Anda di halaman 1dari 58

Pertama Murni Syariah

SEMINAR
PERBANKAN SYARIAH

Disampaikan oleh
Abdul Gofur
BANK MUAMALAT
Definisi Bank
Pertama Murni Syariah

• Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana


dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU
7/92)
• Kegiatan Usaha Perbankan :
– Penghimpunan dana
– Penyaluran dana
– Jasa keuangan perbankan
Konsep & Sistem
Perbankan Pertama Murni Syariah

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari


masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat lain yang memerlukan

Proses
Penghimpunan Dana
Masyarakat Masyarakat
Pemilik Dana Proses
Pengguna Dana
Penyaluran Dana
Konsep & Sistem
Bank Konvensional Pertama Murni Syariah

Proses Proses
Penghimpunan Dana Penyaluran Dana
Masyarakat Masyarakat
Pemilik Dana Pengguna Dana

Penetapan Imbalan Penetapan Beban


Konsep & Sistem
Perbankan Syariah Pertama Murni Syariah

BAGI HASIL

Proses Proses
Penghimpunan Dana Penyaluran Dana
Masyarakat Masyarakat
Pemilik Dana Pengguna Dana

BAGI HASIL
Konsep Penyaluran Dana :
Konsep Penghimpunan Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &
1. Al Wadiah Musyarakah)
2. Mudharabah 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &
Salam)
3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah
Bitamlik)
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Pertama Murni Syariah

Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional


Risiko Usaha • Dihadapi bersama antara bank • Risiko bank tidak terkait
dengan nasabah dengan prinsip langsung dengan debitur ,
keadilan dan kejujuran. risiko debitur tidak terkait
• Tidak mengenal kemungkinan langsung dengan bank.
terjadinya selisih negatif (negatif • Kemungkinan terjadi selisih
spread) karena sistem yang negatif antara pendapatan
digunakan. bunga dan beban bunga

Sistem • Adanya dewan pengawas syraiah • Aspek moralitas sering kali


Pengawasan untuk memastikan operasional terlanggar karena tidak
bank tidak menyimpang dari adanya nilai-nilai religius
syariah disamping tuntutan yang mendasari operasional.
moralitas pengelola bank dan
nasabah sesuai dengan akhlakul
kharimah
PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL
Pertama Murni Syariah

Corn flag

BUNGA BAGI HASIL


• Dihitung dari pokok • Dihitungan dari
(uang yg dipinjamkan) keuntungan
• Berubah sesuai kondisi • Nisbah tetap sesuai
(bunga) pasar akad
• Nominal tetap sesuai • Nominal berubah
suku bunga sesuai kondisi usaha
• Diragukan • Tidak ada keraguan
Pertama Murni Syariah

Karakteristik Bank Syariah (pr 2-5)

• Berdasarkan prinsip syariah


• Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
– pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
– Tidak mengenal konsep “time-value of money”
– Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.
• Beroperasi atas dasar bagi hasil
• Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
• Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan
• Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
• Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat
melakukan transaksi-2 sektor riil
Syarat transaksi sesuai syariah a.l : (pr 7)

Pertama Murni Syariah

• Tidak mengandung unsur kedzaliman


• Bukan riba
• Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.
• Tidak ada penipuan (gharar)
• Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan
• Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
FUNGSI BANK SYARIAH
Pertama Murni Syariah

Fungsi Aplikasi produk

Penghimpunan dana :
MANAGER Prinsip wadiah
INVESTASI Prinsip mudharabah
TAMWIL

Penyaluran dana
INVESTOR Prinsip jual beli (murabahah, salam,
istishna dsb)
Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

Produk jasa
JASA LAYANAN Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
Hawalah, Rahn dsb
MAAL

Dana kebajikan
SOSIAL Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
Penghimpunan dan penyaluran ZIS
Produk dan jasa Bank Syariah
Pertama Murni Syariah

Penghimpunan Penyaluran Jasa


keuangan
Prinsip jual beli
Prinsip wadiah  Murabahah
 Giro  Istishna  Wakalah
 Tabungan  Salam  Kafalah
 Hiwalah
Prinsip bagi hasil  Rahn
Prinsip mudharabah  Mudharabah  Qardh
 Deposito  Musyarakah  Sharf
 Tabungan
Ujroh
• Ijarah
• Ijarah Muntahiah
Bitamlik
Penghimpunan
Pertama Murni Syariah
dana

Prinsip • Wadiah yad amanah


wadiah • Wadiah yad dhamanah

Prinsip • Mudharabah mutlaqah


Mudharabah (Investasi Tidak Terikat /
Unrestricted Investment)
• Mudharabah
Muqayyadah (Investasi
Terikat / Restricted
Investment)
Prinsip Wadiah
Pertama Murni Syariah

Akad titipan pihak yang mempunyai barang atau uang


kepada pihak yang diberi kepercayaan untuk
keselamatan, keamanan serta keutuhan harta titipan
tersebut.
Berdasarkan jenisnya :
• Wadiah Yad Amanah, aplikasi di perbankan Safe
Deposit Box
• Wadiah Yad Dhamanah, aplikasi di perbankan
Giro dan tabungan.
Skema Wadiah Yad Amanah
Pertama Murni Syariah

1. Titip barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
2. Bebankan biaya penitipan

• Wadiah Yad al Amanah


– Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan.
– Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.
Skema Wadiah Yad Dhamanah
Pertama Murni Syariah

1. Titip Barang/uang

Nasabah Bank
(Penitip) (Penyimpan)
4. Beri Bonus
2.
3.Bagi Hasil Pemanfaatan
Barang/uang
• Wadiah Yad adh Dhamanah
– Penyimpan boleh memanfaatkan
barang/uang titipan.
– Keuntungan sepenuhnya menjadi milik
penyimpan. Pengguna
– Penyimpan dapat memberikan insentif
(bonus) kepada penitip. Dana
Prinsip Mudharabah
Pertama Murni Syariah

Merupakan akad antara pemilik dana sebagai “Shahibul


Maal” dengan Bank sebagai pengelola dana atau
“Mudharib” untuk mengelola dana dan memperoleh
keuntungan serta dibagi sesuai nisbah yang disepakati
pada awal akad
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada
mudharib :
• Mudharabah Mutlaqah, aplikasi di perbankan
merupakan investasi tidak terikat berupa deposito
atau tabungan
• Mudharabah Muqayyadah, Investasi terikat
Skema Mudharabah Mutlaqah Pertama Murni Syariah

Perjanjian Bagi Hasil


Bank Nasabah
(Mudharib) Modal (Shahibul Maal)
Keahlian 100%

Proyek/Usaha Nisbah
Y%
Nisbah
X% Pembagian Keuntungan

Modal
Pengembalian
Modal Pokok
Mudharabah Muqayyadah
Pertama Murni Syariah

1 Proyek Tertentu BANK


SPECIAL Mudharib
PROJECT
4 Penyaluran Dana
(Pengelola)
5 Bagi Hasil

6. Bagi
2 Hubungi
Hasil
3 Inv Investor
dana

INVESTOR
Shahibul Maal
(Pemilik modal)
Contoh perhitungan Bagi Hasil
Pertama Murni Syariah

DPKM (Dana Pihak Ketiga Mudharabah) yaitu Dana Nasabah A 90.000.000


dengan Akad Mudharabah
DPKM yang dapat disalurkan pada pembiayaan = DPKM x (1- B 85.500.000
GWM => simpanan wajib pada Bank Indonesia =5%)
Dana bank 14.500.000
Pembiayaan yang disalurkan C 100.000.000
Pendapatan dari penayaluran pembiayaan D 1.666.667
Pendapatan Investasi dari setiap 1000 DPKM E 15,83

B 1
E = --- X D X --- X 1.000
C A
Contoh Perhitungan Bagi Hasil
Pertama Murni Syariah

Contoh :
Tuan Ahmad memiliki deposito Mudharabah di BMI sebesar Rp. 10 juta
dengan nisbah nasabah 55 dan BMI 45, dan masa pengendapatan
selama satu bulan
Pendapatan Investasi dari setiap 1000 DPKM E 15,83

Saldo rata-rata harian F 10.000.000,00

Nisbah nasabah (disepakati awal akad) G 55,00

Porsi bagi hasil untuk nasabah bulan ini (rupiah) H 87.065,00

F G
H = ------- X E X ------
1.000 100
Kesimpulan Pertama Murni Syariah

• Sistem bagi hasil tidak dapat memastikan keuntungan di


muka, karena harus memperhitungkan hasil investasi
• Secara finansial tidak ada kepastian sistem bagi hasil lebih
besar/kecil dari bunga dan sebaliknya, tergantung pada
besar indeks hasil investasi dari Bank ybs.
• Sistem bunga akan lebih ringkas tapi tidak adil dan potensi
memberatkan
Penyaluran
Pertama Murni Syariah
dana

Prinsip Jual • Murabahah


Beli • Istishna, Istishna paralel
• Salam, Salam Paralel
Prinsip Bagi • Pembiayaan Mudharabah
hasil • Pembiayaan Musyarakah

Ujroh • Ijarah, Ijarah Muntahia


Bitamlik
Prinsip Jual beli Pertama Murni Syariah

MURABAHAH
• Merupakan akad jual beli antara bank dengan
nasabah, Bank membeli barang dan menjual
kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan keuntungan yang disepakati.

• Aplikasi, diterapkan untuk pembiayaan investasi


Skema Murabahah Pertama Murni Syariah

1. Negosiasi & Persyaratan

2. Akad Jual Beli


BANK
NASABAH
SYARIAH
6. Bayar 5. Terima
Barang
3. Beli PENJUAL 4. Kirim
(SUPPLIER)
Pertama Murni Syariah

ISTISHNA
• Akad jual beli (mashnu’) antara pemesan (mustashni’)
dengan penerima pesanan (shani)
• spesifikasi (jenis, macam, ukuran, mutu, jumlah) dan
harga barang pesanan disepakati diawal akad dengan
pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan ( dimuka,
cicilan dan dibelakang)
• Apabila bank bertindak sebagai shani’ kemudian
menunjuk pihak lain untuk membuat barang disebut
istishna paralel
• Aplikasi di perbankan, manufaktur, industri kecil
menengah dan konstruksi
Skema Istishna Pertama Murni Syariah

PRODUSEN
(PEMBUAT)
3.Kirim
BarangPesanan
1.Negosiasi
2. Tagih Pesan

BANK
SYARIAH
Skema Istishna Paralel
Pertama Murni Syariah

PRODUSEN 5.Kirim KONSUMEN


(PEMBUAT) BarangPesanan (PEMBELI)

6.Bayar
2.Negosiasi 3. Tagih
4. Tagih Pesan
1.Negosiasi
BANK dan Pesan
SYARIAH
Pertama Murni Syariah

SALAM
• Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)
antara pembeli (muslam) dengan penjual
(muslam ilaih)
• Spesifikasi (jenis, ukuran, jumlah, mutu) dan
harga barang disepakati diawal akad dan
pembayaran dilakukan dimuka secara penuh
• Apabila bank bertindak sebagai penjual,
kemudian memesan kepada pihak lain untuk
menyediakan barang disebut salam paralel.

• Aplikasi, diterapkan untuk produk agribisnis


Skema Salam Pertama Murni Syariah

PENJUAL
(PETANI)
3.Kirim
BarangPesanan
1.Negosiasi
2. Kirim Bayar
Dokumen
BANK
SYARIAH
Skema Salam Paralel
Pertama Murni Syariah

PENJUAL 5.Kirim
PEMBELI
(PETANI) BarangPesanan

3.Negosiasi 2.Bayar
4. Kirim Bayar 1.Negosiasi
Dokumen dan Pesan
BANK
SYARIAH
Prinsip bagi hasil Pertama Murni Syariah

MUDHARABAH (BANK SEBAGAI SHAHIBUL MAAL)


• Akad antara pemilik modal dan pengelola dana untuk
berusaha guna mendapatkan keuntungan dan akan
dibagi sesuai nisbah yang disepakati diawal akad
• Prinsip bagi hasil usaha terdiri dari revenue sharing
atau profit sharing
MUSYARAKAH
• Akad untuk usaha patungan untuk membiayai usaha
yang halal dan produktif
Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal)
Pertama Murni Syariah

Perjanjian Bagi Hasil


Nasabah Bank
(Mudharib) Modal (Shahibul Maal)
Keahlian 100%

Proyek/Usaha Nisbah
Y%
Nisbah
X% Pembagian Keuntungan
Pengembalian
Modal Pokok
Modal
Skema Musyarakah
Pertama Murni Syariah

Perjanjian Bagi Hasil


Nasabah Bank
(Mitra) Modal Modal (Mitra)

•Nisbah X%
Proyek/Usaha
•Nisbah Y%
•Porsi modal Nasabah •Porsi modal bank

Pembagian Keuntungan
•Porsi modal Nasabah
Pembagian Kerugian •Porsi modal bank

Pengembalian
Modal Modal Pokok
Prinsip ujroh (ijarah) Pertama Murni Syariah

IJARAH
• Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir)
dengan penyewa (mustajir) setelah masa sewa
berakhir barang sewaan dikembalikan kepada muaajir

IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK


• Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir)
dengan penyewa (mustajir) yang diikuti janji bahwa
pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewa
akan berpindah kepada mustajir.
Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Pertama Murni Syariah

Penjual/
Supplier
Obyek Sewa Nasabah

3. Sewa
2. Beli Beli 1. Butuh
Obyek Obyek Sewa
Sewa
Bank Syariah
Milik Nasabah
Milik Bank Syariah Setelah Pelepasan
selama masa sewa
Jasa Perbankan
Pertama Murni Syariah

Wakalah • LC, Transfer, Inkaso &


Kliring
Kafalah • Bank Garansi

Hiwalah • Anjak Piutang

Rahn • Gadai

Qard • Dana Talangan

Sharf • Jual beli Valas


JASA PERBANKAN Pertama Murni Syariah

WAKALAH
• Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (muwakil)
kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan
suatu kegiatan (taukil) atas nama pemberi kuasa
Pertama Murni Syariah

Skema al-Wakalah
Nasabah
Muwakil KONTRAK + FEE

• Transfer
• Kliring
• Collection BANK
• L/C
•Dll WAKIL

TAUKIL
Pertama Murni Syariah

KAFALAH
• Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang
diberikan satu pihak kepada pihak lain dimana
pemberi jaminan (kafiil) bertanggung jawab atas
pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi
hak penerima jaminan.
Pertama Murni Syariah

Skema al-Kafalah

PENANGGUNG DITANGGUNG
TERTANGGUNG
(Jasa/Objek)
BANK NASABAH
JAMINAN KEWAJIBAN
Pertama Murni Syariah

HIWALAH
• Akad perpindahan piutang nasabah (muhil) kepada
bank (muhal’alaih) dari nasabah lain ( muhal)
• Muhil meminta muhal’alaih untuk membayar terlebih
dahulu piutang yang timbul dari jual beli
• Pada saat jatuh tempo muhal akan membayar ke
muhal’alaih
• Muhal’alaih memperoleh imbalan sebagai jasa
pemindahan
Pertama Murni Syariah

Skema al-Hiwalah

MUHAL’ALAIH
(BANK)

2 Dokumen 5 Bayar
3 Bayar 4 Tagih

MUHIL MUHAL
(PENYUPLAI) 1 Suplai Barang
(PEMBELI)
Pertama Murni Syariah

RAHN
• Akad penyerahan fisik barang/ harta (marhun) dari
nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterima
Pertama Murni Syariah

Skema ar-Rahn
Marhun Bih
Pembiayaan 2 Permohonan Pembiayaan

1c

3 Akad Pembiayaan
Murtahin Rahin
Bank 4 Utang + fee
Nasabah

1a

Marhun
1 b Titipan/Gadai Pembiayaan Jaminan
Pertama Murni Syariah

QARDH
• Akad pinjaman dari Bank (muqridh) kepada pihak
tertentu (muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai
dengan pinjamannya.
Pertama Murni Syariah

Skema al-Qardh

PERJANJIAN
QARDH

NASABAH BANK
TENAGA
MODAL
KERJA
100 %

PROYEK USAHA KEMBALI


100 %
MODAL

KEUNTUNGAN
Pertama Murni Syariah

SHARF
Akad jual beli Valuta asing yang dilakukan secara tunai
maupun non tunai dengan tujuan tidak untuk berspekulasi
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Pertama Murni Syariah
IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA
(Jakarta, 16 Desember 2003 / 22 Syawal 1424 H)

MEMUTUSKAN/MENETAPKAN

A. Pengertian Bunga (Interest) dan Riba


Bunga (interest): “….. Tambahan yang dikenakan untuk transaksi
pinjaman uang yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa
mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasar-
kan tempo waktu, dan diperhitungkan secara pasti dimuka berdasar-
kan persentase…..”

Riba adalah : Tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena


penangguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan
inilah yang disebut riba nasi’ah. Riba jenis kedua yang disebut riba
fadhl ialah pertukaran dua barang yang sejenis dengan kelebihan.
Riba yang dimaksud dalam fatwa ini adalah riba nasi’ah.
Pertama Murni Syariah

B. Hukum Bunga (Interest)


Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang
Terjadi pada zaman Rasulullah SAW, baik riba nasi’ah maupun riba
Fadhl. Dengan demikian praktek pembungaan uang ini termasuk salah
satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya.
Praktek pembungaan uang ini banyak dilakukan oleh Bank, Asuransi,
Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya
maupun individu.

C. Bermu’amalah dengan Lembaga Keuangan Konvensional


a. Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan Lembaga Keuangan
Syariah, tidak diperbolehkan melakukan transaksi yang didasarkan
kepada perhitungan bunga
b. Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan Lembaga Keuangan
Syariah, diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga
keuangan konvensional berdasarkan prinsip dlarurat/hajat
Pertama Murni Syariah

D. Dasar - dasar Penetapan


1. Bunga bank memenuhi kriteria riba yang diharamkan Allah SWT,
seperti dikemukakan oleh :

a) Imam Nawawy dalam al – Majmu’


b) Ibn Al - ’Araby dalam Ahkam al Qur’an
c) Al – ‘Aini dalam ‘Umdah al Qary
d) Al – Sarkhasyi dalam al – Mabsuth
e) Ar – Raghib al – Isfahani
f) Yusuf al- Qardhawy dalam Fawaid al – Bunuk
g) Muhammad Abu Zahrah
h) Muhammad Ali al – Shabuni
i) Wahbah al – Zuhaily dalam al – Fiqh al – ISlamy wa Adillatuh
2. Bunga uang dari pinjaman/simpanan yang berlaku diatas lebih buruk dari
riba yang diharamkan Allah SWT dalam al-Qur’an, karena riba hanya di-
kenakan tambahan pada saat si peminjam tidak mampu mengembalikan
pinjaman pada saat jatuh tempo. Sedangkan bunga bank sudah langsung
dikenakan tambahan sejak terjadinya transaksi.
Pertama Murni Syariah

3. Telah adanya ketetapan akan keharaman bunga bank oleh tiga Forum Ulama
Internasional, yaitu :
a. Majma’ul Buhuts al-Islamiyyah di al-Azhar Mesir pada Mei 1965
b. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI yang diselenggarakan
di Jeddah tanggal 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H / 22-28 Desember 1985
c. Majma’ Fiqh Rabithah al-’Alam al-Islamy Keputusan 6 Sidang IX
yang diselenggaran di Makkah tanggal 12-19 Rajab 1406 H
d. Keputusan Dar al-Itfa, Kerajaan Saudi Arabia, 1979
e. Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999
4. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
tahun 2000 yang menyatakan bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syari’ah

5. Sidang Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo yang menyarankan


kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem
perekomonian khususnya Lembaga Perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam

6. Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1992 di Bandar
Lampung yang mengamanatkan berdirinya Bank Islam dengan sistem tanpa
bunga
Perkembangan Bank Syariah :
Pertama Murni Syariah

Perkembangan bank syariah di Indonesia secara formal


dimulai tahun 1992 dan serius dikembangkan
mulai tahun 1998

Mengapa Indonesia menjadi “late-comer”


dalam pengembangan bank syariah ?
Faktor penyebab keterlambatan:
Pertama Murni Syariah

1) Perbedaan pandangan tentang bunga bank


• Halal
• Syubhat
• Haram
2) Pertimbangan Sosial Politik
 Heterogenitas masyarakat Indonesia
 Tanggung jawab pencantuman label “syariah”
3) Kendala Dasar Hukum
 UU No.14 th 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan tidak
mengenal bank syariah
Kendala Stagnasi Perkembangan
(1992-1998) Pertama Murni Syariah

1. Masih rendahnya pengetahuan dan


kesalahpahaman masyarakat

2. Ketentuan operasional perbankan,


instrumen moneter dan pasar keuangan

3. Keterbatasan jaringan pelayanan

4. Kurangnya SDI dan Keahlian


Pertama Murni Syariah

Ketentuan Undang-Undang:
 UU tentang Perbankan Tahun 1967 (tidak
mengenal bank syariah)
 UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan (hanya
mengenal bank bagi hasil) ; Dual Banking System
 UU No. 10 tentang perbankan Tahun 1998 (baru
mengakui bank syariah);
UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI memberikan
kewenangan untuk pengaturan bank syariah
‘MILESTONE’ PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
SEJAK 1990
Pertama Murni Syariah
1998 1999 2000
1990 1992 2001 2003
Diperbolehkannya Kebijakan
Lokakarya Pengenalan bank beroperasi moneter Keluarnya Reg. BPS BPS
MUI Dual banking secara dual system berdasarkan Operasional & lahir menjadi
system prinsip syariah Kelembagaan DPbS

• BI membuat dan
• UU no. 10/1998, Bank Indonesia menetapkan
mengakui keberadaan bank peraturan
Peserta
syariah dan bank konvensional
sepakat untuk kelembagaan
• Bank konvensional
segera perbankan syariah
diperkenankan membuka KC
mendirikan syariah. Pengemb PUAS &
bank syariah SWBI

• UU no.23/1999:
• BI bertanggungjawab terhadap pengaturan dan Penyempurnaan jaringan
Bank Muamalat pengawasan perbankan termasuk bank syariah kantor. PBI No. 41/2002
Indonesia berdiri • BI dapat menetapkan kebijakan moneter dg Konversi BUK menjadi
sebagai hasil dari menggunakan prinsip syariah BUS
Konversi KCK menjadi KCS
pertemuan • Berdiri BUS kedua Konversi KCP/KK menjadi
tahunan MUI pd • Dibuka kantor cabang syariah untuk yang pertama KCS
bulan Agustus kalinya Membuka window syariah
1990 • BI memiliki Tim Penelitian dan Pengaturan di KCK
Perbankan Syariah
Perkembangan Jaringan
Pertama Murni Syariah
Perbankan Syariah

Keterangan Des-92 Des-99 Des-02 Agt-03


Bank Umum Syariah 1 2 2 2
Unit Usaha Syariah 0 1 6 7
Jumlah Kantor Bank 1 40 138 210
BPR Syariah 9 79 83 84

Perkembangan Volume Aset, DPK


dan Pembiayaan
Dec-01 Dec-02 Agt-03
Total Aset 0.25% 0.36% 0.56%
Pembiayaan 0.57% 0.80% 1.05%
Dana Pihak Ketiga 0.23% 0.35% 0.51%
Perbankan Syariah di Indonesia
Desember 2003 Pertama Murni Syariah

• Total Asset Rp. 7,86 Triliun


(0,7% dari total aset perbankan nasional)
• Total Simpanan Syariah Rp. 5,72 Triliun
(0,6% dari total simpanan masyarakat)
• Total Pembiayaan Rp. 5,53 Triliun
(1,2% dari total kredit perbankan nasional)
• FDR 96,6 Triliun
(jauh diatas rata2 perbankan yang hanya 53%)
• NPL : 2,34%
(jauh dibawah rata2 perbankan yang mencapai 8,2%)
• Total jaringan : 299 outlet

Anda mungkin juga menyukai