Anda di halaman 1dari 38

Askep Malaria

Kelompok 1

Eni Rahmawat
Merlin I. Talalu
Putri Sado
Rosela Oktaviani Saleh
Soraya Lamusu

2B Keperawatan
1.PENGERTIAN MALARIA
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium, dimana proses penularanya
melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa parasit
jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik ,
misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type
plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia,
namun yang sering kali di temukam pada kasus
penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan
plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle
dan palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012,
hal. 291)
2. Etiologi malaria

• Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat


menyebabkan infeksi yaitu,
• Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan
menyebabkan malaria tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
• Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan
mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan
pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/falsiparum (demam taiap
24-48 jam)
• Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
• Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di
indonesia dijumpai dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi
yang paling ringan dan dapat sembuh sepontan tampa pengobatan,
menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)
3. Manifestasi klinis malaria
A. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya
skizon matang (sporolasi). Pada malaria tertana (p. Vivax p.
ovale), pematangan skizon tap 48 jam maka periodisitas
demamnya setap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p.
Malariae) pematang tap 72 jam dan periodisitas demam
tap 4 hari.tap serangan ditadai dengan beberapa serangan
periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias
malaria” (malaria proxysm) secara berurutan :
- Periode dingin
- periode panas
- periode berkeringat
B. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria
Kronik. Limpa mengalami kongest, menghitam dan menjadi keras karena
tmbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000).
Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketka membesar sekitar 3 kali
lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior.

C. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah
anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit
yang berlebihan Eritrosit normal tdak dapat hidup lama (reduced survival
tme).

D. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihan
bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah.
4. Patofisiologi malaria

Nyamuk anopheles yang merupakan vektor penyakit malaria yang


mengigit anak. Apabila kekebelan (daya tahan) tubuh anak baik,
maka parasit yang dibawa oleh nyamuk tersebut akan lemah dan
hilang dari tubuh. Apabila daya tahan tubuh anak kurang baik
maka parasit tersebut akan menginfeksi darah. Jenis plasmodium
akan mempengaruhi berat ringanya malaria. Plasmodium
valciparung akan menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang
masuk ke pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit
akan tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9kali,
skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-ribu
merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah
dan berkembang disini (CDC,2009). Demam tmbul bersamaan
dengan pecahnya sekizone darah yang mengeluarkan ant gen.
Kemudian, antgen akan merangsang mikrofak, monosit atau limposit
yang mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang
dibawah kehipotalamus yang merupakan puisat pengaturan suhu tubuh.
Kemudian terjadinya demam. Pembesaran limpa terjadi karena
plasmodium dihancurkan oleh monosit yang menyebabkan
bertambahnya sel radang dan terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang
berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh kapiler
menyebabkan oftruksi dalam pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia
jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel darah merah yang berparasit
dengan sel darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia disebabkan oleh
pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem retkuloendotelian.
Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu.
Selain itu, anemia juga disebakan oleh komolisis atau imun dan
sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yant normal,
serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)
5. Penatalaksanaan penyakit malaria
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan
tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara
lain sebagai berikut:
a. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di
tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama
4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama
14 hari)
b. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama
6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang
biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
c. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam
dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antbiotk
sepert tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100
mg/ hari selama 7 hari
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
3.1.1    IDENTITAS KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
A.     Identitas Klien
• Nama                                                   : Tn. “A”
• Umur                                                   : 25 Tahun
• Jenis Kelamin                                      : Laki-laki
• Agama                                                 : Islam
• Suku / Bangsa                                     : Indonesia
• Alamat                                                 : JL. Abi kusmo, Plaju
• Pendidikan                                          : SD
• Pekerjaan                                             : Swasta
• Status Perkawinan                               : Menikah
• No.Rekam Medik                               : 0559888
• Tanggal Masuk RS                              : 17 Februari 2018
• Tanggal Pengkajian                             : 18 Februari 2018     
• Diagnosa Medis                                  : Malaria vivax           
B.     Identitas Penanggung Jawab
• Nama                                                   : Ny. “N“
• Umur                                                   : 23 Tahun
• Jenis Kelamin                                      : Perempuan

• Agama : Islam
• Suku / Bangsa : Indonesia
• Alamat : JL. Abi kusmo, Plaju
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Hubungan dengan klien : Istri
• 3.1.2        RIWAYAT KESEHATAN
• a. Keluhan Utama
       Klien merasa demam & menggigil
• b. Riwayat Perjalanan Penyakit
   Sejak + 2 minggu SMRS klien mengatakan lemah, demam terlalu tinggi, suhunya naik turun, 
klien tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, mual dan muntah. Klien sempat minum obat yang 
dibeli dari warung karena badannya masih panas pada pukul 08.00 WIB tanggal 17 Februari 
2010, klien langsung di bawa keluarganya ke RSUD Palembang Bari.
• c. Riwayat Kesehatan Dahulu
 Tidak ada masalah kesehatan terdahulu
• d. Riwayat Kesehatan Keluarga
      Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit malaria.
• e.  Riwayat Psikologi
      Klien mengatakan sudah bisa menerima keadaannya dan keluarga selalu memberikan 
motivasi kepada klien
• f.  Riwayat Sosial
      Klien bersikap baik dan dapat bekerjasama dengan perawat, dokter, dan tim kesehatan 
lainnya
• g. Riwayat Spritual
      Klien menganut agama Islam dan selalu berdoa akan kesembuhan penyakitnya
h. Pola Aktvitas Sehari-Hari
no kegiatan SMRS Setelah MRS

1. Pola Makan
- Frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
- Jenis Nasi dan lauk Nasi dan lauk
- Jumlah 1 piring ¼ piring
- Masalah Tidak ada Ada masalah. Klien
merasakan lidahnya
pahit dan mual saat
makan

2. Pola Minum
- Frekuensi 8 gelas / hari 8 gelas / hari
- Jenis Air puth Air puth
- Jumlah 1,5 liter 1,5 liter
- Masalah Tidak ada Tidak ada
3.
Pola Eliminasi 1 x sehari 1 x sehari
BAB Padat Padat
- Frekuensi Kuning Kuning
- Konsistensi Tidak ada Tidak ada
- Warna 6-7 hari / hari 6-7 hari / hari
- Masalah Kuning jernih Kuning jernih
BAK 1000-1500 cc / hari 1000-1500 cc / hari
- Frekuensi Tidak ada Tidak ada
- Warna
- Jumlah
- Masalah

Pola Aktvitas dan Istrahat 1 jam / hari 2 jam / hari


4. - Tidur siang 7 jam / hari 2 jam / hari
- Tidur malam Tidak ada Ada masalah. Klien merasa
- Gangguan tdur menggigil dan klien merasa
terganggu dengan suasana
lingkungan yang ramai

Personal Hygiene 2x sehari 1x sehari


5. - Mandi 2x sehari 2x sehari
- Gosok gigi Bersih Cukup bersih
- Rambut Bersih Bersih
- Kuku 2x sehari 1x sehari
- Gant pakaian
• 3.1.3 PEMERIKSAAN FISIK
• Tingkat kesadaran : compos ments
• Vital sign
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 24 x / menit
- Nadi : 86 x / menit
- Temperature : 38 0 c
- BB SMRS : 48 kg
- BB selama masuk RS : 47 kg
- Tinggi badan : 155 cm

• Kepala
Rambut : hitam
Lesi : tdak ada
Kebersihan : bersih
Bentuk : lonjong
Masalah : tdak ada kelainan
• Mata
Bentuk : simetris
Sklera : tdak ikterik
Pupil : isokor
Konjungtva : anemis
Masalah : tdak ada kelainan
• Hidung
Reaksi alergi : tdak ada
Polip : tdak ada
Kebersihan : bersih
Masalah : tdak ada kelainan
Telinga
• Pendengaran : baik
• Lesi : tdak ada
• Kebersihan : bersih
• Masalah : tdak ada kelainan
Mulut dan Gigi
• Bibir : kering
• Gigi : tdak ada caries
• Lidah : tdak ada lesi
• Kebersihan : bersih
• Masalah : tdak ada kelainan
Leher
• Bentuk : simetris
• Pergerakan : tdak terbatas
• Pembesaran : tdak ada pembesaran
vena jugularis
• Masalah : tdak ada kelainan
Dada
• Inspeksi : simetris
• Palpasi : tdak ada vokal permitus
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : ada bising usus
• Masalah : tdak ada kelainan
Abdomen
• Inspeksi : simetris
• Palpasi : pembesaran pada hepar
sebelah kiri
• Perkusi : redup
• Auskultasi : ada bising usus
Ekstremitas atas
• Bentuk : simetris
• Keadaan : baik
• Pergerakan : baik
• Nyeri : tdak ada
• Lesi : tdak ada
• Masalah : tdak ada kelainan
Ekstremitas bawah
• Bentuk : simetris
• Keadaan : baik
• Pergerakan : baik
• Nyeri : tdak ada
• Lesi : tdak ada
• Masalah : tdak ada kelainan
• Genitalia : tdak melakukan pemeriksaan
• 3.1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
HASIL NORMAL
HEMATOLOGI

Hemoglobin 14,8 L : 14-16 g/dl


P : 12-14 g/dl
Leukosit 8700
5.000-10.000/ul
Trombosit 210.000 150.000-400.000/ul

Hematokrit 34 % L : 40-48%
P : 37-43%

Basofil 0 0-1%

Eosinofil 0 1-3%

Batang 5 2-6%

70 50-70%
Sigmen
20 20-40%
Limfosit
5 2-8%
Monosit
(+) plasmodium vivax Negatf
DDR (malaria)
3.1.5 THERAPY
- IVFD RL gtt 20 x/menit
- Paracetamol 3x1 mg
- Kloroquin 4-4-2
- Ranitdin 2 x1 ampul
- Clobazam 1x1 mg
- Diet BB
Klasifikasi Data
data subjektf
klien mengatakan badannya menggigil
klien mengatakan susah tdur
klien mengatakan kurang nafsu makan
data objektf
• - klien tampak lemah
• - Klien tampak mual
• - porsi makan yang tersedia hanya dihabiskan ¼ piring
• - BB SMRS: 48 kg
• - BB selama MRS : 47 kg
• - TD: 110 / 70 mm Hg
- suhu tubuh: 38 C
• - Nadi : 86 x / menit
• - RR : 24 x / menit

• 3.2 ANALISA DATA


Nama Klien : Tn. A No. Reg. : 055988
Umur : 25 tahun Diagnosa : Malaria
Ruang Rawat : Perawatan laki-laki Alamat : Jl.abi kusmo
no Tanggal\jam Analisa data etiologi masalah
1 18-02-18 DS: Klien Nyamuk Peningkatan
08.00 wib mengatakan anopheles suhu tubuh
badannya ↓
menggigil Plasmodium
DO: vivax
- Klien tampak ↓
gelisah Masuk jaringan
- Klien tampak tubuh
menggigil ↓
- T : 38 c
0
Viremia
- RR: 24 x / ↓
menit
- Nadi : 86 x/
menit
NO TGL JAM ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

inter leukin
DS: klien mengatakan kurang nafsu makan ↓
DO: peningkatan hipotalamus
- klien tampak lemah ↓
- Klien tampak mual hipertermi
- porsi makan yang tersedia hanya Nyamuk Anopheles
dihabiskan ¼ piring ↓
18-02-18 - BB SMRS: 48 kg Plasmodium vivax Gangguan kebutuhan
2 08.30 wib - BB selama MRS : 47 kg ↓ nutrisi
- TD: 110 / 70 mm Hg Masuk jaringan tubuh
- Nadi : 86 x / menit ↓
- RR : 24 x / menit Viremia

Lambung

Asam lambung meningkat

Refleks mual dan muntah

Intake nutrisi menurun

Anoreksia

Perubahan nutrisi
3 18-02-18 DS:Klien Nyamuk Gangguan pola
08.45 wib mengatakan anopheles tidur
susah tidur ↓
DO: Plasmodium
- klien tidak vivax
bisa tidur ↓
- klien tampak Masuk jaringan
gelisah tubuh
- konjungtiva ↓
anemis Viremia
- Pola tidur ↓
SMRS: 7 jam inter leukin
- Pola tidur ↓
selama MRS: 2 peningkatan
jam hipotalamus

Peningkatan
suhu tubuh

Insomnia

Gangguan pola
tidur
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. HIPERTERMI
• No Dx : D.0130
• Kategori : lingkungan
• Subkategori : keamanan dan proteksi
• Definisi : suhu tubuh meningkat di atas rentan normal tubuh
• Dx : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan hipotalamus ditandai
dengan:
DS: Klien mengatakan badannya menggigil
DO: - Klien tampak gelisah
- Klien tampak menggigil
- T : 38 0 c
- RR: 24 x / menit
- Nadi : 86 x/ menit
2. DEFISIT NUTRISI
• No. Dx : D.0019
• Kategori : Fisiologi
• Sub Kategori : Nutrisi & cairan
• Definisi : Asupan nutrisi tdak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Dx : Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tdak adekuat ditandai dengan :
DS: klien mengatakan kurang nafsu makan
DO:- klien tampak lemah
- Klien tampak mual
- porsi makan yang tersedia hanya dihabiskan ¼ piring
- BB SMRS: 48 kg
- BB selama MRS : 47 kg
- TD: 110 / 70 mm Hg
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 24 x / menit
• 2. GANGGUAN POLA TIDUR
• No Dx : D. 0055
• Kategori : Fisiologis
• Sub Kategori : Aktvitas / istrahat
• Definisi : Gangguan kualitas dan kuanttas waktu tdur akibat factor
ekstermal

• Gangguan pola tdur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh ditandai dengan:
DS:Klien mengatakan susah tdur
DO: - klien tdak bisa tdur
- klien tampak gelisah
- konjungtva anemis
- Pola tdur SMRS: 7 jam
- Pola tdur selama MRS: 2 jam

• 3.4 PERIORITAS MASALAH


1.Hipertermi tubuh berhubungan dengan peningkatan
hipotalamus
2.Defisit nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi yang tdak adekuat
3.Gangguan pola tdur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
STANDAR LUARAN KEPEWWRAWATAN INDONESI
1. Hipertermi
Luaran utama : Termoregulasi
No: L.14134
Definisi : Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
Setelah dilakukan tndakan keperawatan 3x24 jam Termolegulasi klien membaik

Cukup sedang Cukup menurun


Kriteria Hasil meningkat Meningkat menurun

Menggigil 5

Kriteria hasil Memburuk Cukup sedang Cukup Membaik


memburuk membaik

Suhu tubuh 5

Tekanan Darah 5
2. Defisit Nutrisi
• Defisit Nutrisi
• Luaran utama : Status nutrisi
• No : L.03030
• Definisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Setelah dilakukan tndakan keperawatan 3x24 jam status nutrisi klien membaik

Kriteria hasil Menurun Cukup Sedang Cukupn Meningkat


Menurun Meningkat

Porsi makan
yang dihabiskan 5
Perasaan cepat
kenyang 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk membaik
Berat badan 5
3. Gangguan Pola Tidur
• Gangguan pola tidur
• Luaran utama : pola tdur
• No : L.05045
• Definisi : keadekustan kualitas dan kuanttas tdur
setelah dilakukan tndakan keperawatan 3x24 jam pola tdur membaik

Kriteria hasil Menurun Cukup Sedang Cukup Menurun


Menurun Meningkat

Keluhan sulit
tdur 5

Keluhan tdak
puas tdur 5

Keluhan
istrahat tdak 5
cukup
INTERVENSI
1. hipertermia
• Manajemen Hipertermia
• No : I.15506
• Definisi : mengidntfikasi dan mengelola peningkatan suhu
tubuh akibat disfungsi termoregulasi.
Intervensi
- Observasi :
Monitor suhu tubuh
- Terapeutk :
Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Edukasi :
Anjurkan trah baring
- Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian caieran dan elektrolit intavena
2. Defisit nutrisi
• Manajemen Nutrisi
• No : I.03119
• Definisi : mengidentfikasi dan mengelola asupan
nutrisi yang seimbang.
Intervensi
- observasi
Identfikasi status nutrisi
- Terapeutk
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika perlu
- Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan
3. Gangguan pola tdur
• Dukungan Tidur
• No : I.05174
• Definisi : memfasilitasi siklus tdur dan terjaga
yang teratur.
Intervensi
- Observasi :
Identfikasi pola aktfitas dan tdur
- Terapeutk :
tetapkan jadwal tdur rutn
- Edukasi :
Jelaskan pentngnya tdur cukup selama sakit
Implementasi
1. Hipertermia
- Observasi :
Memonitori suhu tubuh
- Terapeutk :
Melonggarkan atau melepaskan pakaian
- Edukasi :
Menganjurkan trah baring
- Kolaborasi
berkolaborasi pemberian caieran dan elektrolit intavena

2. Defisit nutrisi
- Observasi
Mengidentfikasi status nutrisi
- Terapeutk :
Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Edukasi :
Menganjurkan posisi duduk jika perlu
- Kolaborasi
Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan

3. Gangguan pola tdur


- Observasi :
Mengidentfikasi pola aktfitas dan tdur
- Terapeutk
Menentapkan jadwal tdur rutn
-edukasi :
Menjelaskan pentungnya tdur cukup selama sakit
Evaluasi hipertermia
• S : - klien mengatakan badannya sudah tdak
menggigil
• O : - suhu tubuh menurun dari sebelumnya
- Klien nampak lebih tenang dari
sebelumnya dan mulai nyaman
- BB SMRS: 48 kg
- BB selama MRS : 47 kg
- TD: 110 / 70 mm Hg
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 24 x / menit
• A : - masalah peningkatan suhu tubuh
(hipertermi) belum teratasi sepenuhnya
• P : lanjutkan intervensi
- memonitor suhu tubuh
- melonggarkan atau melepaskan
pakaian
• Evaluasi gangguan pola tdur
S : klien mengatakan sudah bisa tdur
O : - suhu tubuh menurun
- pola tdur klien sudah meningkat dari
sebelumnya
A : masalah sudah cukup teratasi
P : lanjutkan intervensi
- menetapkan jadwal tdur rutn
- menjelaskan pentngnya tdur cukup
selama sakit
• Evaluasi defisit nutrisi
S : klien mengatakan sudah nafsu makan
O : - klien sudah sedikit mampu beraktvitas sepert biasa
- klien sudah tdak merasakan mual ( mual berkurang )
BB SMRS: 48 kg
- BB selama MRS : 47 kg
- TD: 110 / 70 mm Hg
- Nadi : 86 x / menit
- RR : 24 x / menit
- Porsi makan yang trsedia sudah bisa di habiskan 1/2piring
A :masalah belum teratasi sepenuhnya
P : lanjutkan intervensi
- menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- berkolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit intravena

Anda mungkin juga menyukai