Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Risaldo

NIM : 220106081

PRODI : Ilmu Hukum

MATKUL : Studi Syari’at Islam di Aceh

DOSEN : Musfira, M.A.

Apakah syari’at Islam di Aceh sudah berjalan dengan semestinya ?

Contoh : Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Minuman Khamar (Miras) dan
Sejenisnya

PENDAHULUAN

Khamar adalah minuman memabukkan. Khamar dalam bahasa Arab berarti “menutup”
kemudian dijadikan nama bagi segala yang memabukkan dan menutup aurat. Minuman khamar
menurut bahasa Al-quran adalah minuman yang terbuat dari biji-bijian atau buah-buahan yang
melalui proses begitu rupa sehingga dapat mencapai kadar minuman yang memabukkan.
Dalam sistem hukum di Indonesia sudah dijelaskan hukuman bagi peminum khamar, kemudian
juga dalam qanun dan juga dalam As-sunnah. Tapi jika kita lihat lagi masih lemahnya jenis
hukuman yang diberikan, padahal tentang hukuman bagi peminum Khamar tersebut sudah
dijelaskan dalam sunnah. Maka oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dijelaskan lagi tentang
jenis hukuman bagi peminum Khamar, baik dari segi Hadis, Qanun dan juga Perundang-
undangan.

Budaya minum minuman keras memang sejak dahulu, tidak hanya di Bali, bahkan di
Aceh juga melakukan perbuatan tersebut. Semakin lama hal tersebut terjadinya perubahan nilai
terhadap minuman keras di masyarakat, minuman keras yang secara hukum maupun agama
dianggap hal yang tidak baik. Akibat kebiasaan minum tersebut maka timbullah dampak-
dampak terutama yang bersifat negatif dalam hal sosial, ekonomi dan terutama adalah
kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Dampak yang di timbulkan misalnya mulai dari
meningkatnya kasus kriminal terutama perkelahian remaja, sehingga meresahkan masyarakat
warga sekitar, timbulnya kesenjangan antara kaum peminum tua dan remaja. Jika diperhatikan
bentuk fisik dari para peminum mulai berubah, perut mereka menjadi buncit dengan kantung
mata hitam pertanda sering minum minuman keras dan kurang tidur.

Allah mengutuskan Nabi Muhammad saw untuk membawa wahyu darinya agar di
sampaikan kepada seluruh manusia sebagai petunjuk kehidupan manusia. Kehidupan yang
ditunjukkan oleh Allah melalui wahyu tersebut adalah kehidupan yang mulia, dan untuk
menjaga kemuliaan manusia setelah diciptakan dalam keadaan sebaik baiknya. Orang yang
enggan mengikuti petunjuk hidup Allah ini akan terjerumus kedalam kehinaan yang sehina
hinanya, “Telah kami ciptakan manusia dalam sebaik baik bentuk, kemudian kami kembalikan
kepada tempat yang serendah rendahnya” (Q.S. At-Thin : 5-6).

Salah satu faktor yang menjadikan manusia lebih mulia di bandingkan dengan makhluk
lainnya adalah karena ia mendapat karunia akal. Sebab itu untuk memelihara kemuliaan mausia
ini, Allah sangat memperhatikan kesehatan akal, sebagai bukti perhatian itu, Khamar (minuman
keras) yang menyebabkan kerusakan akal atau menyebabkan fungsi akal terganggu dan
diharamkan oleh Allah.

PEMBAHASAN

Khamar adalah minuman memabukkan. Khamar dalam bahasa Arab berarti “menutup”
kemudian dijadikan nama bagi segala yang memabukkan dan menutup aurat. Minuman khamar
menurut bahasa Al-quran adalah minuman yang terbuat dari biji-bijian atau buah-buahan yang
melalui proses begitu rupa sehingga dapat mencapai kadar minuman yang memabukkan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 Tahun 1997 yang memberi pengertian
minuman keras (minuman memabukkan) adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan
obat, dan mempunyai kadar alkohol yang berbeda-beda.

Menurut istilah sebagaiman diungkapkan Sayyid Sabiq, khamar ialah cairan yang
dihasilkan dari peragian biji-bijian atau buah-buahan dan mengubah dari patinya menjadi
alkohol dengan menggunakan katalisator (enzim) yang mempunyai kemampuan untuk
memisahkan unsure-unsur tertentu yang berubah melalui proses peragian.

Dasar hukum pelanggaran khamar di dalam Al-quran yaitu pada surat Al-maidah ayat
90. Yang berbunyi :
َ‫شي ْٰط ِنََفاجْتنِب ُْوهََُلعلَّ ُك ْمََت ُ ْف ِل ُح ْون‬
َّ ‫ََم ْنََعم ِلََال‬ ِ ‫اَالخ ْم ُرََو ْالم ْيس ُِرََو ْاْل ْنصابََُو ْاْل ْزْل ُم‬
ِّ ِ ‫ََرجْس‬ ٰ ‫ٰ ْٓيايُّهاَالَّ ِذيْن‬
ْ ‫ََامنُ ْْٓواَاِنَّم‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.

.‫سكَرََفَ َُهوََحَرَا َُم‬


َْ َ‫بَا‬ َُّ ‫نَ َْالبَتَْ َِعَفَقَلََ َُك‬
َِ ‫لَشَرَا‬ َْ َ‫هللاَعل ْيهَِوسلَّمَع‬
ِ َ‫هللاَصلَّى‬
ِ َُ‫س ْول‬
ُ ‫سئِلَر‬
ُ َ‫ت‬ ََّ َّ ‫َا‬
ْ ‫نَعََِائشَةََقال‬
Artinya: Diriwayatkan dari sayyidatina Aisyah ra. Katanya : Rasulullah saw pernah ditanya
tentang minuman yang dibuat dari madu arak. Baginda menjawab : setiap minuman yang
memabukkan adalah haram.

Alquran tidak menjelaskan tentang hukuman bagi peminum khamar, dan tidak pula
ditemukan secara tegas dalam hadis mengenai ketentuan hukumannya. jenis hukuman yang
diterapkan terhadap peminum Khamar berupa dera (cambuk) yang dilakukan sebanyak empat
puluh kali, sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah Saw. berdasarkan praktek inilah, para
ulama kemudian menetapkan bahwa minum khamar termasuk dalam kategori hudud, yaitu
jenis-jenis kejahatan yang telah ditentukan kadar hukumannya (‫)عقوبة مقدرة‬. Menurut pedapat
Hanafi dan Maliki hukuman yang diterpakan terhadap peminum Khamar adalah hukuman
cambuk sebanyak delapan puluh kali, dan menurut Syafi’I hukumannya sebanyak empat puluh
kali. Sanksi tersebut dikenakan kepada para pemakai yang telah mencapai usia dewasa dan
berakal sehat, bukan atas keterpaksaan, dan mengetahui kalau benda yang dikonsumsinya itu
memabukkan. Berdasarkan syarah yang diberikan oleh Ibn al-Arabi ini, dapt ditarik suatu
kesimpulan bahwa minum Khamar termasuk kategori hudud. Pengurangan hukuman berupa
cambuk tidak boleh dikurangi, karena telah menjadi sunnah Nabi. Sebaliknya, penambahan
hukuman dapat dilakukan jika dalam keadaan mabuk seseorang melakukan perbuatan lain yang
melanggar aturan agama.

Mengenai hal di atas, di dalam KUHP memberikan sanksi atas pelaku (pengguna
khamar) hanya jika sampai mabuk dan mengganggu ketertiban umum, yakni kurungan paling
lama tiga hari hingga paling lama tiga bulan (pasal 536). KUHP juga memberikan sanksi atas
orang yang menyiapkan atau menjual Khamar, sanksi hukuman kurungan dimaksud, paling
lama tiga minggu (pasal 537), apalagi jika yang diberi minuman adalah anak dibawah umur 16
tahun (pasal 538 sampai 539).
Sanksi Hukuman untuk peminum Khamar dari segi Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Nomor 12 Tahun 2013 tentang minuman khamar dan sejenisnya.

1. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, diancam
dengan uqubat hudud 40(empat puluh) kali cambuk.
2. Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagalamana dimaksud dalam Pasal 6 samiai
Pasal 8 diancam dengan ‘Uqubat ta’zir berupa kurungan paling lama 1 (satu) tahun,
paling singkat 3 (tiga) bulan darlatau denda paling banyak Rp 75.000.000,- (tujuh puluh
lima juta rupiah), paling sedikitRp 25.000.000,- (dua puluh lIMA juta rupiah).
3. Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah jarimah
hudud.
4. Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai Pasal 8
adalah Jarimah ta’zir.

CONTOH KASUS

Di kutip dari DETIKNEWS, kasus miras di Aceh, pria Nonmuslim di cambuk 36 kali, berikut
pembahsannya :
Aceh - Seorang lelaki nonmuslim berinisial JS dicambuk sebanyak 36 kali karena
tersandung kasus khamar (minuman keras). Dia dieksekusi setelah meminta agar dijatuhkan
hukuman sesuai dengan Qanun Jinayah yang berlaku di Aceh.
Prosesi cambuk digelar di Masjid Baitussalihin, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Jumat
(19/1/2018) dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. JS dipanggil paling terakhir setelah sembilan
terpidana lain dicambuk. Saat eksekusi digelar, JS dibawa keluar dari masjid dan mengenakan
pakaian putih yang sudah disiapkan.
Eksekusi terhadapnya sempat terhenti beberapa saat. Dia menyerah karena tidak tahan.
Namun setelah diberi air mineral dan diperiksa kesehatan, cambuk terhadapnya dilanjutkan.
Algojo mengayun rotan sesuai hitungan jaksa hingga sabetan terakhir.
"Yang dicambuk hari ini ada 10 orang. Satu di antaranya kasus khamar (minuman keras)
yang melibatkan seorang laki-laki nonmuslim," kata Kepala Bidang Penegakkan Hukum
Syariat Islam, Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh Evendi saat dimintai konfirmasi detikcom.
JS divonis bersalah oleh Mahkamah Syariah Kota Banda Aceh karena melanggar
Qanun Jinayah Aceh pasal 16 ayat 1 tentang Khamar. JS ditangkap beberapa bulan lalu oleh
personel Polda Aceh.
Qanun Jinayah Aceh yang mulai berlaku sejak 2015 lalu ini juga berlaku untuk
nonmuslim, namun mereka tetap diberikan kelonggaran. Jika membuat pelanggaran syariat
Islam di Aceh, maka mereka dapat memilih hukum yang akan dikenakan. Warga nonmuslim
dapat memilih hukuman berdasarkan Undang-undang Pidana atau Qanun.
Jika pelanggaran yang dilakukan nonmuslim tidak diatur di dalam undang-undang
pidana, maka kasus tersebut akan diserahkan pada penyidik dan juga hakim Mahkamah Syariat
untuk memutuskannya. Qanun yang akan disahkan pada 2014 lalu ini juga sudah
dikoordinasikan dengan Mahkamah Agung (MA), Menko Polhukam, Mendagri dan juga
disepakati oleh semua fraksi di DPRA.
Pada eksekusi cambuk hari ini, selain JS, algojo juga menghukum AI, germo yang
ditangkap Polresta Banda Aceh pada Oktober 2017 silam. Selain itu, terpidana lain yang
eksekusi yaitu terkait kasus ikhtilat (bercumbu) satu pasangan, dan judi enam orang.
"Judi kasus di Fundland jalan Panglima Polim Banda Aceh. Yang kasus judi lima orang
laki-laki dicambuk lima kali dan seorang perempuan dicambuk dua kali," jelas Evendi.

Adapun contoh foto tentang orang yang melakukan minum khamar ( minuman keras ), berikut
fotonya :
PENUTUP

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 Tahun 1997 yang memberi pengertian
minuman keras (minuman memabukkan) adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukan
obat, dan mempunyai kadar alkohol yang berbeda-beda. Pada masa Rasul, hadd peminum
khamar adalah hukuman dera sebanyak empat puluh kali dan sunnah ini tetap diikuti oleh Abu
Bakr dan Umar ibn Khattab. Dalam perundang-undangan hukuman minuman khamar yakni
kurungan paling lama tiga hari hingga paling lama tiga bulan (pasal 536). KUHP juga
memberikan sanksi atas orang yang menyiapkan atau menjual Khamar, sanksi hukuman
kurungan dimaksud, paling lama tiga minggu (pasal 537), apalagi jika yang diberi minuman
adalah anak dibawah umur 16 tahun (pasal 538 sampai 539). Dalam Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 12 Tahun 2013 tentang minuman khamar dan sejenisnya. Pasal 26
disebutkan hukuman bagi peminum khamar yaitu uqubat hudud 40(empat puluh) kali cambuk.

Anda mungkin juga menyukai