6 Presentasi Fraktur Humerus
6 Presentasi Fraktur Humerus
KELOMPOK 5
Derajat II
a) Laserasi lebih dari 1 cm
b) Kerusakan jaringan lunak
c) Fraktur komuniti sedang
Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan neruovaskular serta
kontaminasi derajat tinggi.
ETIOLOGI
Menurut Sachdeva dalam Jitowiyono dkk (2010), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi 3,
yaitu:
• Cedera Traumatik
Cedera langsung berarti pukulan/kekerasan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan ditempat itu. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit di atasnya.
• Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat
mengakibatkan fraktur
• Secara spontan
Disebabkan oleh stres tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan
petugas militer (Jitowiyono dkk, 2010).
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala menurut Jutowiyono (2010) yaitu :
• Tidak dapat menggunakan anggota gerak
• Nyeri pembengkakan
• Terdapat trauma seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian,
penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan kerja)
• Gangguan pada anggota gerak
• Deformitas
• Kelainan gerak
• Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain
• Odema
• Kehilangan sensasi/mati rasa
PATHWAY
Trauma (langsung/tidak langsung) patoogi
• Komplikasi lanjutan
- Mal-union/non union
- Nekrosis avaskuler tulang
- Reaksi terhadap alat fiksasi interna
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan roentgen
• Scan tulang, scan CT/MRI
• Arteriogram
• Hitung darah lengkap
• Kreatinin
• Profil koagulasi
(Doengoes dalam Jitowiyono, 2010).
PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
Segera setelah cedera, klien berada dalam keadaan bingung, tidak
menyadari adanya fraktur, dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah. Maka
bila dicurigai adanya fraktur, penting untuk mengimobilisasi bagian tubuh segera
sebelum klien dipindahkan. Bila klien yang mengalami cedera harus dipindahkan
dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga
di atas dan di bawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi dan angulasi.
Gerakan angulasi patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan
lunak, dan perdarahan lebih lanjut.
Daerah yang cedera dimobilisasi dengan memasang bidai sementara
dengan bantalan yang memadai, yang kemudia dibebat dengan kencang. Pada
cedera ekstremitas atas lengan dapat dibebeat dengan dada, atau lengan yang
cedera dibebat dengan sling. Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut
bersih (steri) untuk mencegah kontaminasi jaringan yang lebih dalam.
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• ANALISA DATA
• IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TERIMAKASIH