KOTA TEGAL
Lia Setiawati
21080113120004
Dosen Pembimbing : Ika Bagus Priyambada, ST, MEng
LATAR BELAKANG
ASPEK TEKNIK
OPERASIONAL
ASPEK HUKUM
ASPEK
DAN
KELEMBAGAAN
PERATURAN
ASPEK PERAN
ASPEK
SERTA
PEMBIAYAAN
MASYARAKAT
LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN
Lokasi :
Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kota Tegal,
Jalan Ki Gede Sebayu No.11 Kota Tegal,Telp. (0283)358165.
Waktu :
11 Juli - 11 Agustus 2016
GAMBARAN UMUM KOTA TEGAL
735 m3
Permukiman
(rumah tangga):
612,5 m3
(83,33%)
Non-Permukiman
(pasar,komersil,dsb):
122,5 m3
(16,67%)
Sumber: Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kota Tegal,2015
• Komposisi Sampah
Karet & Gelas
Kulit &
Kertas Kayu Kain Tiruan Plastik Logam Kaca Organik Lain2
Tahun (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
2015 6,25 3,60 1,05 2,30 20,40 0,15 3,00 60,25 3,00
2014 6,25 3,40 1,10 2,31 21,05 0,15 3,01 60,64 2,08
2013 5,65 4,00 1,05 2,90 20,00 0,15 3,00 60,25 3,00
2012 5,65 3,30 1,05 2,90 20,00 0,15 3,00 60,25 3,70
2011 5,60 3,38 1,05 3,00 19,10 0,17 3,00 59,75 4,95
Sumber sampah Gerobak sampah TPS/TPST Truk Sampah TPA Muara Reja
Wadah Komunal Motor Sampah TPS/TPST Truk Sampah TPA Muara Reja
4. Penyapuan Jalan
Penyapuan Jalan
Tenaga Kerja Jumlah
Penyapuan jalan dilakukan di
sepanjang Jalan Protokol
Penyapu jalan 119 Orang
Mandor 7 Orang
56
TPS
Manual
15
TPST
Sumber: Dokumentasi
TPST di Daerah Pelayanan Persampahan Kota Tegal
No Nama Lokasi Tahun Pembuatan
4 10
10 TPST Sumbodro Jl.Sumbodro,Kel.Slerok, Kec.Tegal Timur 2015
6 12
Pengolahan Sampah di TPST
Tujuan
Diharapkan dengan melibatkan masyarakat dalam
pengelolaan sampah mampu memaksimalkan upaya
pengurangan sampah dalam rangka menanggulangi
masalah persampahan yang dihadapi Kota Tegal.
Pengelolaan
Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) yang dibentuk oleh kelurahan.
Fasilitas
• Umum : kantor, gudang, kamar mandi, hanggar,
mesin pencacah kompos, alat press paving, dan alat
press kardus,motor sampah,becak sampah
• Tambahan : 6 buah insinerator (TPST Bahari Gambar Skema Pengolahan Sampah di
Asri, TPST Trukan Jaya, TPST Arum Karya, TPST TPST
Sumbodro, TPST Mulya Jaya, dan TPST Rukun
Bersih)
TPST Arum Karya
Lokasi
Jalan Arum ,Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal
Selatan,Kota Tegal
Pengelola
KSM Arum Karya, dikoordinatori Bapak Hendro Sugito
Inovasi
Ternak lele
Tabel Pengolahan Sampah TPST Arum Karya
Volume Volume Volume Volume Volume
Sampah
Sampah Sampah Sampah Sampah Sisa
Masuk
Dipilah Dikompos Dibakar
(m3)/hari
(m )/hari
3
(m3)/hari (m3)/hari (m3)/hari
±40 ±5 ±1 ±8 ±7
a.Pos Jaga (b.) Kantor (c.) Rumah Kompos (d.) Menara Air
(e.) Tempat Cuci Kendaraan ( f.)Sumur Uji (g.) Insinerator (h.) Bengkel
Kegiatan pemrosesan akhir yang dilakukan di TPA Kota Tegal
1.pengomposan,
2.pemilahan oleh pihak informal(pemulung),
3. pembakaran. dan
4. penimbunan.
1 2 3 4
4. Aspek Pembiayaan dan Retribusi
Retribusi
Biaya Operasional Dan Pemeliharaan Pengelolaan Sampah Kota Tegal Tahun 2015
Rp 2.398.575.000
APBD RETRIBUSI
Rp 2.061.150.000 Rp 337.425.000
5. Aspek Peran Serta Masyarakat
Bentuk peran serta masyarakat Kota Tegal dalam pengelolaan persampahan antara sebagai berikut:
1. Turut memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungannya,
2. Membayar retribusi pelayanan kebersihan.
3. Masyarakat aktif memberi masukan (saran-saran) yang membangun dalam pengelolaan
persampahan.
4. Bermitra dengan Pemerintah Kota Tegal dalam mengelola sampah di lingkungannya.
Contoh bentuk peran serta masyarakat Kota Tegal dalam pengelolaan persampahan:
sampah kota
3. Aspek Teknik Operasional
• Berdasarkan data pelayanan persampahan yang ada di Dinas Permukiman dan Tata Ruang (Diskimtaru) Kota Tegal, daerah
pelayanan persampahan di Kota Tegal menjangkau semua daerah Kota Tegal
• Tingkat pelayanan persampahan Kota Tegal adalah sebagai berikut:
Pedoman pengelolaan persampahan 1. Dikosongkan setiap hari minimal 1. Dikosongkan setiap hari 1. Sesuai
perkotaan (Depkimpraswil 2003) dengan frekuensi 1 kali
2. Perlu adanya jadwal 2. Ada jadwal pengangkutan dan 2. Sesuai
pengangkutan dan pengisian pengisian
3. Terisolasi, tetap bersih 3. Sebaian tidak terisolasi dan 3. Tidak Sesuai
kotor
Acuan Kondisi Eksisting Kesesuaian
Permen PU No. 03/MRT/2013 TPS harus memenuhi kriteria TPS harus memenuhi kriteria
teknis: teknis:
a.Tidak sesuai
a. luas TPS sampai dengan 200 m 2
a. luas TPS kurang dari 200 m 2
b.Tidak sesuai
b. tersedia sarana untuk b. belum tersedia sarana untuk
mengelompokkan sampah menjadi mengelompokkan sampah menjadi
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah; paling sedikit 5 (lima) jenis sampah; c. Sesuai
c. jenis pembangunan penampung c. jenis pembangunan penampung
sampah sementara bukan sampah sementara bukan
merupakan wadah permanen; merupakan wadah permanen; d. Sesuai
d. luas lokasi dan kapasitas sesuai d. luas lokasi dan kapasitas sesuai e. Sesuai
kebutuhan; kebutuhan;
e. lokasinya mudah diakses; e. lokasinya mudah diakses;
f. tidak mencemari lingkungan; f. masih mencemari lingkungan; f.Tidak Sesuai
g. penempatan tidak mengganggu g. beberapa lokasi mengganggu g.Tidak Sesuai
estetika dan lalu lintas; dan estetika dan lalu lintas; dan
Pedoman pengelolaan persampahan 1. Jumlah ritasi antara 1 -5 ritasi 1. Sebagian besar 2 ritasi per hari 1. Sesuai
perkotaan (Depkimpraswil 2003) 2. Perlu adanya pengaturan jadwal 2. Ada pengaturan jadwal dan rute 2. Sesuai
dan rute setiap kendaraan pengangkutan
3. Pengaturan jadwal pengangkutan 3. Pengangkutan dimulai jam 3. Tidak Sesuai
diluar jam sibuk dan kemacetan 06.00-12.00 saat lalu lintas
4. Peralatan pengangkutan menjadi cukup padat 4. Sesuai
tanggung jawab petugas 4. Peralatan pengangkutan menjadi
5. Cukup efisien memiliki bengkel tanggung jawab petugas 5. Sesuai
sendiri bila kendaraan lebih dari 5. Tidak memiliki bengkel sendiri
30 unit karena kendaraan ada 19 unit
dump truk dan 4 armroll truk
PEMROSESAN AKHIR
Acuan Kondisi Eksisting Kesesuaian
SNI 19-2454-2002 1. Penimbunan terkendali atau lahan 1. Belum ada penimbunan,pengolahan 1. Belum sesuai
urug saniter termasuk pengolahan gas
gas dan lindi
dan lindi
2. Peralatan dan perlengkapan yang 2. Peralatan dan perlengkapan yang
digunakan
digunakan 2. Sesuai
a. Buldozer
a. Buldozer
b. Crawl
c. Wheel dozer b. Excavator
d. Loader powershed
e. Dragline
f. Scraper
g. Kompaktor
Permen PU No: 21/PRT/M/2006 1. Untuk kota besar menggunakan 1. TPA Muarareja menggunakan 1. Belum sesuai
(KSN-SPP) TPA sanitary landfill, kota kecil dan sistem open dumping
sedang menggunakan TPA controlled
landfill, dengan sistem open dumping
tidak dioperasikan lagi
4. Aspek Pembiayaan dan Retribusi
Biaya operasional dan pemeliharaan pengelolaan sampah di Kota Tegal pada tahun 2015 mencapai Rp 2.398.575.000 dan
APBD untuk persampahan turun sebesar Rp 2.061.150.000 sedangkan retribusi yang terkumpul sebesar Rp 337.425.000. Dapat
dihitung prosentase sumber pembiayaan yang berasal dari :
= 85,9 %
= 14,1%
Acuan Kondisi Eksisting Kesesuaian
Pedoman pengelolaan persampahan 1. Pendanaan berasal dari retribusi 1. Pendanaan berasal dari retribusi 1. Belum sesuai
perkotaan (Depkimpraswil, 2003) dan APBD, dengan presentase dan APBD, dengan presentase
retribusi lebih besar daripada APBD retribusi lebih kecil dari APBD
2. Yang menjadi objek retribusi:
2. Yang menjadi objek retribusi: 2. Yang menjadi objek retribusi:
a. Sesuai
a. Rumah tangga a. Rumah tangga
b. Sesuai
b. Daerah komersil (hotel, restoran, b. Daerah komersik (hotel, restoran,
toko, dsb) toko, dsb) c. Sesuai
Sampah
Non pemukiman Komposting
122,5 m3/ hari 7,5 m3/ hari
(1,67%)
(16,67%)
Sampah Tidak Terolah
326,5 m3/ hari TPA Pembakaran
(98%) 449 m3/ hari 18 m3/ hari
(100%) (4,01%)
Total
Timbulan Sampah Pemulung
735 m3/ hari 27,5 m3/ hari
(100%) Sampah Terlayani
(6,12%)
(TPS/TPST)
477,5 m3/ hari
Komposting
(77,96%) 10,85 m3/ hari
Dumping
396 m3/ hari
(7,19%)
(88,20 %)
Sampah Permukiman
612,5 m3/ hari Sampah Terolah
151 m3/ hari Pembakaran
46 m3/ hari
(83,33%) (31,62%)
(30,46%)
Sampah Tidak
Terlayani (TPS/TPST)
135 m3/ hari
Pemulung
(22,4%) 94,15 m3/ hari
(62,35%)
1. Secara umum kegiatan operasional pengelolaan persampahan di Kota Tegal meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan dan pemrosesan akhir di TPA. Kegiatan pengumpulan dan pewadahan timbulan sampah
permukiman menjadi tanggung jawab masyarakat, sedangkan untuk timbulan sampah non permukiman menjadi tanggung
jawab pengelolanya sendiri. Kegiatan pemindahan dan pengangkutan dari TPS/TPST menuju TPA menjadi tanggung
jawab Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kota Tegal.
2. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sistem pengelolaan sampah di Kota Tegal, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Bidang Pertamanan dan Persampahan dibawah naungan Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kota Tegal sebagai
lembaga yang berwenang mengelola sampah di wilayah pelayanan persampahan Kota Tegal dengan daerah
pelayanan menjangkau semua wilayah di Kota Tegal dan tingkat pelayanan sampah sebesar 81,63%.
b. Sistem operasional pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Tegal sebagian besar telah sesuai dengan ketentuan
berlaku antara lain SNI 19-2454-2002, SNI 3242:2008, Permen PU No: 21/PRT/M/200 , Permen PU No.
03/MRT/2013 dan Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan (2003).
c. Untuk aspek kelembagaan, secara umum telah dilakukan pembagian kewenangan yang baik.Permasalahan yang ada
pada aspek kelembagaan pengelolaan sampah di Kota Tegal antara lain; masih kurangnya kerja sama instansi
terkait dalam hal keterpaduan pengelolaan sampah, tata laksana kerja pada umumnya belum dinyatakan secara jelas
sehingga terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya, serta terbatasnya tenaga ahli dan penempatan personil
kurang terencana sehingga bidang persampahan dipegang bukan oleh ahlinya.
d. Untuk aspek pembiayaan, Bidang Pertamanan dan Persampahan masih mengandalkan APBD sebagai sumber dana
operasional yang utama. Biaya operasional dan pemeliharaan pengelolaan sampah di Kota Tegal pada tahun 2015
mencapai Rp 2.398.575.000 dengan pendapatan retribusi sebesar Rp 337.425.000,-. Permasalahan yang ada pada
aspek pembiayaan dan retribusi adalah realisasi penarikan retribusi yang masih rendah. Hal tersebut
disebabkan oleh personil penarikan yang belum memadai dan kurangnya kesadaran masyarakat.
e. Untuk aspek regulasi, Kota Tegal telah memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan persampahan,
retribusi serta pembagian hak, kewajiban dan kewenangan mengenai pengelolaan sampah. Akan tetapi di dalamnya
belum memuat sanksi terhadap pelanggar peraturan.
f. Peran serta masyarakat masih belum maksimal ditandai dengan masih banyaknya sampah yang dibuang tidak pada
tempatnya,keberadaan sejumlah TPST yang ada di kelurahan belum berjalan sesuai harapan dan kegiatan pemilahan
sampah dari sumber yang tidak berjalan.
SARAN
Beberapa saran yang diajukan sebagai rekomendasi terhadap perbaikan sistem pengelolaan persampahan di Kota
Tegal adalah sebagai berikut:
1. Pada Aspek Kelembagaan, yang perlu dilakukan adalah;
a. Peningkatan kerja sama dengan instansi terkait, seperti dengan KLH Kota Tegal, swasta dan lain-lain sesuai
dengan kebutuhan.
b. Peningkatan tata laksana kerja dari masing-masing unit organisasi secara lebih jelas.
c. Peningkatan kualitas personil melalui pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, maupun oleh
Pemerintah Daerah di bidang persampahan.
2. Pada aspek peraturan dan regulasi, diperlukan adanya komitmen yang kuat dari pihak Pemerintah Kota Tegal dan
masyarakat dalam menegakkan aturan. Sanksi pidana hendaknya ditentukan dan benar-benar diaplikasikan sehingga
masyarakat lebih sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan.
3. Pada aspek teknis operasional, yang perlu dilakukan adalah;
a. Upaya pengurangan dan penanganan sampah perlu dilakukan dari sumbernya dengan melibatkan masyarakat sebagai
objek utama penghasil sampah guna meningkatkan efisiensi kegiatan pengelolaan sampah.
b. Pemilahan sampah perlu dilakukan dari sumbernya dan sebagai solusi agar tidak tercampur kembali saat proses
pengangkutan, bak pengangkut dapat dirancang bersekat antara yang basah dengan kering atau yang organik dengan
anorganik.
c. Perlu dilakukan perencanaan dan pengembangan dalam teknis operasional pengelolaan sampah yang meliputi kegiatan
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pengolahan akhir sampah dalam rangka pemenuhan standar
prasarana dan sarana yang telah ada.
4. Pada aspek pembiayaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan persampahan, diperlukan langkah konkret
terutama dari segi pembiayaannya yaitu menggali dana dari masyarakat secara optimal melalui peningkatan retribusi.
5. Pada aspek peran serta masyarakat, yang perlu dilakukan adalah;
a. Peran serta masyarakat perlu dibangun dan ditingkatkan agar kesuksesan sistem pengelolaan sampah di Kota Tegal
dapat dicapai.
b. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat yang sebagian besar masih kurang disiplin dalam pengelolaan
persampahan.
TERIMA KASIH