Anda di halaman 1dari 11

BAKAT

Disusun Oleh :

Andika Raditya
Edward Yeremia
Kartika Rizqi F
Shaniaveedha H.A.I
Syalfilla Putri
Batasan Istilah Bakat
Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud.
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo
yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru
lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang
sebagai bawaan sejak lahir.
Contoh: Seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan
pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut:
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya
tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Pengertian Bakat menurut para ahli
• Menurut Crow dan Crow (1989) bakat bisa dianggap sebagai kualitas yang
dimiliki oleh semua orang dalam tingkat yang beragam. Bakat juga dianggap sebagai
keunggulan khusus dalam bisang perilaku tertentu.

• Menurut William B. Michael (1995) mendefinisikan bakat sebagai


"kapasitas seorang dalam melakukan tugas, yang sedikit sekali dipengaruhi atau
tergantung pada latihan".

• Menurut Traxler (1989) mendefinisikan bakat sebagai kondisi, kualitas, atau


sekumpulan kualitas pada diri individu yang menunjukan kemungkinan sampai dimana dia
akan mampu mendapatkan, dengan latihan yang cocok, pengetahuan, ketrampilan, seperti
kemampuan untuk menyumbangkan diri dalam bidang seni, mekanik, matematika, atau
kemampuan membaca dan berbicara dengan menggunakan bahasa asing.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
Pengertian keberbakatan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai
perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan
intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif.

Clark (1986)
Kreativitas adalah eskpresi tertinggi dalam keberbakatan.
Siklus Perkembangan Bakat
Siklus perkembangan bakat, terdiri dari 4 fase :

1. Fase eksplorasi (0 - 7 tahun),


2. Belajar mendalam (7 - 13 tahun),
2. Arah karier (Di atas 13 tahun),
4. Fase berkarier (di atas 18 tahun).
Menstimulasi Pada Masa Kanak-Kanak
Laura E. Berk (2007: 224) menjelaskan perkembangan motorik pada anak
TK (prasekolah) dengan melakukan pengamatan terhadap anak-anak yang sedang
bermain menunjukkan bahwa ketika anak-anak bermain, akan muncul adanya
keterampilan motorik baru yang masing-masing membentuk pola kehidupan.
• Laura E. Berk menyarankan agar orang tua harus bersabar ketika
menghadapi anaknya makan dengan tangan atau jari-jari mereka.
Sebab, anak pada fase ini belum terbiasa mencuci tangan sebelum
makan. Selanjutnya, pada usia ini anak sudah mulai bisa mengenakan
baju sendiri, bahkan mampu memakai dan melepas sepatunya sendiri.
Keterampilan inilah yang disebut sebagai self-help skill (keterampilan
menolong diri sendiri). Keterampilan menolong diri sendiri ini
akan mencapai puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun.
Menstimulasi Pada Masa Sekolah Dasar
Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna,
dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan
badan anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan mengoordinasi
gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik.
Partisipasi di berbagai cabang olah raga, dapat memberikan konsekuensi
positif dan negatif bagi anak-anak. Di satu sisi, partisipasi anak-anak dalam bidang
dapat memberikan latihan dan kesempatan untuk belajar bersaing, meningkatkan
harga diri (self-esteem), dan memperluas pergaulan dan persahabatan dengan teman-
teman sebaya. Namun di sisi lain, olah raga juga menimbulkan dampak negatif bagi
anak-anak. Mereka mengalami banyak tekanan untuk berprestasi dan menang,
cedera fisik, harus bolos dari tugas akademis, berusaha mencapai harapan-harapan
yang tidak realistis untuk menjadi atlit yang sukses.
Menstimulasi Pada Masa Remaja
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki
kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus
sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada
usia ini kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin
banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk.
Perkembangan kekuatan otot tersebut kemudian diimbangi dengan
perkembangan dalam mengoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan
otot yang lain. Oleh karena itu, keterampilan motorik halus yang telah
dimilikinya akan terus meningkat dan lebih spesifik. Pada masa ini aktivitas
fisik sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat, dan melempar
benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka
membutuhkan jenis aktivitas yang kompleks dan menantang.
Daftar pustaka
• Batasan Istilah:
Minarti (2013) Pengertian Bakat dan Minat http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-bakat-
dan-minat.html?m=1
• Pengertian:
Pandansari, Arum. Bakat dan Intelegensi.
http://arumpandansari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/49293/2_bakat_dan_intelegensi.pdf
• Tahapan Perkembangan:
1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : PT Grasindo
Bukik Setiawan dan Andrie Firdaus. 2016. Bakat Bukan Takdir. Tangerang Selatan : Penerbit Buah Hati
• Menstimulasi
http://blogeulum.blogspot.com/2016/02/karakteristik-perkembangan-motorik-anak.html

Anda mungkin juga menyukai