Anda di halaman 1dari 27

LIKUIFAKSI

Dosen :

I Putu Dedy Rimbawan S.Si.,MAP


Outline:
1. Pendahuluan
2. Pengertian, faktor, dan proses terjadinya
likuifaksi.
3. Likuifaksi di Indonesia dan studi kasus likuifaksi
gempa Palu 2018
4. Mitigasi bencana likuifaksi
5. Kesimpulan dan Saran
Pendahuluan:
Video Gempabumi dan Likuifaksi di Palu 28 Sept 2018

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=r-hRPnHZhGQ
Pengertian, Faktor,
dan Proses
Terjadinya Likuifaksi
Apa itu LIKUIFAKSI? Fenomena dimana kekuatan tanah berkurang
akibat gempabumi sehingga mengakibatkan
sifat tanah dari keadaan padat (solid)
menjadi cair (liquid).

Proses:
Percepatan horisontal yang diinduksi gempa bumi
yang memberi tekanan geser pada tanah sehingga
menyebabkan regangan geser & membangun
tekanan air pori berlebih.

Tekanan air pori melebihi tekanan overburden yang


menyebabkan rangka sedimen runtuh.
Faktor & Proses Penyebab Likuifaksi.
1. Tanah didominasi oleh
tanah berbutir kasar (pasir
atau lanau).
2. Permukaan air tanah yang
dangkal.
3. Beban siklik akibat gempa
bumi dengan intensitas dan
durasi yang cukup besar
(umumnya M ≥ 7.0).
4. Umur lapisan tanah yang
masih muda – Holosen.
5. Faktor historis – kejadian
Sumber: Kompas TV likuifaksi sebelumnya.
Tanah yang berpotensi likuifaksi
 Pasir berbutir halus yang tidak terkonsolidasi
dan jenuh hingga lanau dengan konten tanah
liat <15% dan kurang dari 10 m dari
permukaan tanah dengan permukaan air
tanah dangkal
 Holosen halus hingga pasir halus yang
terdepositkan dalam lingkungan fluvial,
alluvial, delta, atau aeolianen
 Dipengaruhi oleh tingkat penyortiran yang
mempengaruhi porositas, permeabilitas dan
kohesi dari sedimen
 Kerentanan pencairan umumnya menurun
dengan usia sedimen karena pengendapan
semen sekunder dan meningkatnya
kedalaman penguburan yang meningkatkan
tekanan pengungkit atasnya.
Quigley et al (2013)
Sand Boil Lateral Spreading
Gempa Sendai - Jepang, 2011 Gempa Christchurch - Selandia Baru, 2010 2011
Bearing Capacity Loss Flow Failure
Gempa Niigata - Jepang, 1964 Gempa Daly City - AS, 1957
Likuifaksi di Indonesia
dan
Studi Kasus Likuifaksi
Gempa Palu 2018
Sejarah Likuifaksi di Indonesia
Aceh 2004

Padang 2009 Palu, September 2018

Solok 2007 Poso, Mei 2017

Nias 2005

Mentawai 2010

Bengkulu 2000 2007

Tasikmalaya 2009
Yogyakarta 2006
Lombok, Agustus 2018
Peta Bahaya Likuifaksi 2012 vs Kejadian Sept 2018

Balaroa

Petobo

Jono Oge
Likuifaksi Palu, 28 September 2018
Video Satelit Likuifaksi Balaroa - Palu
Mitigasi
Bencana
Likuifaksi
Mitigasi Non-Struktural Mitigasi Struktural

1. Pemetaan daerah bahaya likuifaksi 1. Menghindari daerah bahaya likuifaksi


(zona merah)

2. Database geoteknikal nasional 2. Teknik ground improvement

3. Peningkatan jaringan akselerograf 3. Teknik fortifikasi struktur bangunan


LIQUEFACTION HAZARD ASSESSMENT
Datasets Metode Output

• Bore-logs: CPT, • Suseptibilitas • Peta Tingkat Bahaya


SPT, SWS, dll Likuifaksi Likuifaksi
• Peta Geologi • Peta perencanaan
• Probabilistic penggunaan lahan
• Peta Tanah liquefaction hazard: berbasis bencana
• Data Topografi berdasarkan skenario • Rekomendasi struktur
guncangan gempa bangunan

INFORMASI: KRITERIA LIKUIFABEL:


- Geomorfologi
- Usia tanah/sedimen TUJUAN:
- Material bawah
- Muda & Longgar
permukaan tanah (holosen)
Mitigasi bencana
(litologi) - Lanau halus kohesif
gempabumi dan likuifaksi
- Model Unconfined atau pasir halus
Groundwater Surface - Jenuh air
Contoh Dataset:

Data CPT Geomorphologi Topografi LiDAR


Contoh Dataset:

Data Tabel Air Tanah Data Peak Ground Acceleration


Contoh Dataset:

Metode Geologi: Logging/Trenching Metode Geofisika: GPR, ERT


Contoh Peta Bahaya Likuifaksi dan
Perencanaan Penggunaan Lahan
Pembagian Zona:
- Merah
Tidak dapat ditempati lagi
- Abu-abu
Tidak ada potensi likuifaksi
- Biru
Potensi Likuifaksi ringan
hingga sedang – perbaikan
pondasi
- Orange
Potensi Likuifaksi sedang
hingga berat – site assessment
Contoh: Christchurch, Selandia Baru dan perbaikan pondasi
Ground Improvement (Science Trial)
Kesimpulan & Saran
1. Likuifaksi terjadi karena tanah yang tersaturasi dengan
air akibat goncangan gempa.
2. Perlu adanya mitigasi baik secara struktural maupun non-
struktural untuk meminimalisir potensi kerugian akibat
bencana likuifaksi.
3. Likuifaksi seharusnya dijadikan pertimbangan dalam
aspek perencanaan tata guna lahan (lokal maupun
regional), IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), Building Code,
dsb.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai