DAYA LISTRIK - 2
CHAP-3 : PERENCANAAN JARINGAN
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Diasuh oleh :
firmansyah.kepnp@gmail.com
http://firmansyah-kepnp.blogspot.com
https://www.edmodo.com
GARDU BEBAN JUMLAH FAKTOR FAKTOR LOSSES DAYA SERAP DAYA SERAP SPANNING
TRAFO (kVA) KONSUMEN BEBAN DIVERSITAS (kW) KONSUMEN (%) KONSUMEN (kW) REVERSE (kW)
Tr-1
Tr-2
Tr-3
Tr-4
Tr-5
Tr-...
Tr-n
Identifikasi (2) :
Menghitung ketersediaan :
1. Beban,
2. Daya-mampu trafo utama,
3. Kapasitas Pengaman Utama
4. Kapasitas Pengaman Cabang
5. KHA Penghantar,
6. Kemampuan Pengaman utama dan jaringan
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN-
PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI :
2. Forcasting a. Identifikasi : Beban yang akan dipasang pada
jaringan yang akan dikembangkan
b. Menghitung kebutuhan : Beban, daya-mampu
trafo utama, KHA Penghantar, Kemampuan Pengaman
utama dan jaringan
3. PERENCANAAN - Manual
- Software
IDENTIFIKASI RENCANA KELOMPOK BEBAN (NEW)
IDENTIFIKASI RENCANA BEBAN (NEW)
PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI
Perhitungan aliran daya merupakan alat bantu yang sangat berguna dalam
proses perencanaan sistem distribusi, dimana didalamnya banyak dilakukan
analisa untuk pengambilan keputusan menentukan alternatif dengan biaya
termurah (least Cost), yaitu antara lain :
ANALISA
ANALISA ANALISA ANALISA
JARINGAN
GARDU SISTEM SISTEM
FEEDER
INDUK TRANSMISI PEMBANGKIT
RADIAL
• Prakiraan Prakiraan
kondisi kelistrikan perkembangan
jangka pendek beban jangka
• Analisa pada menengah Studi Design Jaringan
kendala di jaringan
• Pemilihan tegangan
• Standard peralatan
• Pemilihan tipe GI TT/TM
• Pemilihan tipe jaringan TM
Investment
Plan
Strategy
Pengembangan
Jaringan
Transmisi
Penentuan kapasitas trafo GI atau GD
Kapasitas trafo
Diversity Factor
GI/ GD
NEP ESD
LGI LGD
TT TM TR
LGD= Losses di Gardu dist. (TM/TR) LJTM=Losses di JTM LJTR = Losses di JTR
LSR = Losses di Sambungan Rumah.
ESTT, ESTM, ESTR = Energy sales ke pelanggan TT, TM dan TR
C/SBTT, C/SBTM, C/SBTR = Pencurian dan kesalahan baca meter di sisi TT, TM dan TR
KRITERIA DISAIN
SISTEM DISTRIBUSI
Aplikasi Kriteria Desain
Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik tidak boleh dirubah.
20
Kriteria Disain standar konstruksi
21
Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi dan Standar Konstruksi Jaringan D
istribusi Tenaga Listrik, terdiri dari :
• Buku 1. Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik (475.K/Dir /2010, tgl 11 Agustus 2010)
• Buku 2. Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik (474.K/Dir /2010, tgl
11 Agustus 2010)
• Buku 3. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik
(473.K/Dir /2010, tgl 11 Agustus 2010)
• Buku 4. Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Li
strik (605.K/Dir /2010, tgl 9 Desember 2010)
• Buku 5. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik
(606.K/Dir /2010, tgl 9 Desember 2010)
22
Tujuan Standarisasi :
• Supaya dapat menjadi acuan dalam membangun instalasi
• Menjadi acuan teknik yang sesuai perkembangan teknologi d
an lingkungan
• Desain yang sama
• Mengikuti perkembangan teknologi teknik jaringan distribusi
dan kelistrikan terakhir
• Selaras dengan tuntutan pelayanan
• Dapat dilaksanakan secara konsisten pada seluruh
unit PLN Distribusi/Wilayah di seluruh Jawa Bali pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya
23
PT PLN (Persero), masih mengacu pada tiga macam Standar
Konstruksi Distribusi yang dibuat oleh Konsultan dari manca Negara, yaitu:
• Konsultan New Jec dari Jepang, dengan pembumian sistemtahanan tinggi (500
Ω ) berlaku di Jawa Timur dan sebagian Unit di luar Jawa
24
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah :
o
>15
o
s/d 30 >15 o s/d 30o
TM-2 / TR-2
o o
4. K. Tiang Penegang/ >30 s/d 45
TM-5 / TR - 5
Tension Pole
KONSTRUKSI SIMBOL JTM SIMBOL JTR KETERANGAN
5. K. Tiang Pencabangan / o o o o
TM-10 / TR-2
45 s/d 90 45 s/d 90
Tee-off
TM- 8 / TR-6
6. K. Khusus /
LBS
Switching & Protection
Recloser, PMCB
7. K. Konfigurasi /
Konstruksi Ferlink
Vertikal / Horizontal /
Delta / Ferlink
Konstruksi Single /
Double sirkit
Simbol tiang beton jaringan :
14m-350 daN 14m-350 daN 14m-350 daN Min. 9m-200 daN Min. 9m-200 daN
TM-2
Sudut 15° - 30°
14m-500 daN
TR-7 Sudut maks. 15° TR-9
TM-3
TR-3
14m-500 daN 14m-500 daN 14m-500 daN 14m-350 daN Min. 9m-200 daN
TM-6
TM-9
TM-12
TM-14
14m-500 daN
TM-15
Jarak maks. 3 gw
Trafo Maks. 100 kVA 14m-500 daN
TM-TP2 TM-TP2A
Jarak maks. 175 mtr 14m-500 daN Jarak maks. 175 mtr 14m-500 daN
TM-TP3 TM-TP3A
Jarak maks. 275 mtr 14m-500 daN Jarak maks. 275 mtr 14m-500 daN
(B)
Strut Pole
TM-2 TM-10
Tarikan panjang
Sudut 15° - 30° (A)
Tarikan
Pendek
14m-500 daN (B)
Sudut 60° - 90° 14m-500 daN
Kunci : Untuk dapat mengetahui volume material konstruksi pelajari
konstruksi berikut :
Posisi pada tiang murni :
TM-1
Sudut maks. 15°
TM-2
2. Tiang Penumpu Ganda Sudut 15° - 30°
Sirkit ke – 1 / CCT-1
14m-500 daN
3. Tiang Akhir
Sirkit ke – 1 / CCT-1
TM-5 Maks.10 gawang /
Sudut >30 o - 60 o
14m-500 daN
TM-10
4. Tiang Pencabangan
Sudut 60° - 90° 14m-500 daN
Sirkit ke – 1 dan Sirkit ke – 2
/ CCT-1 & CCT-2
TM-8
14m-500 daN
Konstruksi Tiang Penumpu
TM-1
Sudut maks. 15°
14m-350 daN
TM-2
Sudut 15° - 30°
14m-500 daN
TM-4
14m-500 daN
14m-500 daN
CCT-2 CCT-2
TM-10
Konstruksi TM-10
GW Clamp type C = 1 set (2 Pref. Grip 35mm)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 4 bh U-Strap = 1 bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 = 6 set (4 Nut) Cross Arm Clevis = 6 set
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 4 bh Strain Clamp 3 nut =6set
Double Arm Band = 1 set
Pin Post Insulator 20 kV = 2 set
Arm Tie Band – TM = 1 set
Strain Rod Insulator 20 kV = 6 set
Bolt & Nut M16 x 50 = 4set
Bolt & Num M16 x 140 =6 set
Konstruksi Tiang
CCT-1
Pencabangan CCT-1
CCT-2
CCT-2 TM-8
14m-500 daN
Konstruksi TM-8
GW Clamp type C = 1 set (3 Pref. Grip 35mm)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 3 bh U-Strap = - bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 =4set (4 Nut) Cross Arm Clevis = 3 set
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 3 bh Strain Clamp 3 nut = 3 set
Double Arm Band = 1 set
Pin Post Insulator 20 kV = 4 set
Arm Tie Band – TM = 1 set
Strain Rod Insulator 20 kV = 3 set
Bolt & Nut M16 x 50 = 4set + 1set
Bolt & Num M16 x 140 =3 set
Konstruksi JTR
Suspension Bracket F3
=500 kg
Suspension Suspension F2
= 500 kg
Clamp Clamp Bracket F1
= 700 kg
F3
=500 kg
Tension Bracket
Strain Clamp
F1
= 1500 kg
F2
= 600 kg
Tension Clamp
SPLN 87 ; 1991
2. Yang harus diperhatikan
• Crossing Konstruksi 2 TM-1 pada perempatan Sagging berlebihan (kendor, kurang tarikan)
• Pemas. Konst. CCT-II, kondisi Jaringan di CCT-I tarikan konduktor kendor
• Konstruksi Double Ferlenk
• Pemasangan Pin Post Insulator untuk jumper pemasangannya dibalik
• Pemasangan Guy Rod yang terlihat diatas tanah melebihi batasan maksimal (maksimal 30 cm)
• Pemasangan Tiang Beton melebihi garis batas tanam (1/6 panjang tiang)
• Pemasangan Konstruksi TM-2 sudut diatas 30 s/d 40 derajat (Konst. TM-5 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Konstruksi TM-5 sudut diatas 45 s/d 60 derajat (Konst. TM-10 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Konstruksi TM-2 / TM-5 memotong/Crossing jalan raya (Konst. TM-10 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Kons. Tidak ada referensi pada gambar kerja (sesuai Konst. yang berlaku di Unit setempat)
• Trafo Portal menggunakan PHB-TR 2 Jurusan (4 Jurusan)
• Trafo Cantol menggunakan Trafo 160 kVA (maksimal 100 kVA)
• Kumisan TC menggunkan TC 70 mm (maksimal TC 35 mm)
• Konst. Sudut/ akhir tanpa Supporter (GW, GW-B, HGW, SP, Pondasi, Pole Block, tiang ganda)
• Konstruksi murni JTM tanpa kelengkapan Anticlimbing + Danger Plate (PUIL)
• Prosentase Sagging diatas ketentuan (kendor, kurang tarikan)
• Material MDK yang disediakan vendor, adalah milik vendor
• Asal usul barang tidak menggunakan nomor tambahan Agenda baru
Yang harus diperhatikan .......
• Tanda tangan BA ST-1, tanpa mengecek lokasi
• Pemeriksaan Fisik 100 %, gambar pelaksanaan diberikan dilokasi (min. 1 (satu) hari sebelum pelaks.)
• Tidak mensyaratkan BA Test Fisik & Pengukuran / BA - Commisioning (manfaat jaringan)
• Tidak meminta tanggungan Asuransi material PLN pengambilan di Gudang
• Pelaksanaan pengadaan tiang beton masih menggunakan SPLN 93 ; 1991 (D3.019-2 ; 2013)
• Pelaksanaan pengadaan PHB-TR masih menggunakan SPLN 118-3-1 ; 1996 (D3.016-1 ; 2010)
• Pemasangan Ground Rod berdekatan dengan tiang (minimal 30 cm)
• Material dipasang oleh vendor belum diperiksa/diuji oleh pengawas
• Deviasi Fisik realisasi dengan rencana gap prosentase melebihi persyaratan (maksimal 10%)
• Pelaksanaan kontrak tidak ada Addendum sama sekali (Add. waktu pelaksanaan & harga)
• Pelaksanaan Addendum waktu pelaksanaan, tidak menginstruksikan ke vendor untuk
pengurusan Jaminan Pemeliharaan (Add. Jangka waktu pelaksanaan & harga)
• Bentuk kontrak yang akan dilaksanakan & persyaratannya (Harga satuan ; lumpsum ; Turn Key ; KHS ; dll )
• Vendor tidak menyerahkan Asuransi (Tenaga kerja ; Material PLN ; Kontrak > Rp. 300 juta)
Kesimpulan :
Dengan mengetahui Standar Konstruksi akan
mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian dalam
pengawasan serta meningkatkan efisiensi,
efektifitas pemasangan konstruksi
KELOMPOK VEKTOR
Ada empat macam transformator yang dibedakan oleh kelompok vektor dan titik
netralnya, yaitu :
• Kelompok vektor Yzn5
Dipakai pada transformator berkapasitas sampai dengan 160 kVA
• Kelompok vektor Dyn5
Dipakai pada transformator berkapasitas 200 kVA sampai dengan 2500 kVA
• Kelompok vektor YNyn0
Kelompok vektor ini digunakan pada transformator yang akan dipa-
sang pada sistem jaringan distribusi fasa-tiga, 4 kawat.
• Kelompok vektor YNd5
Kelompok vektor ini digunakan pada transformator pembangkit (misal PLTD).