Anda di halaman 1dari 44

SISTEM DISTRIBUSI

DAYA LISTRIK - 2
CHAP-3 : PERENCANAAN JARINGAN
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Diasuh oleh :

firmansyah.kepnp@gmail.com
http://firmansyah-kepnp.blogspot.com
https://www.edmodo.com

Program Studi Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang
Tahun 2018
ASPEK-ASPEK PERENCANAAN/PERLUASAN
JARINGAN DISTRIBUSI :
1. UMUM a. Mengacu pada Kualitas jaringan ; perbaikan SAIDI-SAIFI
b. Meningkatkan Performan Institusi
c. Kebutuhan beban, u/ perluasan pemukiman, perkantoran,industri

2. BISNIS a. Meningkatkan Penjualan / Transaksi


b. Meningkatkan Load Faktor
c. Kesejahteraan
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN-
PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI :
1. EXISTINC a. Identifikasi : Pola pemakaian beban , SAIDI-SAIFI,
Losses jaringan, Faktor Diversity Beban, Load Faktor
Beban pada jaringan yang akan dikembangkan
b. Menghitung ketersediaan : Beban, daya-mampu trafo
utama, KHA Penghantar, Kemampuan Pengaman utama
dan jaringan
c. Kebutuhan beban, u/ perluasan pemukiman,
perkantoran,industri
Identifikasi (1) :
Pola pemakaian beban , SAIDI-SAIFI, Losses jaringan, Faktor Diversity Beban, Load Faktor
Beban pada jaringan yang akan dikembangkan
IDENTIFIKASI ENERGI LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI PENYULANG-A

GARDU BEBAN JUMLAH FAKTOR FAKTOR LOSSES DAYA SERAP DAYA SERAP SPANNING
TRAFO (kVA) KONSUMEN BEBAN DIVERSITAS (kW) KONSUMEN (%) KONSUMEN (kW) REVERSE (kW)

Tr-1
Tr-2
Tr-3
Tr-4
Tr-5
Tr-...
Tr-n
Identifikasi (2) :

Menghitung ketersediaan :
1. Beban,
2. Daya-mampu trafo utama,
3. Kapasitas Pengaman Utama
4. Kapasitas Pengaman Cabang
5. KHA Penghantar,
6. Kemampuan Pengaman utama dan jaringan
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN-
PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI :
2. Forcasting a. Identifikasi : Beban yang akan dipasang pada
jaringan yang akan dikembangkan
b. Menghitung kebutuhan : Beban, daya-mampu
trafo utama, KHA Penghantar, Kemampuan Pengaman
utama dan jaringan
3. PERENCANAAN - Manual
- Software
IDENTIFIKASI RENCANA KELOMPOK BEBAN (NEW)
IDENTIFIKASI RENCANA BEBAN (NEW)
PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI
Perhitungan aliran daya merupakan alat bantu yang sangat berguna dalam
proses perencanaan sistem distribusi, dimana didalamnya banyak dilakukan
analisa untuk pengambilan keputusan menentukan alternatif dengan biaya
termurah (least Cost), yaitu antara lain :

• Pemilihan level tegangan pasokan suatu pusat beban (dengan


transmisi TT atau dengan feeder distribusi TM)
• Pemilihan ukuran penampang konduktor
• Penentuan kapasitas, lokasi dan waktu dibutuhkannya Gardu Induk
TT/ TM baru
• Analisa kebutuhan Voltage Regulator dan Kapasitor pada jaringan
distribusi TM
PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN
SECARA KESELURUHAN

LOAD FORECAST LOAD FORECAST


SMALL AREA TOTAL SYSTEM
Menggunakan grid system Menggunakan grid system Macro Load Forecast
dengan resolusi 0.5 km2 dengan resolusi 0.5 – 5 km2
(10 – 25 tahun)
(2 – 10 tahun) (5 – 20 tahun)

ANALISA
ANALISA ANALISA ANALISA
JARINGAN
GARDU SISTEM SISTEM
FEEDER
INDUK TRANSMISI PEMBANGKIT
RADIAL

RENCANA RENCANA RENCANA


PERLUASAN PERLUASAN PERLUASAN SISTEM
SISTEM DISTRIBUSI SISTEM TRANSMISI PEMBANGKIT
Beberapa Issue yang harus dipenuhi dalam Perencanaan
dan Design Sistem Distribusi

• Kapasitas yang mencukupi untuk mendistribusikan Beban


• Level dan Kualitas Tegangan yang memuaskan
• Pelayanan yang andal
• Keselamatan (Safety)
• Diterima dari segi Estetika
Prinsip Dasar Perencanaan Pengembangan
Sistem Distribusi :
• Menyediakan Sarana Pendistribusian Tenaga Listrik yang
mencukupi, andal dengan kualitas pelayanan tinggi dan
efisien (susut energi rendah).
• Dengan selalu mempertimbangkan berbagai alternatif dan
memilih yang optimal, yaitu :
- Least Cost (Investment + Operation)
- Semua standard operasi dipenuhi
• Kelayakan program investasi dievaluasi berdasarkan analisa
ekonomis (Benefit to Cost Analysis atau Financial Internal
Rate of Return).
Pengembangan Sistem Distribusi meliputi :
• Perluasan Sistem untuk mengakomodir Pertumbuhan
Demand (Growth).
• Program peningkatan keandalan (reliability)
• Program Penurunan Losses Distribusi
• Program Rehabilitasi Jaringan Tua
• Program Peningkatan Kualitas pasokan listrik pada
pelanggan (power Quality)
• Program Peningkatan Sarana Pelayanan
Lingkup Studi Pengembangan Sistem Distribusi
Lingkup Studi Perioda Studi

Pengembangan GI TT/ TM 5 - 10 tahun


• Lokasi
• Kapasitas
Arsitektur Jaringan Primer TM
Pengembangan/ Perluasan Sistem Jaringan TM 5 – 10 tahun
(MACRO)

Pengembangan Penyulang TM, TR dan Gardu 1 – 3 tahun


Distribusi (MASTER PLAN)

Rencana jangka pendek 6 – 12 bulan


• Penurunan susut
• Peningkatan mutu tegangan
Tahapan Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

• Model kondisi Simulasi


• Data jaringan distribusi Studi
awal perkembangan
terpasang Pengembangan
• Prakiraan evolusi beban jangka
• Data beban tersambung JaringanTransmisi
beban panjang

• Prakiraan Prakiraan
kondisi kelistrikan perkembangan
jangka pendek beban jangka
• Analisa pada menengah Studi Design Jaringan
kendala di jaringan
• Pemilihan tegangan
• Standard peralatan
• Pemilihan tipe GI TT/TM
• Pemilihan tipe jaringan TM

Analisa kebutuhan Studi Detail


Pengkajian terhadap
perkuatan jaringan Pengembangan
strategi pengembangan
kebutuhan jangka GI TT/ TM dan Jaringan
jaringan utama tegangan
pendek Tegangan Menengah
menengah

Investment
Plan
Strategy
Pengembangan
Jaringan
Transmisi
Penentuan kapasitas trafo GI atau GD

Load Density Batas Voltage


(MW/km2) drop di
penyulang TM/TR

Service area Panjang maks.


Demand Factor
(km2) penyulang TM/TR

Kapasitas trafo
Diversity Factor
GI/ GD
NEP ESD
LGI LGD
TT TM TR

LTL LJTM LJTR

SU ESTT C/SBTT ESTM C/SBTM ESTR C/SBTR

Losses = (LTL + LGI + LJTM + LGD + LJTR + LSR)/ NEP


= (NEP - ESTT - C/SBTT - ESTM - C/SBTM - C/SBTR)/NEP
Legend :
NEP = Net Energy Produced ESD = Energy Sent to Dist. System SU = Station Use
LTL = Losses di T/L LGI = Losses di GI (TT/TM)

LGD= Losses di Gardu dist. (TM/TR) LJTM=Losses di JTM LJTR = Losses di JTR
LSR = Losses di Sambungan Rumah.
ESTT, ESTM, ESTR = Energy sales ke pelanggan TT, TM dan TR
C/SBTT, C/SBTM, C/SBTR = Pencurian dan kesalahan baca meter di sisi TT, TM dan TR
KRITERIA DISAIN
SISTEM DISTRIBUSI
Aplikasi Kriteria Desain
Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik tidak boleh dirubah.

Apabila ada kebutuhan yang bersifat lokal,


Unit Induk setempat boleh membuat Standar
Konstruksi khusus, sebagai modifikasi

20
Kriteria Disain standar konstruksi

Kriteria disain standar konstruksi ini akan menjadi dasar S


tandar Konstruksi Jaringan Distribusi yang akan disusun di
rencanakan dapat ditetapkan untuk digunakan sebagai tipi
kal pedoman konstruksi atau acuan dalam melakukan peren
canaan, pembangunan dan perbaikan Jaringan Distribus
i tenaga listrik bagi PLN seluruh Indonesia,
sehingga diperoleh tingkat unjuk kerja, keandalan dan efisiensi p
engelolaan asset sistim distribusi yang optimal.

21
Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi dan Standar Konstruksi Jaringan D
istribusi Tenaga Listrik, terdiri dari :
• Buku 1. Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan
Distribusi Tenaga Listrik (475.K/Dir /2010, tgl 11 Agustus 2010)
• Buku 2. Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik (474.K/Dir /2010, tgl
11 Agustus 2010)
• Buku 3. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Tenaga Listrik
(473.K/Dir /2010, tgl 11 Agustus 2010)
• Buku 4. Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Li
strik (605.K/Dir /2010, tgl 9 Desember 2010)
• Buku 5. Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik
(606.K/Dir /2010, tgl 9 Desember 2010)

22
Tujuan Standarisasi :
• Supaya dapat menjadi acuan dalam membangun instalasi
• Menjadi acuan teknik yang sesuai perkembangan teknologi d
an lingkungan
• Desain yang sama
• Mengikuti perkembangan teknologi teknik jaringan distribusi
dan kelistrikan terakhir
• Selaras dengan tuntutan pelayanan
• Dapat dilaksanakan secara konsisten pada seluruh
unit PLN Distribusi/Wilayah di seluruh Jawa Bali pada khususnya
dan Indonesia pada umumnya
23
PT PLN (Persero), masih mengacu pada tiga macam Standar
Konstruksi Distribusi yang dibuat oleh Konsultan dari manca Negara, yaitu:

• Konsultan Sofrelec dari Perancis, dengan pembumian system tahanan ren


dah (12 Ω dan 40 Ω) berlaku di Jaringan Distribusi DKI Jakarta, Jawa Barat, Ba
li dan sebagian Unit di luar Jawa

• Konsultan Chas T Main dari Amerika Serikat, dengan pembumian syste


m solid (langsung ke bumi) atau “multi grounded common neutraL,
low and medium voltage network” berlaku di Jawa Tengah & DIY dan sebagian
Unit di luar jawa

• Konsultan New Jec dari Jepang, dengan pembumian sistemtahanan tinggi (500
Ω ) berlaku di Jawa Timur dan sebagian Unit di luar Jawa

24
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya adalah :

Clearence Distance Jarak aman Jarak antara ISOLATOR


(Jarak Antar terhadap tanah Konduktor  Isolator tumpu
konduktor) sejajar/double sirkit pada SUTM
 Pada formasi  Jarak antara SUTM menggunakan
horisontal konduktor TM 20  Jarak saluran Pin Isolator/Pin
menggunakan Pin kV terhadap pada tiang yang Post saluran.
Isolator antar fasa tanah minimal 7 sama/sejajar Isolator dead-and
jaraknya 800 mm. meter. pada tiang yang menggunakan
Pada formasi  Jarak antara sama 1 meter, Isolator
vertikal konduktor TR sedang jarak penegang/suspes
menggunakan 380/ 220 V saluran TM pada ion isolator/string
suspension/string terhadap tanah tiang terpisah isolator.
isolator berjarak 950 minimal 6 meter adalah 2 meter
mm
Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam konstruksi diantaranya : (2)

PENGIKAT KONDUKTOR SAMBUNGAN JARAK RATA-RATA GAWANG


KONDUKTOR MAXSIMUM
 Sebagai pengikat konduktor pada  Jarak antar gawang
isolator pin type menggunakan  Sambungan pada maksimum 60 meter
Prefomed Top Ties atau Side-ties konduktor menggunakan konstruksi
serta menggunakan allumunium menggunakan Pin type sedangkan untuk
bending wire. Tension Joint konstruksi Dead-End
Sambungan jarak maksimum 100 -
 Sedang untuk Dead-and jembatan 200 meter menggunakan
menggunakan Dead-and menggunakan konstruksi khusus
clamp/strain clamp dan Line tap conector (Konstruksi tiang double).
Preformed grip spiral
Dalam pelaksanaan jenis konstruksi pada Buku IV Kriteria Desain
Enjineering Konstruksi Jaringan Distribusi pengelompokkan dan
pelaksanaan sebagai berikut :
Konstruksi : Tiang Awal ; Tiang Akhir ; Tiang Penumpu ; Tiang Penegang ;
Tiang Pencabangan ;Tiang Khusus dan Tiang Konfigurasi
KONSTRUKSI SIMBOL JTM SIMBOL JTR KETERANGAN

LAMA BARU LAMA BARU

1. K. Tiang Awal TM-4X, TM-8X, TM-10X,


TM-11 / TR-7, TR-9, TR-3A

2. K. Tiang Akhir TM-4 / TR-3,

3. K. Tiang Penumpu / TM-1 / TR-1


Isolator Tunggal & Ganda
15
o TM-1 / TR-1

o
>15
o
s/d 30 >15 o s/d 30o
TM-2 / TR-2

o o
4. K. Tiang Penegang/ >30 s/d 45
TM-5 / TR - 5
Tension Pole
KONSTRUKSI SIMBOL JTM SIMBOL JTR KETERANGAN

5. K. Tiang Pencabangan / o o o o
TM-10 / TR-2
45 s/d 90 45 s/d 90
Tee-off

TM- 8 / TR-6

6. K. Khusus /
LBS
Switching & Protection

Recloser, PMCB

7. K. Konfigurasi /
Konstruksi Ferlink
Vertikal / Horizontal /
Delta / Ferlink
Konstruksi Single /
Double sirkit
Simbol tiang beton jaringan :

Simbol Tiang Beton Baru Lama

Type Tiang 200 350 500 Beton - Besi

9 mtr daN… 9/200 9/350 9/500

11 mtr daN… 11/200 11/350 11/500

12 mtr daN… 12/200 12/350 12/500

13 mtr daN… 13/200 13/350 13/500

14 mtr daN… 14/200 14/350 14/500


Simbol-simbol dalam pekerjaan jaringan Distribusi :
Pole Top Arrangement :
TM-1 TM-1A TM-1V TR-1 TR-8
Sudut maks. 15° Sudut maks. 15° Sudut maks. 15° Sudut maks. 15° Sudut maks. 15°

14m-350 daN 14m-350 daN 14m-350 daN Min. 9m-200 daN Min. 9m-200 daN

TM-2
Sudut 15° - 30°

14m-500 daN
TR-7 Sudut maks. 15° TR-9
TM-3

Min. 9m-200 daN

Tidak ada perluasan 14m-500 daN

TR-3

Min. 9m-200 daN

TM-5 Maks.10 gawang /


Sudut >30 o - 60 o TM-5A TM-5C TM-5V TR-5 Maks.10 gawang /
Sudut 30 o - 60 o
Sudut maks. 15°

14m-500 daN 14m-500 daN 14m-500 daN 14m-350 daN Min. 9m-200 daN

TM-6

Konst. Peregang Conductor < 70 mm


Tidak ada perluasan 14m-500 daN
TR-6A Sudut 30°-60° TR-6
TM-7
Min. 9m-200 daN Min. 9m-200 daN

Tidak ada perluasan 14m-500 daN

TM-8 TM-8A TM-8X TM-8XC

14m-500 daN 14m-500 daN Exsisting Exsisting

TM-9

Tidak ada perluasan 14m-500 daN

TM-10 TM-10X TM-10C TM-10XC

Sudut 60° - 90° Exsisting


Sudut 60° - 90° 14m-500 daN Sudut 60° - 90° 14m-500 daN Sudut 60° - 90° Exsisting

TM-11 TM-11C TM-11D or


do
ut
O
S-
D

14m-500 daN 14m-500 daN 14m-500 daN

TM-12

Jarak maks. 5 gw 14m-500 daN


TM-13

Jarak maks. 4 gw 14m-500 daN

TM-14

14m-500 daN

TM-15

Jarak maks. 3 gw
Trafo Maks. 100 kVA 14m-500 daN

TM-TP2 TM-TP2A

Jarak maks. 175 mtr 14m-500 daN Jarak maks. 175 mtr 14m-500 daN

TM-TP3 TM-TP3A

Jarak maks. 275 mtr 14m-500 daN Jarak maks. 275 mtr 14m-500 daN

TR-4 TR-4A TR-4B


Sudut 30°- 60° Sudut 30°- 60°

Min. 9m-200 daN Min. 9m-200 daN Min. 9m-200 daN


Pole Top Supporter :

Guy Wire Guy Wire Bajong

(B)

14m-500 daN 14m-500 daN

Horizontal Guy Wire

9m/11 – 200 daN

Strut Pole

TM-4 / TR-3 TM-4 / TR-3


(2)

Maks. tarikan 5 gawang Maks. tarikan 5 gawang

TM-2 TM-10
Tarikan panjang
Sudut 15° - 30° (A)

Tarikan
Pendek
14m-500 daN (B)
Sudut 60° - 90° 14m-500 daN
Kunci : Untuk dapat mengetahui volume material konstruksi pelajari
konstruksi berikut :
Posisi pada tiang murni :
TM-1
Sudut maks. 15°

1. Tiang Penumpu Tunggal Sirkit ke – 1 / CCT-1


14m-350 daN

TM-2
2. Tiang Penumpu Ganda Sudut 15° - 30°
Sirkit ke – 1 / CCT-1
14m-500 daN

3. Tiang Akhir

Sirkit ke – 1 / CCT-1
TM-5 Maks.10 gawang /
Sudut >30 o - 60 o

14m-500 daN

TM-10

4. Tiang Pencabangan
Sudut 60° - 90° 14m-500 daN
Sirkit ke – 1 dan Sirkit ke – 2
/ CCT-1 & CCT-2
TM-8

14m-500 daN
Konstruksi Tiang Penumpu

TM-1
Sudut maks. 15°

14m-350 daN

TM-2
Sudut 15° - 30°

14m-500 daN

Konstruksi TM-1 Konstruksi TM-2


GW Clamp type A = 1 set (2 Wire Clip) GW Clamp type = 1 set (2 Preformed Grip 35mm+Cousen)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 1 bh Cross Arm NP-10 – 2000 = 2 bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 350 = 2 set (4 Nut) Double Arm Bolt & Nut M16 x 350 = 3 set (4 Nut)
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 1 bh Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 2 bh
Pin Post Insulator 20 kV = 3 set Pin Post Insulator 20 kV = 6 set
Bolt & Nut M16 x 50 = 1 set Bolt & Nut M16 x 50 = - set
Konstruksi Tiang
Penegang / Tension Pole
CCT-1 CCT-1

TM-4

14m-500 daN

TM-5 Maks.10 gawang /


Sudut >30 o - 60 o
CCT-2 CCT-2

14m-500 daN

Konstruksi TM-4 Konstruksi TM-5


GW Clamp type B = 1 set (2 Pref. Grip 35mm) GW Clamp type B = 1 set (2 Pref. Grip 35mm)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 2 bh Cross Arm NP-10 – 2000 = 2 bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 = 4 set (4 Nut) Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 = 4 set (4 Nut)
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 2 bh Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 2 bh
Pin Post Insulator 20 kV = - set Pin Post Insulator 20 kV = 1 set
Strain Rod Insulator 20 kV = 3 set Strain Rod Insulator 20 kV = 3 set
Bolt & Num M16 x 140 =3 set Bolt & Num M16 x 140 =6 set
U-Strap = 1 bh U-Strap = 2 bh
Cross Arm Clevis = 3 set Cross Arm Clevis = 6 set
Strain Clamp 3 nut = 3 set Strain Clamp 3 nut = 6 set
Konstruksi Tiang
Pencabangan
CCT-1 CCT-1

CCT-2 CCT-2

TM-10

Sudut 60° - 90° 14m-500 daN

Konstruksi TM-10
GW Clamp type C = 1 set (2 Pref. Grip 35mm)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 4 bh U-Strap = 1 bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 = 6 set (4 Nut) Cross Arm Clevis = 6 set
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 4 bh Strain Clamp 3 nut =6set
Double Arm Band = 1 set
Pin Post Insulator 20 kV = 2 set
Arm Tie Band – TM = 1 set
Strain Rod Insulator 20 kV = 6 set
Bolt & Nut M16 x 50 = 4set
Bolt & Num M16 x 140 =6 set
Konstruksi Tiang
CCT-1
Pencabangan CCT-1

CCT-2
CCT-2 TM-8

14m-500 daN

Konstruksi TM-8
GW Clamp type C = 1 set (3 Pref. Grip 35mm)
Cross Arm NP-10 – 2000 = 3 bh U-Strap = - bh
Double Arm Bolt & Nut M16 x 400 =4set (4 Nut) Cross Arm Clevis = 3 set
Arm Tie type 750 – pipe ¾” = 3 bh Strain Clamp 3 nut = 3 set
Double Arm Band = 1 set
Pin Post Insulator 20 kV = 4 set
Arm Tie Band – TM = 1 set
Strain Rod Insulator 20 kV = 3 set
Bolt & Nut M16 x 50 = 4set + 1set
Bolt & Num M16 x 140 =3 set
Konstruksi JTR
Suspension Bracket F3
=500 kg

Suspension Suspension F2
= 500 kg
Clamp Clamp Bracket F1
= 700 kg

F3
=500 kg
Tension Bracket
Strain Clamp
F1
= 1500 kg
F2
= 600 kg
Tension Clamp
SPLN 87 ; 1991
2. Yang harus diperhatikan
• Crossing Konstruksi 2 TM-1 pada perempatan Sagging berlebihan (kendor, kurang tarikan)
• Pemas. Konst. CCT-II, kondisi Jaringan di CCT-I tarikan konduktor kendor
• Konstruksi Double Ferlenk
• Pemasangan Pin Post Insulator untuk jumper pemasangannya dibalik
• Pemasangan Guy Rod yang terlihat diatas tanah melebihi batasan maksimal (maksimal 30 cm)
• Pemasangan Tiang Beton melebihi garis batas tanam (1/6 panjang tiang)
• Pemasangan Konstruksi TM-2 sudut diatas 30 s/d 40 derajat (Konst. TM-5 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Konstruksi TM-5 sudut diatas 45 s/d 60 derajat (Konst. TM-10 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Konstruksi TM-2 / TM-5 memotong/Crossing jalan raya (Konst. TM-10 dengan 2 Supporter)
• Pemasangan Kons. Tidak ada referensi pada gambar kerja (sesuai Konst. yang berlaku di Unit setempat)
• Trafo Portal menggunakan PHB-TR 2 Jurusan (4 Jurusan)
• Trafo Cantol menggunakan Trafo 160 kVA (maksimal 100 kVA)
• Kumisan TC menggunkan TC 70 mm (maksimal TC 35 mm)
• Konst. Sudut/ akhir tanpa Supporter (GW, GW-B, HGW, SP, Pondasi, Pole Block, tiang ganda)
• Konstruksi murni JTM tanpa kelengkapan Anticlimbing + Danger Plate (PUIL)
• Prosentase Sagging diatas ketentuan (kendor, kurang tarikan)
• Material MDK yang disediakan vendor, adalah milik vendor
• Asal usul barang tidak menggunakan nomor tambahan Agenda baru
Yang harus diperhatikan .......
• Tanda tangan BA ST-1, tanpa mengecek lokasi
• Pemeriksaan Fisik 100 %, gambar pelaksanaan diberikan dilokasi (min. 1 (satu) hari sebelum pelaks.)
• Tidak mensyaratkan BA Test Fisik & Pengukuran / BA - Commisioning (manfaat jaringan)
• Tidak meminta tanggungan Asuransi material PLN pengambilan di Gudang
• Pelaksanaan pengadaan tiang beton masih menggunakan SPLN 93 ; 1991 (D3.019-2 ; 2013)
• Pelaksanaan pengadaan PHB-TR masih menggunakan SPLN 118-3-1 ; 1996 (D3.016-1 ; 2010)
• Pemasangan Ground Rod berdekatan dengan tiang (minimal 30 cm)
• Material dipasang oleh vendor belum diperiksa/diuji oleh pengawas
• Deviasi Fisik realisasi dengan rencana gap prosentase melebihi persyaratan (maksimal 10%)
• Pelaksanaan kontrak tidak ada Addendum sama sekali (Add. waktu pelaksanaan & harga)
• Pelaksanaan Addendum waktu pelaksanaan, tidak menginstruksikan ke vendor untuk
pengurusan Jaminan Pemeliharaan (Add. Jangka waktu pelaksanaan & harga)
• Bentuk kontrak yang akan dilaksanakan & persyaratannya (Harga satuan ; lumpsum ; Turn Key ; KHS ; dll )
• Vendor tidak menyerahkan Asuransi (Tenaga kerja ; Material PLN ; Kontrak > Rp. 300 juta)
Kesimpulan :
Dengan mengetahui Standar Konstruksi akan
mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian dalam
pengawasan serta meningkatkan efisiensi,
efektifitas pemasangan konstruksi
KELOMPOK VEKTOR
Ada empat macam transformator yang dibedakan oleh kelompok vektor dan titik
netralnya, yaitu :
• Kelompok vektor Yzn5
Dipakai pada transformator berkapasitas sampai dengan 160 kVA
• Kelompok vektor Dyn5
Dipakai pada transformator berkapasitas 200 kVA sampai dengan 2500 kVA
• Kelompok vektor YNyn0
Kelompok vektor ini digunakan pada transformator yang akan dipa-
sang pada sistem jaringan distribusi fasa-tiga, 4 kawat.
• Kelompok vektor YNd5
Kelompok vektor ini digunakan pada transformator pembangkit (misal PLTD).

Anda mungkin juga menyukai