Keluhan Utama
Demam mulai turun hari ke delapan
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie dengan keluhan demam sejak ± 5
hari sebelum masuk rumah sakit yang timbul secara tiba-tiba. Demam dirasakan naik turun
tetapi suhu tubuh terasa masih tinggi. Demam muncul terus menerus dan setiap sore hari
selalu meninggi. Keluarga pasien juga mengeluhkan BAB cair sejak ± 3 hari. Ibu pasien
mengatakan jika anak diberikan sufor selanjutnya anak akan BAB cair. BAB tidak ada
ampasnya, ada lendir dan berwarna hitam. Keluhan lain yang menyertai yaitu pasien tampak
lemas, enggan membuka mata, enggan makan minum, mata tampak cekung, luka pada
mukosa bibir, bintik bintik di badan, nyeri kepala, nyeri tangan dan kaki, muka dan tangan
tampak bengkak, kencing sedikit. Ibu pasien menyangkal ada keluhan nyeri perut, muntah,
sesak, mimisan, gusi berdarah, pucat, kuning, tidak ada air mata saat menangis. Ibu pasien
mengatakan bahwa tidak ada orang yang serumah ataupun tetangga yang mengalami hal yang
serupa.
LAPORAN KASUS
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat MRS sebelumnya
tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan serupa sebelumnya.
Imunisasi
Kesadaran : Komposmentis
Berat Badan : 10 kg
Panjang Badan : 96 cm
Paru
Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan simetris, retraksi supra sternum (-), retraksi
supraclavicula (-),
Palpasi : Pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronkovesikuler, Stridor (-), Ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tampak pada ICS 4 midklavikula sinistra
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 4 midklavikula sinistra
Perkusi : Normal pada batas jantung
Auskultasi : S1S2 kesan normal,murmur (-),gallop (-)
LAPORAN KASUS
Abdomen
Inspeksi : Flat, scar (-)
Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (+), organomegali (-), turgor kembali cepat
Perkusi : Timpani, acites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas
Ekstremitas superior : Akral dingin, pucat (-/-), edem (-/-), petekie (+)
Ekstremitas inferior : Akral dingin, pucat (-/-), edem (-/-), petekie (-)
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium 02/08/2019
Hemoglobin 11.4 g/dl 10.3 g/dl 10.7 g/dl 10.8 g/dl 9.0 g/dl 14,0 – 18,0 g/dl
INR 0.98 - - - - -
Albumin - - - - - 3,5 – 5,5 g/dL
Evaluasi Hasil
Eritrosit Normositik normokrom + mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis
ovalosit (+), normoblast (-)
Leukosit Jumlah normal, L>PMN, limfosit atipik (+) monosit meningkat, sel
muda (-)
Visite dr. Sp. A 04/08/19 (10.00) Visite dr. Sp. A 05/08/19 (10.00)
Cek kalsium dan GDS Aff NGT
Tatalaksana lanjut Stop dopamin
Transamin 125 mg/8 jam/IV Aff Nasal Kanul
Neo K 2 mg/24 jam/IM IVFD RL 15 cc/jam
Transfusi PRC 100 ml/dalam 4 Cek DL/12 jam
jam Chloramphenicol tetes mata
Cek DL/4 jam
Pindah PICU Visite dr. Sp. A 06/08/19 (10.00)
Aff Kateter
Konsul dr. Sp. A 04/08/19 Aff infus
(15.00) Pasien boleh KRS sore
Bolus D10% 20 cc
Ca Glukonas 10 cc dalam 1 kolf
RL (1x) (Kecepatan 30 cc/jam)
TINJAUAN PUSTAKA
• Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae,
dengan genusnya adalah Flavivirus (Kemenkes RI,2015). Virus mempunyai empat
serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini
secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe
virus dengue (Kemenkes RI, 2015).
• Epidemiologi
Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang paling banyak
melaporkan kasus DBD. Pada epidemik tahun 2000, sekitar 82% pasien DBD yang
dirawat inap adalah orang dewasa, sedangkan semua kematian akibat DBD dialami
oleh anak-anak berumur diatas 5 tahun (Soedarmo, 2012).
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
• Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus) dan sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 50 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4x106 (WHO,2011; Soedarmo, 2012)
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.
Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype
terbanyak
TINJAUAN PUSTAKA
• Patogenesis
Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan
patofisiologi yang dominan, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang
mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD
terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma kedalam rongga pleura dan
rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat dalam 24-28 jam (Soedarmo,
2012).
Derajat II
Gejala yang ada pada tingkat I ditambah dengan perdarahan spontan. Perdarahan
bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun (<20mmHg) atau hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab dan
penderita gelisah.
Derajat IV
Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diperiksa.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
• Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemui
limfositosis relatif ( > 45% dari leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru
(LPB) > 15% jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
• Trombosit umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3 – 8 akibat depresi
sumsum tulang
• Hematokrit yaitu kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
penigkatan hematokrit ≥ 20 % dari hematokrit awal. Sering ditemukan mulai hari
ke 3
• Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue :
IgM terdeteksi mulai hari ke 3 – 5, meningkat sampai minggu ke 3 dan
menghilang setelah 60 – 90 hari
IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke 2 (Depkes RI. 2005)
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan Penunjang
b. Pencitraan
Pada pemeriksaan radiologi dan USG kasus DBD, terdapat beberapa
kelainan yang dapat dideteksi yaitu, efusi pleura, efusi perikard, hepatomegali,
cairan dalam rongga peritoneum (Kemenkes RI. 2005)
Teori Kasus
Suhu biasanya tinggi (>390C), kadang suhu Suhu tubuh 36.6oC per axila
mungkin setinggi 40-410C.
TD 80/50 mmHg
Hipotensi dengan rentang sistol dan diastol
yang sempit Nadi 116 x/menit, lemah
Nadi cepat dan lemah Perdarahan spontan berupa petekie dan
Perdarahan kulit seperti uji tourniquet (rumple
perdarahan mukosa serta perdarahan saluran
leede) positif, petekie, purpura, ekimosis, dan
perdarahan konjungtiva. pencernaan
Perdarahan lain epistaksis, perdarahan gusi, Akral hangat
melena, dan hematemesis. CRT <2 detik
Hepatomegali
DBD grade III ditandai dengan demam diserai Mata enggan membuka
gejala tidak khas dengan perdarahan spontan di UO hanya sekitar 400 cc sejak dari IG hingga
kulit dan atau perdarahan lain ke ruangan (3 hari)
Letargi
Takipneu
Nadi cepat dan lemah
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
Leukosit normal, leukopenia atau Terjadi leukopenia hingga hari ke 2
leukositosis
MRS, selanjutnya leukosit normal
Trombositopenia
Peningkatan hematokrit 20% atau hingga pulang
lebih dibandingkan nilai Trombosit terus rendah hingga hari ke
hematokrit pada masa sebelum
3 MRS, namun hari ke 4 trend
sakit atau masa konvalesen
trombosit pada pemeriksaan serial DL
meningkat hingga 76.000 / mm3
Hematokrit pertama kali diperiksa 39.0
% di IGD, terjadi inflasi selama 5 hari
MRS dimana nilai terendah pernah
27.5 % dan nilai tertinggi yaitu 38.9 %.
PEMBAHASAN Diagnosis
Teori Kasus
Demam
Demam mendadak terus menerus 2-7 hari tanpa sebab yang jelas. Tipe
Demam 7 hari, hari ke 8 menurun
demam bifasik (saddleback). Mialgia dan cephalgia
Manifestasi perdarahan, salah satu tergantung :
• Uji torniquet (+) Trombositopenia
• Petechie, ekhimosis ataupun purpura
• Perdarahan mukosa traktus gastrointestinal, epistaksis, perdarahan gusi
Ptekia, perdarahan mukosa dan
• Hematemesis dan melena
traktus gastrointestinal (+)
Hepatomegali
Nyeri kepala, mialgia, arthralgia, dan nyeri retroorbital Mata cekung
Kriteria Laboratorium
Trombositopenia (trombosit < 100.000 /ul) Urin sedikit
Hemokonsentrasi ( Peningkatan Ht ≥20% atau penurunan Ht ≥20% setelah
mendapat terapi cairan).
Letargi
Efusi pleura / pericardial, asites, hipoproteinemia Takipneu
Tanda Shock
Takikardi, nadi cepat dan kecil Nadi cepat dan lemah
Nadi tidak teraba & tekanan darah tidak terukur
Takipneu
Produksi urin menurun
Tekanan nadi <20 mmHg atau hipotensi
CRT > 2 detik
Kulit dingin
Produksi urin menurun
Anak gelisah
PEMBAHASAN Penatalaksanaan
Teori Kasus
Untuk cairan diberikan cairan maintenace Dilaksanakan loading cairan yang hilang dan
seseuai dengan berat badan dan cairan loading maintenance dikarenakan syok hipovolemik
untuk mengganti yang hilang PCT syrup 3 x 1 cth
Transfusi dapat dilakukan jika shock belum Pesidii syrup 3 x ½ cth
teratasi Memasang DC, OGT dan O2 NK
Untuk demam bisa diberikan dengan obat SP Dopamin 150 mg dalam 50 cc D%%