Anda di halaman 1dari 10

HUKUM OTONOMI DAERAH

DOSEN PENGAMPU : RIZKAL, S.H.I., M.H.

KELOMPOK 2 :  Risaldo (220106081)


PERTEMUAN KE-6  Imam Aswad (220106096)
 Rasyid Alfarisi (220106104)
 Rizki Maulana(220106101)
 M. Daffa Al Hafiz (220106116)
PEMEKARAN
DAERAH
DASAR HUKUM
Pemekaran daerah di Indonesia didasari oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini mengatur mengenai
pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah. Pasal 32 hingga Pasal
46 dari Undang-Undang tersebut mengatur mengenai syarat-syarat pemekaran
daerah dan faktor terjadinya pemekaran daerah. Selain itu, terdapat juga aturan
terkait tata cara pembentukan, penghapusan, dan penggabungan daerah dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Syarat-syarat pemekaran wilayah
termasuk ibukota, kewenangan, penunjukan pejabat kepala daerah, pengisian
keanggotaan DPRD, pendanaan, peralatan, dan dokumen, serta perangkat
daerah. Undang-undang ini bertujuan untuk mewujudkan bentuk identitas
daerah yang berbeda atau sebagai akibat reaktif perlakuan daerah induk yang
tidak adil.
 Pengembangan daerah adalah upaya untuk
meningkatkan kapasitas daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan
kompetensi teknis, manajerial, sosial kultural, dan
pemerintahan. Pengembangan daerah juga
meliputi pengkajian program pembangunan di
daerah, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
PENGEMBAN daerah di bidang penelitian serta pengembangan,
GAN dan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan
DAERAH kesejahteraan masyarakat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah merupakan perangkat
daerah di Provinsi Jawa Barat yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan perumusan
kebijakan. Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik
Indonesia juga memiliki Badan Pengembangan
dan Informasi Desa yang bertugas untuk
mempercepat pelaksanaan tahapan kegiatan desa
cerdas dan regulasi desa.
 Pengembangan daerah otonomi melibatkan pelimpahan kewenangan dan
tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Hal ini
mencakup fasilitasi bidang tata pemerintahan, koordinasi, dan pelayanan
administratif dalam pengembangan otonomi daerah, serta penataan urusan,
evaluasi, dan penyelenggaraan pemerintahan. Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia telah berlangsung selama lebih dari satu dasawarsa dan bertujuan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, pemerataan
pembangunan, dan mandiri dalam pengelolaan sumber daya. Otonomi daerah
juga diarahkan pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemberdayaan daerah secara optimal. Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah merupakan salah satu perangkat daerah yang terlibat
dalam pelaksanaan pengkajian program pembangunan di daerah.
 Penghapusan daerah adalah proses pencabutan status sebagai
daerah provinsi atau daerah kabupaten/kota. Penghapusan daerah
dilakukan setelah melalui proses evaluasi terhadap
penyelenggaraan pemerintahan. Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
penghapusan dan penggabungan daerah dilakukan setelah
melalui proses evaluasi terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.Penghapusan daerah harus dilakukan dengan

PENGHAPU seksama agar terdapat keteraturan pembentukan daerah yang


efektif dan efisien. Proses penghapusan daerah harus melalui
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, seperti aspirasi
SAN masyarakat, demokrasi, pemerataan, keadilan, dan keklusunan
suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
DAERAH Indonesia.Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
merupakan perangkat daerah yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang penelitian serta pengembangan. Badan ini juga
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan perumusan
kebijakan daerah, seperti pengkajian Program Pembangunan di
daerah.Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 1950 tentang
Penghapusan Daerah Banjar Sebagai Daerah Bagian Republik
Indonesia Serikat dan Menggabungkan Daerah Banjar adalah
contoh penghapusan daerah.
 Penghapusan daerah otonomi adalah proses penghapusan kewenangan dan
tanggung jawab yang telah diberikan kepada daerah otonom. Proses ini dilakukan
setelah melalui proses evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
penghapusan dan penggabungan daerah otonom dilakukan setelah melalui proses
evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan.Penghapusan daerah otonom
harus dilakukan dengan seksama agar terdapat keteraturan pembentukan daerah
otonom yang efektif dan efisien. Proses penghapusan daerah otonom harus
melalui prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, seperti aspirasi masyarakat,
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan keklusunan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pemekaran daerah adalah sarana, bukan
tujuan, untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah, yang merupakan sarana untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
ADAPUN
CONTOH DARI
PENGEMBANG
AN DAERAH
DAN
PENGHAPUSA
N DAERAH
CONTOH PENGEMBANGAN
DAERAH :
Contohnya adalah proyek intensifikasi
pertanian yang menghasilkan hasil tani
melimpah. Teknologi dan tatacara Bertani
dimoderenkan. Petani bisa panen dua-tiga
kali setahun. Banyak petani berangkat haji.
Ilmuwan menyebutnya revolusi hijau. Dari
uraian yang dikemukakan, maka dapat
menemukan model pengembangan daerah
tertinggal dalam upaya percepatan
pembangunan.
 Penghapusan pemekaran daerah dapat terjadi
ketika daerah yang bersangkutan dinyatakan
tidak mampu menyelenggarakan otonomi
daerah. Sebagai contoh, dalam sejarah
pemekaran daerah di Indonesia, terdapat kasus
CONTOH penghapusan daerah yang terjadi ketika
daerah tersebut tidak mampu memenuhi
PENGHAPU persyaratan otonomi daerah. Selain itu,
terdapat juga kasus penghapusan piutang
SAN daerah yang diatur dalam peraturan
pemerintah, di mana piutang negara/daerah
DAERAH : dapat dihapuskan secara bersyarat atau mutlak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Namun, dalam konteks pemekaran daerah,
penghapusan daerah biasanya terkait dengan
ketidakmampuan daerah tersebut dalam
menyelenggarakan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai