Anda di halaman 1dari 29

MATERIALITAS DAN RISIKO

AUDIT
RISIKO PENGENDALIAN DAN
RISIKO DETEKSI
www.madsaisaid88@gmail.com
Nama Kelompok :

Madsai (1616220050)
Julia Soniadora H (1616220143)
Nilam Sari Tanjung (1616220077)
Ayyu Tiyanti (1616220082)
Konsep Materialitas dan Definisi Materialitas
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai
pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan.
Dalam SA Seksi 319 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam perencanaan
audit, dan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Definisi Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat
mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan
atau salah saji itu.
Pentingnya Konsep Materialitas Dalam Audit Atas
Laporan Keuangan
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien atau
pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat karena auditor yang
bersangkutan tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat
menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi
secara semestinya ke dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor
memberikan keyakinan (assurance) sebagai berikut :
 Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan
beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi.
 Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup
sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
 Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat (atau memberikan informasi, dalam hal
terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak
terdapat salah saji material karena kekeliruan dan ketidak beresan.
Pertimbangan Awal Tentang Materialitas

Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas


dalam perencanaan auditnya. Pertimbangan materialitas mencakup
pertimbangan kuantitatif yang berkaitan dengan hubungan salah saji
dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan dan kualitatif yang
berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara
kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena penyebab
yang menimbulkan salah saji tersebut.
Lanjutan

Berikut ini adalah contoh pertimbangan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan
oleh auditor dalam mempertimbangan materialitas.
1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti :
a. Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan.
b. Total aktiva dalam neraca.
c. Total aktiva lancar dalam neraca.
d. Total ekuitas pemegang saham dalam neraca.
2. Faktor kualitatif, seperti :
a. Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hokum.
b. Kemungkinan terjadinya ketidak beresan.
c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang
mengharuskan klien untuk mempertahankan beberapa ratio keuangan pada
tingkat minimum tertentu.
d. Adanya gangguan dalam trend laba.
e. Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan.
Lanjutan

Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan


materialitas pada dua tingkat berikut ini :
a. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas
kewajaran mencakup laporan keuangan sebagai keseluruhan.
b. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun
dalam mencapai kesimpulan menyeluruh atas kewajaran laporan
keuangan.
Lanjutan
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
pertimbangan awal tentang materialitas pada setiap tingkat
dijelaskan berikut ini :

 Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan


 Materialitas pada Tingkat Saldo Akun
 Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
 Penggunaan Materialitas dalam Mengevaluasi Bukti Audit
Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit

Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang


mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kuantitas
(kecukupan) bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan
antara materialitas dengan bukti audit, perbedaan istilah
materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan.
Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti
yang diperlukan. Semakin besar atau semakin signifikan suatu
saldo akun, semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan.
Risiko Audit
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA
Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko
yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana
mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar
bukti yang diperoleh dari verivikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau
golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun
sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
Risiko Audit Pada Tingkat Laporan Keuangan Dan
Tingkat Saldo Akun

Kenyataan bahwa auditor tidak dapat memberikan jaminan tentang ketepatan


informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan mengharuskan auditor
mempertimbangkan baik materialitas maupun risiko audit, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atau suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material.

Risiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi dua bagian :

1. Risiko Audit Keseluruhan (Overall Audit Risk)

2. Risiko Audit Individual


Unsur Risiko Audit
1. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait.
Rumus : AR = IR x CR x DR atau DR = AR
IR x CR
Dimana :

AR = Overall Audit Risk

IR = Inherent Risk

CR = Control Risk

DR = Detection Risk
Lanjutan

2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji
material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern
entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak
dapat mandeteksi salah saji material yang terdapat dalam
suatu asersi.
Contoh Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)

PT ASTRA OTOPARTS Tbk


RENCANA PEMERIKSAAN
TAHUN BUKU 2012

1. UMUM

PT Astra Otoparts Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 50 tanggal
20 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT
Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992
serta diumumkan dalam Berita Negara No. 39 Tambahan No. 2208 tanggal 15 Mei 1992.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta
notaris No. 50 tanggal 11 Mei 2000 dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, terutama antara lain,
mengenai pengeluaran saham dan efek ekuitas. Perubahan anggaran dasar tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundangan dengan Surat Keputusan No.
C-11916.HT.01.04.TH.2000 tanggal 13 Juni 2000 dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 26 Tambahan No. 118 tanggal 30 Maret 2001.
Lanjutan
 Maksud dan Tujuan perusahaan
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam
perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik lokal
maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industri
logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991
dan memiliki divisi perdagangan yang beroperasi di Singapura.
Saat ini kegiatan pemasaran Perusahaan meliputi dalam negeri
dan luar negeri termasuk Asia dan timur Tengah.
 Alamat perusahaan
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan tergabung dalam
kelompok usaha Astra Grup. Pabrik Perusahaan berlokasi di
Jakarta dan Bogor dan kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya
Pegangsaan Dua Km. 2,2 , Kelapa Gading, Jakarta.
Lanjutan

2. SUSUNAN PENGURUS
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Danny Walla
Komisaris : John Stuart Anderson Slack, Prijono Sugiarto
Komisaris Independen : Trenggono Purwosuprodjo, Anugerah Pekerti
Direktur Utama : Budi Setiawan Pranoto
Wakil Direktur Utama : Leonard Lembong
Direktur : Eko Deddy Haryanto, Albert Sudarto, Widya
Wiryawan Suryadji Soelistyo, Mochamad Koeswono
Lanjutan

3. EKUITAS
Modal dasar perusahaan berjumlah Rp 2.000.000.000 yang terbagi atas 200.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000 per saham.
Dari jumlah tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 150.000 lembar
saham @Rp 10.000 dengan komposisi John Stuart Anderson Slack dan Prijono Sugiarto. Dan
PT Gagah Berani 50.000 lembar saham.
4. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan keuangan f. Pengakuan Pendapatan
b. Piutang usaha g. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing
c. Persediaan h. Taksiran Pajak penghasilan (PPh)
d. Penyertaan dalam bentuk saham i. Tahun Buku
e. Aset Tetap
 Bangunan dan prasarana 20 tahun
 Kendaraan bermotor 10 tahun
 Peralatan kantor 5 tahun
Lanjutan

5. BUKU-BUKU YANG DIGUNAKAN PERUSAHAAN


Dalam rangka penyusunan laporan keuangan, perusahaan
telah menyelenggarakan antara lain: buku kas, buku besar, ayat
jurnal, serta proses pembukuan masih dilakukan secara manual
dan komputerisasi.
Lanjutan 6. NERACA KOMPARATIF

ASET 2012 2011


ASET LANCAR

kas dan setara kas 595.067.436 265.010.760


piutang usaha 1.297.188.447 1.217.550.488
piutang lain-lain 12.889.443 27.937.950
Persediaan 1.650.112.500 1.697.850.000
beban dibayar dimuka 3.000.000
Perlengkapan 11.250.000 10.065.000

TOTAL ASET LANCAR 3.569.507.826 3.218.414.198

Investasi 387.750.000 338.250.000

ASET TETAP
harga perolehan 2.599.500.000 2.599.500.000
akumulasi penyusutan (272.999.850) (175.124.850)
nilai buku 2.326.500.150 2.424.375.150

TOTAL ASET 6.283.757.976 5.981.039.348


Lanjutan
KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

utang usaha 570.013.509 863.400.000


utang lain-lain 144.931.085 140.715.900
utang pajak 45.333.821 59.612.750
beban yang masih harus dibayar 139.350.000 135.000.000

TOTAL KEWAJIBAN JANGKA 899.628.415 1.198.728.850


PENDEK

KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG

kewajiban pajak tangguhan 1.859.919 1.859.919


TOTAL KEWAJIBAN JANGKA 1.859.919 1.859.919
PANJANG

EKUITAS

modal disetor 1.000.000.000 1.000.000.000


saldo laba 3.882.269.642 3.280.450.779

TOTAL EKUITAS 4.882.269.642 4.780.450.779

TOTAL KEWAJIBAN DAN 5.783.757.976 5.981.039.548


EKUITAS
Lanjutan 7. LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

AKUN 2012 2011

Penjualan 8.582.396.775 8.733.996.000

beban pokok penjualan 6.865.914.293 6.834.000.000

laba kotor 1.716.482.482 1.899.996.000

beban usaha 731.983.680 599.714.625

laba usaha 984.543.680 1.300.281.375

beban(pendapatan) lain-lain, bersih 127.487.739 (42.088.200)

laba sebelum pajak 857.056.063 1.342.369.575

beban pajak penghasilan

tahun berjalan 255.237.200 376.308.800

Tangguhan 1.859.919

laba bersih 601.818.863 964.200.856

saldo awal tahun 3.280.450.779 2.316.249.923

saldo akhir tahun 3.882.269.642 3.280.450.779


Lanjutan

8. MASALAH AKUNTANSI
 Pembukuan dilakukan manula dan komputerisasi
 Perusahaan yang menuju komputerisasi akan dapat memberikan laporan yang lebih cepat. Akan
tetapi dalam praktiknya perusahaan –perusahaan masih mengalami hambatan – hhambatan dalam
penggunaan media tersebut yang berakibat pada terlambatnya penerimaan laporan final. Untuk
mengimbangi perkembangan dan masalah-masalah yang timbuk perusahaan perlu meningkatkan
pemakaian komputer, dalam hal ini menggunakan software yang tepat dan akurat sehingga dapat
tercapai efesien dan efektivitas.
9. MASALAH PERPAJAKAN
• Dalam pengelompokkan beban masih ditemukan beban-beban yang seharusnya tidak termasuk
paa kelompok beban menurut fiskal, hal ini perlu penegasan lebih lanjut untuk penyusunan
rekonsiliasi laba akuntansi dan laba fiskal.
• Tahun sebelumnya semua pajak yang terutang telah diselesaikan, dengan kata lain tidak ada pajak
yang belum dibayarkan.
10. MASALAH PEMERIKSAAN
Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2011 diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik
Mukti Lutfiana dan Rekan.
Lanjutan

11. RENCANA KERJA


Penempatan staff :
Patner : Mukti lutfiana
Manajer : Rio Febrianto
Supervisor : Agus Prasetyo
Senior : Fulana Mariana
Junior : Desi Susanti
12. JASA AKUNTAN
Pemeriksaan umum pada laporan keuangan perusahaan untuk mengungkapkan pendapat
mengenai laporan keuangan tersebut wajar tanpa pengecualian atau dengan kata lain kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
13. BIAYA PEMERIKSAAN
Biaya pemeriksaan sebesar Rp 10.000.000 ( sepuluh juta rupiah) ditambah PPN dikurangi dengan
PPh 23.
Lanjutan

14. WAKTU
Pemeriksaan lapangandimulai/selesai : 13 Desember 2012 s/d 12 Maret 2013
Pemeriksaan stok fisik/kas : 28 Desember 2012 s/d 9 januari 2013
Evaluasi pengendalian internal : 13 Desember 2012 s/d 12 Januari 2013
Penyerahan laporan akuntan : 22 Maret 2013
Pelaksanaan stock opname : Rio Febrianto, Agus Prasetyo, Fulana
Mariana, Desi Susanti.
Penggunaan Informasi Risiko Audit

Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat


digunakan oleh auditor untuk menetapkan jumlah bukti audit yang
akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian saldo akun
tertentu. Beberapa auditor lebih menyukai pertimbangan kualitatif
dalam menaksir berbagai macam risiko yang membentuk risiko audit.
Di samping itu, penggunaan pendekatan kuantitatif memaksa auditor
untuk memikirkan dengan mendalam berbagai pertimbangan
auditnya.
Hubungan Antar Unsur Risiko

Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko


deteksi. Kedua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan
atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan
auditor itu sendiri.
Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko
bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko
pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi
yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan
dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat
risiko deteksi yang dapat diterima.
Hubungan Antara Materialitas, Risiko Audit, Bukti Audit

Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan


risiko audit digambarkan sebagai berikut :
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat meterialitas
dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi
jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat
menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :
a. Menambah tingkat meterialiras, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas
secara bersama-sama.
Strategi Audit Awal

1. Unsur Strategi Audit Awal


Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan
empat unsur berikut ini :
a. Tingkat risiko pengendalian intern yang direncanakan.
b. Luasnya pemahaman atas struktur pengendalian intern yang harus diperoleh.
c. Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
d. Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang cukup rendah.
2. Pendekatan Terutama Substantif
Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti audit
dengan menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan atau
tidak mempercayai pengendalian intern.
3. Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah
Dalam pendekatan ini, auditor meletakkan kepercayaan moderat atau pada tingkat
kepercayaan penuh terhadap pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor hanya melaksanakan
sedikit pengujian substantif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai