Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

ATRESIA ANI

Marcelia Hikmatul J. (010116A052)


Yanuba Arifah (010116A090)
Definisi
Atresia ani adalah kelainan kongenital yang
dikenal sebagai anus imperforata meliputi anus,
rektum, atau batas di antara keduanya (Betz,
2002). Atresia ani merupakan kelainan bawaan
(kongenital), tidak adanya lubang atau saluran
anus (Donna, 2003).
Klasifikasi
• Kelainan Rendah (Low Anomaly/Kelainan
Translevator)
• Kelainan Intermediet/Menengah (Intermediate
Anomaly)
• Kelainan Tinggi (High Anomaly/Kelainan
Supralevator)
Etiologi
Atresi ani dapat disebabkan karena kelainan kongenital,
antara lain :
• Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan
berusia 12 minggu atau 3 bulan
• Putusnya saluran pencernaan atas dengan dubur
• Kelainan sistem pencernaan
• Pembentukan anus dari tonjolan embrionik
Manifestasi klinis
• Perut kembung
• Muntah
• Tidak bisa buang air besar
• Pada pemeriksaan radiologi dengan posisi tegak
serta terbalik dapat dilihat sampai dimana
terdapat penyumbatan
Patofisiologi
Pada usia gestasi minggu ke-5, kloaka berkembang menjadi
saluran urinari, genital dan rektum. Usia gestasi minggu ke-
6, septum urorektal membagi kloaka menjadi sinus
urogenital anterior dan intestinal posterior. Usia gestasi
minggu ke-7, terjadi pemisahan segmen rektal dan urinari
secara sempurna. Pada usia gestasi minggu ke-9, bagian
urogenital sudah mempunyai lubang eksterna dan bagian
anus tertutup oleh membrane. Atresia ani muncul ketika
terdapat gangguan pada proses tersebut. Gangguan yang
terdapat pada usia gestasi seperti gangguan organogenesis,
kegagalan pada genitourinari, gastrointestinal, dll.
Komplikasi
Jangka pendek : asidosis hiperkloremi, infeksi
saluran kemih yang berkepanjangan, dan
kerusakan uretra.
Jangka panjang : eversi mukosa anal, stenosis,
infaksi dan konstipasi, masalah toilet training,
prolaps mukosa anorectal, dan fistula kambuhan.
Pemeriksaan penunjang
Bayi pertama kali diketahui tidak memiliki ditandai dengan tidak
keluarnya mekonium. Kemudian untuk menguatkan tidak adanya
anus dan penyebabnya, dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
• Pemeriksaan radiologis
• Sinar X terhadap abdomen
• Ultrasound terhadap abdomen
• CT Scan
• Pyelografi intra vena
• Pemeriksaan fisik rektum
• Rontgenogram abdomen dan pelvis
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan Medis
▫ Dilatasi Anal : Dilatasi anal dilakukan dua kali sehari
selama 30 detik setiap hari dengan menggunakan
Hegar Dilator. Ukuran dilator harus diganti setiap
minggu ke ukuran yang lebih besar. Ketika seluruh
ukuran dilator dapat dicapai, kolostomi dapat ditutup,
namun dilatasi tetap dilanjutkan dengan mengurangi
frekuensi.
▫ Kolostomi : Kolostomi dilakukan untuk anomaly jenis
kelainan tinggi (High Anomaly)
Penatalaksanaan
▫ Anoplasty : Anoplasty dilakukan selama periode
neonatal jika bayi cukup umur dan tanpa kerusakan
lain. Operasi ditunda paling lama sampai usia 3 bulan
jika tidak mengalami konstipasi.
▫ Bedah Laparoskop
Penatalaksanaan non medis

• Toilet Training
• Bowel Management
• Diet Konstipasi
• Diet Laksatif/Tinggi Serat
Diagnosa Keperawatan
• Konstipasi berhubungan dengan abnormalitas organ
• Defisien volume cairan berhubungan dengan muntah
• Ketidakedektifan pola nafas berhubungan dengan
distensi abdomen
• Resiko infeksi berhubungan dengan disfungsi organ
(feses dalam urin)
• Resiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan
prosedur invasif

Anda mungkin juga menyukai