[GERAK PLANET]
[Endang Soegiartini]
[Prodi Astronomi]
[Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam]
[Institut Teknologi Bandung]
PENDAHULUAN
Gerak Planet yang dibicarakan pada topik
ini adalah yang berkaitan dengan Astronomi
Posisi, yaitu mengenai posisinya.
Johannes Kepler: studi terhadap posisi
planet yaitu dari data yang dikumpulkan oleh
Tycho Brahe, lalu memformulasikan 3 buah
hukum, yaitu:
• Hukum I Kepler : Orbit tiap planet
berbentuk elips dengan Matahari
sebagai pusatnya.
• Hukum II Kepler: Luas daerah yang
disapu oleh radius vektor selalu sama
untuk selang waktu yang sama.
• Hukum III Kepler: Pangkat tiga
setengah sumbu panjang orbit planet
sama dengan kwadrat periode orbitnya.
• Dua buah titik api sebagai fokus elips, ditandai dengan M. C adalah pusat elips. Vertex sebelah kiri
ditandai dengan B, dan vertex sebelah kanan ditandai dengan A. CA atau CB disebut sebagai
setengah sumbu panjang (major axis), diberi simbol dengan 𝑎, dan CD sebagai setengah sumbu
𝐶𝑆
pendek (minor axis), diberi simbol dengan 𝑏. Eksentrisitas 𝑒 adalah perbandingan . Hubungan
𝐶𝐴
antara 𝑎 dan 𝑏 dinyatakan dengan:
• 𝑏2 = 𝑎2 1 − 𝑒 2 (1)
• Misalkan Matahari terletak di S, dan planet bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit elips. Di A,
jarak planet-Matahari adalah yang terpendek dan titik ini dinamai sebagai perihelion; sedangkan di
B jarak planet-Matahari adalah yang terpanjang, dan titik ini dinamai aphelion. Jarak perihelion SA
adalah 𝑎 1 − 𝑒 , dan jarak aphelion SB adalah 𝑎 1 + 𝑒 . Jika suatu waktu planet menempati
suatu titik di P di lintasan elips tersebut, maka SP disebut sebagai radius vektor, dan disajikan
dengan 𝑟, dan jarak SP adalah jarak heliosentrik.
Dengan
𝑏2
𝑝= = 𝑎 1 − 𝑒 2 , yaitu semilatus rectum (3)
𝑎
Waktu yang dibutuhkan oleh sebuah planet menempuh orbitnya disebut sebagai
periode orbit, dinyatakan dengan 𝑇
GERAK PLANET Saturday, July 13, 2019 6
HUKUM II KEPLER
Misalkan P adalah posisi planet pada saat 𝑡, dan Q adalah
posisi pada saat 𝑡 + ∆𝑡, dan bila 𝑟 + ∆𝑟 adalah radius vektor
MQ, dan sudut NMQ adalah + . Jika cukup kecil, luas
1
daerah yang disapu oleh MP selama t adalah 2 𝑟 (𝑟 +
atau
𝑛 2 𝑎 3 = 𝑛1 2 𝑎1 3 (9)
dengan 𝑛 dan 𝑛1 adalah kecepatan sudut rata-rata
masing-masing planet. Jika 𝑎 menyatakan setengah
sumbu panjang orbit dalam satuan astronomi (SA),
dan 𝑇 menyatakan periode orbit dalam tahun, maka:
𝑎 = 𝑇 2 Τ3 (10)
Atau
𝑎3 𝑀+𝑚 𝑇2
= ∙ (15)
𝑎1 3 𝑀+𝑚1 𝑇1 2
ℎ2
Dengan 𝑝 = dan ℎ 2 = 𝜇𝑎 1 − 𝑒 2 , dengan 𝑒 adalah eksentrisitas orbit.
𝜇
𝜇
𝑟ሶ = 𝑒 sin 𝜃 − 𝜔 (40)
ℎ
𝜋𝑎𝑏 𝑡−𝜏 1
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑀𝑃𝐴 = = 𝑛𝑎𝑏 𝑡 − 𝜏 , (46)
𝑇 2
2𝜋
dengan 𝑛 = .
𝑇
𝜐 1+𝑒 1Τ2 𝐸
Dari persamaan tan = tan juga karena kecil, diperoleh:
2 1−𝑒 2
𝑒3 1 2 1 3
𝜐=𝐸+ 𝑒+ sin 𝐸 + 𝑒 sin 2𝐸 + 𝑒 sin 3𝐸 +... (B)
4 4 12
• 𝜉 = 𝜌 cos 𝑅𝛾
• 𝜂 = 𝜌 cos 𝑅𝐶
• 𝜁 = 𝜌 cos 𝑅𝑄
Orbit Bumi
Eksentrisitas orbit Bumi 𝑒 = 0.016719 dan bujur perihelion 𝜛1 = 01°45′ 8". 1 (pada awal
1931). Tahun sideris yaitu selang waktu Bumi menempati titik yang sama terhadap bintang-
bintang jika dilihat dari Matahari. Panjangnya 365.2564 hari Matahari rata-rata.
Orbit Matahari
Yang dimaksud dengan orbit Matahari adalah orbit Matahari jika dilihat dari Bumi. Titik
terdekat ke Bumi disebut perigee, dan titik terjauhnya disebut apogee. Bujur perigee, 𝜛 =
𝜛1 + 180° dengan 𝜛1 adalah bujur perihelion.
Tahun tropis adalah selang waktu Matahari berada di titik musim semi dua kali berurutan,
panjangnya 365.2422 hari.
Karena gangguan gaya gravitasi planet terhadap Bmi, elemen orbit Bumi juga agak berubah.
Dari koreksi ini didapat tahun anomalistik, yaitu selang waktu Matahari berada di pergee dua
kali berurutan. Panjangya 365.2596 hari Matahari rata-rata.
Orbit Bulan
Semua perubahan di atas berlaku untuk orbit Bulan, jika pusat bola langit bukan Matahari
melainkan Bumi. Bulan sinodis adalah selang wkatu bulan baru dua kali berurutan. Bulan baru
terjadi jika bujur geosentrik Matahari dan Bulan adalah sama. Secara rata-rata panjangnya
29.5306 hari Matahari rata-rata. Panjang bulan sideris adalah 27.3217 hari Matahari rata-rata.
Karena gangguan, arah perigee berubah, dan selang waktu Bulan berada di perigee dua kali
berurutan disebut bulan anomalistik, panjangnya 27.5546 hari Matahari rata-rata.
Titik simpul naik Bulan bergerak mundur ≈ 20° per tahun, selang waktu Bulan berada di titik
simpul naik dua kali berurutan disebut sebagai bulan nodical, panjangnya 27.2111 hari
Matahari rata-rata.