Anda di halaman 1dari 35

TUBERCULOSIS PARU DAN GAMBARAN

FOTO THORAX
RADIOLOGI TUBERCULOSIS PARU
Riyan Wirawan
I4061172086
dr. Muhammad Syafril, Sp.Rad

SMF RADIOLOGI RS PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1
Definisi
• Penyakit infeksi paru yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis.
• Ada 3 varian Mycobacterium tuberculosis:
– Var. Humanus
– Var. Bovinum
– Var. Avium
• Paling banyak pada manusia adalah M.
Tuberkulosis Humanus.

Page 2
Etiologi
• Penyebab tuberkulosis • Aerob obligat
adalah Mycobacterium • Sebagian besar kuman
tuberculosis terdiri dari asam lemak
• Berbentuk batang • Tidak berspora sehingga
• Gram negatif mudah dibasmi dengan
• Tidak bergerak pemanasan sinar
• Ukuran panjang 1 – 4 μm matahari dan ultra violet
dan tebal 0.3 – 0.6 μm

Page 3
Patogenesis Tuberkulosis

Page 4
Diagnosis
• Gejala klinis
• Pemeriksaan fisik
• Tes tuberculin
• Pemeriksaan radiologis
• Bakteriologis.
Diagnosis pasti TB paru ditegakkan berdasarkan
ditemukannya kuman Mycobacterium tuberkulosis.

Page 5
Gejala Klinis
• Cepat lelah
• Anoreksia
• Berat Badan Menurun
• Keringat Malam
• Demam
• Batuk / batuk darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Malaise
Page 6
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI

Page 7
Proyeksi Pemotretan pada
Foto Toraks Pasien yang dicurigai TB
1. Proyeksi Postero-Anterior (PA)
2. Proyeksi Lateral
3. Proyeksi Top Lordotik

Page 8
Gambaran Radiologi TB Paru
1. Kelainan terutama pada lapang atas paru
2. Bayangan bercak-bercak atau noduler
3. Adanya kavitas
4. Adanya kalsifikasi
5. Kelainan bilateral dilapangan atas
6. Kelainan menetap setelah beberapa minggu
7. Bayangan milier
8. Bayangan fibrosis

Page 9
Pembagian Tuberkulosis
• Tuberkulosis anak (infeksi primer)
• Tuberkulosis dewasa (re-infeksi)

Page 10
Tuberkulosis primer
• Kelainan radiologis ini dapat terjadi dimana saja
dalam paru, namun sarang dalam parenkim
paru sering disertai pembesaran kelenjar limfe
regional (komplek primer).
• Pada foto polos PA tampak gambaran bercak
semi opak terletak di suprahiler (diatas hilus),
perihiler (sepanjang limfangitis), dan parakardial
(disamping kor) dengan batas tidak tegas.

Page 11
Gambaran Radiologis

Kompleks
primer
Page 12
Tuberkulosis sekunder
• Bersifat kronis, terjadi pada orang dewasa.
• Sarang-sarang terlihat pada foto roentgen
terletak di lapangan atas dan segmen
apikal lobus bawah, juga dapat terjadi di
lapangan bawah yang biasanya disertai
pleuritis.

Page 13
Klasifikasi tuberkulosis
sekunder
Tuberkulosis minimal: luas sarang-sarang
yang kelihatan tidak melebihi daerah yang
dibatasi oleh garis median, apeks dan iga
2 depan, sarang-sarang soliter dapat
berada dimana saja. Tidak ditemukan
adanya kavitas.

Page 14
Klasifikasi tuberkulosis
sekunder
• Pada permulaan (awal) perkembangan
penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali)
menemukan kelainan. Kelainan paru
pada umumnya terletak di daerah lobus
superior terutama daerah apeks dan
segmen posterior serta daerah apeks
lobus inferior.

Page 15
Gambaran radiologis

Page 16
Klasifikasi tuberkulosis
sekunder
• Tuberkulosis lanjut sedang:
– Luas sarang - sarang yang berupa bercak
infiltrat tidak melebihi luas satu paru.
Sedangkan bila ada kavitas, diameternya
tidak melebihi 4 cm. Kalau bayangan sarang
tersebut berupa awan - awan menjelma
menjadi daerah konsolidasi yang homogen,
luasnya tidak boleh melebihi 1 lobus paru.

Page 17
Gambaran radiologis

Tuberkulosis Lanjut Sedang

Page 18
Klasifikasi tuberkulosis
sekunder
• Tuberkulosis sangat lanjut: Luas
daerah yang dihinggapi sarang-
sarang lebih dari 1 paru atau bila ada
lubang-lubang, maka diameter
semua lubang melebihi 4 cm.

Page 19
Gambaran radiologis

Tuberkulosis Sangat Lanjut

Page 20
Gambaran radiologis

Page 21
Gambaran TB Paru Aktif
• Bayangan berawan / noduler disegmen
apikal dan posterior lobus atas dan
segmen superior lobus bawah paru
• Sarang-sarang berbentuk awan atau
bercak infiltrat dengan densitas rendah
hingga sedang dengan batas tidak tegas.
Sarang-sarang ini biasanya menunjukan
suatu proses aktif.

Page 22
Gambaran TB Paru Aktif
• Kavitas, terutama lebih dari satu, yang
dikelilingi bayangan opak berawan atau
noduler kecuali bila lubang (kavitas) sudah
sangat kecil, yang dinamakan residual
cavity.
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura

Page 23
Gambaran TB Paru Aktif

Awan-awan & kavitas besar Kavitas sisa (residual cavity)


(ukuran total 4 cm)

Page 24
Gambaran TB Paru Aktif

Kavitas:
Pada foto thorak disamping
tampak infiltrate dengan
kavitas pada lobus superior
paru bilateral, menunjukkan
adanya tuberculosis
pulmonal aktif.

Page 25
Gambaran TB Paru Aktif
(Bayangan Bercak Miliar)

Gambaran “Badai Salju” (Snow Storm


Appearance)
Page 26
Gambaran TB Paru Inaktif
• Fibrotik, terutama pada segmen apikal dan
atau posterior lobus atas dan atau segmen
posterior lobus atas dan atau segmen
superior lobus bawah.
• Kalsifikasi
• Penebalan pleura

Page 27
Gambaran TB Paru Inaktif
• Tuberkulosis
Post Primer.
• Temuan pada
foto thorak ini
adalah fibrosis
lobus superior
bilateral.

Page 28
Gambaran TB Paru Inaktif
Sarang-sarang seperti
garis (fibrotik) atau bintik -
bintik kapur (kalsifikasi),
yang biasanya
menunjukkan proses telah
tenang.

Garis-garis Fibrotik
(proses lama dan tenang)
Page 29
Tuberkuloma
• Tuberkuloma adalah suatu sarang keju
(caseosa) dan biasanya menunjukkan
penyakit yang tidak begitu virulen, bahkan
biasanya tidak aktif, dan di dalam atau di
pinggirnya ada sarang perkapuran.
Diagnostik diferensialnya adalah suatu
tumor sejati.

Page 30
Tuberkuloma

Page 31
Pengobatan TB

• Paduan OAT yang digunakan di Indonesia


• TB paru (kasus baru), BTA positif atau
pada foto toraks lesi luas
• Paduan obat yang dianjurkan :
  2 RHZE / 4 RH atau

  2 RHZE / 4R3H3 atau

  2 RHZE/ 6HE.

Page 32
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan
obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan
tambahan

Tahap awal (intensif) :Pada tahap intensif (awal) pasien


mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung
untuk mencegah terjadinya resistensi obat.

Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,


biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Page 33
Tahap Lanjutan :Pada tahap lanjutan pasien
mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama

Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman


persisten sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan

Page 34
Page 35

Anda mungkin juga menyukai