Anda di halaman 1dari 44

AS 2103 ASTRONOMI POSISI

[GERAK PLANET]

[Endang Soegiartini]
[Prodi Astronomi]
[Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam]
[Institut Teknologi Bandung]

AS 2103 Astronomi Posisi


[IF YOU WANT TO DO SOMETHING...
DO IT WITH YOUR STYLE ... ]
http://howthingsfly.si.edu/flight-dynamics/kepler%E2%80%99s-laws-orbital-motion

PENDAHULUAN
Gerak Planet yang dibicarakan pada topik
ini adalah yang berkaitan dengan Astronomi
Posisi, yaitu mengenai posisinya.
Johannes Kepler: studi terhadap posisi
planet yaitu dari data yang dikumpulkan oleh
Tycho Brahe, lalu memformulasikan 3 buah
hukum, yaitu:
• Hukum I Kepler : Orbit tiap planet
berbentuk elips dengan Matahari
sebagai pusatnya.
• Hukum II Kepler: Luas daerah yang
disapu oleh radius vektor selalu sama
untuk selang waktu yang sama.
• Hukum III Kepler: Pangkat tiga
setengah sumbu panjang orbit planet
sama dengan kwadrat periode orbitnya.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 4


HUKUM I KEPLER

• Dua buah titik api sebagai fokus elips, ditandai dengan M. C adalah pusat elips. Vertex sebelah kiri
ditandai dengan B, dan vertex sebelah kanan ditandai dengan A. CA atau CB disebut sebagai
setengah sumbu panjang (major axis), diberi simbol dengan 𝑎, dan CD sebagai setengah sumbu
𝐶𝑆
pendek (minor axis), diberi simbol dengan 𝑏. Eksentrisitas 𝑒 adalah perbandingan . Hubungan
𝐶𝐴
antara 𝑎 dan 𝑏 dinyatakan dengan:
• 𝑏2 = 𝑎2 1 − 𝑒 2 (1)
• Misalkan Matahari terletak di S, dan planet bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit elips. Di A,
jarak planet-Matahari adalah yang terpendek dan titik ini dinamai sebagai perihelion; sedangkan di
B jarak planet-Matahari adalah yang terpanjang, dan titik ini dinamai aphelion. Jarak perihelion SA
adalah 𝑎 1 − 𝑒 , dan jarak aphelion SB adalah 𝑎 1 + 𝑒 . Jika suatu waktu planet menempati
suatu titik di P di lintasan elips tersebut, maka SP disebut sebagai radius vektor, dan disajikan
dengan 𝑟, dan jarak SP adalah jarak heliosentrik.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 5


Misalkan MN adalah arah referensi pada bidang orbit (  0), maka posisi P
dinyatakan dengan radius vektor 𝑟 dan sudut  yang dibentuk oleh MN dengan MP,
dengan sudut NSP = . Bila  adalah harga  ketika planet di perihelion, maka
sudut PMA =  − .
Persamaan elips dituliskan dengan:
𝑝
𝑟 = 1+𝑒 cos (2)
𝜃−𝜔

Dengan
𝑏2
𝑝= = 𝑎 1 − 𝑒 2 , yaitu semilatus rectum (3)
𝑎
Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet menempuh orbitnya disebut sebagai
periode orbit, dinyatakan dengan 𝑇
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 6
HUKUM II KEPLER
Misalkan P adalah posisi planet pada saat 𝑡, dan Q adalah
posisi pada saat 𝑡 + ∆𝑡, dan bila 𝑟 + ∆𝑟 adalah radius vektor
MQ, dan sudut NMQ adalah  + . Jika  cukup kecil, luas
1
daerah yang disapu oleh MP selama t adalah 2 𝑟 (𝑟 +

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 7


HUKUM III KEPLER
Jika 𝑎 dan 𝑎1 adalah setengah sumbu panjang orbit
dua planet; dan 𝑇 dan 𝑇1 adalah periode orbit
mereka, maka:
𝑎3 𝑎1 3
= (8)
𝑇2 𝑇1 2

atau
𝑛 2 𝑎 3 = 𝑛1 2 𝑎1 3 (9)
dengan 𝑛 dan 𝑛1 adalah kecepatan sudut rata-rata
masing-masing planet. Jika 𝑎 menyatakan setengah
sumbu panjang orbit dalam satuan astronomi (SA),
dan 𝑇 menyatakan periode orbit dalam tahun, maka:
𝑎 = 𝑇 2 Τ3 (10)

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 8


RINGKASAN:
1. Eksentrisitas 𝑒: seberapa lonjong! 0 < 𝑒 <
1
𝑒 = 0: orbit lingkaran
2. Setengah sumbu panjang orbit 𝑎: seberapa
besar!
3. Setengah sumbu pendek orbit 𝑏
4. Jarak planet terhadap Matahari: 𝑟
5. Semi-latus rectum 𝑝
6. Salah satu titik fokusnya merupakan posisi
Matahari
7. θ = 0°, 𝑟 = 𝑟𝑚𝑖𝑛 (perihelion) dan
θ = 180°, 𝑟 = 𝑟𝑚𝑎𝑥 (aphelion).
𝑝
𝑟=
1 + 𝑒 𝑐𝑜𝑠 𝜃
Untuk planet yang mengorbit Matahari, 𝑟 adalah
jarak planet ke Matahari dan 𝜃 adalah sudut
yang dibentuk antara planet pada suatu posisi
terhadap jarak terdekatnya dengan Matahari.
Matahari berada di vertex.
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 9
HUKUM GRAVITASI NEWTON
... menyatakan bahwa setiap partikel akan menarik partikel lain dengan gaya sebanding
dengan hasil kali massa kedua partikel tersebut per kuadrat jaraknya. Jika 𝑚 dan 𝑚1
adalah massa 2 buah partikel yang berjarak 𝑟, dan bila 𝐺 adalah tetapan gravitasi yang
besarnya adalah 6.67 × 10−9 cgs , maka gaya gravitasi 𝐹 yang bekerja pada sistem
tersebut adalah:
𝐺 𝑚 𝑚1
𝐹= (11)
𝑟2
Penggunaan hukum-hukum gravitasi pada gerak planet menghasilkan hukum-hukum
Kepler. Misalkan 𝑀 dan 𝑚 masing-masing adalah massa Matahari dan planet, dan bila
kita definisikan 𝜇 sebagai 𝜇 = 𝐺 𝑀 + 𝑚 (12)
Dan tetapan ℎ dalam persamaan (4) diberikan oleh
ℎ 2 = 𝜇𝑝 = 𝜇𝑎 1 − 𝑒 2 (13)
Maka akan kita peroleh:
𝑛2 𝑎3 = 𝜇 = 𝐺 𝑀 + 𝑚 (14)

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 10


HUKUM GRAVITASI NEWTON ( lanjutan)
Untuk planet lain:
𝑛1 2 𝑎1 3 = 𝐺 𝑀 + 𝑚1
Dari sini diperoleh:
𝑛2 𝑎3 𝑀+𝑚
=
𝑛1 2 𝑎1 3 𝑀+𝑚1

Atau
𝑎3 𝑀+𝑚 𝑇2
= ∙ (15)
𝑎1 3 𝑀+𝑚1 𝑇1 2

Karena 𝑚 dan 𝑚1 sangat kecil dibandingkan 𝑀, maka Hukum III kepler


merupakan pendekatan yang sangat baik : 𝑎 = 𝑇 2Τ3

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 11


MASSA PLANET
Bila 𝑚, 𝑎 dan 𝑇 menyatakan massa, setengah sumbu panjang orbit dan kala
revolusi Bumi mengitari Matahari, dari persamaan (6) dan (14) diperoleh:
𝑎3
𝐺 𝑀+𝑚 = 4𝜋 2 2 (16)
𝑇
Gerak satelit mengelilingi sebuah planet, sama dengan planet mengelilingi
Matahari. Jadi bila 𝑚1 dan 𝑚′ adalah massa planet dan satelit, 𝑎1 adalah
setengah sumbu panjang orbit satelit, dan 𝑇1 adalah periode orbit satelit, maka:
𝑎 3
𝐺 𝑚1 +𝑚′ = 4𝜋 2 12 atau
𝑇1
𝑚1 +𝑚′ 𝑎1 3 𝑇 2
= (17)
𝑀+𝑚 𝑎 3 𝑇1 2
𝑚1 𝑎1 3 𝑇 2
Karena 𝑚′ ≪ 𝑚1 dan 𝑚 ≪ 𝑀, maka: = 
𝑀 𝑎 3 𝑇1 2

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 12


Misalkan S dan P adalah posisi Matahari dan planet pada
PRINSIP DINAMIKA saat 𝑡 dengan koordinat (𝑥, 𝑦, 𝑧) dan 𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 . Jika
massa planet dan Matahari masing-masing adalah 𝑚
ORBIT dan 𝑀, maka planet P akan tertarik ke S dengan gaya
𝐺𝑀𝑚
sebesar 𝐹 = 2 , dengan 𝑟 adalah jarak SP.
𝑟
Komponen gaya pada arah 𝑥 adalah:
𝐺𝑀𝑚 𝑥1 −𝑥 𝐺𝑀𝑚 𝑥−𝑥1
atau
𝑟2 𝑟 𝑟3
𝑑2𝑥
Jika 𝑥ሷ ≡ adalah percepatan P berarah 𝑥, maka:
𝑑𝑡 2
𝐺𝑀𝑚 𝑥−𝑥1
𝑚 𝑥ሷ = − (19)
𝑟3
Matahari juga akan ditari ke arah planet P oleh gaya
yang sama besarnya. Jika 𝑥ሷ 1 adalah percepatan
Matahari pada arah 𝑥, maka:
𝐺𝑀𝑚 𝑥−𝑥1
𝑀 𝑥ሷ = − (20)
𝑟3
Bila persamaan (19) dan (20) digabung, maka:
𝑥−𝑥1
Dinamika gerak orbit 𝑥ሷ − 𝑥ሷ 1 = −𝐺(𝑀 + 𝑚) , dengan cara sama:
𝑟3
𝑦−𝑦1
𝑦ሷ − 𝑦ሷ 1 = −𝐺(𝑀 + 𝑚) ,
𝑟3
𝑧−𝑧1
𝑧ሷ − 𝑧1ሷ = −𝐺(𝑀 + 𝑚) , (21)
𝑟3

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 13


PRINSIP DINAMIKA ORBIT (lanjutan)
Jika kita tulis: 𝜉 = 𝑥 − 𝑥1 , 𝜂 = 𝑦 − 𝑦1 , ζ = 𝑧 − 𝑧1 serta mengingat 𝜇 = 𝐺 𝑀 + 𝑚
(persamaan 12), maka: persamaan (21) menjadi:
𝜇𝜉
a. 𝜉ሷ + 3 = 0
𝑟
𝜇𝜂
b. 𝜂ሷ + =0 (22)
𝑟3
𝜇𝜁
c. 𝜁ሷ + 𝑟 3 = 0
Yang merupakan persamaan gerak planet P terhadap Matahari. Bila persamaan 22.b
dikalikan dengan 𝜁 dan persamaan 22.c dikalikan dengan 𝜂, lalu keduanya dikurangkan,
begitu pula dengan persamaan 22a dan 22b serta pasangan 22a dan 22c, maka
diperoleh sistem persamaan:
a. ζηሷ − ηζሷ = 0
b. ξζሷ − ζξሷ = 0
c. ηξሷ − ξηሷ = 0

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 14


PRINSIP DINAMIKA ORBIT (lanjutan)
Dengan melakukan integrasi satu per satu, diperoleh:
a. ζ𝜂ሶ − η𝜁ሶ = 𝐴
b. ξζሶ − ζ𝜉ሶ = 𝐵 (23)
c. η𝜉ሶ − ξ𝜂ሶ = 𝐶
Dengan 𝐴, 𝐵, 𝐶 adalah sebuah tetapan integrasi.
Kalikan persamaan 23 a, b, dan c masing-masing dengan 𝜉, 𝜂, 𝜁 lalu jumlahkan:
𝐴𝜉 + 𝐵𝜂 + 𝐶𝜁 = 0 (24)
merupakan persamaan bidang yang melalui titik asal koordinat 𝜉, 𝜂, 𝜁, yaitu
Matahari dan hal ini menunjukkan bahwa gerak planet terletak pada satu bidang
datar.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 15


PRINSIP ORBIT 𝑥ሷ = 𝑟ሷ cos 𝜃 − 2𝑟ሶ sin 𝜃 𝜃ሶ −ሶ 𝑟 cos 𝜃 𝜃ሶ 2 − 𝑟 sin𝜃 𝜃ሷ (28)
𝑦ሷ = 𝑟ሷ sin 𝜃 + 2𝑟ሶ cos 𝜃 𝜃ሶ − 𝑟 sin 𝜃 𝜃ሶ 2 + 𝑟 cos 𝜃 𝜃ሶ (29)
Masukkan persamaan (28) dan (29) ke
persamaan (26) dan (27):
𝛼 = 𝑟ሷ − 𝑟 𝜃ሶ (30)
𝛽 = 2𝑟ሶ 𝜃ሶ + 𝑟 𝜃ሷ = 0 (31)
Dari persamaan (25):
Pada gambar di atas (lihat lagi slide no. 6) ambil sumbu- 𝛼 = 𝑥ሷ cos θ + 𝑦ሷ sin 𝜃 =
x dan sumbu-y sebagai bidang orbit. MN sebagai
𝜇 𝜇
sumbu-x dan sumbu-y terletak pada bidang orbit tetapi = − 𝑟 3 𝑥 cos 𝜃 + 𝑦 sin 𝜃 = − 𝑟 2
tegak lurus sumbu-x. Persamaan gerak planet menjadi:
𝜇
𝑥 𝑦 Karena itu: 𝑟ሷ − 𝑟 𝜃ሶ 2 = − 𝑟 2 (32)
𝑥ሷ + 𝜇 𝑟 3 = 0 dan 𝑦ሷ + 𝜇 𝑟 3 = 0 (25)
Dari (31):
Dalam koordinat polar, 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 dan 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃.
Misalkan 𝛼 dan 𝛽 adalah komponen percepatan planet 2𝑟ሶ 𝜃ሶ + 𝑟 𝜃ሷ = 0 Hukum II Kepler
P sepanjang MP yang tegak lurus MP, maka: 1 𝑑
𝑟 𝑑𝑡
𝑟 2 𝜃ሶ = 0
𝛼 = 𝑥ሷ cos θ + 𝑦ሷ sin 𝜃 (26) dan
𝑟 2 𝜃ሶ = ℎ sebuah tetapan integrasi. (33)
𝛽 = 𝑦ሷ cos θ − 𝑥ሷ sin 𝜃 (27)
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 16
PRINSIP ORBIT (lanjutan)
1
Bila 𝑢 = , maka 𝜃ሶ = ℎ𝑢 2 . Selanjutnya:
𝑟
𝑑𝑟 1 𝑑𝑢 1 𝑑𝑢 𝑑𝜃
𝑟ሶ = =− =−
𝑑𝑡 𝑢 2 𝑑𝑡 𝑢 2 𝑑𝜃 𝑑𝑡
𝑑𝑢
𝑟ሶ = −ℎ
𝑑𝜃
𝑑 𝑟ሶ 𝑑 𝑑𝜃 𝑑2𝑢
𝑟ሷ = = 𝑟ሶ = −ℎ 2 ℎ𝑢 2 , sehingga:
𝑑𝑡 𝑑𝜃 𝑑𝑡 𝑑𝜃
𝑑 𝑢 2
𝑟ሷ = −ℎ 2 𝑢 2 2 , jadi: (34)
𝑑𝜃
1
𝑟 𝜃ሶ 2 = ℎ 2 𝑢 4 = ℎ 2 𝑢 3 (35)
𝑢

Persamaan (32) menjadi:


𝑑 𝑢 2
−ℎ 2 𝑢 2 2 − ℎ 2 𝑢 3 = 𝜇𝑢 2
𝑑𝜃
𝑑2𝑢 𝜇
+𝑢 = (36)
𝑑𝜃 2 ℎ2
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 17
PRINSIP ORBIT (lanjutan) Hukum I Kepler
𝜇
Atau: 𝑢 = 1 + 𝑒 cos 𝜃 − 𝜔 (37)
ℎ2
𝑝
Jadi 𝑟 = (38)
1+𝑒 cos 𝜃−𝜔

ℎ2
Dengan 𝑝 = dan ℎ 2 = 𝜇𝑎 1 − 𝑒 2 , dengan 𝑒 adalah eksentrisitas orbit.
𝜇

Dengan ketentuan sebagai berikut:


• 𝑒 < 1, maka orbit berupa elips.
• 𝑒 = 1, maka orbit berupa parabola.
• 𝑒 > 1, maka orbit berupa hiperbola.

Coba turunkan Hukum III Kepler !!!!

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 18


KECEPATAN PLANET DI ORBIT

Andaikan 𝑉 adalah kecepatan planet di titik P pada orbit, 𝑉 berarah searah


garis singgung PT. Komponen-komponen 𝑉 adalah 𝑟ሶ sepanjang radius vektor,
dan 𝑟 𝜃ሶ sepanjang arah tegak lurus radius vektor, sehingga:
𝑉 2 = 𝑟ሶ 2 + 𝑟 2 𝜃ሶ 2 (39)
𝑑𝑟 𝑝 𝑑𝜃 𝑑𝜃 𝑒 sin 𝜃−𝜔
=− −𝑒 sin 𝜃 − 𝜔 = 𝑟2 ℎ2
𝑑𝜃 1+𝑒 cos 𝜃−𝜔 2 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝜇

𝜇
𝑟ሶ = 𝑒 sin 𝜃 − 𝜔 (40)

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 19


KECEPATAN PLANET DI ORBIT (lanjutan)
𝑑𝜃
Juga karena 𝑟 2 = ℎ (persamaan. 33), maka:
𝑑𝑡
𝑑𝜃 𝜇
𝑟 = 1 + 𝑒 cos 𝜃 − 𝜔 (41)
𝑑𝑡 ℎ
𝜇2 𝜇2 ℎ2
𝑉2 = 2 + 2𝑒 cos 𝜃 − 𝜔 − 1 − 𝑒2 = 2 − 1 − 𝑒2
ℎ2 ℎ2 𝜇𝑟
2 𝜇
=𝜇 − 1 − 𝑒 2 , sehingga:
𝑟 ℎ2
2 1
𝑉2 = 𝜇 − (42)
𝑟 𝑎
Bila kecepatan di aphelion dinyatakan dengan 𝑉1 dan di perihelion dengan 𝑉2 ,
maka:
𝜇
𝑉1 𝑉2 = (43)
𝑎

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 20


KECEPATAN TEGAK LURUS VEKTOR RADIUS DAN
TEGAK LURUS SUMBU PANJANG
Misalkan PR adalah arah 𝑟.ሶ PQ tegak lurus AB dan RQ tegak
lurus PR. 𝑟ሶ mempunyai komponen:
• Searah PQ, diberikan oleh PU
• Searah QR diberikan oleh UV
Karena PMA = 𝜃 − 𝜔, maka PUV = 𝜃 − 𝜔
PU = 𝑃𝑉 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝜃 − 𝜔
UV = cot 𝜃 − 𝜔
Sehingga komponen 𝑟ሶ ekivalen dengan:
𝑟𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐
ሶ 𝜃 − 𝜔 pada arah PQ
𝑟𝑐𝑜𝑡
ሶ 𝜃 − 𝜔 pada arah QR
Kecepatan yang tegak lurus sumbu panjang adalah:
𝑒𝜇
𝑟𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐
ሶ 𝜃−𝜔 =

Kecepatan yang tegak lurus vektor radius adalah:
𝜇
𝑟ሶ 𝜃ሶ −𝑟𝑐𝑜𝑡
ሶ 𝜃−𝜔 =

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 21
ANOMALI BENAR DAN
ANOMALI EKSENTRIK
Secara teoritis, jika diberikan 𝑎, 𝑒, 𝜏, 𝑇, maka menurut hukum
II Kepler posisi tiap planet dapat ditentukan, 𝜏 adalah posisi
planet saat melewati perihelion. Pada gambar di atas, misalkan
P adalah posisi planet saat 𝑡 dengan fokus elips adalah M.
Dalam selang waktu 𝑡 − 𝜏 , luas daerah yang disapu oleh
radius vektor adalah:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑀𝑃𝐴 𝑡−𝜏
= atau:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑒𝑙𝑖𝑝𝑠 𝑇

𝜋𝑎𝑏 𝑡−𝜏 1
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑀𝑃𝐴 = = 𝑛𝑎𝑏 𝑡 − 𝜏 , (46)
𝑇 2
2𝜋
dengan 𝑛 = .
𝑇

Persamaan (46) sulit dihitung, karena itu akan digunakan cara


lain untuk menentukan posisi planet dalam orbit.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 22


ANOMALI BENAR DAN
ANOMALI EKSENTRIK ( lanjutan)
Misalkan radius vektor MP membentuk sudut 𝜐 dengan MA.
Sudut 𝜐 adalah anomalli benar:
𝜐= 𝜃−𝜔 (47)
Kemudian buat lingkaran dengan diameter AB. DP diperpanjang
hingga memotong lingkaran di Q. Sudut QCA disebut sebagai
anomali eksentrik E.
𝑃𝐷 ∶ 𝑄𝐷 = 𝑏: 𝑎
𝑃𝐷 = 𝑟 sin 𝜐, 𝑄𝐷 = 𝑎 sin 𝐸
𝑟 sin 𝜐 = 𝑏 sin 𝐸
𝑀𝐷 = 𝑟 cos 𝜐, 𝑀𝐷 = 𝐶𝐷 − 𝐶𝑀 = 𝑎 cos 𝐸 − 𝑎𝑒
𝑟 cos 𝜐 = 𝑎 cos 𝐸 − 𝑒
Diperoleh:
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 23
ANOMALI BENAR DAN
ANOMALI EKSENTRIK ( lanjutan)
𝑟 2 = 𝑎 2 1 − 𝑒 2 𝑠𝑖𝑛 2 𝐸 + 𝑎 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐸 − 2𝑒 cos 𝐸 + 𝑒 2
= 𝑎 2 1 − 2𝑒 cos 𝐸 + 1 − 𝑠𝑖𝑛 2 𝐸 𝑒 2
= 𝑎 2 1 − 𝑒 cos 𝐸 2 atau:
1−𝑒 2 sin 𝐸
𝑟 = 𝑎 1 − 𝑒 cos 𝐸 , tan 𝜐 = , (48)
cos 𝐸−𝑒

dan bisa disederhanakan menjadi:


𝜐 1+𝑒 1Τ2 𝐸
tan = tan (49)
2 1−𝑒 2

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 24


PERSAMAAN KEPLER
Besar sudut yang disapu oleh radius vektor dalam waktu 𝑡 − 𝜏 yang berotasi dengan
kecepatan sudut tetap, dapat dinyatakan dengan 𝑛 𝑡 − 𝜏 . Besaran ini disebut dengan
anomali rata-rata dan dinyatakan dengan 𝑀. Jadi:
𝑀 =𝑛 𝑡−𝜏 . (50)
1
Dari persamaan (46), luas MPA adalah: 𝐿𝑀𝑃𝐴 = 2 𝑎𝑏𝑀 (51)
Kasus lain: luas MPA = luas PMD + luas DPA.
1
Luas segitiga PMD = 2
𝑀𝐷 ∙ 𝑃𝐷
1 𝑏 1 2
= 𝑎𝑏 sin 𝐸 cos 𝐸 − 𝑒 = 𝑎 𝑎 sin 𝐸 cos 𝐸 − 𝑒 .
2 2
1
Luas segitiga DPA= 2 Luas segitiga QDA = Luas segitiga CQA − Luas segitiga QCD
1 1
Luas segitiga QDA = 2 𝑎 2 𝐸 − 2 𝑎 2 sin 𝐸 cos 𝐸,
sehingga:

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 25


PERSAMAAN KEPLER
𝑏 1 2 1
Luas segitiga MPA = 𝑎 sin 𝐸 cos 𝐸 − 𝑒 + 𝑎 2 𝐸 − sin 𝐸 cos 𝐸
𝑎 2 2
1
= 𝑎𝑏 𝐸 − 𝑒 sin 𝐸
2

Mengingat persamaan (51), maka diperoleh Persamaan Kepler:


𝑀 = 𝐸 − 𝑒 sin 𝐸 (52)

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 26


RINGKASAN FORMULA GERAK ELIPS
𝑎 1−𝑒 2
1. 𝑟 = 1+𝑒 cos 𝜐
2. 𝑛 2 𝑎 3 = 𝜇 = 𝐺 𝑀 + 𝑚
3. ℎ 2 = 𝜇𝑎 1 − 𝑒 2
4. 𝐸 − 𝑒 sin 𝐸 = 𝑀 ≡ 𝑛 𝑡 − 𝜏
5. 𝑟 = 𝑎 1 − 𝑒 cos 𝐸
𝜐 1+𝑒 1Τ2 𝐸
6. tan
2
=
1−𝑒
tan
2

Dalam ke-6 formula di atas, 𝑎, 𝑒, 𝜏, 𝑇 disebut sebagai elemen elips. Untuk


memperoleh posisi planet di orbit pada saat 𝑡, jika diberikan 𝑎, 𝑒, 𝜏, 𝑇, maka
prosedurnya adalah sebagai berikut:

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 27


RINGKASAN FORMULA GERAK ELIPS (lanjutan)
• Hitung anomali eksentrik dengan menggunakan persamaan (4)
• Hitung radius vektor 𝑟 dengan menggunakan persamaan (5)
• Hitung anomali benar 𝜐 dengan menggunakan persamaan (6)
• Periksa dengan menggunakan persamaan (1)

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 28


BENTUK DERET ANOMALI BENAR DAN
ANOMALI EKSENTRIK
Dari persamaan Kepler 𝑀 = 𝐸 − 𝑒 sin 𝐸 , dengan mengandaikan 𝑒 kecil
(berlaku untuk orbit planet dalam Tatasurya), diperoleh:
𝑒3 1 2 3
𝐸=𝑀+ 𝑒− sin 𝑀 + 𝑒 sin 2𝑀 + 𝑒 3 sin 3𝑀 +... (A)
8 2 8

𝜐 1+𝑒 1Τ2 𝐸
Dari persamaan tan = tan juga karena kecil, diperoleh:
2 1−𝑒 2

𝑒3 1 2 1 3
𝜐=𝐸+ 𝑒+ sin 𝐸 + 𝑒 sin 2𝐸 + 𝑒 sin 3𝐸 +... (B)
4 4 12

Gabungan persamaan (A) dan (B):


𝑒3 5 2 13 3
𝜐 − 𝑀 = 2𝑒 − sin 𝑀 + 𝑒 sin 2𝑀 + 𝑒 sin 3𝑀 +... (53)
4 4 12
disebut sebagai Persamaan Pusat.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 29


ORBIT DALAM RUANG ( lanjutan)
Orbit planet bukan Bumi akan membentuk sudut tertentu dengan
ekliptika. Dalam gambar di atas, Matahari sebagai pusat bola
langit. Bidang orbit planet akan memotong bola pada lingkaran
besar NQN’ (N’ pada arah 180° dari N). Lingkaran besar ini
memotong ekliptika di titik N dan N’ yang disebut sebagai bujur titik
simpul naik. Planet P mengorbit dalam orbit elips. A sebagai
aphelion, perpanjangan SA memotong lingkaran besar NQN’ di B,
dan jika P adalah posisi planet di orbit pada saat 𝑡, perpanjangan
SP memotong NQN’di Q. N disebut sebagai bujur titik simpul naik,
dan N’ sebagai bujur titik simpul turun. Karena SAP adalah anomali
benar 𝜐, maka busur BQ juga 𝜐.
Sudut bola 𝑖 adalah inklinasi bidang orbit planet dengan ekliptika,
diberi simbol 𝑖. NB disebut sebagai argumen perihelion, diwakili Catatan: dalam gambar, Ω
dengan 𝜔. Arah X adalah arah titik 𝛾 yaitu titik musim semi, busur menyatakan 𝜃
𝛾N adalah bujur titik simpul naik diberi simbol 𝜃 atau Ω. Bujur
perihelion 𝜛 adalah jumlah busur 𝛾𝑁 dan NB. Bujur benar planet
(𝐿) adalah jumlah 𝛾𝑁 dan NB, sehingga:
𝜛=𝜔+𝜃
𝐿 =𝜃+𝜔+𝜐 =𝜛+𝜐
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 30
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 31
ORBIT DALAM RUANG ( lanjutan)
Andaikan SA mulai bergerak pada saat 𝜏 dan menyapu bidang
orbit dengan kecepatan rata-rata 𝑛. Pada saat 𝑡, radius vektor
SA menyapu sudut sebesar 𝑀 = 𝑛(𝑡 − 𝜏). Titik Q adalah titik
potong antara perpanjangan radius vektor dengan bola langit
pada saat 𝑡. Jika ℓ adalah jumlah busur γN dan NQ, maka:
ℓ = 𝜃 + 𝜔 + 𝑛 𝑡 − 𝜏 =𝜛 + 𝑛(𝑡 − 𝜏) (54)
Persamaan (54) biasanya ditulis sebagai ℓ = 𝑛𝑡 + 𝜀 dengan
𝜀 = 𝜛 − 𝑛𝜏. 𝜀 adalah bujur rata-rata pada saat 𝑡 = 0 atau
saat epoch, sehingga 𝜀 disebut sebagai bujur rata-rata saat
epoch tersebut.
Dari persamaan (54):
Catatan: dalam gambar, Ω
𝑀≡𝑛 𝑡−𝜏 = ℓ − 𝜛 atau
menyatakan 𝜃
𝑀 = 𝑛𝑡 + 𝜀 − 𝜛

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 32


ORBIT DALAM RUANG ( lanjutan)
Dari persamaan Kepler bisa ditulis:
𝐸 − 𝑒 sin 𝐸 = 𝑛𝑡 + 𝜀 − 𝜛
Untuk menentukan orbit elips cukup diketahui 𝑎, 𝑒, dan 𝜏. Untuk menentukan
orbit dalam ruang, diperlukan 6 unsur: 𝑎, 𝑒, 𝜏, 𝜃, 𝑖, dan 𝜛. Kadang-kadang
𝜏 digantikan oleh 𝜀.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 33


KOORDINAT HELIOSENTRIK EKLIPTIKA YANG
TEGAK LURUS SUATU PLANET
Pada koordinat ekliptika dg inklinasi 𝑖. Ambil garis S𝛾 , SB
dan SK yang merupakan salib sumbu berpusat di
Matahari S, dan 𝛾 merupakan titik musim semi sedangkan
B adalah titik yang berjarak 90° dari 𝛾 pada ekliptika. K
adalah kutub ekliptika. Misalkan P adalah posisi planet di
orbit saat 𝑡, sehingga SP = 𝑟. Jika diambil P1 sebagai titik
potong SP dengan bola langit, dan kita tuliskan koordinat
P dalam S𝛾 , SB, dan SK dengan 𝑥1, 𝑦1, dan 𝑧1, maka:
𝑥1 = 𝑟 cos 𝑃𝑆𝛾 = 𝑟 cos 𝑃1 𝛾
𝑦1 = 𝑟 cos 𝑃1 𝐵 (55)
𝑧1 = 𝑟 cos 𝑃1 𝐾

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 34


KOORDINAT HELIOSENTRIK EKLIPTIKA YANG
TEGAK LURUS SUATU PLANET (lanjutan)
Dari segitiga bola P 1𝛾N, 𝛾𝑁 = 𝜃, 𝑁𝑃1 = 𝜔 + 𝜐, 𝑃1 𝑁𝛾 = 180° −
𝑖 , diperoleh:
cos 𝑃1 𝛾 = cos 𝜃 cos 𝜔 + 𝜐 − sin θ sin 𝜔 + 𝜐 cos 𝑖
Dari segitiga bola P1NB, 𝑁𝐵 = 90° − 𝜃, 𝑃1 𝑁𝐵 = 𝑖 , diperoleh:
cos 𝑃1 𝐵 = sin 𝜃 cos 𝜔 + 𝜐 + cos 𝜃 sin 𝜔 + 𝜐 cos 𝑖
Dari segitiga bola KP1N, K𝑁 = 90°, 𝐾𝑁𝑃1 = 90° − 𝑖 , diperoleh:
cos 𝑃1 𝐾 = sin 𝜔 + 𝜐 sin 𝑖

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 35


KOORDINAT HELIOSENTRIK EKLIPTIKA YANG
TEGAK LURUS SUATU PLANET (lanjutan)
Definisikan sudut baru 𝑎, 𝐴, 𝑏1 , 𝐵1 , dengan:
• sin 𝑎 sin 𝐴 = cos 𝜃
• sin 𝑏1 sin 𝐵1 = sin 𝜃
• sin 𝑎 cos 𝐴 = − sin 𝜃 cos 𝑖
• sin 𝑏1 cos 𝐵1 = cos 𝜃 cos 𝑖
Bila digabungkan dengan persamaan (55), diperoleh:
• 𝑥1 = 𝑟 sin 𝑎 sin 𝐴 + 𝜔 + 𝜐
• 𝑦1 = 𝑟 sin 𝑏1 sin 𝐵1 + 𝜔 + 𝜐 (56)
• 𝑧1 = 𝑟 sin 𝜔 + 𝜐 sin 𝑖

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 36


KOORDINAT HELIOSENTRIK-EKUATOR SEBUAH
PLANET

Ambil sistem koordinat ekuator-ekliptika dengan bidang dasasr ekuator.


Buat sistem salib sumbu S𝛾 , SB dan SQ yang kita namai sebagai
koordinat 𝑥, 𝑦, 𝑧 . Bila sudut antara ekuator dan ekliptika sebesar 𝜀,
maka hubungan anatara 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1 adalah:
• 𝑥 = 𝑥1
• 𝑦 = 𝑦1 cos 𝜀 − 𝑧1 sin 𝜀
• 𝑧 = 𝑦1 sin 𝜀 + 𝑧1 cos 𝜀

Bila bentuk persamaan (56) dinyatakan dalam 𝑟, 𝜃, 𝑖, 𝜀, 𝜔, 𝜐 maka diperoleh:


• 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 cos 𝜔 + 𝜐 − sin 𝜃 sin 𝜔 + 𝜐 cos 𝑖
• 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜔 + 𝜐 cos 𝜀 + cos 𝜃 sin 𝜔 + 𝜐 cos 𝑖 cos 𝜀 − sin 𝜔 + 𝜐 sin 𝑖 sin 𝜀
• 𝑧 = 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜔 + 𝜐 sin 𝜀 + cos 𝜃 sin 𝜔 + 𝜐 cos 𝑖 sin 𝜀 + sin 𝜔 + 𝜐 sin 𝑖 cos 𝜀

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 37


KOORDINAT HELIOSENTRIK EKUATOR SEBUAH
PLANET (lanjutan)
Definisikan sudut baru 𝑎, 𝐴, 𝑏, 𝐵, 𝑐, 𝐶
• sin 𝑎 sin 𝐴 = cos 𝜃
• sin 𝑏 sin 𝐵 = sin 𝜃 cos 𝜀
• sin 𝑐 sin 𝐶 = sin 𝜃 sin 𝜀
• sin 𝑎 cos 𝐴 = − sin 𝜃 cos 𝑖
• sin 𝑏 cos 𝐵 = cos 𝜃 cos 𝑖 cos 𝜀 − sin 𝑖 sin 𝜀
• sin 𝑐 cos 𝐶 = cos 𝜃 cos 𝑖 sin 𝜀 + sin 𝑖 cos 𝜀
Akhirnya akan diperoleh bentuk sederhana:
• 𝑥 = 𝑟 sin 𝑎 sin 𝐴 + 𝜔 + 𝜐
• 𝑦 = 𝑟 sin 𝑏 sin 𝐵 + 𝜔 + 𝜐 (57)
• 𝑧 = 𝑟 sin 𝑐 sin 𝐶 + 𝜔 + 𝜐
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 38
ASENSIOREKTA DAN DEKLINASI GEOSENTRIK
SEBUAH PLANET
Ambil 𝑋, 𝑌, 𝑍 sebagai koordinat geosentrik Matahari dan merupakan
koordinat Matahari dalam salib sumbu ekuator di Bumi.
Misalkan 𝜉, 𝜂, 𝜁 adalah koordinat planet P terhadap Bumi, dengan
Bumi sebagai pusat. P 𝑥, 𝑦, 𝑧 dalam sistem koordinat heliosentrik:
• 𝜉 =𝑋+𝑥
• 𝜂 =𝑌+𝑦
• 𝜁 =𝑍+𝑧
Jika EP= 𝜌 yang merupakan jarak geosentrik planet, 𝛼 dan 𝛽 adalah asensio rekta dan
deklinasai geosentrik P. Kita gambarkan meridian pengamat QRT yang memotong ekuator 𝛾C
di T, maka 𝛾𝑇 = 𝛼 dan 𝑇𝑅 = 𝛿, sehingga
𝜉
• = cos 𝑃𝐸𝛾 = cos 𝑅𝛾
𝜌

• 𝜉 = 𝜌 cos 𝑅𝛾
• 𝜂 = 𝜌 cos 𝑅𝐶
• 𝜁 = 𝜌 cos 𝑅𝑄

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 39


ASENSIOREKTA DAN DEKLINASI GEOSENTRIK
SEBUAH PLANET (lanjutan)
Tetapi:
• cos 𝑅𝛾 = cos 𝛼 cos 𝛿 (dari segitiga 𝛾𝑅𝑇)
• cos 𝑅𝐶 = sin 𝛼 cos 𝛿 (dari segitiga 𝑇𝑅𝐶)
• cos 𝑅𝑄 = sin 𝛿 (dari segitiga 𝛾𝑅𝑇)
Jadi:
• 𝜉 = 𝜌 cos 𝛼 cos 𝛿
• 𝜂 = 𝜌 sin 𝛼 cos 𝛿
• 𝜁 = 𝜌 sin 𝛿
Akhirnya diperoleh:
• 𝜌 cos 𝛼 cos 𝛿 = 𝑋 + 𝑟 sin 𝑎 sin 𝐴 + 𝜔 + 𝜐
• 𝜌 sin 𝛼 cos 𝛿 = Y + 𝑟 sin 𝑏 sin 𝐵 + 𝜔 + 𝜐 𝛼, 𝛿, 𝜌: bisa dihitung!
• 𝜌 sin 𝛿 = 𝑍 + 𝑟 sin 𝑐 sin 𝐶 + 𝜔 + 𝜐
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 40
PERIODE ORBIT DAN PERIODE SINODIS PLANET
Jika sebuah planet terletak segaris dengan Bumi terlihat ke arah Matahari, maka disebut
konjungsi, dan jika terlihat pada arah menjauhi Matahari disebut sebagai oposisi.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 41


PERIODE ORBIT DAN PERIODE SINODIS PLANET
(lanjutan)
Jika 𝑇 periode sideris dan 𝑆 adalah periode sinodis, yaitu selang waktu yang dibutuhkan agar
ke dua plane tmempunyai fasa yang sama dilihat dari Bumi, maka:
𝑆
• Untuk planet dalam: 𝑇 = 1+𝑆 dengan 𝑆 < 1
𝑆
• Untuk planet luar: 𝑇 = dengan 𝑆 < 1
𝑆−1

Cara menentukan waktu sinodis adalah sebagai:


Mula-mula diamati asensio rekta planet beberapa malam berturut-turut pada saat transit
ketika planet hampir dalam keadaan oposisi. Hasil ini akan memberikan saat transit ‘sedikit’
sebelum 12ℎ dan ‘sedikit’ sesudah 12ℎ . Saat transit jam 12ℎ bisa ditentukan dari interpolasi
atau regresi, kemudian diamati lagi saat oposisi yang berikutnya. Selang waktu ini adalah
periode sinodis.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 42


ORBIT BUMI, MATAHARI, DAN BULAN

Orbit Bumi
Eksentrisitas orbit Bumi 𝑒 = 0.016719 dan bujur perihelion 𝜛1 = 01°45′ 8". 1 (pada awal
1931). Tahun sideris yaitu selang waktu Bumi menempati titik yang sama terhadap bintang-
bintang jika dilihat dari Matahari. Panjangnya 365.2564 hari Matahari rata-rata.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 43


ORBIT BUMI, MATAHARI, DAN BULAN (lanjutan)

Orbit Matahari
Yang dimaksud dengan orbit Matahari adalah orbit Matahari jika dilihat dari Bumi. Titik
terdekat ke Bumi disebut perigee, dan titik terjauhnya disebut apogee. Bujur perigee, 𝜛 =
𝜛1 + 180° dengan 𝜛1 adalah bujur perihelion.
Tahun tropis adalah selang waktu Matahari berada di titik musim semi dua kali berurutan,
panjangnya 365.2422 hari.
Karena gangguan gaya gravitasi planet terhadap Bmi, elemen orbit Bumi juga agak berubah.
Dari koreksi ini didapat tahun anomalistik, yaitu selang waktu Matahari berada di pergee dua
kali berurutan. Panjangya 365.2596 hari Matahari rata-rata.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 44


ORBIT BUMI, MATAHARI, DAN BULAN (lanjutan)

Orbit Bulan
Semua perubahan di atas berlaku untuk orbit Bulan, jika pusat bola langit bukan Matahari
melainkan Bumi. Bulan sinodis adalah selang wkatu bulan baru dua kali berurutan. Bulan baru
terjadi jika bujur geosentrik Matahari dan Bulan adalah sama. Secara rata-rata panjangnya
29.5306 hari Matahari rata-rata. Panjang bulan sideris adalah 27.3217 hari Matahari rata-rata.
Karena gangguan, arah perigee berubah, dan selang waktu Bulan berada di perigee dua kali
berurutan disebut bulan anomalistik, panjangnya 27.5546 hari Matahari rata-rata.
Titik simpul naik Bulan bergerak mundur ≈ 20° per tahun, selang waktu Bulan berada di titik
simpul naik dua kali berurutan disebut sebagai bulan nodical, panjangnya 27.2111 hari
Matahari rata-rata.

GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 45

Anda mungkin juga menyukai