan jarungan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.
Hypothermia
Hipotermia terjadi karena pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin yang
memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
Hipotermia aksidental terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.
Suhu tubuh dibawah 36°𝐶 : Gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan dan depresi.
Suhu dibawah 34,4°𝐶 : Frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah menurun serta kulit menjadi sianotik
Daerah yang rentan terhadap dingin adalah lobus telinga, ujung hidung, jari, dan jari kaki.
Suhu Normal Orang Dewasa
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh.
Alat melalui apa sel menerima nutrient dan membuang sampah hasil metabolism.
Impuls elektris berjalan melalui Gelombang denyut yang dengan
otot jantung untuk menstimulasi Ventrikel kontraksi cepat berjalan melalui bagian akhir
kontraksi jantung arteri
1. Umur
2. Gender
3. Latihan Fisik
4. Demam
5. Obat-obatan
6. Stress
7. Perubahan Posisi
8. Patologi
9. Hipovolemia
Siti Luthfia Awanda
1710711084
Kecepatan Denyut Nadi Rata-rata
1. Arteri Temporalis
Arteri temporalis melewati tulang temporal
kepala. Lokasinya berada pada sisi superior
(atas) dan lateral (jauh dari garis tengah)
mata.
2. Arteri Karotis
1. Umur
Bayi dan balita masih memiliki volume
paru-paru yang kecil sehingga
frekuensi pernapasannya semakin
banyak. Dan juga pada orang tua
frekuensi nya lebih sering karena
kontraksi otot-otot dada dan
diafragmanya tidak sebaik waktu
masih muda.
2. Jenis Kelamin
Wanita memiliki frekuensi pernapasan
yang lebih banyak sebab paru-paru wanita
bervolume lebih kecil daripada pria.
3. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh seseorang, semakin
banyak frekuensi pernapasannya karena
metabolismenya pun semakin meningkat sehingga
membutuhkan banyak oksigen.
4. Posisi Tubuh
Ketika sedang berdiri, otot-
otot kaki kita membutuhkan
banyak energi sehingga
diperlukan banyak oksigen
untuk membentuk energi.
5. Banyaknya Aktivitas
Semakin banyak atau berat aktivitas
kita maka semakin banyak frekuensi
pernapasan kita sehingga
membutuhkan oksigen yang lebih
banyak untuk menghasilkan energi.
Frekuensi Pernapasan
(kecepatan bernapas)
Pada umumnya, manusia mampu bernapas anatara 15-18 kali setiap menitnya. Frekuensi pernapasan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan kegiatan tubuh.
Jenis-jenis Pernapasan:
- Polypnea : pernapasan cepat tapi dangkal
- Hypernea : pernapasan frekuensi tinggi/dalam
- Apnea : pernapasan berhenti/tidak bernapas
- Dypsnea : pernapasan yang sulit,sesak napas
- Eupnea : pernapasan normal dalam keadaan tenang
- Orthopnea : gangguan pernapasan pada saat berbaring
- Cheyna Stokes :
Tekanan Darah
PENGERTIAN :
Tekanan Darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang
didorong dengan tekanan jantung.
Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah
sistolik.
Pada ventrikel relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik (tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu)
Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah :
Usia
Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.
Stress
Ansietas, takut,nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatik, yang
meningkatkan frekuensi darah,curah jantung. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan
darah.
Ras
Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada oang Afrika Amerika lebih tinggi daripada
orang Eropa Amerika. Kematian dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada
orang Afrika Amerika . Kecenderuangan populasi ini terhadapa hipertensi diyakini
berhubungan dengan genetik dan lingkungan.
Obat-obatan
beberapa obat mempengaruhi tekanan darah secara langsung maupun tidak langsung.
Merokok
merokok menyebabkan vasokonstriksi saat sedang merokok,tekanan darah meningkat dan akan
kembali ke nilai dasar dalam 15 menit setelah berhenti merokok.
Tekanan Darah Normal Rata- Rata
1 tahun 95/65
6 tahun 105/65
Lansia 140/90
Variasi Tanda-tanda Vital
Berdasarkan Usia
Usia Suhu Oral dalam Denyut Nadi Pernapasan Tekanan Darah
Celcius (Rerata dan (Remaja dan (mmHg)
Rentang) Rentang)
Bayi baru lahir 36.8 (aksila) 130 (80-180) 35 (30-80) 73/55
1 tahun 36.8 (aksila) 120 (80-140) 30 (20-40) 90/55
5-8 tahun 37 100 (75-120) 20 (15-25) 95/57
10 tahun 37 70 (50-90) 19 (15-25) 102/62
Remaja 37 75 (50-90) 18 (15-20) 120/80
Dewasa 37 80 (60-100) 16 (12-20) 120/80
Lansia (> 70 tahun) 37 70 (60-100) 16 (15-20) Kemungkinan
terjadi
peningkatan
diastolik
Grafik
Suhu Nadi
Pernafasan
1. Transduksi
2. Transmisi
3. Persepsi
4. Modulasi
Konsep Nyeri
Konsep yang Berhubungan dengan Nyeri
1. Ambang batas nyeri: Jumlah stimulasi nyeri yang dibutuhkan seseorang untuk dapat
merasakan nyeri.
2. Hiperalgesia: Sensitivitas berlebihan terhadap nyeri.
3. Sensasi nyeri: Dapat dianggap sama dengan ambang batas nyeri.
4. Reaksi nyeri: Meliputi repons sistem saraf otonom dan respons perilaku terhadap nyeri.
5. Toleransi nyeri: Jumlah dan durasi nyeri maksimal yang ingin ditahan oleh individu.
RIWAYAT NYERI
LOKASI NYERI
INTENSITAS NYERI ATAU SKALA PERINGKAT
KUALITAS NYERI
POLA
FAKTOR PENCETUS
CARA
FAKTOR PEREDA
MENGKAJI
NYERI GEJALA PENYERTA
EFEK PADA AKTIVITAS SEHARI-HARI
SUMBER KOPING
RESPONS AFEKTIF
Faktor Pencetus
• Faktor lingkungan seperti suhu dingin atau
panas yang ekstrem dan kelembapan yang
ekstrem dapat memengaruhi tipe nyeri.
• Stresor fisik dan emosional dapat juga
mencetuskan nyeri.
Efek pada Aktivitas Kehidupan
Faktor Pereda Sehari-hari
Meminta klien menggambarkan setiap Menggambarkain bagaimana nyeri memengaruhi beberapa
upaya yang telah mereka lakukan untuk aspek kehidupan berikut: tidur, napsu makan, konsentrasi,
kerja/sekolah, hubungan interpersonal, hubungan
meredakan nyeri. Dan eskplorasi efek dari
pernikahan, aktivitas di rumah, menyetir/berjalan, aktivitas
setiap tindakan terhadap nyeri.
waktu senggang, status emosional