Anda di halaman 1dari 6

“PEMBERLAKUAN OTONOMI DAERAH

DAN FENOMENA PEMEKARAN


WILAYAH DI INDONESIA”
OLEH :
• ADELFENI TULLE MERYANTI NDAPA
• ARKADIUS LEU KAMALERA SENDELAS C. O BUNGA LAY
• BELONYA DACOSTA SERLLY D. PAH
• CASTRY RAMBU A. DAUKI STEFEN BIAF
• FEBY S. TANAOS VALERIA KEBAN
• FLEGON G. A. MNUNE YAYU M. E. NEOLAKA
• FRANSISKA R. MONIZ

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEMESTER VI
PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah (PP) 129 Tahun 2000 menyebutkan bahwa pembentukan,


pemekaran, penghapusan dan penggabungan Daerah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui:
 Peningkatan pelayanan kepada masyarakat
 Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi
 Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah
 Percepatan pengelolaan potensi daerah
 Peningkatan keamanan dan ketertiban
 Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah
Berdasarkan judul artikel diatas maka kami menjadikan kabupaten Malaka
sebagai fokus kajian kami.
KAJIAN PUSTAKA
Hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
Otonomi pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
Daerah

Pemekaran Pemekaran daerah di Indonesia adalah pembentukan wilayah


administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari
Daerah induknya. Landasan hukum terbaru untuk pemekaran daerah di
Indonesia adalah UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
METODOLOGI

• Pendekatan Kajian • Studi Literatur, yaitu


pengumpulan informasi yang Kabupaten Malaka merupakan
• Bidang Kajian. Bidang kajian
diperoleh dari sumber bacaan salah satu kabupaten di provinsi
dalam hal ini adalah
berupa buku- buku dan materi – Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
mengenai otonomi daerah dan
materi tentang otonomi daerah Malaka merupakan hasil
pemekaran daerah di Indonesia
dari internet pemekaran dari kabupaten Belu
• Lokasi Kajian. Lokasi kajian
• Keabsahan Data yaitu sumber – yang disahkan dalam sidang
disini adalah Kabupaten Malaka
sumber yang berupa peraturan Paripurna DPR RI pada 14
yang merupakan daerah
pemerintah dan UU tentang Desember 2012 di gedung DPR RI
pemekaran baru
otonomi daerah maupun tentang Rancangan UU Daerah
• Fokus Kajian. Pemekaran dan
pemekaran daerah. Otonomi Baru (DOB). Dengan
pembentukan kabupaten Malaka
• Wawancara Wawancara dasar hukum UU No. 3 Tahun 2013.
• Bentuk dan Strategi Kajian
dilakukan via telepon dengan Kabupaten Malaka beribukotakan
• Populasi dan Sampel. Populasi
salah satu warga Malaka Betun dengan luas wilayah
penelitian yaitu seluruh
1.160,63 km2 dan populasi total
kabupaten di wilayah Nusa
186.622 jiwa yang terbagi dalam
Tenggara Timur sedangkan yang
13 kecamatan dan 127 kelurahan.
menjadi sampelnya adalah
kabupaten Malaka.
• Sumber Data. Sumber data
diperoleh dari studi literatur,
keabsahan data dan wawancara
Lanjutan

• Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.
• Pemekaran daerah di Indonesia adalah pembentukan wilayah administratif baru di
tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten dari induknya.
• Landasan hukum terbaru untuk pemekaran daerah di Indonesia adalah UU No 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
• Kabupaten Malaka sebagai fokus kajian merupakan salah satu kabupaten di
provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia merupakan hasil pemekaran dari
kabupaten Belu yang disahkan dalam sidang Paripurna DPR RI pada 14 Desember
2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Dengan
dasar hukum UU No. 3 Tahun 2013. Kabupaten Malaka beribukotakan Betun
dengan luas wilayah 1.160,63 km2 dan populasi total 186.622 jiwa yang terbagi
dalam 13 kecamatan dan 127 kelurahan.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai