Anda di halaman 1dari 16

BAB 8

PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PRODUK SAMPINGAN


DAN PRODUK GABUNGAN
( JOINT PRODUCT AND BY PRODUCT )
PRODUK GABUNGAN (JOINT PRODUCT)

• Suatu proses produksi yang menghasilkan beberapa produk yang berasal


dari satu jenis / macam bahan baku yang diproduksi secara serentak
(bersama-sama). Dimana, nilai dari produk ini masing-masing berbeda.

• Contoh: Perusahaan industri minyak bumi, mengolah minyak mentah


menjadi bensin, minyak tanah, oli, dll.

• Permasalahan pokok yang timbul di dalam produk gabungan : Bagaimana


cara mengalokasikan biaya yang terujadi dalam rangka menghasilkan
produk.

• Biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produk gabungan


disebut dengan “JOINT COST”.
Di dalam proses produksi yang menghasilkan produk gabungan,
produk yang dihasilkan terdiri dari 2 macam :
• Produk Utama (Main Product).
• Produk Sampingan (By Product)

Istilah produk sampingan (by-product)


•umumnya digunakan untuk mandefinisikan suatu produk
dengan nilai total yang relatif kecil dan dihasilkan secara
simultan atau bersamaan dengan produklain yang nilai totalnya
lebih besar. Produk dengan nilai total yang lebih besar tersebut
biasanya disebut produk utama (main product).
• Produk utama (MAIN PRODUCT)  biasanya diproduksi
dalam jumlah yang lebihbesar dibandingkan dengan produk
sampingan. Biasanya, produsen hanya memiliki sedikit
kendaliatas jumlah produk sampingan yang dihasilkan.

• Sebaliknya, diperkenalkan metode teknik yang lebihmaju,


seperti yang digunakan di industri perminyakan, telah
memungkinkan pengendalian yang lebihbesar atas jumlah
residu dan produk sampingan lainnya.

• Misalnya saja, suatu perusahaan yangmenyewa truk untuk


mengangkut bahan tertentu menemukan bahwa bahan
buangan tersebutdapat digunakan sebagai pupuk. Produk
sampingan ini sekarang menjadi sumber pendapatan
lainuntuk seluruh industri.
• Produk gabungan (joint product)  dihasilkan secara
simultan melalui suatu proses atau serentetan proses umum,
dimana setiap prosuk yang dihasilkan dari proses tersebut
memiliki lebih dari sekedar nilai normal.
• Proses produksi tersebut bersifat simultan karena proses itu
menghasilkan seluruh produk tersebut tanpa kecuali.
• Peningkatan dalam output salah satu produk pasti akan
menyebabkan peningkatan kuantitas dari produk atau produk-
produk lain, dan demikian pula sebaliknya, walaupun tidak
harus dalam proporsi yang sama.
• Titik pisah batas (split-off point)  didefinisikan sebagai titik
dimana produk-produk tersebut dapat dipisahkan sebagai
unit-unitindividual.
• Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih dalam satu
kesatuan yang homogen
Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Gabungan

•Asal mula dari produk sampingan bervariasi.


•Produk sampingan yang dihasilkan dari pembersihan produk
utama, seperti gas dan tar yang dihasilkan dari produk arang,
biasanya memiliki nilai sisa.
•Dalam beberapa kasus, produk sampingan adalah sisa atau
sampah, seperti serbuk gergaji di tempat penggergajian kayu.
•Dalam kasus lain, produk sampingan timbul dari proses
persiapan bahan bakus ebelum digunakan dalam proses
produksi produk utama pemisahan biji kapas dari kapas, buah
apel dari biji apel, dan kulit biji coklat merupakan contoh dari
produk sampingan semacam ini.
• Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok menurut kondisi dapat dipasarkannya produk
tersebut pada titik pisah batas:
(1)yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut,
dan
(2)yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat dijual.

• Contoh klasik dari produk gabungan adalah industri


pengemasan daging. Berbagai jenis potongan daging dan
beberapa produk sampingan dihasilkan dari satu hewan
potong dengan satu total biaya.
• Contoh lain dari produksi produk gabungan adalah produksi
bensin. Derivasi bensin biasanya menghasilkan produksi nafta,
kerosin, dan minyak bakar terdistilasi.
• Contoh lain dari produksi produk gabungan adalah produksi
secara simultan dari berbagai jenis lem dan pemrosesan
kedelai menjadi minyak dan bahan pangan.

• Perhitungan biaya produk gabungan juga ditemukan diindustri


yang harus memilah bahan baku sebelum diproses.

• Produsen tembakau (kecuali dalam kasus dimana tembakau


yang sudah dipilah dibeli dari luar) dan semua perusahaan
pengalengan buah dan sayuran menghadapi masalah
pemilahan.
• Faktanya, produsen-produsen ini menghadapi masalah ganda
dari alokasi biaya gabungan:
(1)Biaya bahan baku berlaku untuk semua tingkatan mutu
(grades) hasil pemilahan, dan
(2)Biaya proses produksi selanjutnya terjadi secara simultan
untuk semua jenis tingkatan mutu tersebut.

Biaya gabungan (joint cost)


• Dapat didefinisikan sebagai biaya yang muncul dari produksi
yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama.
• Setiap kali dua atau lebih produk gabungan atau produk
sampingan dihasilkan dari satu sumber daya, maka biaya
gabungan terjadi.
• Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah batas
• Biaya gabungan terjadi dalam bentuk satu jumlah total biaya
yang tidak dapat dibagi untuk semua produk yang dihasilkan,
dan bukannya berasal dari penjumlahan biaya individual
masing-masing produk.
• Total biaya produksi dari beragam produk melibatkan biaya
gabungan maupun biaya produksi produk individual yang
terpisah.

• Biaya produk terpisah (separable product cost) adalah biaya


yang dapat diidentifikasikan dengan produk individual, dan
pada umumnya tidak memerlukan alokasi.
• Sementara, biaya produksi gabungan memerlukan alokasi ke
produk-produk individual.
Proses
lanjutan
X1
Susu bubuk
X2
Yoghurt
Susu X3
mentah Permen susu
Sentralisasi Titik
pisah X4
Coklat susu

Setelah susu ,mentah di sterilisasi maka dipisahkan menjadi


X1, X2, X3 dan X4 pada titik pemisahan (spilt off point), yang
selanjutnya X1 akan diproses lebih lanjut menjadi susu
bubuk, demikian halnya untuk produk X2, X3 dan X4.
Data lebih lanjut sbb:
Asumsikan biaya proses sentralisasi adalah $20,000 dan data
terkait untuk produk yang dihasilkan dan alokasi biaya bersama
dengan menggunakan metode Realisasi Bersih (Net Realizable
Value / NRV) sbb:

Produk Unit Harga Total Biaya Proses Lanjutan


jual Harga Pasar Setelah titik pisah
($)/unit
(1) (2) (3) (4) = (2)x(3) (5)
Susu Bubuk 1.000 10 10.000 1.000
Yoghurt 1.000 8 8.000 1.000
Permen 2.500 2 5.000 500
Coklat susu 2.000 3 6.000 500
Nilai Realisasi Persentase dari Alokasi Total Biaya Biaya per
Bersih Nilai Realisasi Bersih Biaya unit
Bersama
(6) = (4)-(6) (7)= (8) = (7) x (9) = (5) + (10) = (9)/(2)
(6)/20.000x100% 20.000 (8)
9.000 34,62% 6.923 7.923 7,9
7.000 26,92% 5.385 6.385 6,4
4.500 17,31% 3.462 3.962 1,6
5.500 21,15% 4.231 4.731 2,4
TOTAL 26.000 100% 20.000
Metode Rata-Rata / Metode Fisik.
Pada metode ini alokasi biaya bersama dilakukan berdasarkan
unit yang diproduksi.

Produk Unit Persentase Alokasi Biaya Biaya Proses Lanjutan


Bersama Setelah titik pisah

(1) (2) (3) = (4) = (3)x20.000 (5)


(2)/6500x10
0%
Susu Bubuk 1.000 15,38% 3.076,92 1.000
Yoghurt 1.000 15,38% 3.076,92 1.000
Permen 2.500 38,46% 7.692,31 500
Coklat susu 2.000 30,77% 6.153,85 500
TOTAL 6.500 100% 20.000
Produk Total Biaya Biaya Per Unit
(6) = (4)+(5) (7) = (6)/(2)
Susu Bubuk 4.076,92 4,08
Yoghurt 4.076,92 4,08
Permen 8.192,31 3,28
Coklat susu 6.653,85 3,33

Metode Rata-rata Tertimbang;


Pada metode ini alokasi biaya bersama dilakukan
berdasarkan poin yang diberikan ke masing-masing produk.
Misalnya poin tinggi akan diberikan kepada produk yang
proses pembuatannya lebih rumit, membutuhkan waktu
yang lebih lama, membutuhkan keahlian tenaga kerja
tertentu, dan sebagainya. Poin akan ditentukan biasanya
oleh Manajer Produksi.
Produk Unit Poin Tertimbang Persentase
(1) (2) (3) (4) = (2)x(3) (5) = (2)/17.500x100%

Susu Bubuk 1.000 4 4.000 22,86%


Yoghurt 1.000 5 5.000 28,57%
Permen 2.500 1 2.500 14,29%
Coklat susu 2.000 3 6.000 34,29%
TOTAL 6.500 17.500 100%

Produk Alokasi Biaya Proses Total Biaya Biaya/Unit


Lanjutan Setelah
Titik Pisah
(1) (6) = (7) (8) = (6)+(7) (9) = (8)/(2)
(5)x20.000
Susu Bubuk 4.571 1.000 5.571 5,57
Yoghurt 5.714 1.000 6.714 6,71
Permen 2.857 500 3.357 1,34
Coklat susu 6.857 500 7.357 3,68
TOTAL 20.000

Anda mungkin juga menyukai