NAMA ANGGOTA KELOMPOK: FARAH ALLIYA YUSDA : 05161024 LINDATIANA YULISTIONO : 05161038 M. RAFIF PRALAMBANG : 05161051 PUTRI ANNISAH : 05171062 PENDAHULUAN Kebutuhan polifenol di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Hal tersebutdikarenakan polifenol mampu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Polifenol bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh, senyawa ini dapat ditemukan pada buah anggur, ceri, apel dan pir. Dalam 100gr buah terkandung 200-300mg Polifenol. Polifenol merupakan komponen fitokimia yang terkandung dalam anggur yang mempunyai aktivitas biologi dan bermanfaat untuk kesehatan. Didalam polifenol sendiri terdapat senyawa fenol dan beberapa senyawa lain. Analisis ekstraksi buah anggur dilakukan untuk kandungan fenol yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu kelompok kami mengangkat isu ekstraksi fenol yang terkandung dalam Polifenol dari buah anggur dengan metode supercritical fluid extraction. Bahan Baku yang di Ekstrak Bahan baku yang digunakan dalam proses ekstraksi yaitu biji anggur merah . Anggur merupakan buah yang mempunyai nilai gizi yang baik seperti vitamin, mineral, karbohidrat dan senyawa fitokimia. Komponen polifenol yang terkandung diantaranya flavonoid, antosianin, tannin dan resveratrol. Polifenol yang terkandung di dalam buah anggur mempunyai aktivitas terapi, seperti antioksidan, antimutagenik, antibakteri. Mekanisme kerja antibakteri ini termasuk menghambat sintesis dinding sel, menghambat asam nukleat dan sintesis protein. biji anggur merupakan sumber fitokimia, yang kandungannya mengandung: • Lemak • Mineral • Karbohidrat • Protein • Polifenol • Asam galat • Catechin • Epicatechin • Gallocatechin • Epigallocatechin • Proanthocyanidins Metode Ekstraksi Supercritical fluid extraction. Soxhlet. proses memisahkan satu komponen (ekstraktan) dari yang merupakan ekstraksi yang selalu menggunakan larutan lain (matriks) dengan menggunakan cairan superkritis yang baru. dengan menggunakan alat soklet sehingga sebagai ekstraksi pelarut serta di atas tekanan dan suhu terjadi esktraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif kritis (keadaan superkritis) konstan dengan adanya pendingin balik. Keuntungan: Keuntungan: • Kekuatan pelarut dapat diatur sesuai keperluan dengan mengatur kondisi operasinya. • Sampel terekstraksi dengan sempurna • Daya larutnya tinggi karena bersifat seperti cairan. • Proses ekstraksi lebih cepat • Karena mempunyai sifat seperti gas, maka viskositasnya • Pelarut yang digunakan sedikit. rendah sehingga koefisien perpindahan massanya tinggi. • Pemisahan kembali pelarut dari ekstrak cukup cepat dan • Dapat menghasilkan yield yang tinggi sempurna, karena pada keadaan normal, fluida tersebut • Pengoperasian sederhana berupa gas, sehingga dengan penurunan tekanan, pelarut otomatis keluar sebagai gas. • Ekonomis • Dapat memakai fluida yang tidak mencemari lingkungan dan tidak mudah terbakar (misalnya CO2) Kekurangan : Kekurangan: • waktu ekstraksi yang lebih lama • Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi • tekanan ekstraksi yang tinggi, sehingga biaya operasi yang bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak tinggi dan membatasi aplikasi industri skala besar atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian. • Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap. Metode ekstraksi • Soxhlet Soxhlet dilakukan menggunakan 60 g etanol (96% kemurnian) dengan rasio umpan terhadap pelarut 1:20. Ekstraksi soxhlet dilakukan selama 3 jam dan waktu ekstraksi ditentukan sesuai dengan uji pendahuluan, di mana hasil global (jumlah total zat terlarut yang dapat diekstraksi untuk suhu tertentu, tekanan dan massa pelarut) meningkat dan profil polifenol yang sama tidak berubah ketika waktu ekstraksi meningkat dari 2 menjadi 3 jam. Eksperimen dilakukan dalam rangkap dua. Ekstraksi dilakukan dalam suhu 313 K. Sampel ekstrak dikumpulkan setiap 30 menit selama 6 jam. Setelah itu prosesnya selesai, ekstrak disaring menggunakan kertas saring. Etanol dari ekstrak diperoleh dengan soxhlet massa ekstrak ditimbang. Metode Ekstraksi • Supertrical Fluida Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan sistem SFE yang terdiri dari: pompa CO 2 tekanan tinggi ; bak pendingin dipertahankan pada 263 K; sebuah pompa HPLC bejana ekstraksi volume 415 cm yang dipanaskan oleh bak mandi yang dikendalikan secara termostatis dipertahankan pada suhu 313 K dan beberapa katup makrometri dan mikrometri digunakan untuk mengontrol laju aliran. Campuran CO2 dan (96% EtOH) digunakan sebagai pelarut ekstraksi. Ekstraksi dilakukan pada dua tekanan (20 dan 35 MPa). Sel ekstraksi dikemas dengan kolom Teflon dan sel nilon yang berisi pasangan bahan material dan manik-manik kaca (diameter rata-rata 0,005 m). Kerapatan massa benda/ densitas dipertahankan pada 617,6 kg/m3. Waktu Periode ekstraksi statis adalah 10 menit. Sampel dikumpulkan setiap 10-30 menit, tergantung pada tingkat ekstraksi. Total waktu ekstraksi dan laju aliran rata-rata campuran CO2 / etanol adalah 300 menit masing-masing, untuk percobaan yang dilakukan pada 20 MPa. Untuk percobaan yang dilakukan pompa CO2 pada 35 MPa, waktu ekstraksi total adalah 330-340 menit Campuran CO2 / etanol dan rata-rata laju aliran yang digunakan adalah 12,6 ± 0,2 × 10-5 dan 9,6 ± 0,2 × 10-5 kg / s. Setelah ekstraksi, sistem dibilas dengan etanol untuk membesihkan ekstrak residu yang disimpan dalam tabung peralatan, Etanol dari ekstrak yang dikumpulkan kemudian dihilangkan dengan evaporasi vakum pada 313 K, dan sampel ditimbang. Metode Ekstraksi Perbandingan supercritical fluid dan soxhlet