Am2-Variable and Absorption

Variable Costing
versus Absorption Costing

Drs. Devie., Ak., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA
BIAYA DALAM PELAPORAN KEUANGAN
BIAYA PRODUKSI
• Biaya yang terjadi fungsi produksi, yang meliputi pemakaian bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
BIAYA PENJUALAN
• Biaya yang terjadi pada fungsi pemasaran, yang meliputi komisi

penjual, biaya distribusi, biaya promosi, biaya layanan purna jual
BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
• Semua biaya yang terjadi pada organisasi yang tidak termasuk

kategori biaya produksi dan biaya penjualan
Product Cost (BIAYA PRODUK) and
Period Cost (BIAYA PERIODE)
NERACA
BIAYA
PRODUK PERSEDIAAN
HARGA
POKOK
HARGA
PRODUK
BIAYA DALAM POKOK
PELAPORAN PENJUALAN
KEUANGAN LAPORAN LABA RUGI
BIAYA BEBAN
PERIODE
LAPORAN LABA RUGI
Harus Diingat !!!
Absorption Costing Variable Costing
Pendapatan Pendapatan
- Biaya Produksi  HPP (DM, - Biaya Variabel (DM, DL
DL, MOH) sifatnya selalu variabel!!!
Hati-hati dng MOH dan
Gross (Laba Kotor) Biaya administrasi &
- Biaya Periode  Biaya penjualan!)
Penjualan & Administrasi Marjin Kontribusi
Nett (Laba Bersih / Laba - Biaya Tetap
Operasi) Nett (Laba Bersih / Laba
Operasi)
Sekilas AM
Tepung 150.000 gr Rp 1.500.000,-

Tukang Masak Rp 2.000.000,-
Sabun Pel (OH Variabel) 10 liter Rp 100.000,-
Tukang Sapu (OH Tetap) Rp 1.250.000,-
Penyusutan Komputer Rp 50.000,-
Komisi Penjualan 30.000 Bakpau Rp 3.000.000,-
Penjualan 30.000 Bakpau Rp 9.000.000
Sekilas AM
AKBI AM
Absorption (Full) Costing Variable Costing
Pendapatan 9.000.000 Pendapatan 9.000.000

- Biaya Produksi - Biaya Variable
Tepung (DM) 1.500.000 Tepung (DM) 1.500.000
Tu Ma (DL) 2.000.000 Tu Ma (DL) 2.000.000
Tu Sa + Sabun (OH) 1.350.000 Sabun (OH Variable) 100.000
Gross / Laba Kotor 4.150.000 Komisi 3.000.000
- Biaya Admin & Penjualan Contribution Margin 2.400.000
Penyusutan Kom 50.000 - Biaya Tetap
Komisi 3.000.000 Tu Sa (OH Tetap) 1.250.000
Neto 1.100.000 Penyusutan Kom 50.000
Neto 1.100.000
Sekilas AM
AKBI AM

Tu Ma (DL) 2.000.000 Tu Ma (DL) 2.000.000
Neto 1.100.000
Sekilas AM
AKBI AM

Tu Ma (DL) 2.000.000 Tu Ma (DL) 2.000.000
Neto 1.100.000
ABSORPTION COSTING
BIAYA BIAYA
PRODUK PERODE
PEMAKAIAN BAHAN BAKU √

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG √
BIAYA VARIABEL OVERHEAD PABRIK √
BIAYA TETAP OVERHEAD PABRIK √
BIAYA VARIABEL PENJUALAN √
BIAYA TETAP PENJUALAN √
BIAYA VARIABEL UMUM DAN ADMINISTRASI √
BIAYA TETAP UMUM DAN ADMINISTRASI √
VARIABLE COSTING
BIAYA BIAYA
PRODUK PERODE
PEMAKAIAN BAHAN BAKU √

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG √
BIAYA VARIABEL OVERHEAD PABRIK √
BIAYA TETAP OVERHEAD PABRIK √
BIAYA VARIABEL PENJUALAN √
BIAYA TETAP PENJUALAN √
BIAYA VARIABEL UMUM DAN ADMINISTRASI √
BIAYA TETAP UMUM DAN ADMINISTRASI √
Variable Costing
versus Absorption Costing
Harga jual per unit Rp 180,000
Unit yang diproduksi 30,000 unit panci
Unit yang terjual 20,000 unit panci
Tidak memiliki persediaan awal
Biaya variabel per unit :
Biaya bahan baku Rp 45,000
Biaya tenaga kerja Rp 27,000
Biaya overhead pabrik Rp 9,000
Biaya administrasi dan penjualan Rp 18,000
Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik Rp 1,080,000,000
Biaya administrasi dan penjualan Rp 135,000,000
• BERAPA HARGA POKOK PENJUALAN

• BERAPA LABA KOTOR
BIAYA PRODUKSI
Tipe biaya Absorption costing Variable costing

Biaya bahan baku 45.000 45.000
Biaya tenaga kerja 27.000 27.000
Biaya variabeloverhead pabrik 9.000 9.000
Biaya tetap overhead pabrik 36.000 -
(1,080,000,000 : 30,000 unit)
Total biaya produksi 117.000 81.000
Hati-hati
LAPORAN LABA RUGI
Absorption Costing
Perusahaan BIMA
Laporan laba rugi
Periode 1 maret-31 maret 2011
Absorption costing
Penjualan (20,000 unit x Rp 180,000) 3.600.000.000

Harga pokok penjualan
Persediaan, 1 maret -
Harga pokok produksi (30,000 x Rp 117,000) 3.510.000.000
Barang tersedia untuk dijual 3.510.000.000
Persediaan, 31 maret ( 10,000 unit x Rp 117,000) 1.170.000.000
Harga pokok penjualan(20,000 x Rp 117,000) 2.340.000.000
Laba kotor 1.260.000.000
Biaya variabel administrasi dan penjualan (20,000 unit x Rp 18,000) 360.000.000
Biaya tetap administrasi dan penjualan 135.000.000
495.000.000
Laba operasi 765.000.000
LAPORAN LABA RUGI
Variable Costing
Perusahaan BIMA
Laporan laba rugi
Periode 1 maret-31 maret 2011
Variable costing
Penjualan (20,000 unit x Rp 180,000) 3.600.000.000

Persediaan, 1 maret -
Harga pokok produksi variabel(30,000 x Rp 81,000) 2.430.000.000
Barang tersedia untuk dijual variabel 2.430.000.000
Persediaan, 31 maret ( 10,000 unit x Rp 81,000) 810.000.000
Harga pokok penjualan variabel (20,000 x Rp 81,000) 1.620.000.000
Biaya variabel administrasi dan penjualan (20,000 unit x Rp 18,000) 360.000.000 1.980.000.000
Marjin kontribusi 1.620.000.000
Biaya tetap overhead pabrik 1.080.000.000
Biaya tetap administrasi dan penjualan 135.000.000 1.215.000.000
Laba operasi 405.000.000
Perlu Diingat !!
Biaya Produksi
Absorption
B. Penjualan & Adminstrasi
Biaya Variable
Variable
Biaya Tetap
Variable Costing versus Absorption Costing
PADA VOLUME PRODUKSI KONSTAN
Informasi volume produksi 2008 2009 2010
Saldo awal 0 0 60
Volume produksi 300 300 300
Unit yang terjual 300 240 360
Saldo akhir 0 60 0
Informasi keuangan
Harga jual per unit 12.000.000
Biaya produksi variabel/unit 7.200.000
Biaya tetap overhead pabrik setahun 18.000.000
Biaya tetap overhead pabrik/unit 60.000
Biaya penjualan dan administrasi variabel/unit 150.000
Biaya penjualan dan administrasi tetap 2.400.000
Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
untuk tahun yang berakhir 2008
Absorbtion costing
Penjualan (Rp12,000,000x300 unit) 3.600.000.000

Harga pokok penjualan (Rp 7,260,000x300 unit) 2.178.000.000
Laba kotor 1.422.000.000
Biaya penjualan dan administrasi variabel/unit 45.000.000
47.400.000
Laba operasi 1.374.600.000
Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
Variable costing

Harga pokok penjualan variabel (Rp 7,200,000x300 unit) 2.160.000.000
Biaya penjualan dan administrasi variabel( Rp150,000x300unit) 45.000.000
2.205.000.000
20.400.000
Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
Absorption costing

Harga pokok penjualan (Rp 7,260,000x240unit) 1.742.400.000
Laba kotor 1.137.600.000
38.400.000
Biaya Tetap OH yg masuk hanya 240 unit

Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
Variabel costing

1.764.000.000
20.400.000
Biaya Tetap OH disini untuk 300 unit

Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
Absorbtion costing

Harga pokok penjualan (Rp 7,260,000x360unit) 2.613.600.000
Laba kotor 1.706.400.000
56.400.000
Laba operasi Kalau sebelumnya hanya 240, 60 sisa 1.650.000.000
Periode sebelumnya diperhitungkan
sekarang
Perusahaan NINJA
Laporan laba rugi
Variabel costing

2.646.000.000
20.400.000
Tetap Biaya OH untuk 300 unit

UNIT YANG DIPRODUKSI = UNIT YANG DIJUAL

MAKA
LABA OPERASI LABA OPERASI
ABSORPTION COSTING = VARIABLE COSTING
UNIT YANG DIPRODUKSI > UNIT YANG DIJUAL

MAKA
ABSORPTION COSTING > VARIABLE COSTING
UNIT YANG DIPRODUKSI < UNIT YANG DIJUAL

MAKA
ABSORPTION COSTING < VARIABLE COSTING
PADA VOLUME PRODUKSI BERFLUKTUASI
• Mengapa penjualan yang dicapai sama, tetapi laba
operasi tahun 2010 mengalami peningkatan dari
Rp.10,000,000 menjadi Rp.30,000,000 ?
Divisi A
Laporan laba rugi tahun 2010
Absorption costing
tahun 2009 tahun 2010
Penjualan (Rp 25,000 x 10,000 unit) 250.000.000 250.000.000
( Rp 16,000 x 10,000 unit ) 160.000.000
( Rp 14,000 x 10,000 unit ) 140.000.000
Laba kotor 90.000.000 110.000.000
Biaya penjualan dan administrasi variabel
(Rp 5,000 x 10,000 unit ) 50.000.000 50.000.000
Biaya penjualan dan administrasi tetap 30.000.000 30.000.000
Laba operasi 10.000.000 30.000.000
• Informasi yang diperoleh untuk menelusuri

peningkatan laba operasi:
tahun 2009 2010
Persediaan awal - -
unit diproduksi 10.000 15.000
unit terjual 10.000 10.000
Harga jual /unit Rp. 25.000 Rp. 25.000
Biaya produksi variabel per unit Rp. 10.000 Rp. 10.000
Biaya tetap overhead tetap Rp. 60.000.000 Rp. 60.000.000
Biaya variabel penjualan dan administrasi variabel per unit Rp. 5.000 5.000
Biaya tetap penjualan dan administrasi Rp. 30.000.000 30.000.000
Penggunaan absorption costing pada volume produksi bervariasi

menyebabkan biaya produksi per unit bervariasi
Jika perusahaan memproduksi
Total biaya produksi per unit 10,000 unit 15,000 unit
~ biaya produksi variabel Rp 10.000 Rp 10,000
~ biaya overhead tetap per unit
(Rp 60,000,000 : 10,000 unit) Rp 6,000
(Rp 60,000,000 : 15,000 unit) Rp 4,000
Total biaya produksi per unit Rp 16,000 Rp 14,000
PENURUNAN BIAYA
PRODUKSI PER UNIT
KARENA
PENINGKATAN
VOLUME PRODUKSI
GUNAKAN VARIABLE COSTING UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENINGKATAN
LABA YANG TIDAK DIPICU OLEH PENINGKATAN PENJUALAN
Divisi A
Laporan laba rugi
Variable costing
2009 2010
10,000 unit 15,000 unit
Penjualan (Rp 25,000 x 10,000 unit) 250.000.000 250.000.000
Harga pokok penjualan variabel
(Rp10,000 x 10,000 unit ) 100.000.000 100.000.000
Biaya penjualan dan administrasi variabel
(Rp 5,000 x 10,000 unit ) 50.000.000 50.000.000
Marjin kontribusi 100.000.000 100.000.000
Biaya overhead tetap 60.000.000 60.000.000
Biaya penjualan dan administrasi tetap 30.000.000 30.000.000
Laba operasi 10.000.000 10.000.000
BIAYA LABA
PERUBAHAN VOLUME PRODUKSI
PRODUKSI OPERASI
VOLUME PRODUKSI MENINGKAT

MENURUN MENINGKAT
ANTAR PERIODE
VOLUME PRODUKSI MENURUN
MENINGKAT MENURUN
ANTAR PERIODE
ABSORPTION COSTING
• DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN SESUAI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
• PENGGUNA ADALAH PIHAK EKSTERNAL
• MUDAH DITERAPKAN
VARIABLE COSTING
• DIGUNAKAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS YANG

BERSIFAT STRATEGIS
• PENGGUNA ADALAH PIHAK MANAJEMEN
• TIDAK MUDAH DALAM MEMISAHKAN BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
PR
1. Apabila anda seorang manager, costing
manakah yang akan anda pilih? Mengapa?
2. PT Sisir menghasilkan sisir yag dijual dengan
harga $2 per unit. PT Sisir tidak mempunyai
inventaris awal. Data ini diperoleh selama
2006 dan 2007
PR
Keterangan 2006 2007
Penjualan 1800 units 2200 units
Produksi 2000 units 2000 units
Production Cost
Variable (per unit) $ 0,60 $ 0,60
Fixed $ 1000 $ 1000
Marketing – variable (per unit) $ 0,40 $ 0,40
Administrative - fixed $ 500 $ 500
PR
Siapkanlah:
1. Laba Rugi untuk masing-masing tahun
dengan menggunakan absorption costing
dengan menggunakan variable costing
3. Sebuah hitungan rekonsiliasi bahwa
sebenarnya kedua perhitungan tersebut
sama.
Blocher Lat 17.35
PR
PR 3
PT Resik menghasilkan alat cukur segala macam
rambut yg dijual $3 per unit. PT Resik selalu
menggunakan FIFO untuk perhitungan
inventaris. Berikut ini adalah keuangan
perusahaan.
PR
2xx0 2xx1
Penjualan 1000 unit 1200 unit
Produksi 1400 unit 1000 unit
$$$ $$$
Biaya Variable Produksi 700 500
Biaya Tetap Produksi 700 700
Biaya Variable Periode 1000 1200
Biaya Tetap Periode 400 400
PR
Siapkanlah:
dengan menggunakan absorption costing
dengan menggunakan variable costing
3. Sebuah hitungan rekonsiliasi bahwa
sebenarnya kedua perhitungan tersebut
sama.
Horngren 9.24

Am2-Variable and Absorption

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Am2-Variable and Absorption

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Variable Costing

versus Absorption Costing

• Biaya yang terjadi fungsi produksi, yang meliputi pemakaian bahan

• Biaya yang terjadi pada fungsi pemasaran, yang meliputi komisi

BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI

• Semua biaya yang terjadi pada organisasi yang tidak termasuk

Tepung 150.000 gr Rp 1.500.000,-

Pendapatan 9.000.000 Pendapatan 9.000.000

Pendapatan 9.000.000 Pendapatan 9.000.000

Pendapatan 9.000.000 Pendapatan 9.000.000

PEMAKAIAN BAHAN BAKU √

PEMAKAIAN BAHAN BAKU √

• BERAPA HARGA POKOK PENJUALAN

Tipe biaya Absorption costing Variable costing

Penjualan (20,000 unit x Rp 180,000) 3.600.000.000

Penjualan (20,000 unit x Rp 180,000) 3.600.000.000

Penjualan (Rp12,000,000x300 unit) 3.600.000.000

Penjualan (Rp12,000,000x300 unit) 3.600.000.000

Penjualan (Rp12,000,000x240 unit) 2.880.000.000

Biaya Tetap OH yg masuk hanya 240 unit

Penjualan (Rp12,000,000x240 unit) 2.880.000.000

Biaya Tetap OH disini untuk 300 unit

Penjualan (Rp12,000,000x360 unit) 4.320.000.000

Penjualan (Rp12,000,000x360 unit) 4.320.000.000

Tetap Biaya OH untuk 300 unit

UNIT YANG DIPRODUKSI = UNIT YANG DIJUAL

UNIT YANG DIPRODUKSI > UNIT YANG DIJUAL

UNIT YANG DIPRODUKSI < UNIT YANG DIJUAL

• Informasi yang diperoleh untuk menelusuri

Penggunaan absorption costing pada volume produksi bervariasi

VOLUME PRODUKSI MENINGKAT

• DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PENYUSUNAN LAPORAN

• DIGUNAKAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN BISNIS YANG

Anda mungkin juga menyukai