Anda di halaman 1dari 31

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

HASIL MONITORING DAN EVALUASI


PELAKSANAAN GERMAS DI DAERAH

Disampaikan oleh :

Drs. Eduard Sigalingging.,M.Si


Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
1
Surabaya, 4 Juli 2019
2
2
TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH
0
1 peningkatan dan pemerataan
0 pendapatan masyarakat,

2 peningkatan dan pemerataan kesempatan

0 kerja dan lapangan berusaha;

3 meningkatkan akses dan kualitas


pelayanan publik dan daya saing Daerah.
Mendukung
Percepatan
Pembangunan
“Binwas
Produk
Sinkronisasi Hukum
Pusat dan
Daerah
Kemudahan
Perizinan

Situasi
PERAN Poldagri
yang
KEMENDAGRI mantap dan
kondusif
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN DAERAH

Kemiskinan Kualitas SDM Pengangguran Gini Ratio


BPS 2018 mencatat bahwa Pada tahun 2017 mayoritas Tingkat pengangguran per Gini ratio tertinggi per Provinsi
terdapat 16 Provinsi Provinsi di Indonesia Provinsi Tahun 2018 tercatat diangka 0,422 dan
(10,85%-27,43%) dari 34 memiliki IPM dengan tertinggi tercatat diangka terendah diangka 0,272,
Provinsi dengan tingkat kategori sedang, dan 8,25%, dan terdapat 12 setidaknya terdapat 9 Provinsi
kemiskinan di atas rata-rata terdapat sekitar 15 Provinsi Provinsi dengan tingkat dengan Gini Ratio di atas Gini
Nasional (9,66%). dengan IPM kategori tinggi. pengangguran diatas rata- Ratio Indonesia yakni antara
rata Nasional yakni antara 0,388-0,422.
@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri 5,55%-8,52%.
HUBUNGAN
PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH
Konsekuensi dari negara
kesatuan adalah tanggung Presiden menetapkan
jawab akhir pemerintahan pedoman penyelenggaraan
ada di tangan Presiden. urusan pemerintahan dan
Urusan Pemerintahan yang melakukan pembinaan dan
KEBIJAKAN DESENTRALISASI

diserahkan ke Daerah pengawasan terhadap

KERANGKA OTONOMI DAERAH


berasal dari kekuasaan penyelenggaraan
pemerintahan yang ada di Pemerintahan Daerah
tangan Presiden

KEMENDAGRI
SELAKU DIKOORDINASIKAN
PEMBINA UMUM

Dengan demikian
hubungan Presiden
Pembinaan dan pengawasan
dengan Gubernur dan
penyelenggaraan
Bupati/Walikota bersifat
Pemerintahan Daerah
hierarkis dan hubungan
Kabupaten/Kota dilaksanakan
Gubernur sebagai wakil
oleh Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Pusat
Bupati/Walikota bersifat
hierarkis
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pemegang
PRESIDEN kekuasaan
pemerintahan
– Psl 4 (1)
UUD 1945

Pembinaan Pengawasan
Koordinator Binwas
dalam Koordinasi Psl 17
penyelenggaraan MENDAGRI K/L UUD
urusan pemerintahan 1945
di daerah UU
23/2014
Psl 8 (3)
Binwas Umum Binwas Teknis

Secara Nasional
DIKOORDINASIKAN Otonomi Seluas-luasnya
MENDAGRI Provinsi Ps 18 (5) UUD ‘45

Tanggung jawab Gubernur sbg wakil Pem.


Kab/Kota
Binwas umum & teknis
(PP 12/2017 & PP 33/2018) 6
URUSAN
PEMERINTAHAN

Dibagi berdasarkan
URUSAN
kriteria Eksternalitas,
ABSOLUT PEMERINTAHAN KONKUREN Akuntabilitas dan
UMUM Efisiensi

1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA WAJIB PILIHAN
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
(24) (8)
NEGERI
6. MONETER & FISKAL

1. PENDIDIKAN
YAN DASAR NON YAN DASAR
2. KESEHATAN (6) (18)
3. PU DAN PR
4. PERUMAHAN
RAKYAT DAN KAW
PERMUKIMAN
5. TRAMTIBUM &
LINMAS
SPM NSPK
6. SOSIAL
Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas
keuangan daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan
7 sarana dan
prasarana.
URUSAN
PEMERINTAHAN

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN


KONKUREN

Dibagi berdasarkan prinsip


WAJIB Eksternalitas, Akuntabilitas dan PILIHAN
Efisiensi dan Kriteria tertentu

PELAYANAN NON PELAYANAYAN


DASAR DASAR 1. Kelautan &
Perikanan
2. Pariwisata
Tenaga Kerja, 3. Pertanian
1. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan & 4. Kehutanan
2. Kesehatan Pelindungan Anak, Pangan, 5. ESDM
3. PU & Penataan Ruang Pertanahan, LH, Adminduk & 6. Perdagangan
4. Perumahan Rakyat & Capil, PMD, pengendalian pddk
7. Perindustrian
Kawasan Permukiman &KB, perhubungan,
8. Transmigrasi
5. Tramtibum & Linmas Kominfo, Koperasi, Usaha Kecil
6. Sosial & Menengah,
Penanaman Modal,
Kepemudaan & Olahraga,
Statistik, Persandian, NSPK
Kebudayaan, Perpustakaan dan
SPM NSPK Kearsipan
8
SPM Bidang Kesehatan: Provinsi
Pasal 6 PP 2/2018

JENIS PENERIMA
N
PELAYANAN MUTU PELAYANAN DASAR PELAYANAN
O
DASAR DASAR
1. pelayanan a. standar jumlah dan kualitas penduduk
kesehatan bagi barang dan/atau jasa; terdampak
penduduk b. standar jumlah dan kualitas krisis
terdampak krisis personel/sumber daya kesehatan
kesehatan akibat manusia kesehatan; dan akibat bencana
bencana c. petunjuk teknis atau tata dan/atau
dan/atau cara pemenuhan standar berpotensi
berpotensi bencana
bencana provinsi provinsi.
2. pelayanan penduduk pada
kesehatan bagi kondisi
penduduk pada kejadian luar
kondisi kejadian biasa provinsi.
luar biasa
provinsi
SPM Kesehatan: Kabupaten/Kota
Pasal 6 PP 2/2018
JENIS PENERIMA
NO PELAYANAN MUTU PELAYANAN DASAR PELAYANAN
DASAR DASAR
1. pelayanan a. standar jumlah dan kualitas ibu hamil.
kesehatan ibu hamil barang dan/atau jasa;
2. pelayanan b. standar jumlah dan kualitas ibu bersalin.
kesehatan ibu personel/sumber daya manusia
bersalin kesehatan; dan
3. pelayanan c. petunjuk teknis atau tata cara bayi baru lahir.
kesehatan bayi pemenuhan standar Balita
baru lahir
4. pelayanan
kesehatan balita
5. pelayanan anak usia
kesehatan pada pendidikan
dasar.
usia pendidikan
dasar
6. pelayanan setiap warga
kesehatan pada negara pada
usia produktif
usia produktif
Lanjutan.....

PENERIMA
NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR PELAYANAN
DASAR
7. pelayanan kesehatan pada a. standar jumlah dan kualitas setiap warga
usia lanjut barang dan/atau jasa; negara pada usia
b. standar jumlah dan kualitas
8. pelayanan kesehatan lanjut
personel/sumber daya manusia
penderita hipertensi kesehatan; dan penderita
c. petunjuk teknis atau tata cara hipertensi.
9. pelayanan kesehatan pemenuhan standar penderita diabetes
penderita diabetes melitus melitus.

10. pelayanan kesehatan orang orang dengan


dengan gangguan jiwa berat gangguan jiwa
(ODGJ) berat.
11 . pelayanan kesehatan orang orang terduga
terduga tuberkulosis tuberkulosis
12. pelayanan kesehatan orang orang dengan risiko
dengan risiko terinfeksi virus terinfeksi Human
yang melemahkan daya Immunodeficiency
tahan tubuh manusia Virus
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN
UU 23/2014
NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH DAERAH
DAERAH PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1 Upaya Kesehatan 1. Pengelolaan UKP 1. Pengelolaan UKP rujukan 1. Pengelolaan UKP Daerah kabupaten/kota
2. Pengelolaan UKM tingkat Daerah dan rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota.
3. Izin RS kelas A dan fasilitasi pelayanan kesehatan provinsi/lintas Daerah 2. Pengelolaan UKM Daerah kabupaten/kota
penanaman modal asing (PMA kabupaten/kota. dan rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota.
2. Pengelolaan UKM rujukan 3. cPenerbitan izin rumah sakit kelas C dan D
tingkat Daerah
provinsi/lintas Daerah
3. Izin RS kelas B
2 Sumber Daya 1. Penetapan standarisasi TK-WNI, TK-WNA dan Perencanaan dan 1. Penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga
Manusia penerbitan rekom RPTKA pengembangan SDM kesehatan.
(SDM) Kesehatan 2. Penempatan Dokter spesialis dan dokter gigi kesehatan untuk UKM dan UKP 2. Perencanaan dan pengembangan SDM
spesialis Daerah provinsi. kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah
3. Penetapan standar kompetensi teknis dan kabupaten/kota.
sertifikasi pelaks urusan pemerintahan bid.
Kesehatan
4. Penetapan standar pengembangan SDM
5. Perencanaan dan Pengembangan SDM
3 Sediaan Farmasi, 1. Penyediaan obat, vaksin, alkes dan suplemen 1. Penerbitan pengakuan 1. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat
Alat 2. Pengawasan ketersedian pemerataan obat dan alkes pedagang besar farmasi (PBF) kesehatan dan optikal.
Kesehatan, dan 3. Pembinaan dan pengawasan industri,sarana produksi dan cabang dan cabang penyalur 2. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional
Makanan sarana distribusi obat,alkes,PKRT,bahan obat dan makanan alat kesehatan (PAK) (UMOT).
Minuman dan minuman Pengawasan fpre-market 2. Penerbitan izin usaha kecil obat 3. Penerbitan sertifikatproduksi alat kesehatan
4. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, tradisional (UKOT). kelas 1 (satu) tertentu Dan PKRT kelas 1
kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan (satu) tertentu perusahaan rumah tangga.
minuman. 4. Penerbitan izin produksi makanan dan
5. Pengawasan post-market obat, obat tradisional, minuman pada industri rumah tangga.
kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan 5. Pengawasan post-market produk makanan
minuman. minuman industri rumah tangga.
4 Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui Pemberdayaan masyarakat bidang Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Masyarakat tokoh nasional dan nternasional, kelompok masyarakat, kesehatan melalui tokoh provinsi, melalui tokoh kabupaten/kota, kelompok
Bidang organisasi swadaya masyarakat serta dunia usaha tingkat kelompok asyarakat, organisasi masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan
Kesehatan nasional dan internasional. swadaya masyarakat dan unia dunia usaha tingkat kabupaten/kota.
usaha tingkat provinsi.
SINKRONISASI PEMBANGUNAN

SINKRONISASI DAN
HARMONISASI PEMBANGUNAN ANTARA K/L DAN PEMDA PROVINSI
DIKOORDINASIKAN OLEH MENDAGRI DAN MENPPN
PASAL 258 AYAT 3 UU 23 TAHUN 2014
Koordinasi teknis pembangunan antara
Kementerian atau lembaga pemerintah
kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian berdasarkan pemetaan
nonkementerian dan Daerah sebagaimana

KOORDINASI KORTEK
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh
Urusan Pemerintahan Pilihan sebagaimana Menteri dengan menteri yang menyelenggarakan
dimaksud dalam Pasal 24 melakukan urusan pemerintahan bidang perencanaan
sinkronisasi dan harmonisasi dengan pembangunan. PASAL 259 AYAT 2 UU 23 TAHUN 2014
Daerah untuk mencapai target
pembangunan nasional. ANTARA PROVINSI DAN KAB/KOTA
DIKOORDINASIKAN OLEH GUBERNUR
Koordinasi teknis pembangunan antara Daerah
DILAKUKAN DALAM BENTUK provinsi dan Daerah kabupaten/kota dan antar-
KOORDINASI TEKNIS Daerah kabupaten/kota lingkup Daerah provinsi
PASAL 259 AYAT 1 UU 23 TAHUN 2014 dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat. PASAL 259 AYAT 3 UU 23 TAHUN 2014
Untuk mencapai target pembangunan
nasional sebagaimana dimaksud dalam
JENIS-JENIS KORTEK
Pasal 258 ayat (3) dilakukan koordinasi
teknis pembangunan antara kementerian Koordinasi teknis pembangunan sebagaimana
atau lembaga pemerintah nonkementerian dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam tahap
dan Daerah. perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
evaluasi pembangunan Daerah.
PASAL 259 AYAT 4 UU 23 TAHUN 2014
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI

RPJPD RPJMD RENSTRA SKPD


1. pendahuluan; 1. pendahuluan; 1. pendahuluan;

2. gambaran umum 2. gambaran umum kondisi daerah; 2. gambaran pelayanan


kondisi daerah; Perangkat Daerah;
3. gambaran pengelolaan keuangan daerah
sert kerangka pendanaan; 3. isu-isu strategis pelayanan
3. analisis isu-isu
srategis; 4. analisis isu-isu srategis; Perangkat Daerah;

4. visi dan misi 5. visi, misi, tujuan dan sasaran; 4. tujuan dan sasaran program
daerah; Perangkat Daerah;
6. strategi dan arah kebijakan;
5. arah dan tahapan 5. Rencana program dan
7. Kebijakan umum & perencanaan
pembangunan; kegiatan,
pembangunan daerah
indikator kinerja, kelompok
dan
8. Indikasi rencana program prioritas yang sasaran,
6. penutup. disertai kerangka pendanaan; dan dan pendanaan indikatif
;dan
9. Penetapan indikator kinerja daerah
6. Indikator Kinerja PD Yang
10. Pedoman transisi dan kaidah Mengacu Pada Tujuan Dan
pelaksanaan Sasaran RPJMD
RENJA-PD
KEMENDAGRI RKPD
1. pendahuluan;
MEMANTAU 1. pendahuluan;
2. hasil evaluasi Renja-PD
DOKREN 2. evaluasi pelaksanaan RKPD tahun
lalu;
tahun lalu;
3. rancangan kerangka ekonomi daerah 3. tujuan, Sasaran,
beserta kerangka pendanaan; program dan kegiatan;
4. prioritas dan sasaran pembangunan;
dan
dan 4. penutup.
PENERAPAN SISTEM INFORMASI
PEMBANGUNAN DAERAH (SIPD)

Perpres 54/2018 ttg Perpres 95/2018 ttg Daerah menggunakan


Strategi Nasional e-Planning (11
Pencegahan Korupsi
Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik Oktober 2018)
(Stranas PK)
Provinsi : 30 Prov
Tindak lanjut Kab : 204 Kab
Kota : 64 Kota

Permendagri 98/2018
ttg Sistem Informasi Berdasarkan SE Mendagri No.
Pembangunan Daerah 050/1330/SJ dan 050/1330/SJ tgl 13
Februari 2019 ttg Penerapan e-Planning
SIPD mengatur bahwa daerah yg telah
Materi Pokok menggunakan e-Planning maka dilakukan
assessment terlebih dahulu utk kemudian
integrasi dgn e-Planning SIPD

1. SIPD dikembangkan menjadi (e-Database, e-


Planning, e-Monev dan e-Reporting)
2. Aplikasi e-Planning harus sesuai dengan
persyaratan minimal dan terintgrasi dengan e-
Planning SIPD atau menggunakan aplikasi e-
Jumlah daerah yang sdh mengajukan
Planning SIPD
3. Aplikasi e-Planning harus menjadi instrumen dalev permohonan assessment (21 Maret 2019)
penyusunan dokrenda dan terintegrasi dengan e- sbb:
Budgeting Prov : 3 Prov
Kab : 54 Kab Bagi daerah yg sdh menerapkan
e-Planning agar sgr mengajukan
Kota : 12 Kota prmohonan assessment &
integrasi
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LATAR BELAKANG GERMAS

Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit atau yang sering disebut transisi
epidemiologi, ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit
tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker dan lain-lain;
Indonesia juga berhadapan dengan beban ganda permasalahan gizi (double burden of
malnutrition) dimana prevalensi balita pendek (stunting) dan balita kurus (wasting) masih
tinggi namun di sisi lain prevalensi gizi lebih cenderung meningkat;
Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban pemerintah dan masyarakat karena
penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi ;
Diperlukan upaya yang signifikan sebagai upaya Promotif dan preventif untuk
mencegah meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit baik menular maupun
tidak menular. Untuk mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan
preventif hidup sehat tersebut, ditetapkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun
2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) pada tanggal 27 Februari 2017
.

16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

‘Perkembangan Ilmu dan Pola Pikir’

promotif sampai rehabilitatif

sesungguhnya tata laksana


di bidang kesehatan harus dimulai dari

UPAYA
PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
PROMOTIF

17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TUGAS KEMENTERIANDALAM NEGERI BERDASARKAN INPRES NOMOR 1 TAHUN


2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

Kementerian Dalam Negeri mengkoordinasikan


dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan kegiatan Germas.

18
FASILITASI KEMENDAGRI KEPADA PEMDA TERKAIT PELAKSANAAN
GERMAS
Kemendagri dalam hal ini Ditjen Bina Pembangunan Daerah telah melakukan sosialisasi bagi
Pemerintah Daerah Provinsi yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Kadinkes, dan Kabappeda Provinsi
pada tanggal 5 s.d. 7 April 2017 bertempat di Hotel The Media, Jakarta.

Mendorong komitmen Daerah untuk dapat menyusun Peraturan Kepala Daerah yang diperlukan
dalam pelaksanaan GERMAS paling lambat 30 Juni 2017

Mendorong Pemerintah Daerah untuk menginternalisasikan program GERMAS melalui


kegiatan lintas program dan lintas Perangkat Daerah kedalam dokumen perencanaan
pembangunan (RPJMD/RKPD) dan dokumen penganggaran (APBD) tahun 2018.

Menerbitkan Surat Nomor: 440/2797/SJ kepada Bupati/Walikota tentang Dukungan


Kemendagri Terhadap Implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat

Menerbitkan Surat Nomor: 440/2796/SJ kepada Bupati/Walikota tentang Dukungan Kemendagri


Terhadap Implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan GERMAS Pemerintah Daerah

19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1. Menyusun dan menetapkan kebijakan daerah yang
KEWAJIBAN diperlukan untuk pelaksanaan Gerakan Masyarakat
PEMPROV DALAM Hidup Sehat di wilayahnya;
PELAKSANAAN 2. Melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan, dan
evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup
GERMAS
Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya; dan
BERDASARKAN 3. Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup
INPRES 1/2017 Sehat kepada Menteri Dalam Negeri.

Progres Perkembangan Penyusunan Kebijakan Germas Provinsi Jawa Timur Dari


Tahun 2017 S.D. Triwulan II 2019

1. Pemerintah Daerah yang telah menerbitkan Peraturan Gubernur tentang GERMAS ada 12 Provinsi yaitu : Provinsi
Sumsel, Provinsi Lampung, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi NTB, Provinsi Sulawesi
Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi Riau, Provinsi Bali, Provinsi Kaltim, Provinsi Jambi, dan Provinsi Kalsel
2. Pemerintah Daerah Yang telah menerbitkan Surat Edaran tentang GERMAS ada Provinsi 8 yaitu : Provinsi
Sulsel, Kalbar, Babel, Sumbar, Sumut, Kalteng, dan Bengkulu
3. Pemerintah Daerah yang telah menerbitkan Intruksi Gubernur ada 4 Provinsi yaitu Provinsi Maluku, DKI Jakarta
,Jabar, dan Kepulauan Riau;
4. Pemerintah Daerah Yang telah Menerbitkan Keputusan Gubernur ada: 3 Provinsi Provinsi Jawa Timur, Sulawesi
Barat, dan Sulawesi Tengah
5. Pemerintah Daerah yang Masih Dalam Proses Penyusunan Kebijakan ada 3 Provinsi yaitu, Provinsi Papua Barat,
Kalimantan Utara, dan Banten

KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR MELALUI PERATURAN
GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN GERMAS TAHUN 2018
DI JAWA TIMUR
20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1. Menyediakan dan mengembangkan sarana aktivitas fisik, ruang
terbuka hijau publik, kawasan bebas kendaraan bermotor, jalur
KEWAJIBAN
sepeda, dan jalur pejalan kaki yang representatif dan aman;
KABUPATEN/KOTA
2. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk
DALAM
menanam sayur dan buah;
PELAKSANAAN
3. Melaksanakan kebijakan KTR;
GERMAS
4. Melaksanakan kegiatan yang mendukung Gerakan Masyarakat
BERDASARKAN
Hidup Sehat yang didasarkan pada kebijakan daerah; dan
INPRES 1/2017
5. Menetapkan Kebijakan Kepala Daerah dalam bentuk Peraturan
Bupati/Walikota tentang GERMAS
6. Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada
Gubernur.

NO KEBIJAKAN YANG DITETAPKAN DI KABUPATEN/KOTA


KAB/KOTA SE PROVINSI JATIM
KAB TRENGGALEK, TULUNGAGUNG, BLITAR, KEDIRI, MALANG,
LUMAJANG, JEMBER, SITUBONDO, PASURUAN, JOMBANG,
1. SURAT EDARAN NGANJUK, MADIUN, BOJONEGORO, TUBAN, LAMONGAN, KOTA
PROBOLINGGO, KOTA MADIUN, DAN KOTA SURABAYA

2. INTRUKSI BUPATI KAB BANYUWANGI, BONDOWOSO, SIDOARJO, KOTA BLITAR, DAN


KOTA MOJOKERTO,

3. PERATURAN WALIKOTA KABUPATEN SAMPANG, DAN KOTA PASURUAN

4. KEPUTUSAN BUPATI KAB GERSIK, PAMEKASAN, DAN SUMENEP

5. BELUM MENETAPKAN KEBIJAKAN KAB PACITAN, PONOROGO, PROBOLINGGO,MOJOKERTO,


MAGETAN, NGAWI, BANGKALAN, KOTA KEDIRI, KOTA MALANG,
DAN KOTA BATU 21
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN GERMAS PROVINSI JAWA TIMUR

• KEBIJAKAN DAERAH YANG SEHARUSNYA DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH


KABUPATEN/KOTA DALAM BENTUK PERATURAN BUPATI/WALIKOTA SEHINGGA KEBIJAKAN
YANG DITETAPKAN OLEH PEMDA YANG BELUM SESUAI DIHARAPKAN UNTUK SEGERA
DISESUAIKAN

• PEMERINTAH PROVINSI MENINGKATKAN PERAN BINWAS TERHADAP PELAKSANAAN


GERMAS PEMERINTAH KAB/KOTA

• PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KOTA BERKEWAJIBAN MELAPORKAN PELAKSANAAN


GERMAS SETIAP TAHUNYA KEPADA PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH PROVINSI
MELAPORKAN PELAKSAAN GERMAS DIWILAYAHNYA SETIAP TAHUNYA KEPADA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PELAPORAN GERMAS PEMDA


Presiden RI

KEMENTERIAN KEMENTERIAN
DALAM NEGERI PPN/ BAPPENAS

BPJS-
K/L K/L K/L K/L K/L K/L Kesehatan
GUBERNUR
Sektor Non Pemerintah
SETDA/BAPPEDA
PROVINSI
BUPATI

OPD OPD OPD


PROVINSI PROVINSI PROVINSI SETDA/BAPPEDA
KAB/KOTA
Sektor Non Pemerintah

Alur Pelaporan
OPD OPD OPD
KAB/KOTA KAB/KOTA KAB/KOTA
Alur Koordinasi
Sektor Non Pemerintah Konsolidasi Pelaporan

Daerah Pusat
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

NO DESKRIPSI WAKTU PENANGGUNG JAWAB

1 Penyampaian Laporan Tahunan Minggu ke 1-2 Bupati/Walikota, Gubernur


Pelaksanaan Germas di Daerah Secara Februari
Berjenjang (Kab/Kota-Provinsi-
Kemendagri)

2 Konsolidasi Laporan Pelaksanaan Germas Minggu ke 3-4 Kemendagri


di Daerah Februari

KEMENDAGRI AKAN
MELAKUKAN
PELAPORAN PELAKSANAAN RAKORPUSDA PADA
GERMAS PEMDA TAHUN 2018 YANG
TELAH DILAPORKAN KE BULAN OKTOBER UNTUK
KEMENDAGRI PADA TAHUN 2019 MENGEVALUASI
PROV JATIM, DIY, GORONTALO,
KALTENG, KALTARA
PELAKSANAAN GERMAS
PEMDA
24
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL


DALAM PERMENDAGRI NOMOR 31 TAHUN 2019 TENTANG RKPD TAHUN 2020
UNTUK URUSAN KESEHATAN

• SPM Provinsi Dan Kabupaten/Kota

• Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dan Gizi Masyarakat Melalui Penurunan Stunting Dan Gizi

• Peningkatan Dan Pemerataan Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan Serta Sumber Daya Manusia
Kesehatan

• Ketersedian Obat, Mutu Obat, Vaksin, Alkes Dan Makanan Dan Minuman

• Peningkatan Status Kesehatan Dan Gizi Masyarakat Melalu Capaian Penurunan Anemia, Capaian Penurunan Angka Kematian Ibu,
Capaian Penurunan Angka Kematian Bayi, Persentasi Bayi Usia Kurang Dari 6 (Enam) Bulan Mendapat ASI Eksklusif, Peningkatan
Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) Pada Anak Balita, Peningkatan Wasting (Kurus) Anak Balita

• Promotif Dan Preventif Germas

•Pencegahan Penyakit Menular Dan Tidak Menular Serta Peningkatan Penyehatan Lingkungan

•Peningkatan Penduduk Yang Menjadi Peserta BPJS Kesehatan Dan Yang Menjadi Peserta PBI Melalui JKN Ataupun
KIS

•Penganggaran PT Kesda Tahun 2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PRIORITAS
NASIONAL DALAM
RKP 2020

K/L K/L K/L K/L

RKPD 2020
PROVINSI

PEMDA
RKPD 2020 MENGINTEGRASIKAN
KAB/KOTA PROGRAM GERMAS
DALAM DOKUMEN
PERENCANAAN

26
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KAB/KOTA PELAKSANAAN GERMAS

RKPD

KUA PPAS PEMBINAAN DAN


PENGAWASAN
DILAKSANAKAN
PROVINSI
PROGRAM KEGIATAN
KEPADA
KABUPATEN/KOTA

IMPLEMENTASI

OPD OPD OPD OPD


OPD YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN GERMAS 27
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LANGKAH TINDAK LANJUT PEMDA TERKAIT GERMAS

• PEMDA PROVINSI DAN KABUPATEN /KOTA UNTUK MENINGKATKAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAERAH PENDUKUNG PELAKSANAAN
GERMAS DALAM BENTUK PERATURAN GUBERNUR UNTUK PROVINSI DAN PERATURAN BUPATI/WALKOT UNTUK KAB/KOTA

• PEMERINTAH PROVINSI SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH PERLU MENINGKATKAN KEGIATAN ADVOKASI, KOORDINASI,
PEMANTAUAN, DAN EVALUASI KEPADA PEMERINTAH KAB/KOTA TERKAIT PELAKSANAAN GERMAS

• PEMDA DIHARAPKAN DAPAT SECARA MANDIRI MELAKSANAKAN KEGIATAN GERMAS, DENGAN KEGIATAN BERSUMBER PADA APBD,
DILAKSANAKAN LINTAS SEKTOR DAN MELAKUKAN KERJASAMA MULTI SEKTOR UNTUK MENYUKSESKAN GERMAS

• PEMDA MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL DAN MENGINTEGRASIKAN PROGRAM GERMAS MELALUI KEGIATAN LINTAS PROGRAM DAN
LINTAS PERANGKAT DAERAH DALAM DOKREN (RPJMD/RKPD) DAN APBD

• PEMDA MELAKUKAN INISIASI PELAKSANAAN GERMAS DITENGAH-TENGAH MASYARAKAT DAN SESUAI PETUNJUK TEKNIS PEMDA
MELAKSANAKAN GERMAS MULAI DARI PENINGKATAN AKTIFITAS FISIK, PENINGKATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT,
DETEKSI DINI PENYAKIT, PRILAKU HIDUP SEHAT, EDUKASI HIDUP SEHAT, PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN PANGAN SEHAT
DAN PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

CATATAN : PENINGKATAN PERAN K/L TEKNIS DALAM PEMBINAAN TEKNIS KEPADA PERANGKAT DAERAH
PELAKSANA GERMAS MASIH SANGAT DIBUTUHKAN OLEH PEMDA 28
29
30
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TERIMA KASIH

31
Designed by Anshori ‘10

Anda mungkin juga menyukai