Anda di halaman 1dari 65

PELATIHAN DASAR

UNTUK CPNS
GOLONGAN III
DR. Ir. Jawali Marbun MSc
Widyaiswara Ahli Utama
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Curricullum Vitae
 Nama : DR. Ir. Jawali Marbun MSc
 NIP : 195704301987031001
 Gol./Pangkat : IV/D (Pembina Utama Madya)
 Jabatan : Widyaiswara Ahli Utama
 Unit kerja : BPSDM, Kementerian PUPR
 Email : jmarbun06@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

 SD : SD Negeri 4, Dolok Sanggul, 1969


 SMP : SMP Negeri 1, DolokSanggul, 1972
 SMA : SMA LPSK, Bandung, 1975
 S1 : Teknik Sipil ITB, Bandung, 1982
 S2 : Sistim dan Teknik Jalan Raya ITB, Bandung, 1985
 S3 : PhD Geotechnic, Stratchclyde University, Glasgow, UK, 2000
Riwayat Pekerjaan/Jabatan
 1985 : Pegawai Harian, Bipran, Binamarga, PU
 1987 : CPNS , Bipran, Binamarga, PU
 1994 : Kasi Standar, Bintek, Bina Marga, PU
 2003 : Kabag Multilateral, BPKLN, Setjen, Kimbangwil
 2005 : Kabag Perencanaan Umum, BPKLN, Setjen, Kimpraswil
 2006 : Kasubdit Teknik Jalan, Bintek, Bina Marga, PU
 2008 : Kasubdit Wil3, Dit. Wiltim, Binamarga, PU
 2010 : Kapusjatan, Balitbang, PU
 2013 : Ses Balitbang, PU
 2015 : Kapus 3, BPSDM, PUPR
 2016 : Inspektur 3, ITJEN, PUPR
 2017 : Widyaiswara Utama, BPSDM, PUPR
Pendidikan Kepemimpinan

 Pra jabatan : Jakarta, 1986.


 ADUM : N/A
 SPAMA : Jakarta, 2002
 SPAMEN : Palembang, 2004
 LEMHANNAS : Jakarta, 2012

Penghargaan dari Presiden RI


 2001: Satya Lencana Karya satya 10 Tahun
 2006: Satya Lencana WIRA KARYA
 2007: Satya Lencana Karya satya 20 Tahun
 2017: Satya Lencana Karya satya 30 Tahun
A. PENYELENGGARAAN
PELATIHAN DASAR CPNS
UU NO 5 TAHUN 2014
DASAR HUKUM
UU ASN No.5 Tahun 2014
Pasal 63 Ayat 3 dan 4
Pasal 64 Ayat 1 dan 2

Perka.Lan No.21 Tahun 2016 Perka.Lan No.22 Tahun 2016


Tujuan Pembelajaran Latsar CPNS adalah :

Agar setiap PNS dapat :


1. Menunjukkan Sikap perilaku disiplin PNS
2. Mengaktualisasikan Nilai nilai PNS dalam
pelaksanaan Tugas dalam format A N E K A.
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan Peran PNS
dalam kerangka NKRI
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi substantive
yang dibutuhkan sesuai dengan bidang Tugasnya.
KOMPETENSI YANG AKAN DIBANGUN
DALAM PELATIHAN DASAR CALON PNS

“PNS PROFESIONAL YANG


BERKARAKTER
SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT
DAN PEMERSATU BANGSA”
TAHAPAN PEMBELAJARAN
(33 hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran
klasikal, dan 80 hari kerja (853 JP) pembelajaran
non klasikal di tempat kerja.)

Agenda IV
Habituasi PNS
Evaluasi
PROFESIONAL
Akhir
Orientasi YANG
Peserta BERKARAKTER
SEBAGAI
Agenda III: PELAYAN
Kedudukan dan MASYARAKAT
Agenda I: Peran PNS dalam
Sikap NKRI
Perilaku
Agenda II:
Nilai-Nilai Penguatan
Dasar PNS
Kompetensi
Teknis Bidang
Tugas
STRUKTUR (33 hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal, dan 80 hari kerja (853
KURIKULUM JP) pembelajaran non klasikal di tempat kerja.)

4. Agenda IV, Habituasi


1. KURIKULUM Aktualisasi melalui pembiasaan
PEMBENTUKAN diri terhadap kompetensi yang
telah diperolehnya melalui
KARAKTER PNS berbagai mata pelatihan yg telah
Evaluasi Akademik (5JP)
dipelajarinya (46JP)
Studi Lapangan (9JP)
4 PNS
PROFESIO-
Studi Lapangan (9JP) NAL BERKA-
RAKTER SBG
2. Agenda II,
PELY.MASY
Nilai-Nilai 3
Dasar PNS 3. Agenda III, DAN
(ANEKA, Kedudukan & Peran PEMERSATU
120JP) PNS dalam NKRI (- BANGSA
2 manajemen ASN-
pelayanan publik-
1. Agenda I, Sikap WoG, 42JP)
1 Perilaku dan disiplin
(36JP) Terintegrasi :
TUS-Keprotokolan- 2.. KURIKULUM PENGUATAN
Orientasi Kes.mental&jasmani-
Peserta KOMPETENSI TEKNIS BIDANG
Kesamaptaan
TUGAS
(Materi Institusional: Dinamika Kelompok, Kebijakan
Pengembangan SDM Aparatur 1)teknis umum/adm, dan 2)teknis substantif
Struktur Kurikulum Review Kebijakan Penyelenggaraan (2JP)
Habituasi Penutupan

Evaluasi Aktualisasi (10JP)


Pembimbingan Pra Evaluasi Aktualisasi (2JP) PNS
PROFESI-
Aktualisasi 80 Hari (853JP) ONAL

Evaluasi Rancangan f BERKARAK


TER SBG
aktualisasi (10JP) e PELY.MASY
dan
Pembimbingan Rancangan
d PEMERSA-
TU
Aktualisasi (18JP) c BANGSA

Penjelasan
Aktualisasi (6JP) b 4. Agenda Habituasi

Aktualisasi melalui
a pembiasaan diri terhadap
kompetensi yang telah
diperolehnya melalui
Konsepsi Pembelajaran berbagai mata pelatihan
Aktualis 3 agenda yg telah dipelajarinya
asi (3JP)
(46JP)
HARI 1 HARI 2 HARI 3
1. Pembukaan 1. Dinamika Kelompok (6 JP)
2. Ceramah Kebij Pengemb
2. Konsepsi Aktulisasi (3 JP)
SDM Aparatur (2 JP) Pembentukan Sikap dan
3. Overview Kebij Perilaku Disiplin PNS (9 JP)
Penyelenggaraan Pelatihan (4 3. Ceramah MTSL (2 JP)
JP)
HARI 4 HARI 5 HARI 6
Pembent Sikap & Perilaku Pembent Sikap & Perilaku Pembent Sikap & Perilaku
Disiplin PNS (9 JP) Disiplin PNS (9 JP) Disiplin PNS (9 JP)
HARI 7 HARI 8 HARI 9
Akuntabilitas PNS (6 JP)
Akuntabilitas PNS (9 JP) Akuntabilitas PNS (9 JP)
Nasionalisme (3 JP)
HARI 10 HARI 11 HARI 12
Nasionalisme (9 JP) Nasionalisme (12 JP) Etika Publik (9 JP)
HARI 13 HARI 14 HARI 15
Etika Publik (6 JP)
Etika Publik (9 JP) Komitmen Mutu (9 JP)
Komitmen Mutu (3 JP)
HARI 16 HARI 17 HARI 18
Komitmen Mutu (12 JP) Anti Korupsi (9 JP) Anti Korupsi (9 JP)
HARI 19 HARI 20 HARI 21
Warna menunjukkan AGENDA kegiatan dalam pembentukanLOGOkarakter
HARI 19 HARI 20 HARI 21
Anti Korupsi (6 JP) Studi Lapangan Internalisasi
Manajemen ASN (12 JP)
Ceramah MTSL (2 JP) Nilai-Nilai Dasar PNS (9 JP)
HARI 22 HARI 23 HARI 24
WoG (9 JP) WoG (9 JP) Pelayanan Publik (12 JP)
HARI 25 HARI 26 HARI 27
Studi Lapangan (Persiapan Ev. Akademik)
Penjelasan Aktualisasi (6 JP)
Pembentukan Pengetahuan Evaluasi Akademik (5 JP)
Peran dan Kedudukan PNS Pembimbingan Rancangan Pembimb. Rancangan
dalam NKRI (9 JP) Aktualisasi (Mandiri) Aktualisasi (Mandiri)
HARI 28 HARI 29 HARI 30
Pembimbingan Rancangan Pembimbingan Rancangan Evaluasi Rancangan
Aktualisasi (9 JP) Aktualisasi (9 JP) Aktualisasi (10 JP)
AKTUALISASI HARI 31 HARI 32
Agenda Habituasi Di Tempat
Pembimbingan Pra Evaluasi Evaluasi Aktualisasi (10
Kerja
Aktualisasi (2 JP) JP)
(4 Bulan)
HARI 33
1. Review Kebijakan Penyelenggaraan Pelatihan (2 JP) PASCA DIKLAT
2. Penutupan LOGO
Tata Letak Ruangan Belajar “Islands”

Facilitating
area

LOGO
Sistem Evaluasi
NO PENILAIAN BOBOT
(%)
1 Akademik 20
(Soal tipe A;10 %/Pilihan Ganda, Essay dll, dan Tipe B;10
%/Kasus). Untuk golongan III ada analisis Dampak.
2 Rancangan Aktualisasi 20
(Kualitas penetapan Isu, Jumlah kegiatan, Kualitas kegiatan,
Relevansi kegiatan dgn aktualisasi, Teknik komunikasi)

3 Pelaksanaan Aktualisasi 30
(Kualitas pelaksanaan kegiatan, kualitas aktualisasi, Teknik
komunikasi)
4 Sikap dan Perilaku 10
(Kedisiplinan, Kepemimpinan, Kerjasama, Prakarsa)
5 Penguatan Kompetensi Bidang 20
(Jenis, tujuan, metode penguatan kompetensi)
JUMLAH 100
KUALIFIKASI&KELULUSAN
KUALIFIKASI SKOR

SANGAT MEMUASKAN 90,01 – 100

MEMUASKAN 80,01 – 90

CUKUP MEMUASKAN 70.01 – 80

KURANG MEMUASKAN 60.01 – 70

TIDAK MEMUASKAN ≤ 60

Passing grade kelulusan nilai 70,01 – 80


Konversi Nilai Peserta yang memperoleh kualifikasi Tidak Memuaskan atau jumlah
Lev Nilai ketidak hadiran pada kurikulum pembentukan karakter PNS melebihi 9
el sesi (27 JP) atau setara dengan 3 hari secara kumulatif dinyatakan Tidak
4 80,1 – 100 Lulus.

3 70,1 – 80 Peserta yang memperoleh kualifikasi Kurang Memuaskan dinyatakan


2 60,1 – 70 Ditunda kelulusannya dan peserta tersebut wajib mengikuti
pembelajaran Remedial untuk memenuhi syarat kelulusan terhadap
1 0 – 60
komponen penilaian yang kurang maksimal 15 Hari Kerja
Praktek berdasarkan Praktek Jenis Pelayanan
Pendekatan
1. Penguatan Koordinasi 1. Pelayanan Adminsitrasi (KTP,
Antar Lembaga SIM, SIUP, Dll)

2. Membentuk Lembaga 2. Pelayanan Jasa (Kesehatan,


Koordinasi Khusus Pendidikan, perhubungan)

3. Membentuk Gugus 3. Pelayanan Barang (Air,


Tugas Listrik, Jalan)

4. Koalisi Sosial 4. Pelayanan Regulatif


(Gakkum)
Kemarin, Soedarmo hanya mengukuhkan
Satgas Saber Pungli Aceh Dikukuhkan
sepuluh orang secara simbolis dari 61 jumlah tim
Kamis, 17 November 2016 11:07
satgas. Satgas tersebut dipimpin Irwasda Polda
Aceh, Kombes Pol Darmawan Sutawijaya selaku
Ketua Pelaksana dibantu oleh Inspektur Aceh,
Abdul Karim dan Asisten Pengawasan Kejati
Aceh, Reza Fahdeli SH masing-masing sebagai
Wakil Ketua I dan II serta Karo SDM Polda
Aceh, Kombes Pol Marzuki sebagai Sekretaris.
Satgas ini juga memiliki empat kelompok kerja
(pokja) yang dipimpin ketua masing-masing
sesuai bidangnya, yaitu Pokja Unit Intelijen
(Direktur Intelkam Polda Aceh, Kombes Pol
Khaidir Siregar), Pokja Unit Pencegahan (Kepala
Perwakilan Ombudsman Aceh, Dr Taqwaddin
Husin), Pokja Unit Penindakan (Direktur Reserse
Kriminal Khusus Polda Aceh Kombes Pol
Agung Sadono), dan Pokja Unit Yustisi (Kepala
Kanwil Kemenkumham Aceh, Drs Gunarso Bc
IP).
PEMBELAJARAN WHOLE OF
GOVERNMENT

Jawali Marbun
Widyaiswara Ahli Utama
Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat
Pokok Bahasan

1. Pendahuluan

2. KONSEP WOG

3. PENERAPAN WOG

4. BEST PRACTICE WOG

5. Penutup
A. PENDAHULUAN
Dampak Pelayanan Publik

1 Ego Sektoral Tinggi


2 Tumpang Tindih
3 Inefisiensi
- DAMPAK NEGATIF DARI SISTIM NPM :
- Ego sectoral yang tinggi
- Tumpah Tindih
- Pada akhirnya terjadi Inefisiensi

- Inggris memelopori untuk mengatasi persoalan diatas


dengan konsep One Government yaitu yang
mengedapankan prinsip satu tujuan bersama yang
dilaksanakan dengan :
- Koordinasi yang lebih intens
- Integrasi kegiatan yang searah
- Kedekatan dan Pelibatan masing masing stake
holders
B. KONSEP W o G
“Whole of government denotes public service
agencies working across portfolio boundaries to
achieve a shared goal and an integrated government
response to particular issues”
(Australian Government), 2004).

WoG itu menunjukkan


bagaimana lembaga pelayanan
publik bekerja lintas batas
untuk mencapai tujuan
bersama dan sebuah Respon
Pemerintah yang Terpadu
terhadap Suatu Masalah.
“Whole of government denotes public service
Definisi 1 agencies working across portfolio boundaries to
achieve a shared goal and an integrated
government response to particular issues.
Approaches can be formal and informal. They can
focus on policy development, program
management and service delivery” (APSC)

• Pengemba-
ngan
Tujuan Kebijakan
Lembaga Pelayananan
Publik Bersama • Pengelola-
an
Program
• Pemberian
Lintas Batas, Response Pemerintah,
Terpadu, Pendekatan formal & Layanan
Informal
DEFINISI 2
• Whole of Government adalah
mekanisme proses
penyelenggaraan pemerintah Upaya
secara sistematis yang Kolaborasi
mengintegrasikan fungsi dan
peran semua elemen/sector
terkait secara menyeluruh Tujuan
dalam mencapai tujuan Bersama
bersama secara efektif dan
efisien melalui koordinasi yang
diikat dengan komitmen Kerjasama
bersama
Faktor Eksternal: Faktor
FaktorInternal:
Internal:
Standar Kebutuhan Publik, Ego
EgoSektoral
Sektoralakibat
akibat
IT Desentralisasi
Desentralisasi

Ancaman Disintegrasi
bangsa
Manfaat WoG

• Efisiensi • Biaya (cost)


• Sharing Informasi • Pemborosan (waste)
• Lingkungan kerja • Duplikasi pekerjaan
• Daya saing • Inkonsistensi
• Akuntabilitas kebijakan
• Koherensi • Waktu penyelesaian
layanan tertentu
kebijakan

Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)


C. PENERAPAN WoG DALAM
PELAYANAN TERINTEGRASI
Koordinasi Integrasi

Kedekatan &
Pelibatan
Kategori dan Tipe WoG
Kategori Tipe Keterangan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak
Dialog Pertukaran informasi
Joint planning Perencanaan bersama, kerjasama sementara
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama
Satelit Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif
Kedekatan Aliansi Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar
dan strategis yang menjadi urusan utama salah satu peserta
pelibatan kerjasama
Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
Merger Penggabungan ke dalam struktur baru
WoG di beberapa negara
Bagaimana dengan Indonesia?

Secara implementasi masih


menjalankan NPM

namun
secara Per undang Undangan
sudah
mengadopsi WOG
Kebijakan yang mendukung WoG
menuju Pelayanan Publik
• UUD 1945 Alenia ke-4
• UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik
• UU no. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• UU. No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas KKN
• Permenpan No. 63/2003 tentang Prinsip
Pelayanan Publik
• UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
Praktek berdasarkan Praktek Jenis Pelayanan
Pendekatan
1. Penguatan Koordinasi 1. Pelayanan Adminsitrasi (KTP,
Antar Lembaga SIM, SIUP, Dll)

2. Membentuk Lembaga 2. Pelayanan Jasa (Kesehatan,


Koordinasi Khusus Pendidikan, perhubungan)

3. Membentuk Gugus 3. Pelayanan Barang (Air,


Tugas Listrik, Jalan)

4. Koalisi Sosial 4. Pelayanan Regulatif


(Gakkum)
• Pelayanan Teknis Fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah
sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya
• Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah
yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing
• Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh
suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja
pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan
• Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang
bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya
yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
• Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi
Contoh Applikasi WoG di Indonesia

Jenis Pendekatan Jenis Pelayanan


1. Penguatan Koordinasi 1. Pelayanan Adminsitrasi (KTP,
Antar Lembaga SIM, SIUP, Dll)

2. Membentuk Lembaga 2. Pelayanan Jasa (Kesehatan,


Koordinasi Khusus Pendidikan, perhubungan)

3. Membentuk Gugus 3. Pelayanan Barang (Air,


Tugas Listrik, Jalan)
PRAKTEK WoG dalam PELAYANAN
PUBLIK

Pelayanan yang bersifat ADMINISTRATIF

Pelayanan Jasa

Pelayanan Barang

Pelayanan Regulatif
WoG Berdasarkan Jenis
 Pelayanan yang bersifat adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk
dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat
 Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya
 Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan
warga massyarakat, seperti misalnya jalan, perumahan,
jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya
 Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
Tantangan Praktek WoG
 Kapasitas SDM dan institusi
 Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala
serius ketika pendekatan WoG, misalnya, mendorong
terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
 Nilai dan budaya organisasi
 Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi pun menjadi kendala manakala terjadi upaya
kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan
 Kepemimpinan
 Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan
nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia
guna mencapai tujuan yang diharapkan.
D. CONTOH KASUS
PENERAPAN WOG
PENERAPAN WOG
BEST PRACTICE

Pembangunan Public Infrastructure


di
Kawasan Permukiman BSD Tangerang
Keterpaduan dan Koordinasi yang baik pada
Tahap Perencanaan mengakibatkan :
pembangunan Public Infrastructure di
kawasan Permukiman dapat dilaksanakan
secara bersamaan sehingga tidak ada
pembongkaran dan galian badan jalan akibat
pemasangan public utilitas seperti : kabel
tilpon, listrik, pipa air minum dll.
Keterpaduan pada Tahap Perencanaan
para stake holder :

- Developer
- Bappeda
- BPN

Koordinasi pada Tahap Pelaksanaan :


- Developer
- Dinas PU
- PLN
- Telkom
- PDAM
BAD PRACTICE(1)

Pengendalian Overloading
di
Jalan Raya Pantura
Pencanangan untuk Zero Overloading di Jalur Pantura
yang sudah lama di kumandangkan oleh Kementerian
Perhubungan tidak pernah menjadi kenyataan sampai
saat ini karena tidak adanya : Koordinasi dan Integrasi
antara stakeholder yang terlibat.

Stakeholder :
- Kementerian PUPR sebagai yang bertanggung jawab
pemeliharaan jalan

- Kementerian Perhubungan sebagai pemilik Jembatan


Timbang

- Kepolisian sebagai apparat Penegak hukum


Kepolisian

Kementerian Kementerian
PUPR Perhubungan

Sebagai akibat lemahnya koordinasi dan kolaborasi antar Instansi,


Mengakibatkan Overloading truck tetap berlangsung.

Kerusakan Jalan
yang Permanen
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Membuat pertanyaan lisan untuk LATIHAN
kepada peserta pada saat pembelajaran
awal.
2. Membuat pertanyaan tertulis kepada
peserta pada hari kedua.
3. Pengamatan / Observasi kepada peserta,
terutama saat diskusi kelompok.
4. Latihan dan evaluasi identifikasi kasus
pada sesi akhir.
61

ORANG BIJAK berkata :


Engkau tidak dapat melarang
burung terbang ditas kepala kamu
namun
Engkau dapat melarang burung
membuat sarang dikepalamu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai