Anda di halaman 1dari 16

KETERKAITAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

( Dosen : Ajijah Sadiyah, M.Pd )

Kelompok 3

Semester/Kelas : 5 A2

Syarifah Nur Alfaini (1886207048)

Saroh Ananda (1886207049)

Erawati Heru Wardhani (1886207043)

Nunu Nuryati (1886207039)

Widad Rayhani (1886207059)

Fiky Rahmatun Nazilah (1886207036)

Putri Kamalia (1886207058)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut psikolog terkenal, Erick Erikson, masa usia 3,5 – 6 tahun adalah masa penting bagi
anak untuk mengembangkan kreativitasnya.

Anak-anak yang mendapat lingkungan pengasuhan dan pendidikan yang baik akan mampu
mengembangkan sikap kreatif; antusias untuk bereksplorasi, bereksperimen, berimajinasi, serta
berani mencoba dan mengambil resiko.

Kreativitas perlu dipupuk sejak dini karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan
(mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok
tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1959). Dengan kreativitas memungkinkan manusia
meningkatkan kualitas hidupnya.

Semua anak mempunyai potensi untuk kreatif, meski tingkat kreativitasnya berbeda-beda.
Oleh karena itu kreativitas perlu diberi kesempatan dan stimulasi dari lingkungan untuk
berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bakat ?
2. Apa saja jenis – jenis bakat ?
3. Apa itu kreativitas ?
4. Bagaimana hubungan bakat dengan kreativitas ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BAKAT

Pengertian bakat dalam Kapita Selekta Pendidikan Anak Usia dini adalah kemampuan untuk
melakukan sesuatu tugas tanpa banyak bergantung pada latihan. Namun demikan, bakat juga
perlu dikembangkan agar dapat lebih terwujud dalam kehidupan seseorang. Hal ini sesuai
dengan yang di ungkapkan oleh Utami Munandar (1987) bahwa bakat merupakan kemampuan
bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Pendapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suwarno (1986) bahwa bakat adalah
kondisi didalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Dengan demikian bakat merupakan potensi
yang ada dalam diri seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan karena tanpa latihan dan
pengembangan maka bakat yang ada dalam diri seseorang tidak akan terwujud.

Menurut Widodo Judarwanto (2007), keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau


kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia,
elektronika, informasi teknologi, bahasa, olahraga dan berbagai bidang lainnya yang
kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya.Dalam masa pertumbuhannya bila bakat
anak tidak terwujud secara nyata maka hal ini mungkin disebabkan oleh orang tua,guru, atau
sekolah dan pergaulan.Disisi orang tua, tidak jarang dijumpai orang tua yang tidak menyadari
atau tidak mengenal bakt-bakat anaknya. Meskipun ia mengenal bakat anaknya dan memiliki
sarana untuk mengembangkannya, namun ini bukanlah sesuatu yang penting.

Bakat adalah kemampuan yang memang sudah dimiliki oleh setiap orang yang digunakan
untuk mempelajari sebuah hal dengan cepat, bahkan beberapa diantaranya dalam waktu yang
singkat serta memiliki hasil yang sangat baik pula. Bakat sudah dimiliki oleh manusia sejak ia
lahir.
Bakat setiap orang berbeda-beda. Ada yang pandai menari, menyanyi, melukis, memasak,
dan lain sebagainya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat yang dimiliki oleh
seseorang diantaranya adalah sebagai berikut.

• Tingkat pendidikan yang dilalui.

• Lingkungan sekitar.

• Struktur syaraf serta motorik.

• Motivasi.

• Minat.

• Emosi.

Sebenarnya pengertian bakat dan minat sangat berbeda. Namun demikian, masih banyak
orang yang masih salah memahaminya. Pengertian minat adalah kondisi dimana individu
mempunyai perhatian yang khusus terhadap sesuatu yang diikuti pula oleh sebuah keinginan
guna mempelajari hal tersebut.

 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan pengertian bakat menurut para ahli.

1. Brigham (Dalam Suryabrata 1995)

Pengertian bakat menurut Brigham adalah sesuatu yang menjadi titik berat yang sudah dimiliki
setiap manusia yang sudah didapatkan dari latihan latihan tertentu dari peforma ataupun
kinerjanya.

2. Crow dan Crow (1989)

Selain Brigham, Crow dan Crow juga mendevinisikan pengertian bakat. Menurutnya, bakat
merupakan sebuah kualitas yang dimiliki oleh setiap orang yang mana dalam tingkatan yang
sangat beragam satu sama lainnya.

3. Guidford (Dalam Suryabrata, 1995)


Definisi bakat menurut Guidford adalah sebuah hal yang memiliki corak yang berbeda, bakat
merupakan kemampuan kinerja yang mana mencakup dimensi psikomotor, dimensi intelektual,
serta dimensi perseptual.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Bakat merupakan dasar “kepandaian, sifat dan
pembawaan” yang dibawa sejak lahir.

5. Kartini Kartono (1979)

Kartini Kartono berpendapat bahwa bakat merupakan hal yang mencakup segala faktor yang ada
di dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian
menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya
laten potensial, sehingga masih bisa tumbuh dan dikembangkan.

6. M. Ngalim Purwanto (Menurut Buku Psikologi Pendidikan)

M. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa kata bakat lebih dekat definisinya dengan aptitude
yang memiliki arti kecakapan pembawaan, yang mana mengenai kesanggupan dan potensi
tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

7. Suganda Pubakawatja (1982)

Suganda Pubakawatja (1982) berpendapat bahwa bakat merupakan benih yang berasal dari
suatu sifat yang mana baru akan tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah
kesempatan dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.

8. Sarwono (1986)

Pengertian bakat menurut Sarwono adalah bakat merupakan kondisi yang ada di dalam diri
seseorang yang mana memungkinkannya dengan latihan latihan khusus dalam mencapai
pengetahuan, ketrampilan khusus, serta kecakapan.

9. S.C Utami Munandar (1985)

Menurut S.C Utami Munandar, bakat atau aptitude dapat diartikan sebagai sebuah
kemampuan bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk
dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan.
10. William B. Michael

Pengertian bakat menurut William B. Michael adalah kapasitas yang ada pada diri seseorang
yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah
dijalaninya.

11. Woodworth dan Marquis

Woodworth dan Marquis juga berpendapat bahwa bakat adalah sebuah prestasi yang mana
dapat diramalkan serta diukur dengan melalui sebuah tes khusus. Oleh karena itu, bakat bisa
dikategorikan sebagai sebuah kemampuan atau ability. Ability sendiri sebenarnya mempunyai 3
arti, antara lain adalah:

• Achievement merupakan actual ability, yang mana dapat diukur langsung dengan
menggunakan alat ataupun tes tes tertentu. (baca juga: Cara Mendidik Anak Hiperaktif)

• Capacity, merupakan potential ability yang mana hal tersebut dapat diukur dengan cara
tidak langsung yaitu melalui kecakapan individu yang mana kecakapan ini dapat dikembangkan
dengan perpaduan antara dasar dengan latihan yang intensif serta pengalaman.

• Aptitude, merupakan kualitas yang mana hanya dapat diukur dengan tes tes yang
emmang ditujukan untuk tujuan tersebut.

B. JENIS – JENIS BAKAT

Bakat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Bakat Umum

Bakat umum adalah kemampuan yang memang berupa potensi dasar yang bersifat umum.
Hal ini dapat diartikan apabila semua orang memang mempunyainya.

2. Bakat Khusus
Bakat khusus adalah kemampuan yang mana memang berupa potensi khusus, yang berarti
tak semua orang mempunyainya. Contoh bakat khusus adalah bakat olahraga, seni, pemimpin,
penceramah, dan lain sebagainya.

Bakat khusus dibedakan menjadi 8 macam, sebagai berikut.

1. Bakat verbal adalah bakat yang ditunjukan dengan konsep dalam bentuk kata-kata.

2. Bakat numerikal adalah bakat yang mengenai konsep dalam bentuk angka-angka.

3. Bakat skolastik adalah kombinasi dari kata dan angka. Bakat skolastik terdiri dari
kemampuan dalam menalar, berpikir, mengurutkan, menciptakan hipotesis, pandangan hidup
yang sifatnya rasional, dan lain-lain. Biasanya kecerdasan ini ditemukan pada akuntan, ilmuwan,
pemograman, dan lain sebagainya.

4. Bakat abstrak adalah bakat yang bukan dalam bentuk angka maupun kata namun lebih
dalam bentuk pola, rancangan, ukuran, bentuk serta posisi-posisinya.

5. Bakat mekanik biasanya dalam bentuk prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja, alat alat,
dan lainnya.

6. Bakat relasi ruang (spasial) adalah jenis bakat yang digunakan guna mengamati serta
menceritakan pola 2 dimensi ataupun berpikir 3 dimensi. Bakat relasi ruang atau spesial akan
membuat seseorang mempunyai sifat peka yang tajam kepada dalam detail visual. Bakat ini
biasanya dimiliki oleh fotografer, artis, pilot, arsitek, dan lain sebagainya.

7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal adalah bakat yang berupa tulis menulis, meramu
dalam laboraturium, dan lain-lain.

8. Bakat bahasa adalah bakat yang berupa penalaran analistis bahasa. Bakat bahasa biasanya
dimiliki oleh penyiaran, editing, hukum, pramuniaga, jurnalistik, dan lain-lain.

 Menurut Sutratianah, karakteristik anak berbakat adalah:

1. Memiliki tingkat inisiatif


2. Imajinasi

3. Kreativitas yang tinggi

4. Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu lama

5. Kemampuan melihat adanya hubungan antara bermacam unsur dalam situasi tertentu

6. Kemampuan tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide, berpikir kuantitatif

 Menurut Renzulli yang menentukan keberbakatan seseorang adalah ciri-ciri sebagai


berikut:

1. Kemampuan di atas rata-rata

2. Kreativitas tinggi

3. Tanggung jawab terhadap tugas

Keberbakatan merupakan suatu kualitas yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain
keberbakatan itu bersifat alamiah. Lingkukan keberbakatan adalah arena di mana anak berbakat
memainkan peran di dalamnya. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat prestasi dan kreativitas yang
tinggi di hasilkan dari interaksi yang terus menerus dan fungsional antara kemampuan dan
karakteristik yang dibawa seseorang dari lahir dan yang diperoleh selama dalam kehidupannya.

Berkaitan dengan anak usia dini, tak ada salahnya untuk mengenal ciri-ciri yang
berkaitan dengan perkembangan kreativitas anak usia dini tersebut. Arasteh (dalam Hurlock,
1978) mengemukakan adanya masa-masa kritis dalam perkembangan kreativitas. Hal ini perlu
diketahui karena dapat menghalangi perkembangan kreativitas anak. Masa-masa kritis tersebut
adalah usia 5-6 tahun, usia 8-10 tahun, 13-15 tahun dan 17-19 tahun. Berkaitan dengan anak usia
dini maka hanya akan dibahas 2 masa kritis utama.

Usia 5-6 tahun

Sebelum anak siap masuk sekolah, anak diajarkan untuk menerima apa yang ditetapkan oleh
tokoh otoriter, mematuhi aturan dan keputusan orang dewasa di lingkungan rumahnya, kemudian
ini senua akan berkembang di lingkungan sekolah. Lingkungan yang sangat otoriter akan
menghambat kreativitas anak

Usia 8-10 tahun

Merupakan masa dimana kebutuhab anak dapat diterima sebagai anggota dalam kelompok teman
sebayanya. Dalam disimpulkan bahwa setiap tahapan usia memiliki masa kritis dalam
perkembangan kreativitasnya, namun perlu disadari bahwa faktor lingkungan tetap diperlukan
untuk mewujudkan kreativitasnya.

 Sumber-sumber kreativitas yang perlu dikembangkan

Dalam bukunya Child development, Berk (2000) mengemukakan beberapa komponen dari
kreativitas dan bagaimana cara orang tua maupun guru untuk memperkuat peran komponen-
komponen tersebut dalam diri seorang anak.

 Sumber Kognitif

Hasil karya kreatif melibatkan ketrampilan kognitif dalam tingkat yang tinggi. Tidak sekedar
memecahkan masalah, tetapi juga dalam menemukan masalah. Begitu masalah ditemukan,
kemampuan untuk mengenal masalah. Pada anak-anak makin banyak usaha untuk mengenal
masalah, semakin orisinal hasil yang dicapai. Moore, 1985 (dalam Berk, 2000) telah melakukan
penelitian terhadap sejumlah Anak usia dini yang diminta untuk memilih suatu objek dan
menceritakannya. Anak yang mencari tahu lebih banyak mengenai objek tersebut, menemukan
dan mengenal masalah lebih dalam, hasil cerita mereka juga lebih orisinil.

Pemikiran divergen adalah penting dalam membuat kesimpulan dari suatu masalah. Namun perlu
diingat bahwa kreativitas tetap memerlukan kerja sama antara pemikiran divergen maupun
konvergen. Mereka yang kreatif mengandalkan proses insight yang melibatkan kombinasi dan
pembentukan kembali elemen-elemen melalui cara yang bermanfaat. Walau bagaimanapun
pengetahuan merupakan sesuatu yang penting dalam kreativitas di segala bidang karena tanpa
pengetahuan manusia tidak akan mengenal dan memahami ide-ide baru.
 Sumber Kepribadian

Karakteristik kepribadian turut mengembangkan komponen kognitif dari kreativitas.


Beberapa sifat yang harus ada adalah berikut ini :

Gaya inovatif dari berpikir

Orang-orang kreatif tidak hanya memiliki kapasitas untuk memandang sesuatu dalam cara yang
baru, tetapi juga dalam mengolahnya. Dalam menemukan masalah secara inovatif, mereka
cenderung memilih aktivitas yang tidak terlalu terstruktur.

Sikap toleran pada ketekunan dan sesuatu yang jamak

Tujuan kreatif adalah memungkinkan timbulnya situasi yang tidak pasti, khususnya jika masalah
tidak cocok satu sama lain. Tidak menutup kemungkinan pada saat itu seseorang akan merasa
ditekan untuk menyerah atau terdorong untuk menemukan pemecahan.

C. PENGERTIAN KREATIVITAS

Kreativitas menurut Drepdal adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,


produk atau gagasan yang pada dasarnya baru.

Unsur-unsur kreativitas

1. Kreativitas merupakan proses bukan hasil

2. Proses yang merupakan wujud kreativitas tersebut mempunyai tujuan dan mendatangkan
keuntungan

3. Kreativitas mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, berbentuk lisan atau
tulisan, konkret atau abstrak

4. Kreativitas timbul dari pemikiran divergen (berbeda)

5. Kreativitas merupakan cara berpikir

6. Kemampuan menciptakan bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima


7. Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan kearah bentuk prestasi, misal
melukis, membangun dengan balok

 Ciri-Ciri Pribadi Yang Kreatif

1. Imajinatif

2. Mempunyai prakarsa

3. Mempunyai minat yang luas

4. Mandiri dalam berpikir

5. Senang berpetualang

6. Penuh energi

7. Siap menghadapi resiko

8. Percaya diri

9. Berani dalam pendirian dan keyakinan

D. HUBUNGAN KEBERBAKATAN DENGAN KREATIVITAS

Dalam bermain anak akan mengeksplorasi diri melalui gerakan, penglihatan, dan
pendengaran terhadap benda-benda yang terdapat disekelilingnya, anak akan bereksperimen
terhadap benda-benda yang dilihatnya, anak akan berekspresi dengan benda-benda yang
dilihatnya. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan
kreativitasannya. Anak dapat berekperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang
menggunakan alat bermain maupun yang tidak menggunakan alat bermain. Sekali anak merasa
mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, maka ia akan melakukan kembali pada situasi
yang lain. Kreativitas akan memberikan kesenangan dan kepuasan pribadi serta penghargaan
pada anak, juga memiliki pengaruh pada perkembangan pribadinya.

Anak usia dini merupakan insan yang unik, memiliki rasa ingin tahu yang unik, anak
yang aktif dan energik, berjiwa petualangan, dan suka berfantasi. Setiap individu pada
hakekatnya sudah diberi oleh Tuhan, potensi untuk menjadi kreatif. Anak yang sudah terbiasa
melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif, nantinya akan menjadi anak yang tumbuh dengan
pribadi yang cerdas, tangguh, ulet, dan mandiri. Jika dilihat dari sudut pandang pribadi, bahwa
ciri-ciri kreatifitas itu terdapat pada diri anak, namun tingkatan kratifitas anak itu berbeda-beda
antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Perbedaan-perbedaan pada anak–anak itulah
yang menunjukkan adanya keunikan tersendiri pada anak–anak sebagai seorang pribadi, maka
dengan karakter anak yang seperti itu anak akan mencoba menciptakan hal-hal baru yang sedang
difikirkannnya. Misalnya saja anak sedang mencoba-coba membuat rumah-rumahan yang
bentuknya agak berbeda dengan yang biasa dilihatnya. Tentu akan muncul pertanyaan
darimanakah anak kecil tersebut mendapatkan ide-iade? darimana muncul ide-ide tersebut?
Jawabannya: pasti anak memiliki imajinasi yang tinggi sehingga mampu membuat karya yang
kreatif.

Melihat hal seperti itu, tentu orang tua akan mengetahui bahwa anaknya mampu
berimajinasi. Sebagai orang tua tentu harus menghargai karya kreatif anaknya, karena dengan
penghargaan yang diberikan kepada anak, anak akan merasa bangga dengan hasil karyanya dan
akan menjadi terbiasa untuk berkarya kreatif. Sesuai dengan semboyan anak usia dini “bermain
sambil belajar, belajar seraya bermain” bahwa dunia anak adalah bermaian, dengan memberikan
kesempatan bermaian dan berkreasi kepada anak, maka anak akan mendapatkan perasaan senang
dan perasan gembira yang akan memunculkan kegiatan-kegiatan spontan dan kreatif.

Dari poin-poin ciri pribadi yang kreatif dapat disimpulkan bahwa, kreativitas merupakan
faktor penting dalam pengembangan potensi keberbakatan. Bakat yang merupakan potensi dalam
diri seseorang perlu dilatih dan dikembangkan. Tanpa latihan dan pengembangan, maka bakat
seseorang tidak akan terwujud. Kreativitas adalah salah satu faktor dalam pengembangan bakat
tersebut sehingga bakat yang ada bisa menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi diri
maupun lingkungannya. Agar bakat yang ada bisa berkembang optimal maka kreativitas juga
harus dikembangkan. Faktor yang dapat mendukung atau mendorong munculnya kreativitas
adalah lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
 Lebih detilnya Hurlock mengemukakan beberapa faktor pendukung yang dapat
meningkatkan kreativitas anak yaitu:

1. Waktu.

Anak akan kreatif apabila diberikana waktu bebas untuk bermain dengab gagasan dan konsep
yang dimilikinya.

2. Kesempatan menyendiri.

Hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak menjadi kreatif.

3. Dorongan atau dukungan.

Untuk menjadi kreatif anak harus bebas dari ejekan.

4. Sarana.

Sarana bermain harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi
yang merupakan unsur penting dari kreativitas.

5. Lingkungan yang merangsang.

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas anak.

6. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif.

Orang tua yang tidak terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya
diri. Dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas.

7. Cara mendidik anak.

Mendidik anak secara demokratis di rumah dan sekolah dapat meningkatkan kreativitas,
sedangkan cara mendidik otoriter akan memadamkan kreativitas.

8. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak, semakin baik dasar untuk mencapai hasil
yang kreatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Semiawan, Conny. 2010, Kreativitas Keberbakatan. Jakarta: PT INDEKS

https://www.slideshare.net/cindrya/modul-pengembangan-bakat-dan-kreativitas-125672156

https://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2015/05/16/hubungan-keberbakatan-dengan-
kreativitas/

https://enifitria.wordpress.com/2016/01/23/bakat-dan-kreativitas-anak-usia-dini/

Agus Ruslan. (2007). Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan Pendidikan Masa
Depan. Darul Ma’arif: Bandung.

Andrianto.(2009).Membentuk Anak Cerdas dan Tangguh.Yogyakarta: Universitas Atma Jaya


Yogyakarta.

Anwar, A. (2007). Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(2007). Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas: Jakarta.

Depdiknas, (2005) Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat
PADU PLSP.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Gramedia.

Hadis, F.A. (1996). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Ditjen Dikti Depdikbud.

Masitoh, dkk. (2007) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka :Menciptakan
Kelas Yang Berpusat Pada Anak. CRI: Children’s Resources International, Inc.

Moeslichatoen. (2004) MetodePengajaran di tamanKanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.


Montolalu. W (2008) Bermain Dalam Kelompok, Bermain Bola, Bermain dengan Angka. Jkt:
Grasindo

Ralibi, M.I. (2008) Fun Teaching. Bekasi: Duha khazanah.

Rofi,Imam.(2011).Game Edukatif di Dalam dan Luar Sekolah.Yogyakarta:Diva Press.

Soemiarti (2003) Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Solehuddin (2000) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP-UPI Indonesia

Sudono, Anggani (2004) Sumber Belajar dan Alat permainan untuk Anak Usia Dini, Jakarta:
Grasindo

Suhendi, A., dkk (2001) Mainan dan Permainan. Nakita. Juni 2001. Jakarta: PT.

Suyanto, Slamet.(2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta.

Zaman, Badrun.(2005).Media dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta. Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai