Anda di halaman 1dari 39

GLAUKOMA

M O H A M M A D M A K K I ( 1 7 / 4 1 1 9 3 8 / FA / 1 1 3 6 7 )
R I F K A U LU L I L M A ( 1 7 / 4 1 1 9 4 7 / FA / 1 1 3 7 6 )
R O S A D E S I M A S I H O M B I N G ( 1 7 / 4 1 1 9 4 9 / FA / 1 1 3 7 8 )
S I FA A U L I A P U T R I ( 1 7 / 4 1 1 9 5 3 / FA / 1 1 3 8 2 )
W I L FA N I B A D U R R A H M A N ( 1 7 / 4 1 1 9 5 8 / FA / 1 1 3 8 7 )
GLAUKOMA
Penyakit mata dengan ditandai meningkatanya tekanan intraokuler (TIO) yang
disertai oleh pencengkungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.
Tekanan intraokular adalah tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap
dinding bola mata dan sangat bervariasi pada orang normal dan penderita
miop.(Rasyidah & Yunani, 2011)
Sumber: Rasyidah, dan Yunita, 2011, Pengukuran Tekanan Intraokular pada Mata Normal Dibandingkan dengan Mata Penderita Miop sebagai Faktor Risiko
Glaukoma, Jurnal Mutiara Medika Vol. 11 No 3
GLAUKOMA
Glaukoma primer(susut terbuka & sudut tertutup)
Galukoma sekunder(katarak)
Galukokma konginetal
Glaukoma absolut
Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Gejala : Mata putih kabur & melihat seperti dalam terowongan
Tanda-tanda : TIO>22 mmHg , penyempitan lapang pandang
Patofiologi : degenerasi trabekel, kanal Schklemm & aspek genetik
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Patofisiologi : blok pupil
Tanda-tanda : TIO Meningkat, Buta keratopati, bilik mata dangkal
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaucoma yang diketahui penyebabnya
Kelainan : saluran keluar aqueous(myopia), sudut bilik mata
depan(goniosinekia),
Glaukoma Kongeniotal
Glaukoma kongenital timbul saat lahir sebab kelainan perkembangan sudut bilik
depan yang menghambat aliran akuos humor.
Patofisiologi : ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork,
anomali segmen luas.
Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaucoma yang mana sudah terjadi beutaan total,
akibat tekanan bola mata berefek ganguan fungsi.
Tujuan Terapi POAG
Mencegah hilangnya fungsi penglihatan lebih lanjut
Meminimalkan efek samping terapi yang berdampak pada penglihatan pasien, kesehatan, dan
kualitas hidup
Menjaga IOP pada atau di bawah tekanan yang mana kerusakan saraf optic tidak memungkinkan
untuk terjadi
Mendidik dan melibatkan pasien dalam memanajemen penyakit mereka
Tujuan Terapi PACG
Mempertahankan fungsi visual dengan mengendalikan peningkatan IOP
Mencegah kerusakan saraf optic
Mengelola dan mencegah serangan akut penyempitan sudut
“Arah terapi saat ini adalah
mengubah aliran dan
produksi aqueous humor
yang merupakan penentu
utama IOP”
Tatalaksana Terapi Glaukoma
GLAUKOMA ADALAH SUATU PENYAKIT YANG SERIUS
YANG DAPAT MENYEBABKAN KEBUTAAN. SAYANGNYA
SAMPAI SAAT INI BELUM ADA PENGOBATAN YANG
DAPAT MENYEMBUHKAN GLAUKOMA SECARA TOTAL.
KERUSAKAN SARAF YANG SUDAH TERJADI JUGA SULIT
UNTUK DIPULIHKAN. OLEH KARENA ITU DETEKSI DINI
DAN TATALAKSANA YANG TEPAT SANGATLAH PENTING.
“Banyak pasien yang menduga glaukoma
telah sembuh begitu tekanan bola mata
turun ke kisaran normal baik dengan obat
ataupun operasi. Kenyataannya glaukoma
hanya bisa dikontrol, namun tidak bisa
disembuhkan. Terkadang perlu dilakukan
penyesuaian obat atau tindakan tambahan
tergantung kondisi glaukoma atau
progresivitas penyakit.”
Terapi Farmakologis
POAG
β-Adrenergic Blocking Agents
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Relative β1 - Generic Larutan 0,5 1 tetes, 2 kali
Betaxolol
selective Betoptic-S Suspensi 0,25 sehari
1 tetes, 2 kali
Carteolol Tidak Selektif Generic Larutan 1
sehari
1 tetes, 2 kali Mengurangi
Levobunolol Tidak Selektif Betagan Larutan 0,25; 0,5 produksi
sehari
Aqueous
1 tetes, 2 kali Humor dari
Metipranolol Tidak Selektif OptiPranolol Larutan 0,3
sehari badan siliari
Timoptic,
1 tetes, 1-2
Betimol, Larutan 0,25; 0,5
Timolol Tidak Selektif kali sehari
Istalol
Timoptic-XE Larutan Gel 0,25; 0,5 1 tetes sehari
Nonspecific Adrenergic Agonists
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Meningkatka
Epinephrine 1 tetes, 2 kali n aliran keluar
Dipivefrin Propine Larutan 0,1
prodrug sehari Aqueous
Humor
α2-Adrenergic Agonists
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Mengurangi
Specific α2 - 1 tetes, 3 kali produksi
Apraclonidine Iopidine Larutan 0,5; 1
agonists sehari Aqueous
Humor
Mengurangi
produksi
Aqueous
Specific α2 - 1 tetes, 2-3
Brimonidine Alphagan P Larutan 0,15; 0,1 Humor,
agonists kali sehari
meningkatkan
aliran
uveoscleral
Cholinergic Agonists Direct Acting
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Carboptic,
1 tetes, 2-3
Carbachol irreversibel Isopto Larutan 1,5; 3
kali sehari
Carbachol
Meningkatka
Isopto 0,25; 0,5; 1; n aliran keluar
1 tetes, 2-3
Carpine, Larutan 2; 4; Aquaoous
kali sehari
Pilocar 6; 8; 10 Humor
melalui
Pilocarpine irreversibel 1 tetes, 4 kali
trabecular
sehari
meshwork
Pilopine HS Gel 4 Setiap 24 jam
ketika waktu
tidur
Cholinesterase Inhibitors
Sifat
Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Farmakolog Kekuatan (%) Dosis
Merek Sediaan Aksi
is
Meningkatka
n aliran keluar
Aquaoous
Phospholine 1 tetes, 1-2
Echothiophate Larutan 0,125 Humor
Iodide kali sehari
melalui
trabecular
meshwork
Carbonic Anhydrase Inhibitors
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Carbonic
Topical anhydrase 1 tetes, 2-3
Azopt Suspensi 1 Mengurangi
Brinzolamide type II kali sehari
inhibition produksi
Aqueous
Carbonic Humor dari
anhydrase Trusopt 1 tetes, 2-3 badan siliari
Dorzolamide Larutan 2
type II Generic kali sehari
inhibition
Systemic
Sifat
Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Farmakologi Kekuatan (%) Dosis
Merek Sediaan Aksi
s
125 mg, 125–250 mg
Generic Tablet
250 mg 2-4 kali sehari
500 mg 2 kali Mengurangi
Acetazolamide Injection 500 mg/vial 250–500 mg produksi
sehari
Aqueous
Diamox 500 mg 2 kali Humor dari
Kapsul 500 mg
Sequels sehari badan siliari
25–50 mg 2-3
Methazolamide Generic Tablet 25 mg, 50 mg
kali sehari
Prostaglandin Analogs
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Prostanoid 1 tetes setiap
Latanoprost Xalatan Larutan 0,005
agonist malam
Meningkatka
Prostanoid 1 tetes setiap n aliran keluar
Bimatoprost Lumigan Larutan 0,01; 0,03
agonist malam Aqueous
Prostanoid Larutan 1 tetes setiap Humor
Travoprost Travatan Z 0,004 melalui
agonist malam
uveoscleral
Prostanoid Larutan bebas 1 tetes setiap
Tafluprost Zioptan 0,0015%
agonist pengawet malam
Combinations
Sifat Nama Umum Bentuk Mekanisme
Obat Kekuatan (%) Dosis
Farmakologis Merek Sediaan Aksi
Timolol 0,5%
Timolol— Cosopt 1 tetes, 2 kali
Larutan dorzolamide
dorzolamide Generic sehari
2% Meningkatka
Timolol 0,5% n aliran keluar
Timolol— 1 tetes, 2 kali
Combigan Larutan brimonide Aqueous
brimonidine sehari
0.2% Humor
Brinzolamide melalui
Brinzolamide 1 tetes, 2 kali uveoscleral
1%
— Simrinza Larutan sehari
brimonidine
brimonidine
0,2%
Terapi Non-
Farmakologis POAG
Tata Laksana Terapi Non-Farmakologis POAG
Nama Terapi Deskripsi
Energi laser
diarahkan pada
trabecular
Laser meshwork
trabeculoplasty untuk
meningkatkan
aliran keluar
aqueous humor
Prosedur bedah
untuk
mengangkat
sebagian
Trabeculectomy trabecular
meshwork guna
meningkatkan
aliran keluar
aqueous humor
Tata Laksana Terapi Non-Farmakologis POAG
Nama Terapi Deskripsi
Laser trans-scleral
mengurangi tingkat
produksi aqueous
Cyclodestructive
humor, disiapkan
surgery
bagi pasien yang
gagal pada pilihan
lainnya
Seperangkat alat
drainase yang
dapat mengalihkan
aliran aqueous
humor melalui
Aqueous shunts
tabung kecil ke
dalam ruang outlet
yang ditempatkan
di bawah
konjungtiva
Algoritma Terapi
Glaukoma
Mulai terapi dengan β-
Adrenergic Blocking
Agents Apakah terjadi Alternatif lini pertama
kontraindikasi? Prostaglandin Analogs
dan Brimonidine apabila
terjadi kontraindikasi gunakan
Carbonic Anhydrase
Dievaluasi responnya
Inhibitors
setelah 2-4 minggu

Respon yang kurang?


• Pastikan kepatuhan pasien
• Anjurkan pasien untuk melakukan nasolacrimal
Intoleransi?
occlusion jika saat ini belum melakukannya
• Kurangi konsentrasi jika memungkinkan, atau
• Tingkatkan konsentrasi (jika memungkinkan) atau
• Ganti formulasi, atau
tingkatkan frekuensi dosis
• Beralih ke alternative agen lini pertama
• Beralih ke agen lini pertama alternative jika tidak
ada respon, tambahkan agen lini pertama lain jika
responnya parsial

Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu
Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu

Respon yang kurang terhadap monoterapi?


• Pastikan kepatuhan pasien
• Jika tidak ada respon, coba secara berurutan agen Intoleransi?
alternative lini pertama topical, atau • Kurangi konsentrasi jika memungkinkan, atau
• Jika respon parsial, tambahkan agen lini pertama • Ganti formulasi, atau
bagian kedua atau ketiga atau Carbonic • Beralih ke alternative kombinasi
Anhydrase Inhibitors atau Unoprostone
(Prostaglandin analog)

Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu
Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu

Respon yang kurang terhadap topikal lini pertama dan


kedua?
• Pastikan kepatuhan pasien
• Pertimbangkan untuk menambahkan Cholinergic
Agonists Direct Acting (lini ke-empat) dan jika Intoleransi?
perlu ganti dengan Cholinesterase Inhibitors • Kurangi dosis/konsentrasi jika memungkinkan
• Pertimbangkan untuk memberikan Carbonic • Ganti formulasi
Anhydrase Inhibitors oral • Beralih ke alternative kombinasi
• Terapi topical ganda ditambah mungkin Carbonic
Anhydrase Inhibitors diperlukan

Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu
Dievaluasi responnya
setelah 2-4 minggu

Intoleransi dan kurangnya respon maksimal hanya


dapat ditoleransi oleh terapi kombinasi obat

Dilakukan prosedur bedah


atau laser (Terapi Non-
Farmakologis)
Monitoring dan Evaluasi Terapi Glaukoma
1. Monitoring efektivitas obat
– Penyesuaian terapi
Waktu : 2-4 minggu setelah pemberian obat, jika setelah 2-4 minggu berefek adequate
monitoringnya dilakukan 3-4 bulan sekali. Yang harus dimonitor:
a) Target TIO tidak tercapai.
b) Pasien memiliki progresi kerusakan nervus optikus meskipun target terapi TIO terpenuhi.
c) Pasien tidak dapat mentoleransi regimen terapi.
d) Pasien tidak mematuhi regimen terapi.
e) Terdapatnya kontraindikasi pada pengobatan.
f) Status nervus optikus yang stabil dan rendahnya TIO muncul dalam periode yang lama pada pasien
yang menjalani terapi. Pada keadaan ini terapi dapat diturunkan.
Target TIO diturunkan jika terdapat progresifitas kerusakan nervus optikus atau adanya perubahan
lapangan pandang. Sedangkan target TIO ditingkatkan jika pasien telah stabil dan jika pasien
membutuhkan medikasi yang lebih sedikit karena efek samping terapi.
2. Monitoring C/D dan TIO 2-4 minggu setelah terapi. Jika terapi sudah adekuat monitoring
dilakukan setiap 3-4 bulan.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Tentang penggunaan obat
a) Obat diteteskan 1x sehari pada mata sebelah kiri, malam hari sebelum tidur. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya efek samping obat berupa rasa terbakar pada mata.
b) Pasien diberitahukan penggunaan secara topical. Bagian bawah mata di tarik ke bawak dengan
menggunakan telunjuk untuk membuat kantung. Teteskan 1 tetes obat di kantung mata,
kemudian pejamkan mata 1-3 menit. Tempatkan jari pada system nasolacrimal drainage pada
inner corner dari mata.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
1. Makanan-makanan yang harus dihindari (mengurangi asupan natrium, makanan-makanan yang
mengandung pengawet)
2. Pemeriksaan mata secara berkala
3. Mengikuti program konseling secara teratur untuk mengatasi depresi akibat penyakit open angle
glaucoma yang diderita
4. Mengurangi faktor resiko yang dapat memperparah karena stress
5. Mengistirahatkan mata ketika mata sudah merasa lelah saat beraktivitas
6. Melakukan eye massage secara teratur untuk melancarakan peredaran darah di mata sehingga
dapat mengurangi tekanan intraokuler
7. Pasien dijelaskan bahwa obat dapat menyebabkan pigmentasi pada iris mata
8. Pasien disarankan untuk olahraga secara teratur 4x seminggu seperti renang, jalan santai minimal
20 menit sehari, alahraga aerob.
Daftar Pustaka
Chisholm-Burns. Marie A., Schwinghammer. Terry L., Wells. Barbara G., Malone. Patrick M., Kolesar.
Jill M., DiPiro. Joseph T., 2016, Pharmacotherapy Principles & Practice, 4th Edition, McGraw-Hill
Education, New York
Wells. Barbara G., Schwinghammer. Terry L., DiPiro. Joseph T., DiPiro. Cecily V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, 9th Edition, McGraw-Hill Education, New York
DiPiro. Joseph T., dkk, 2017, Pharmacotherapy a Pathophysiology Approach, 10th Edition, McGraw-
Hill Education, New York
Rusmayani. Emma., 2016, Glaukoma: Deteksi, Pengobatan, Dan Terapi, Jakarta Eye Center,
https://jec.co.id/en/blog/138/glaukoma-deteksi-pengobatan-dan-terapi diakses pada 18 September
2019 pukul 10.00 WIB
Canadian Ophthalmological Society (COS). 2008. Glaucoma. Ottawa: CNIB.
Sukandar Elin.,Andrajati Retnosari.,Joseph Sigit.,I Ketut adnyana.,Adji Setiadi.,Kusnandar. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta Barat: PT.ISFI Penerbitan

Anda mungkin juga menyukai