NOTARIS

KEWENANGAN, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

 PENGERTIAN NOTARIS

• PASAL 1 PJN (PERATURAN JABATAN NOTARIS)

NOTARIS ADALAH PEJABAT UMUM YANG SATU-SATUNYA BERWENANG MEMBUAT AKTA OTENTIK
MENGENAI SEMUA PERBUATAN, PERJANJIAN DAN PENETAPAN YANG DIHARUSKAN OLEH SUATU
PERATURAN UMUM ATAU OLEH YANG BERKEPENTINGAN DIKEHENDAKI UNTUK DINYATAKAN DALAM SUATU
AKTA OTENTIK, MENJAMIN KEPASTIAN TANGGALNYA, MENYIMPAN AKTANYA DAN MEMBERIKAN GROSSE,
SALINAN DAN KUTIPANNYA, SEMUANYA SEPANJANG PEMBUATAN AKTA ITU OLEH SUATU PERATURAN
UMUM TIDAK JUGA DITUGASKAN ATAU DIKECUALIKAN KEPADA PEJABAT ATAU ORANG LAIN.

• PASAL 1 (1) UU NO 2 TAHUN 2004

NOTARIS ADALAH PEJABAT UMUM YANG BERWENANG UNTUK MEMBUAT AKTA AUTENTIK DAN
MEMILIKI KEWENANGAN LAINNYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM UU INI ATAU BERDASARKAN UU
LAINNYA.
 APA YANG DIMAKSUD AKTA AUTENTIK ?

• PASAL 1 (7) UU NO 2 TAHUN 2004

AKTA NOTARIS YANG DISEBUT AKTA ADALAH AKTA AUTENTIK YANG DIBUAT OLEH ATAU
DIHADAPAN NOTARIS MENURUT BENTUK DAN TATA CARA YANG DITETAPKAN DALAM UNDANG-
UNDANG INI.
• PASAL 1868 KUH PERDATA
a) BENTUKNYA DITENTUKAN UNDANG UNDANG
b) DIBUAT DIHADAPAN PEJABAT UMUM
c) BERWENANG DI TEMPAT DIMANA AKTA DIBUAT
* JIKA SYARAT TERSEBUT TIDAK DIPENUHI AKTA MENJADI AKTA DIBAWAH TANGAN
 DASAR HUKUM

• NOTARIS DALAM MENJALANKAN TUGASNYA DIKAWAL DENGAN 2 (DUA) DASAR HUKUM

YAITU :
1. UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS NO 2 TAHUN 2014

Dahulu dikenal dengan Peraturan Jabatan Notaris (PJN) saat pemerintah Hindia Belanda
lalu berubah menjadi undang-undang No 30 tahun 2004 tentang jabatan Notaris

2. KODE ETIK
ADALAH SELURUH KAIDAH MORAL YANG DITENTUKAN OLEH PERKUMPULAN IKATAN NOTARIS
INDONESIA DAN YANG BERLAKU BAGI SERTA WAJIB DITAATI OLEH SETIAP DAN SEMUA ANGGOTA PERKUMPULAN
DAN SEMUA ORANG YANG MENJALANKAN TUGAS JABATAN SEBAGAI NOTARIS TERMASUK DIDALAMNYA
PEJABAT SEMENTARA NOTARIS,NOTARIS PENGGANTI DAN NOTARIS PENGGANTI KHUSUS.
 KEWENANGAN NOTARIS

1. KEWENANGAN UTAMA ( PASAL 15 UU NO 2 TAHUN 2014)

MEMBUAT AKTA AUTENTIK MENGENAI SEMUA PERBUATAN, PERJANJIAN DAN
PENETAPAN YANG DIHARUSKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DAN/ATAU YANG
DIKEHENDAKI OLEH YANG BERKEPENTINGAN YANG DINYATAKAN DALAM AKTA AUTENTIK
MENJAMIN KEPASTIAN TANGGALNYA, MEMBERIKAN GROSSE, MEMBERIKAN SALINAN,
MEMBERIKAN KUTIPAN. MENYIMPAN AKTA. SEMUANYA SEPANJANG TIDAK
DITUGASKAN/DIKECUALIKAN KEPADA PEJABAT LAIN/ ATAU ORANG LAIN YANG DITETAPKAN
OLEH UNDANG-UNDANG.
2. KEWENANGAN TERTENTU ( PASAL 15 (2) UU NO 2 TAHUN 2014)
a) MENGESAHKAN TANDATANGAN DAN MENETAPKAN KEPASTIAN TANGGAL SURAT DIBAWAH
TANGAN DENGAN MENDAFTAR DALAM BUKU KHUSUS > LEGALISASI
b) MEMBUKUKAN SURAT DIBAWAH TANGAN DENGAN MENDAFTAR DALAM BUKU KHUSUS >
WAARMERKING
c) MEMBUAT COPY DARI ASLI SURAT DIBAWAH TANGAN BERUPA SALINAN YANG MEMUAT URAIAN
SEBAGAIMANA DITULIS DAN DIGAMBARKAN DALAM SURAT YANG BERSANGKUTAN> COPIE
COLLATIONEE
d) MELAKUKAN PENGESAHAN KECOCOKAN FOTOCOPY DENGAN SURAT ASLINYA
e) MEMBERIKAN PENYULUHAN HUKUM SEHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN AKTA
f) MEMBUAT AKTA RISALAH LELANG
g) MEMBUAT AKTA YANG BERKAITAN DENGAN PERTANAHAN
3. KEWENANGAN DITENTUKAN KEMUDIAN (PASAL 15 (3) UU NO 2 TAHUN 2014)
SELAIN KEWENANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 1 DAN AYAT 2. NOTARIS
MEMPUNYAI KEWENANGAN LAIN YANG DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BERKAITAN DENGAN WEWENANG YANG AKAN DIATUR KEMUDIAN, MERUPAKAN WEWENANG
YANG AKAN MUNCUL BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. ANTARA LAIN:
KEWENANGAN MENSERTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILAKUKAN SECARA ELEKTRONIK ( CYBER
NOTARY) , MEMBUAT AKTA IKRAR WAKAF DAN HIPOTEK PESAWAT TERBANG
4. KEWENANGAN LAINNYA ( PASAL 51 UU NO 2 TAHUN 2014)
NOTARIS BERWENANG UNTUK MEMBETULKAN KESALAHAN TULIS DAN/ ATAU KESALAHAN
KETIK YANG TERDAPAT PADA MINUTA AKTA YANG TELAH DITANDATANGANI. > RENVOI